PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sepuluh persen dari orang-orang yang terinfeksi ini akan menjadi sakit atau
menularkan kepada orang lain selama hidupnya. Data WHO tahun 2010 dalam
dengan 1,1 juta penderita meninggal dunia. Jumlah insiden TB tertinggi terdapat
dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan dengan prevalensi TB 285 per 100.000
penduduk atau sebanyak 302.861 kasus per tahun (Pameswari, dkk 2016).
Berdasarkan data di Indonesia pada tahun 2019 jumlah kasus tuberkulosis yang
paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurang adanya
keadaan lingkungan biologis dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan
tuberkulosis. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan lingkungan fisik rumah
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “ faktor
lingkungan apa saja yang mempengaruhi kasus dan penularan penyakit
Tuberkulosis (TBC) ?”
C. Tujuan Penulisan
Tuberkulosis (TBC).
2. tujuan khusus Tujuan khusu dari penulisan malah ini adalah unutuk
D. Ruang Lingkup
Berikut adalah ruang lingkup yang akan dibahas pada makalah ini:
penyakit Tuberkulosis
lingkungan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tuberkulosis
1. Pengertian Tuberkulosis
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Pedoman Nasional
2. Penyebab Tuberkulosis
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria tuberkulosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita matitis tuberkulosis
usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal
dari penderita Tuberkulosis terbuka dan orang yang rentan terinfeksi Tuberkulosis ini
bila menghirup bercak ini. Perjalanan Tuberkulosis setelah infeksi melalui udara
demam 40-41° C, batuk/ batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, malaise, keringat
malam, suara khas perkusi dada, bunyi dada, peningkatan sel darah putih dengan
dominasi limfosit. Pada anak : berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa
sebab yang jelas atau gagal tumbuh, demam tanpa sebab jelas terutama jika berlanjut
sampai 2 minggu, batuk kronik ≥ 3 minggu dengan atau tanpa wheeze, riwayat kontak
4. Pencegahan Tuberkulosis
a. Memberikan imunisasi pada bayi-bayi yang lahir dengan BCG dan diulang
negative.
tangan bila batuk serta tidak meludah atau mengeluarkan dahak di sembarang
tempat dan menyedikan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang di
b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
udara tersebut.
dan penularan jika terjadi keadaan tubuhnya lemah, orang yang kurang gizi, kurang
protein, kurang darah dan kurang beristirahat. Mudah tertular juga jika penderita
Tuberkulosis paru membuang ludah dan dahaknya sembarangan sehingga dahak yang
mengandung basil mengering. Mereka yang paling beresiko terpajan ke basil adalah
mereka yang tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi Crowin, 2000 dalam
Herdianto (2013).
resiko penularan lebih besar dari pasien Tuberkulosis paru dengan BTA
negatif.
menjadi positif.
B. Lingkungan Fisik Rumah
Lingkungan fisik rumah adalah lingkungan fisik sehari-hari yang dialami dan
dijalani penderita TB paru atau kondisi rumah dan berbagai perangkat yang ada di
dalamnya yang meliputi bentuk, kondisi bangunan serta padat hunian dalam rumah
merupakan hal yang mendasar yang dapa mempengaruhi penyembuhan TB paru yang
adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurang adanya fasilitas
ventilasi yang baik, pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian
dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Selain lingkungan rumah yang
dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan dapat merugikan kesehatan dan
merupakan faktor risiko penyakit tuberkulosis paru lingkungan fisik rumah yang
sehat seperti pengaturan syarat – syarat rumah yang sehat diantaranya luas bangunan
rumah, ventilasi pencahayaan dengan jumlah anggota keluarga serta kebersihan
Ventilasi tetap berperan sebagai salah satu faktor risiko dilihat dari fungsinya
sebagai tempat pertukaran aliran udara secara terus menerus untuk membebaskan
Upaya yang dapat dilakukan dengan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari,
kaca plastik agar tidak gelap dan mengurangi kelembaban serta dapat membunuh
kuman dan bibit penyakit. Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi
URAIAN MASALAH
A. Masalah Kesehatan
Indonesia menempati urutan ke-2 setelah India dengan jumlah temuan kasus
Indonesia. Dari jumlah tersebut, Kota Bandung menempati urutan kedua daerah
Kabupaten Bandung. Di Kota Bandung jumlah penderita TBC pun meningkat tiap
tahunnya. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung penyebaran TBC di
Kota Bandung pun tak bisa disepelekan. Pada tahun 2017, ditemukan 9.623 kasus
di seluruh rumah sakit di Kota Bandung. Jumlah tersebut meningkat tahun 2018
Salah satu desa yang terserang penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah Desa
Tegalluar, Kec. Bojongsoang, Kab. Bandung. Puluhan warga di des ini masih
Sejak 2006 hingga 2016 banyak warga yang mengidam penyakit TBC,
bahkan dalam kurun 3 tahun adanya peningkatan kasus penyakit TBC yang terjadi
di desa ini, salah satu kasus terparahnya berada di RW 06, dimana terdapat satu
keluarga yang terdiri dari suami-istri dan dua orang anak yang mengidap TBC
dan satu persatu dari mereka meninggal dunia akibat penyakit tersebut, selain itu
Sehingga tak hanya diderita oleh orang tua saja, melainkan banyak juga anak-
anak yang mengidap penyakit tersebut. Salah satu penyebab dari hal ini terjadi
B. Data Umum
Desa Tegalluar, Kec. Bojongsoang, adalah salah satu daerah yang berada di
ditemui pabrik yang memproduksi batu bata merah yang menimbulkan debu yang
Tegalluar merupakan daerah yang rawan banjir dikarekan daerah ini berada di
kesehatan dan kebersihan lingkungan yang baik, juga dengan prilaku masyarakat
D. Penyebab Masalah
3. Faktor Lingkungan, letak Desa Tegalluar yang berada di daerah rawan banjir
dan pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, juga kepadan penduduk dapat