Penyusun :
NINING NINGRUM S.SI.T.,M.KES
1
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
DAFTAR ISI
Kegiatan Belajar 2 : Kebutuhan Manusia Dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Pendahuluan .................................................................................................
Tujuan Pembelajaran.....................................................................................
Uraian Materi .................................................................................................
Latihan ...........................................................................................................
Rangkuman ...................................................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................
2
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Daftar Pustaka
Pendahuluan .................................................................................................
Tujuan Pembelajaran.....................................................................................
Uraian Materi .................................................................................................
Latihan ...........................................................................................................
Rangkuman ...................................................................................................
Daftar Pustaka
Pendahuluan ................................................................................................
Tujuan Pembelajaran.....................................................................................
Uraian Materi .................................................................................................
Latihan ...........................................................................................................
Rangkuman ...................................................................................................
3
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Daftar Pustaka
Pendahuluan ................................................................................................
Tujuan Pembelajaran.....................................................................................
Uraian Materi .................................................................................................
Latihan ...........................................................................................................
Rangkuman ...................................................................................................
Daftar Pustaka
Pendahuluan ................................................................................................
Tujuan Pembelajaran.....................................................................................
Uraian Materi .................................................................................................
Latihan ...........................................................................................................
Rangkuman ...................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran
4
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
PENDAHULUAN
DESKRIPSI SINGKAT
Modul praktek ini mempraktekan konsep asuhan keperawatan gigi idan mulut
berdasarkan konsep dan metoda Dental Hygiene yg diterapkan dalam proses asuhan
kesehatan gigi baik di klinik maupun di masyarakat . Pembelajaran dilakukan di
laboratorium (pre-klinik). Modul ini merupakan salah satu alat pendukung untuk
pelaksanaan Pelayanan Asuhan kesehatatan gigi dan mulut individu mata kuliah
konsep kesgilut 1 terdiri dari 1 SKS Praktek laboratorium .
Dalam rangka memudahkan Anda untuk mempelajari modul ini maka
modul ini di bagi 11 kegiatan Belajar
Kegiatan belajar pertemuan ke 1 ,3,5 ,7 dan 9 adalah : Mendiskusikan dengan
kelompoknya ,sebagai dasar pengantar Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut Kegiatan
pertemuan 2 ,4 ,6,8 dan ke 10 dipresentasikan didepan Kelas hasil diskusi pada
proses Pengkajian Asuhan kesgilut.
RELEVANSI
5
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran pada modul ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan dapat mempraktekan sesuai materi yang di berikan
PETUNJUK BELAJAR
Praktikum Konsep asuhan kesehatan gigi dan mulut memberikan panduan yang
mengarahkan mahasiswa pada keterampilan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut. Kegiatan praktikum dilakukan meliputi praktikum pengantar asuhan keperawatan
gigi dan mulut
6
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 1
PRO
1 x 170 Menit
FESI
TER
APIS
PENDAHULUANGIGI
DAN
MULgigi dan mulut berasal dari bahasa Inggris
Secara etimologi, asuhan kesehatan
“Dental Hygiene” yang menurut Oxford English Dictionary berarti “Habits and
UT
practices that are conducive to maintaining or improving the health of the teeth and
gums.” Dalam bahasa Indonesia berarti “Kebiasaan dan praktik yang kondusif untuk
memelihara atau meningkatkan kesehatan gigi dan gusi.”
Darby, M dan Walsh, M (2015) mendefinisikan Dental Hygiene sebagai ilmu
pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut preventif, termasuk manajemen
perilaku untuk mencegah penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan kesehatan.
Sedangkan profesi yang menekuni dan melakukan kegiatan tersebut adalah dental
hygienist, di Indonesia saat ini dikenal dengan nama terapis gigi dan mulut
(sebelumnya dikenal dengan nama perawat gigi).
TUJUAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
7
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Proses asuhan kesehatan gigi dan mulut atau dental hygiene proses o
f care adalah pendekatan sistematis yang melibatkan enam langkah kunci berikut:
1. Pengkajian
2. Diagnosis
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
Praktek
8
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Latihan Berpikir Kritis
1. Pilih salah satu model konseptual kesehatan gigi dan jelaskan mengapa Anda lebih
suka daripada model lainnya.
2. Wawancarai dua terapis gigi dan mulut dan tentukan apakah peran profesional yan
g mereka asumsikan sesuai dengan pengetahuan mereka tentang ketujuh peran ter
apis gigi dan mulut dalam praktik profesional. Presentasikan kepada teman sekelas
Anda dalam sesi seminar di kelas.
Rangkuman
1. Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah studi tentang perawatan kesehatan gigi dan
mulut preventif, termasuk pengelolaan perilaku untuk mencegah penyakit gigi dan mulut
dan meningkatkan kesehatan.
2. Terapis gigi dan mulut adalah seorang profesional perawatan kesehatan gigi dan mulut
berlisensi yang memiliki peran profesional sebagai klinisi, korporasi, peneliti, pendidik,
kesehatan masyarakat, administrator, dan wirausaha untuk mendukung kesehatan
melalui pencegahan penyakit gigi dan mulut dan promosi kesehatan.
3. Proses asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi. Ini adalah dasar dari praktik
asuhan kesehatan gigi dan mulut profesional dan merupakan model untuk mengatur dan
menyediakan asuhan kesehatan gigi dan mulut di berbagai pengaturan.
4. Paradigma menentukan perspektif unik dari masing-masing disiplin ilmu dan merupakan
pembeda tingkat pertama antar disiplin ilmu.
5. Paradigma disiplin ilmu asuhan kesehatan gigi dan mulut terdiri dari empat konsep utama
berikut: klien, lingkungan, kesehatan dan kesehatan gigi dan mulut, dan
tindakan/intervensi kesehatan gigi.
6. Model konseptual dapat dianggap sebagai kerangka pemikiran dalam suatu disiplin
ilmu. Mungkin akan ada banyak model konseptual sebagaimana halnya ada banyak
sarjana yang dapat memikirkannya.
7. Model okupasi menyajikan asuhan kesehatan gigi dan mulut berbasis keterampilan
teknis. Model profesional menggambarkan asuhan kesehatan gigi dan mulut berbasis
pengetahuan.
8. Model praktik kolaboratif mengasumsikan bahwa dokter gigi dan terapis gigi dan mulut
bekerja bersama sebagai kolega, masing-masing menawarkan keahlian profesional untuk
tujuan memberikan perawatan kesehatan gigi dan mulut yang optimal kepada
masyarakat.
9. Model konseptual kebutuhan manusia tentang kesehatan gigi mendefinisikan konsep
paradigma klien, lingkungan, kesehatan dan kesehatan gigi dan mulut, dan intervensi
asuhan kesehatan gigi dan mulut dalam hal teori kebutuhan manusia.
10. Klinis kesehatan gigi menyediakan layanan pencegahan, terapi, dan pendidikan dan
membuat keputusan secara independen atau bekerja sama dengan klien dan keluarga,
dokter gigi, atau profesional kesehatan lainnya.
11. Terapis gigi dan mulut di pusat kesehatan masyarakat memberikan informasi dan layanan
kesehatan gigi dan mulut kepada mereka yang kurang memiliki akses ke perawatan
9
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
kesehatan gigi, biasanya dalam program pemerintah atau nirlaba, atau klinik, sekolah, dan
pengaturan berbasis komunitas. Terapis gigi dan mulut di korporasi bekerja dengan
industri kesehatan gigi dan mulut dan perawatan kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut dan seluruh produk dan layanan yang berhubungan dengan
kesehatan bagi masyarakat. Terapis gigi dan mulut sebagai peneliti menguji asumsi yang
mendasari praktik kesehatan gigi dan menyelidiki masalah kesehatan gigi untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dan praktik asuhan kesehatan gigi dan mulut.
12. Terapis gigi dan mulut sebagai wirausaha mendirikan, memiliki, dan mengoperasikan
bisnis yang menyediakan asuhan kesehatan gigi dan mulut atau barang dan jasa yang
berhubungan dengan kesehatan, biasanya dengan melibatkan risiko waktu, sumber daya,
dan investasi.
13. Kolaborasi atau praktik interprofesional adalah pendekatan untuk menyediakan layanan
kesehatan komprehensif kepada klien melalui kerja tim penyedia layanan kesehatan dari
lebih dari berbagai disiplin ilmu.
14. Standar praktik memberikan pedoman kepada konsumen, karyawan, dan kolega tentang
bagaimana asuhan kesehatan gigi berkualitas tinggi.
15. Lisensi adalah proses di mana lembaga pemerintah menyatakan bahwa individu memiliki
kualifikasi minimal untuk praktik di wilayah yurisdiksinya.
16. Organisasi profesional mewakili pandangan profesi secara bersama dan mempengaruhi
penyelesaian masalah yang relevan dengan profesi itu.
17. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti menggunakan bukti terbaik dan terbaru yang
dipadukan dengan keahlian klinis dan masukan dari klien dalam konteks keadaan klinis
klien.
18. Model tenaga kesehatan gigi berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
peningkatan akses ke perawatan kesehatan gigi dan mulut.
19. ADHP adalah anggota baru dari tenaga kesehatan higiene gigi yang memiliki potensi untuk
meningkatkan akses ke perawatan bagi mereka yang sebaliknya tidak memiliki akses ke
layanan kesehatan gigi dan mulut.
20. PTGMI adalah organisasi profesi terapis gigi dan mulut di Indonesia yang merupakan salah
satu anggota dari IOHA.
DAFTAR PUSTAKA
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4 th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7 th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2 nd Edition. Wiley-Blackwell,
UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3 rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
10
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
PTGMI. Sejarah, Visi dan Misi PTGMI. Diakses pada tanggal 30 Mei 2019 melalui
https://ptgmi.or.id/website/?page_id=279
IOHA. Misi IOHA. Diakses pada tanggal 30 Mei 2019 melalui
https://www.facebook.com/pg/internationaloralhealthassociation/about/?
ref=page_internal
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Lembar Negara
Republik Indonesia No. 5607.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter.
Kegiatan Belajar 2
Kebut
uhan
Manu 11
sia
Dala
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
1 x 170 Menit
PENDAHULUAN
Teori kebutuhan manusia membantu terapis gigi dan mulut memahami
hubungan antara pemenuhan kebutuhan manusia dan perilaku
manusia.Kebutuhan manusia adalah ketegangan dalam diri seseorang. Ketegangan ini
mengekspresikan dirinya dalam perilaku yang diarahkan pada tujuan yang berlanjut
sampai tujuan tercapai. Teori kebutuhan manusia menjelaskan bahwa pemenuhan
kebutuhan mendominasi aktivitas manusia, dan perilaku diatur dalam kaitannya dengan
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Terapis gigi dan mulut menggunakan kebutuhan
manusia yang tidak terpenuhi dari klien terkait dengan Asuhan kesehatan gigi dan mulut
sebagai motivator untuk membimbing mereka menuju pencegahan penyakit dan
kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat. Definisikan disiplin ilmu den
tal hygiene, dental hygienist, dan proses dental hygiene care,dapat menpresentasikan t
entang :
1. Asuhan kesehatan gigi dan mulut berfokus pada promosi kesehatan gigi dan mulut
serta pencegahan penyakit gigi dan mulut selama masa hidup klien.
2. Terapis gigi dan mulut peduli dengan seluruh orang, menerapkan pengetahuan kh
usus tentang emosi, nilai-nilai, keluarga, budaya, dan lingkungan klien serta penge
tahuan umum tentang sistem tubuh.
3. Klien dipandang sebagai peserta aktif dalam proses Asuhan kesehatan gigi dan m
ulut karena menggunakan alat perawatan diri dan mencari perawatan profesional u
ntuk mendapatkan dan menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah tanggung jawab
utama mereka.
4. Model Konseptual Kebutuhan Manusia tentang Asuhan kesehatan gigi dan mulut a
dalah kerangka teori untuk Asuhan kesehatan gigi dan mulut. Model konseptual at
au kerangka pemikiran ini mendefinisikan pendekatan Asuhan kesehatan gigi dan
mulut berdasarkan teori kebutuhan manusia.
5. Model Konseptual Kebutuhan Manusia mendefinisikan empat konsep utama dari p
aradigma Asuhan kesehatan gigi dan mulut (klien, lingkungan, kesehatan dan kes
ehatan gigi dan mulut, dan tindakan Asuhan kesehatan gigi dan mulut) dalam hal t
eori kebutuhan manusia.
12
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
6. Dengan menggunakan informasi dari riwayat klien, pemeriksaan gigi dan mulut, ra
diografi, dan semua data lain yang dikumpulkan, terapis gigi dan mulut menggunak
an temuan ini untuk menilai apakah delapan kebutuhan manusia yang berkaitan d
engan Asuhan kesehatan gigi dan mulut terpenuhi atau tidak.
7. Pengkajian delapan kebutuhan manusia memastikan pendekatan yang komprehen
sif dan humanistik untuk perawatan. Terapis gigi dan mulut menggunakan temuan
ini untuk membuat diagnosa Asuhan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan pada k
ebutuhan manusia yang tidak terpenuhi (kebutuhan manusia yang defisit) dan kem
udian merencanakan (menetapkan tujuan), mengimplementasikan, mengevaluasi,
dan mendokumentasikan hasil Asuhan kesehatan gigi dan mulut (menentukan apa
kah sasaran terpenuhi atau tidak, sebagian terpenuhi, atau tidak terpenuhi).
8. Model Konseptual Kebutuhan Manusia memberikan pendekatan yang komprehens
if dan berpusat pada klien untuk proses Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
URAIAN MATERI
13
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
abnormal serta oleh sikap dan nilai budaya dan sosial. Misalnya, perubahan
perkembangan normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempengaruhi Kesan wajah
seseorang. Nilai-nilai budaya membuat perempuan Surma di Etiopia memakai pelat bibir
sebagai tanda kecantikan fisik atau orang-orang Maori menginginkan tato wajah yang
mengisahkan prestasi dan keturunan seseorang. Di Amerika Serikat, masyarakat
menekankan pada pemuda, kecantikan, dan keutuhan, sebuah fakta yang nyata dalam
program televisi, film, dan iklan. Sikap dan nilai-nilai budaya ini mempengaruhi cara
orang memandang tubuh fisik mereka, karena Kesan tubuh adalah kombinasi antara
ideal dan nyata.11
14
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Skenario 2-1
Devan Sacks, 12 tahun, adalah klien baru sebuah klinik gigi dan telah dijadwalkan
untuk Asuhan kesehatan gigi dan mulut. Devan duduk di kelas tujuh dan merupakan
salah satu pemain favorit di tim sepakbola putri. Dia ditemani oleh ibunya, Margaret (32
tahun), dan saudara perempuannya, Bridget (10 tahun). Setelah menyelesaikan
pengkajian riwayat kesehatan umum, kesehatan gigi, dan riwayat sosial klien, terapis
gigi dan mulut memulai tahap pengkajian dasar kebutuhan manusia yang terkait
dengan Asuhan kesehatan gigi dan mulut klien, termasuk pemeriksaan gigi dan
periodontal yang lengkap, serta tingkat keterampilan perawatan diri klien. Hasil temuan
yang signifikan diantaranya kedalaman probing 6 mm di sekitar gigi 36 dan 46 serta
poket 4 hingga 5 mm di sekitar gigi 33 hingga 43. Indeks kebersihan mulutnya buruk
dan klien memiliki defisit pengetahuan mengenai oral biofilm, proses penyakit
periodontal, dan status rongga mulutnya.
Rangkuman
Asuhan kesehatan gigi dan mulut berfokus pada promosi kesehatan gigi dan mulut
serta pencegahan penyakit gigi dan mulut selama masa hidup klien.
Terapis gigi dan mulut peduli dengan seluruh orang, menerapkan pengetahuan khusus
tentang emosi, nilai-nilai, keluarga, budaya, dan lingkungan klien serta pengetahuan
umum tentang sistem tubuh.
Klien dipandang sebagai peserta aktif dalam proses Asuhan kesehatan gigi dan mulut
karena menggunakan alat perawatan diri dan mencari perawatan profesional untuk
mendapatkan dan menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah tanggung jawab utama
mereka.
Model Konseptual Kebutuhan Manusia tentang Asuhan kesehatan gigi dan mulut
adalah kerangka teori untuk Asuhan kesehatan gigi dan mulut. Model konseptual atau
kerangka pemikiran ini mendefinisikan pendekatan Asuhan kesehatan gigi dan mulut
berdasarkan teori kebutuhan manusia.
Model Konseptual Kebutuhan Manusia mendefinisikan empat konsep utama dari
paradigma Asuhan kesehatan gigi dan mulut (klien, lingkungan, kesehatan dan
kesehatan gigi dan mulut, dan tindakan Asuhan kesehatan gigi dan mulut) dalam hal
teori kebutuhan manusia.
Dengan menggunakan informasi dari riwayat klien, pemeriksaan gigi dan mulut,
radiografi, dan semua data lain yang dikumpulkan, terapis gigi
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
15
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2
Kegiatan Belajar 3
Pen
1 x 170 Menit gam
bila
nK
eput
usa 16
nB
erba
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
PENDAHULUAN
Keinginan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut klien harus dimulai
dengan komitmen terapis gigi dan mulut untuk tetap mengikuti perkembangan
pengetahuan ilmiah yang penting dan berguna. Tantangannya adalah bagaimana
menemukan referensi dan bukti klinis yang relevan ketika diperlukan untuk
membantu membuat keputusan yang tepat dan menjawab pertanyaan
klien. Meskipun terapis gigi dan mulut ingin tetap mengikuti perkembangannya,
peningkatan jumlah artikel yang diterbitkan, perangkat baru, produk, dan obat-
obatan membuatnya hampir mustahil. Namun sebagai profesional, terapis gigi dan
mulut memiliki tanggung jawab etis untuk memberikan asuhan yang paling sesuai
untuk kewajiban mereka. Salah satu pendekatan untuk membantu dokter
menjembatani kesenjangan antara bukti dan praktik penelitian saat ini adalah melalui
pengambilan keputusan berdasarkan bukti.
TUJUAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
17
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Prinsip Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
PKBB adalah tentang menyelesaikan masalah klinis, baik masalah perawatan
pasien, kondisi klinis klien, atau pertanyaan berdasarkan minat pribadi. Dalam
memecahkan masalah ini, ada dua prinsip dasar PKBB3 :
1. Bukti saja tidak pernah cukup untuk membuat keputusan klinis: penelitian
klinis hanya satu komponen kunci dari proses pengambilan keputusan dan
tidak membuat praktisi tahu apa yang harus dilakukan (lihat Gambar 3-1 ).
2. Adanya tingkatan bukti : hierarki bukti tersedia untuk memandu pengambilan
keputusan klinis. Seperti istilah hierarki yang menyiratkan bahwa tidak
semua bukti sama.
3. Ketika Anda naik hierarki, desain penelitian memungkinkan lebih banyak
kontrol sehingga intervensi atau perbedaan hasil pengobatan bukan lagi
karena kebetulan.
4. Saat Anda naik hierarki, jumlah studi yang diterbitkan menurun, namun ini
adalah studi yang lebih relevan secara klinis ( Gambar 3-2 ).
18
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
P k b b d i g u n a k a n d a l a m p r a k t e k s eh a r i - h a r i
Langkah 1. Mengajukan Pertanyaan yang Baik: Proses PICO
Langkah 2. Melakukan Pencarian Komputerisasi yang Efisien
Langkah 3. Menilai Kritis Bukti untuk Keabsahan dan Kegunaannya
(Penerapan Klinis)
Kevin adalah seorang bartender berusia 27 tahun yang telah menggunakan tembakau
kunyah selama 13 tahun. Dia adalah pengguna yang sering mengunyah hampir 5 jam
sehari. Dia baru saja mengetahui dari penyedia layanan kesehatan mulutnya bahwa dia
telah mengembangkan lesi prakanker di area vestibular tempat dia memegang sumbat
tembakau. Informasi baru ini telah memotivasi dia untuk berhenti.
Kevin tahu dia tidak bisa berhenti dengan kemauan sendiri karena dia telah mencoba di
masa lalu. Dia ingin tahu apakah Zyban, bantuan non-nikotin, atau jika nikotin lebih
efektif dalam membantu mengunyah pengguna tembakau secara permanen berhenti.
1. Identifikasi komponen PICO dan tulis pertanyaan PICO.
2. Setelah Anda memiliki pertanyaan PICO, lakukan pencarian PubMed.
3. Setelah menemukan kutipan, analisis secara kritis untuk menentukan mana yang
membantu dalam menjawab pertanyaan Anda.
4. Diskusikan bagaimana Anda akan memasukkan bukti ke dalam pengambilan keputusan
klinis Anda, termasuk bagaimana Anda akan mendiskusikan temuan Anda dengan Kevin.
5. Evaluasi kekuatan dan kelemahan Anda dalam menggunakan proses PKBB.
6. Jelaskan mengapa bukti saja tidak pernah cukup untuk membuat keputusan klinis.
7. Jelaskan mengapa RCT tidak selalu merupakan desain penelitian yang tepat untuk
digunakan.
8. Diskusikan bagaimana PKBB memengaruhi praktik kebersihan gigi saat ini.
9. Setelah Anda menyelesaikan proses PKBB, diskusikan bagaimana Anda dapat menggunakan
keterampilan ini untuk memberikan perawatan yang lebih baik bagi pasien Anda.
19
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
RANGKUMAN
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
20
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 4
Kesehatan dan Promosi Kesehatan
1 x 170 Menit
PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
21
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Dalam pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat. Mempraktekan strategi
promosi kesehatan yang mungkin digunakan terapis gigi dan mulut untuk
memfasilitasi kesehatan gigi dan mulut klien: promosi kesehatan gigi dan mulut,
pendidikan kesehatan, kolaborasi, penggunaan media massa, organisasi komunitas,
advokasi, dan legislasi
URAIAN MATERI
Buat peta konsep penentu kesehatan Anda sendiri. Kenapa kamu sehat? Pastikan u
ntuk fokus pada kesehatan yang bertentangan dengan penyakit, cedera, atau kondis
i sakit.
Hubungi agen promosi kesehatan setempat, seperti klinik kesehatan gigi. Wawancar
ai karyawan agen tentang filosofi perawatan mereka. Pertimbangkan apa peran dan
tanggung jawab seorang Terapis Gigi dan Mulut (atau berada) dengan agensi terseb
ut.
22
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Menggunakan kamera digital, berjalan di sekitar komunitas Anda dan mengambil fot
o elemen yang menciptakan lingkungan yang sehat. Buat poster menggunakan foto-
foto ini, dan putuskan judul poster dan teks yang paling membahas promosi kesehat
an mulut.
Rangkuman
• Kesehatan adalah sejauh mana individu atau kelompok dapat menyadari dan memenuhi
kebutuhannya dan untuk mengubah dan mengatasi lingkungan.
• Kualitas hidup dipengaruhi oleh penyakit mulut dan kondisi mulut.
• Terapis Gigi dan Mulut memiliki peran penting dalam mempromosikan kesehatan mulut
sebagai bagian integral kesehatan secara keseluruhan, mencegah penyakit mulut, dan
mengurangi ketidaksetaraan di antara kelompok populasi.
• Tiga tingkat pencegahan adalah primer, sekunder, dan tersier.
• Pencegahan tersier mengobati penyakit, kondisi, atau cedera yang ada dan merehabilitasi
seseorang untuk pemulihan kesehatan.
• Pencegahan sekunder mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala awal penyakit, kondisi,
atau cedera dan bertujuan untuk intervensi segera dan mengurangi kecacatan.
• Pencegahan primer berfokus pada pencegahan adanya penyakit, kondisi, atau cedera.
Terapis Gigi dan Mulut memiliki peran dan tanggung jawab dalam semua bidang
pencegahan.
• Promosi kesehatan meningkatkan kesehatan dengan mengaktifkan, memediasi, dan
mengadvokasi kebijakan publik yang sehat; menciptakan lingkungan yang mendukung;
memperkuat aksi masyarakat; mengembangkan keterampilan pribadi; dan reorientasi
layanan kesehatan.
• Strategi meliputi pemasaran, pendidikan kesehatan, kolaborasi, penggunaan media massa,
organisasi masyarakat, dan advokasi dan perundang-undangan.
• Terapis Gigi dan Mulut berkolaborasi dengan individu, kelompok, dan profesional
kesehatan lainnya untuk mencegah penyakit mulut dan meningkatkan kesehatan.
• Kebersihan gigi, seperti semua profesi kesehatan, dipanggil untuk memfasilitasi misi
seluruh dunia untuk mencapai kesehatan (kesehatan mulut) untuk semua.
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
23
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut.
Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Lembar Negara
Republik Indonesia No. 5607.
24
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 5
Men
1 x 170 Menit gub
ah P
PENDAHULUANerila
ku
Komunikasi klien yang efektif sangat penting untuk memberikan perawatan
kesehatan gigi yang optimal. Misalnya, selama fase Pengkajian proses perawatan
kesehatan gigi, terapis gigi dan mulut berkomunikasi secara efektif dengan klien untuk
mendapatkan dan memvalidasi informasi mengenai riwayat medis, gigi, pribadi dan
sosial serta status dan perilaku kesehatan mulut . Keterampilan komunikasi Terapis Gigi
dan Mulut juga memengaruhi kepatuhan klien terhadap rekomendasi pencegahan dan
terapeutik. Dalam lingkungan hubungan, kepercayaan diri, dan kepercayaan, klien lebih
mungkin untuk berbagi informasi rahasia dan mengikuti rekomendasi perawatan
kesehatan mulut tertentu. Jika Terapis gigi dan mulut memiliki keterampilan dan
pengetahuan teknis tetapi tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien,
mereka mungkin gagal mencapai tujuan penting yang terkait dengan kesehatan mulut
klien, kenyamanan, dan perubahan perilaku jangka panjang. Bab ini menyajikan konsep
dasar tentang komunikasi dan menyoroti wawancara motivasi, 1 pendekatan yang
direkomendasikan untuk menyelesaikan klien adalah tuntutan yang menghambat
perubahan perilaku positif. Wawancara motivasi secara aktif melibatkan klien dalam
proses komunikasi
TUJUAN PEMBELAJARAN
25
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
URAIAN MATERI
26
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Perkembangan
Sebelum sekolah Awal penggunaan simbol dan Biarkan anak menggunakan kelima
bahasa; egosentris, fokus pada indranya untuk menjelajahi lingkungan
diri; konkrit dalam berpikir dan perawatan kesehatan mulut (menangani
bahasa cermin, merasakan gelas kenabian,
merasakan dan mencium aroma fluoride,
dll.)
Orang dewasa Perbedaan individual yang luas Teknik komunikasi terapeutik yang
dalam nilai, pengalaman, dan diterapkan secara tepat : menjaga
sikap; mandiri dan mandiri keheningan, mendengarkan dengan
dibandingkan dengan anak- penuh perhatian, menyampaikan
anak; telah mengambil peran penerimaan, mengajukan pertanyaan
keluarga dan sosial tertentu; terkait, parafrase, mengklarifikasi,
periode stabilitas dan memfokuskan, menyatakan pengamatan,
27
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Orang tua Dapat kehilangan indera Dekati dengan hormat, bicaralah dengan
pendengaran, penglihatan; jelas dan perlahan
mungkin memiliki tingkat Berikan waktu bagi klien untuk
kecemasan yang tinggi; mungkin merumuskan jawaban atas pertanyaan
bersedia untuk mematuhi dan menguraikan
rekomendasi, tetapi pelupa
Perhatikan komunikasi nonverbal
Rangkuman
• Komunikasi selama proses perawatan gigi adalah interaksi dinamis antara terapis gigi dan
mulut dan klien yang melibatkan komponen verbal dan nonverbal.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi termasuk faktor-faktor internal
klien dan kebersihan gigi (misalnya, persepsi, nilai-nilai, emosi, dan pengetahuan ), sifat
hubungan mereka, situasi yang mendorong komunikasi, dan lingkungan.
• Beberapa pendekatan komunikasi bersifat terapeutik dan membantu dalam membantu
klien untuk membuat keputusan dan mencapai tujuan yang berkaitan dengan kenyamanan
dan kesehatan mereka. Pendekatan lainnya adalah non-terapi dan gagal dalam membantu
28
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
klien membuat keputusan dan mencapai tujuan yang berkaitan dengan kenyamanan dan
kesehatan mereka.
• Teknik komunikasi yang digunakan oleh dokter kebersihan gigi harus fleksibel untuk
berhubungan dengan berbagai usia klien melalui rentang hidup.
• Wawancara motivasi adalah pendekatan yang dirancang untuk memfasilitasi penyelesaian
masalah klien yang menghambat perilaku positif dengan secara aktif melibatkan klien
dalam proses komunikasi.
• Wawancara motivasi menekankan kolaborasi, memunculkan informasi dari klien, dan
menghormati otonomi klien.
• Tujuan dari wawancara motivasi adalah untuk membuat klien menyuarakan argumen untuk
perubahan positif yang disebut "perubahan pembicaraan."
• Alat wawancara motivasi adalah pertanyaan terbuka, menegaskan pembicaraan
perubahan, menanggapi reflektif, dan merangkum hasil dialog.
• Wawancara motivasi dapat bermanfaat dalam mengatasi masalah perilaku yang dihadapi
oleh terapis gigi dan mulut setiap hari.
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
29
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 6
Ko
1 x 170 Menit mpe
tens
i Bu
PENDAHULUANday
a
30
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Globalisasi telah menyebabkan masyarakat yang lebih beragam secara
budaya. Secara teratur terapis gigi dan mulut bertemu klien dengan berbagai latar
belakang, sistem kepercayaan, budaya, nilai-nilai, sikap, norma, tradisi, dan
bahasa. Perbedaan budaya antara dokter dan klien dapat berfungsi sebagai
penghambat komunikasi yang efektif; sebagai akibatnya hal ini dapat menyebabkan
ketidakpuasan klien dan dokter, menurunnya kepercayaan, kepatuhan yang buruk, dan
hasil kesehatan yang buruk. Keterampilan penting yang harus diperoleh oleh semua
profesional kesehatan adalah kompetensi budaya. Peningkatan komunikasi di antara
kelompok budaya meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Hanya meningkatkan
pengetahuan profesional kesehatan tentang perbedaan budaya tidak terlalu
efektif. Pengembangan kompetensi budaya dan memperoleh perspektif transkultural
sangat penting. Kompetensi budaya adalah “kemampuan penyedia perawatan untuk
berinteraksi dengan klien yang berbeda dari mereka.” 1 Terapis gigi dan mulut harus
memahami budaya lokal dan secara budaya memengaruhi praktik perawatan
kesehatan untuk berkomunikasi dengan, mendidik, dan memotivasi orang dari
beragam ras dan kelompok etnis. sehingga mereka dapat mencapai kesehatan
yang optimal.
TUJUAN PEMBELAJARAN
31
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
3. menerapkan proses Kesehatan Gigi dan mulut di lingkungan lintas budaya, ter
masuk:
4. Mengembangkan kompetensi budaya melalui kesadaran diri dan eksploitasi jati
diri budaya dan identitas orang lain ,Memperoleh perspektif transkultural.
URAIAN MATERI
Kesehatan Gigi dan mulut yang sensitif secara budaya adalah integrasi
efektif latar belakang budaya klien yang beragam ke dalam proses perawatan. Terapis
gigi dan mulut mengakui bahwa perawatan klien dari budaya yang berbeda atau
kelompok etnis membutuhkan waktu lebih lama daripada merawat klien dari budaya
yang sama. Waktu yang lebih lama harus dijadwalkan untuk mengakomodasi kebutuhan
penerjemahan, pengulangan, klarifikasi, dan sosialisasi ke perawatan kesehatan
gigi. Kadang-kadang penjadwalan yang cermat mungkin diperlukan untuk
mengakomodasi klien dari kelompok budaya yang berbeda. Pedoman tambahan untuk
praktik kesehatan gigi dan mulut lintas budaya yang efektif tercantum dalam Kotak 6-2.
32
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
33
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Panduan Pengkajian etnis dan budaya disajikan pada Tabel 5-6. Panduan ini tidak perlu
berupa formulir terpisah tetapi dapat dimasukkan ke dalam dokumen, interaksi, dan
prosedur pengumpulan data yang ada. Diagnosis kesehatan gigi harus
mengidentifikasi kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi dari klien yang dapat dipenuhi
melalui perawatan kesehatan gigi, penyebab penyakit, persepsi klien tentang penyebab
penyakit, bukti untuk diagnosis, dan faktor budaya
Implementasi
Intervensi Asuhan kesehatan gigi dan mulut, baik pendidikan, teknis, atau
interpersonal, harus sesuai dengan nilai-nilai budaya. Nilai dan kebutuhan klien
memandu pemilihan intervensi. Seperti yang ditunjukkan oleh anekdot tentang gadis
Liberia pada awal bab ini, intervensi Asuhan kesehatan gigi dan mulut harus dapat
diterima secara budaya jika ingin menghasilkan penyerapan yang berhasil oleh budaya
tuan rumah. Program-program kesehatan gigi yang berhasil sering diberikan legitimasi
dengan menggabungkannya dengan nilai-nilai yang diterima secara budaya atau tokoh-
tokoh yang dihormati. Di Sri Lanka, “latihan kebersihan dilakukan di sekolah Minggu
yang dijalankan oleh para bhikkhu untuk menyebarkan ajaran Buddha. Kepemimpinan
agama yang disediakan di desa memberikan kredibilitas yang diperlukan untuk program
ini, dan penduduk desa mematuhi dengan ketat praktik kebersihan mulut yang diajarkan
oleh para bhikkhu karena rasa hormat yang mereka perintahkan di desa-desa.”9 Di
negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim, orang-orang diajarkan bahwa doa
dari mulut yang bersih diterima lebih baik oleh Allah; Oleh karena itu, menyikat/members
ihkan gigi dan mulut secara mandiri (bersiwak) sangat dianjurkan sebelum solat/ sebelu
m berwudlu.
Evaluasi
Dalam interaksi lintas budaya, fase evaluasi perawatan membutuhkan
kesadaran akan perspektif kesuksesan budaya klien. Permintaan yang sering dari
perspektif klien, tingkat pemahaman, pengembangan keterampilan psikomotorik, dan
praktik perawatan diri sangat penting. Evaluasi harus menentukan apakah layanan
kesehatan gigi memenuhi kebutuhan klien. Mendesak klien untuk membicarakan praktik
34
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
kesehatan gigi dan mulut dan status mereka membantu komunikasi lintas
budaya. Selain indikator kesehatan klinis, validasi terjadi melalui umpan balik dari klien
dan keluarga klien bahwa kebutuhan klien terpenuhi
Dokumentasi
Sangat penting untuk mencatat secara lengkap dan akurat semua data yang
dikumpulkan, perawatan yang direncanakan dan disediakan, rekomendasi, dan semua
informasi yang relevan dengan perawatan klien. Dokumentasi berkaitan dengan semua
komponen proses perawatan kesehatan gigi. Sangat penting untuk mengakui tanggung
jawab legal dan etis dokumentasi termasuk pedoman berikut yang dijabarkan dalam
peraturan dan undang-undang negara bagian dan memastikan kepatuhan dengan
Undang-Undang Portabilitas dan Akuntabilitas Informasi Kesehatan Federal (HIPAA).
Latihan Berpikir Kritis
1. Jelaskan bagaimana komunikasi yang peka budaya melengkapi strategi wawancara
motivasional.
2. Pilih negara berkembang yang menarik minat Anda. Gunakan Internet, khususnya
situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mengidentifikasi status
kesehatan gigi dan mulut dan umum orang-orang di negara yang dipilih. Identifikasi
kelompok budaya yang tinggal di sana dan perilaku yang harus digunakan dan hindari
dalam interaksi sehari-hari. Jelaskan pengiriman layanan kesehatan gigi dan mulut
dan akses ke layanan ini.
3. Jelaskan gangguan komunikasi yang Anda alami.
4. Jelaskan setidaknya lima stereotip.
5. Jika Anda memperhatikan bahwa seseorang merasa sulit untuk melakukan kontak
mata selama percakapan, apa yang akan Anda lakukan?
6. Jelaskan daftar aspek keterampilan komunikasi nonverbal yang menurut Anda
berperan dalam praktik sehari-hari terapis gigi dan mulut.
7. Jelajahi setidaknya tiga karakteristik pribadi yang akan mengganggu upaya komunikasi
Anda yang sensitif secara budaya.
8. Jelaskan bagaimana Anda akan menggunakan layanan juru bahasa profesional.
9. Tentukan apakah Anda berasal dari lingkungan individualis atau kolektivis dan
bagaimana hal ini memengaruhi keputusan yang Anda buat.
35
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Rangkuman
Budaya adalah seperangkat perilaku yang dipelajari bagi seseorang untuk berhasil
beradaptasi dengan kehidupan dalam kelompok tertentu; itu termasuk kepercayaan,
tradisi, pengalaman, adat istiadat, ritual, dan bahasa.
Budaya adalah bagian integral dalam perawatan mulut karena konsepsi individu
tentang kesehatan gigi dan mulut, penyakit, dan penyakit dapat ditentukan secara budaya.
Budaya memengaruhi cara orang memandang kesehatan dan layanan kesehatan yang
mereka terima. Dokter harus menyadari perbedaan ini dan menghargainya. Parameter
ditentukan oleh nilai-nilai pasien, dan dokter harus bekerja di dalamnya.
Berfokus pada karakteristik kelompok budaya sebagai dasar untuk tindakan yang sesuai
dengan budaya dapat menyebabkan stereotip dan risiko kesalahpahaman lintas
budaya. Dokter harus berusaha memahami praktik budaya berbagai kelompok dengan
mengajukan pertanyaan dan menghindari asumsi.
Stereotyping adalah perilaku keliru dengan menganggap bahwa seseorang memiliki
karakteristik tertentu hanya karena dia adalah anggota kelompok tertentu.
Persaingan budaya sangat penting untuk kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut; sangat
penting untuk mencapai hasil kesehatan yang diinginkan.
Dokter harus menghormati perbedaan pada orang lain, termasuk adat istiadat, pikiran,
perilaku, gaya komunikasi, nilai-nilai, tradisi, dan kelembagaan .
Kompetensi budaya dimulai dengan dokter mengeksplorasi posisi dan sikapnya sendiri
sebelum menilai klien secara individu. Dokter harus mengenali nilai-nilai budaya mereka
sendiri dan menggambar paralel jika mungkin. Selain itu mereka harus
dapat mengidentifikasi prasangka dan stereotip yang mencegah mereka berkomunikasi
secara efektif dengan klien dari latar belakang budaya yang berbeda.
Seorang terapis gigi dan mulut yang kompeten secara budaya menganggap semua klien
sebagai unik dan menyadari fakta bahwa pengalaman, kepercayaan, nilai-nilai, dan
bahasa klien memengaruhi persepsi pemberian layanan klinis, diagnosis, dan kepatuhan.
Banyak perilaku nonverbal yang terkait dengan rasa hormat, tulus, minat, dan keterbukaan
cocok untuk sebagian besar klien terlepas dari latar belakang budaya mereka, bahkan
ketika pengetahuan budaya dokter terbatas.
Kemiskinan adalah prediktor kunci yang buruk dari kesehatan gigi dan mulut serta
kesehatan sistemik; itu memengaruhi tempat tinggal seseorang, bagaimana ia
menghabiskan uang, tempat ia menerima perawatan kesehatan, dan akhirnya, status
kesehatan umum dan mulutnya.
Terapis gigi dan mulut memiliki tanggung jawab untuk mengurangi hambatan untuk
meningkatkan akses ke perawatan.
36
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier Saunders, US,
St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education,
US, New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby,
US, St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia No.889,
2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
Syamhudi, Kholid. Bersiwak Ketika Berwudhu dan Berpuasa. Tersedia di
https://almanhaj.or.id/7410-bersiwak-ketika-berwudhu-dan-berpuasa.html [Diakses Juni 2019]
37
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 7
Portofolio Profesional
1 x 170 Menit
PENDAHULUAN
Portofolio menjadi bagian integral dari pendidikan kesehatan gigi dan
proses kariernya. Dimulai sebagai cara memamerkan karya mahasiswa saat mengikuti
program studi keperawatan / kesehatan gigi, menunjukkan portofolio prestasi dan
prestasi sepanjang karier terapis gigi dan mulut. Portofolio dapat membantu mah
amahasiswa melacak kemajuan mereka saat berada dalam program studi keperawatan
/ kesehatan gigi dengan menyediakan tempat untuk mengarsipkan, merefleksikan, dan
berbagi karya terbaik mereka dengan anggota di fakultas/jurusan. Selain itu , portofolio
memperkuat aplikasi dan mungkin diperlukan oleh beasiswa, penyelesaian gelar, dan
komite peninjau program pascasarjana. Mempertahankan portofolio profesional juga
merupakan komponen penting dari proses ketenagakerjaan bagi lulusan baru, dan juga
bagi profesional berpengalaman. Portofolio profesional memberikan bukti kepada calon
pemberi kerja tentang berbagai keterampilan dan pengalaman kandidat yang jauh
melampaui resume tradisional. Portofolio profesional juga sedang dipertimbangkan
oleh saya sehingga saya menyatakan untuk lisensi awal serta persyaratan untuk
demonstrasi kompetensi profesional sepanjang karir lisensi.
38
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
Apa itu Portofolio Profesional?
Sebuah portofolio profesional didefinisikan sebagai kumpulan berkas penting bukti
fisik, atau artefak, yang telah dipilih dengan cermat untuk mendokumentasikan
pertumbuhan dan prestasi individu dari waktu ke waktu. Banyak portofolio memasukkan
komponen refleksi, memberikan peluang bagi individu untuk berkomentar secara serius
atau merefleksikan pertumbuhan pribadi dan tujuan profesional mereka yang
berkelanjutan.Refleksi memainkan peran penting dalam proses Pengkajian diri dan
evaluasi kompetensi seseorang. Secara historis, portofolio telah digunakan oleh
mahasiswa di berbagai bidang mulai dari seni dan fotografi hingga jurnalisme dan
pendidikan sebagai sarana untuk menampilkan contoh-contoh aktual dari pekerjaan
mahasiswa mereka sebagai bagian dari proses aplikasi untuk masuk ke program khusus
atau pascasarjana.
Jenis-jenis Portofolio
Akademik
Sekarang, portofolio digunakan oleh lebih dari setengah dari universitas 4-tahun dan
sepertiga dari community college di Amerika Serikat saja, sebagai sarana untuk
mendokumentasikan hasil belajar mahasiswa, atau sebagai batu penjuru atau tugas
akhir yang dirancang untuk mengevaluasi keterampilan mahasiswa dan penguasaan
konten.
Pekerjaan
Melihat melampaui dunia akademis, portofolio profesional sekarang digunakan oleh
individu yang mencari pekerjaan di berbagai disiplin ilmu sebagai cara untuk
berkembang melampaui resume 1 halaman dengan catatan visual yang lebih
lengkap tentang kemampuan dan pencapaian kandidat. Portofolio profesional juga dapat
digunakan sebagai alat pemasaran bagi calon pemberi kerja, yang menggambarkan
39
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman pelamar yang relevan. Portofolio dapat
berfungsi sebagai prompt visual dalam proses wawancara , menyoroti pengalaman atau
bidang keahlian yang mungkin tidak diketahui atau dilupakan selama wawancara
verbal. Sebuah penelitian di tahun 2008 tentang para pencari kerja potensial
menunjukkan bahwa para kandidat yang telah menciptakan portofolio elektronik
menemukan bahwa mereka lebihmemahami keterampilan dan atribut mereka di
samping peningkatan kepercayaan diri ketika memasarkan diri mereka kepada calon
majikan. 1
Di Indonesia, setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR ya
ng diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyarat
an. Persyaratan tersebut meliputi:12
1. Memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
2. Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi;
3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
5. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi persyar
atan. Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud meliputi:
1. memiliki STR lama;
2. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
5. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya; dan
6. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau k
egiatan ilmiah
7. lainnya.
Teregistrasinya terapis gigi dan mulut di konsil tenaga kesehatan, menjadi syarat
pendayagunaan/perekrutan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerin
tah daerah, dan/atau masyarakat (swasta).
40
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
terdaftar (memiliki Surat Tanda Registrasi / STR) kini
menggunakan portofolio profesional untuk mencari posisi baru dan promosi jenjang
karier serta untuk mendokumentasikan kompetensi lanjutan dalam bidang keahlian
mereka. Terapis gigi dan mulut yang baru lulus wajib memiliki setifikat kompetensi seba
gai syarat untuk mengajukan permohonan STR. Begitu juga bagi terapis gigi dan mulut y
ang akan memperpanjang STR-nya wajib memiliki surat rekomendasi dari Dewan Peng
urus Pusat Persatuan Terapis Gigi dan Mulut (DPP PTGMI). Untuk mendapatkan surat r
ekomendasi tersebut, seorang terapis gigi dan mulut harus melengkapi portofolio sebag
ai bukti bahwa dia telah melaksanakan kegiatan Pengembangan Pendidikan Keprofesi B
erkelanjutan (P2KB). P2KB adalah pendidikan, pelatihan, dan aktivitas lain yang dilakuk
an oleh terapis gigi dan mulut untuk memelihara, dan meningkatkan, mengembangkan p
engetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, terapis gigi dan mulut dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
41
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
II Kompetensi profesional
• Pengendalian infeksi
• Perawatan klien
• Log dan statistik layanan klien
• Pendidikan kesehatan
• Layanan masyarakat
• Prinsip-prinsip hukum dan etika
III Pengembangan dan aktivitas profesional
• Log pendidikan berkelanjutan
• Kegiatan profesional tambahan
42
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Rangkuman
Portofolio menjadi bagian integral dari pendidikan kesehatan gigi dan
pengembangan profesional kesehatan. Dasar dari portofolio dimulai dengan terapis
gigi dan mulut mahasiswa dan harus transisi ke portofolio profesional, yang
mencerminkan pertumbuhan dan prestasi sepanjang karir terapis gigi dan mulut.
Profesional kesehatan harus dapat memberikan bukti kompetensi
yang berkelanjutan sepanjang karier mereka. Mempertahankan portofolio
profesional dengan artefak yang mendokumentasikan kegiatan pengembangan
profesional adalah persyaratan untuk pembaruan lisensi bagi profesional gigi di
beberapa negara bagian. Lisensi oleh portofolio adalah alnative untuk ujian pasien
hidup untuk mahasiswa gigi di California dan dapat dipertimbangkan di negara-
negara lain juga.
Berpikir reflektif mendukung pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembelajaran
mandiri, karakteristik kunci seorang profesional. Pernyataan reflektif harus
diintegrasikan ke dalam portofolio profesional untuk mendukung setiap kompetensi
atau bagian dari portofolio dan untuk mengarahkan Pengkajian diri dan proses
pembelajaran seumur hidup dari profesional kesehatan.
Portofolio profesional dapat berfungsi sebagai alat visual untuk memandu atau
mendukung proses wawancara. Portofolio yang terorganisasi dengan baik dapat
membantu praktisi dalam mengartikulasikan filosofi, pengalaman, pendidikan, dan
pertumbuhan profesional yang berkelanjutan.
Portofolio profesional harus merupakan representasi yang jujur dari individu. Artefak
harus memiliki atribusi yang sesuai dan mengikuti semua pedoman etika dan
hukum yang sesuai.
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental
43
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 8
Ling
1 x 170 Menit kunga
n
Asuh
PENDAHULUAN
an
Kese gigi dan mulut adalah pengaturan fisik
Lingkungan Asuhan kesehatan
yang berisi peralatan dan instrumen di mana terapis gigi dan mulut memberikan Asu
hatan
han kesehatan gigi dan mulut profesional. Bab ini mengidentifikasi komponen
Gigi (operatif), dalam misi kepada sasaran
struktural dari area klinik konvensional
dan
komunitas, rumah sakit, dan pengaturan sekolah. Peralatan dan instrumen
bertenaga yang digunakan dan dipelihara oleh terapis gigi dan mulut, perangkat
Mulut electronic health record [EHR]), dan
lunak komputer yang digunakan (misalnya,
masalah hukum dan etika yang terkait dengan perawatan peralatan dibahas
TUJUAN PEMBELAJARAN
44
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
URAIAN MATERI
Fasilitas Asuhan kesehatan gigi dan mulut (Pengaturan Perguruan Tinggi)
Sebagai bagian dari tim perawatan kesehatan gigi dan mulut khusus, terapis gigi
dan mulut menyediakan layanan terapi untuk individu yang mengalami gangguan
kognitif dan kompleks secara medis. Dalam pengaturan perawatan akut dan kronis,
terapis gigi dan mulut dapat memberikan perawatan di samping tempat tidur kepada
klien yang terlalu sakit untuk diangkut ke klinik gigi. Perawatan untuk orang-orang yang
tinggal di rumah, terbaring di tempat tidur, atau kursi roda membutuhkan dokter untuk
menggunakan metode instrumentasi atau peralatan gigi portabel yang diaktifkan dengan
tanga
45
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
perawatan mulut berkualitas tinggi ke daerah-daerah yang kurang terlayani. Contoh dari
jenis fasilitas gigi keliling ini adalah Smile Train.
Rangkuman
Lingkungan Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pengaturan fisik di mana
perawatan profesional diberikan; suatu reas dirancang untuk pengiriman dan
dukungan perawatan profesional. Lingkungan dapat stasioner atau dimobilisasi
untuk populasi yang terikat tempat atau terlayani.
Area perawatan adalah tempat perawatan mulut profesional diberikan; itu
termasuk rambut yang dirancang khusus untuk klien, dokter, dan asisten; tabel
braket; sistem pengiriman; cahaya gigi; wastafel; mesin x-ray; scaler ultrasonik,
piezoelektrik, atau sonik; kamera intraoral; dan monitor komputer.
Ruang tambahan untuk pemrosesan instrumen dan film dibuat di ruang yang
terpisah atau di area yang ditentukan dengan jelas.
Perawatan profesional berkualitas tinggi dapat diberikan dalam praktik pribadi,
fasilitas perawatan kampus, rumah sakit, fasilitas penelitian, klinik komunitas,
kendaraan bergerak, sekolah dasar , fasilitas perawatan jangka panjang, pangkalan
militer, lembaga pemasyarakatan, dan rumah-rumah pribadi.
Terapis gigi dan mulut bertanggung jawab untuk mempelajari praktik penggunaan
yang efektif dan aman untuk peralatan, persediaan, dan instrumen yang digunakan
dalam pemberian perawatan.
Inadequ makan peralatan dan perlengkapan merusak kualitas layanan yang
diberikan dan membahayakan kesehatan dan kesejahteraan dokter dan klien.
Praktisi dan administrator fasilitas gigi bertanggung jawab atas cedera atau
kerusakan yang disebabkan oleh peralatan yang tidak memadai atau prosedur
perawatan yang lalai.
46
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Daftar Pustaka
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition.
Elsevier Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson
Education, US, New Jersy. 2013
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis
Company, US, Philadelphia.2011.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
47
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 9
Pen
1 x 170 Menit gen
dali
an
PENDAHULUAN
Infe
ksi
Secara etimologi, asuhan kesehatan gigi dan mulut berasal dari bahasa Inggris
“Dental Hygiene” yang menurut Oxford English Dictionary berarti “Habits and
practices that are conducive to maintaining or improving the health of the teeth
and gums.” Dalam bahasa Indonesia berarti “Kebiasaan dan praktik yang
kondusif untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan
TUJUAN PEMBELAJARAN
48
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Sterilisasi dan disinfeksi permukaan dapat dilakukan dengan cara fisik atau
kimia berdasarkan peralatan, jenis prosedur, dan tingkat risiko paparan.
1. Mencuci tangan adalah strategi paling efektif dalam pencegahan infeksi dan penularan
penyakit.
2. Rekomendasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk tindakan pencegahan
standar menunjukkan bahwa petugas kesehatan wajib menggunakan peralatan pelindung
pribadi jika memberikan pelayanan yang beresiko terpapar cairan tubuh.
3. Prinsip dasar dari tindakan pencegahan standar adalah bahwa semua klien harus dipandang
berpotensi terinfeksi.
4. Praktisi layanan kesehatan yang mematuhi strategi pencegahan dan pengendalian infeksi
mengurangi risiko infeksi untuk diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan klien mereka.
1. Apa yang harus dilakukan manajer klinik untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan terapis gigi dan mulut yang baru tersebut?
2. Apa kesalahan Pengkajian yang dibuat oleh terapis gigi dan mulut tersebut?
3. Apa langkah-langkah protokol manajemen pasca pajanan yang harus diambil oleh terapis
gigi dan mulut tersebut?
4. Strategi pencegahan tersier apa yang harus diprakarsai oleh manajer klinik untuk
memastikan bahwa kejadian yang sama tidak terjadi lagi dalam praktik klinik berikutnya?
Referensi
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
49
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut.
Kegiatan Belajar 10
Dar
urat
50
Med
is
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
1 x 170 Menit
PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
51
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Dalam pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat.
1. Mendiskusikan pencegahan keadaan darurat medis, termasuk bagaimana mengenali
orang-orang yang berisiko tinggi untuk keadaan darurat medis.
2. Membuat Protokol yang jelas untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar pada orang
dewasa, anak-anak, dan bayi.
3. Mendiskusikan tentang gagal jantung dan protokol untuk penanganan situasinya.
4. Menpresentasikan protokol untuk mengelola korban dengan obstruksi jalan napas
ringan (parsial) dan obstruksi jalan napas parah (lengkap).
5. Mempraktekan tentang pemberian oksigen.
6. Mendiskusikan penggunaan yang tepat dari peralatan dan obat-obatan yang termasuk
dalam kit dasar untuk mengelola darurat medis di lingkungan Asuhan kesehatan gigi dan
mulut.
7. Identifikasi tanda dan gejala darurat medis tertentu dan perawatan yang tepat untuk
masing-masing tanda dan atau gejala.pencegahan keadaan darurat medis, termasuk
bagaimana mengenali orang-orang yang berisiko tinggi untuk keadaan darurat medis.
8. Mempraktekan Protokol yang jelas untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar pada orang
dewasa, anak-anak, dan bayi.
9. Diskusikan tentang gagal jantung dan protokol untuk penanganan situasinya.
10. Menayangkan Video l untuk mengelola korban dengan obstruksi jalan napas ringan
(parsial) dan obstruksi jalan napas parah (lengkap).
11. Diskusikan tentang pemberian oksigen.
12. Diskusikan penggunaan yang tepat dari peralatan dan obat-obatan yang termasuk dalam
kit dasar untuk mengelola darurat medis di lingkungan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
13. Identifikasi tanda dan gejala darurat medis tertentu dan perawatan yang tepat untuk
masing-masing tanda dan atau gejala.
URAIAN MATERI
Pengakuan keadaan darurat medis tertentu sangat penting untuk intervensi dini
dan pengobatan yang sesuai. Ketika keadaan darurat medis muncul, gejala dan tanda-
tanda vital klien harus dinilai dengan cepat. Dipandu oleh gejala dan tanda-tanda vital,
Pengkajian keadaan kesadaran klien dan status neurologis, pernapasan, atau
jantung dilakukan. Dari informasi ini, jenis darurat diidentifikasi dan perawatan
diberikan. Tanda dan gejala dari berbagai kondisi dan perawatan untuk proses penyakit
ini tercantum pada Tabel 10-3 . Dalam semua kasus, terapis gigi dan mulut mulai
dengan menilai respons, pernapasan, dan denyut nadi pasien (lihat Gambar 10-
1 dan 10-2 ). Jika klien tidak responsif, urutan CAB BLS harus diikuti
52
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
53
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Asma Batuk, sesak napas, mengi, Bantu klien untuk posisi yang
pucat, gelisah, penggunaan otot memfasilitasi pernafasan
tambahan untuk bernafas, (biasanya yang lurus adalah
sianosis, peningkatan denyut yang terbaik), minta klien
nadi mengobati diri sendiri dengan
inhaler dengan instruksi untuk
menghirup dan menghembuskan
napas perlahan. Jika klien pulih,
perawatan dapat
dilanjutkan. Jika tidak, hentikan
layanan kebersihan gigi, minta
pasien mengobati sendiri sekali
lagi dengan inhaler, berikan
oksigen, pantau tanda-tanda
vital, jika perlu aktifkan EMS
dan lakukan BLS.
54
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
ak memungkinkan pasien
napas; kelemahan; keringat; pe mengunyah 162 hingga 325 mg
rasaan pencernaan yang aspirin, menenangkan dan
terbakar meyakinkan klien; memulai BLS
sesuai kebutuhan; memantau
dan merekam tanda-tanda
vital.
Gagal jantung Kulit lembab, abu-abu, Aktifkan EMS dan mulai BLS
dingin; tidak ada denyut menggunakan urutan CAB.
nadi; tidak ada suara
jantung; tidak ada
respirasi; bawah sadar
Krisis adrenal
Kebingungan, lemah, lesu, Hentikan prosedur. Jika tidak
(defisiensi
depresi pernafasan, sakit responsif, tempatkan di posisi
55
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
56
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
57
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Darurat diabetes
58
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Reaksi alergi
59
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
henti jantung
Referensi
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
60
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
61
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kegiatan Belajar 11
ER
GO
1 x 170 Menit NO
MI
PE
Ergonomi adalah studi tentang kinerja manusia dan desain tempat kerja
( ND
AH
Ergonomis fokus pada spektrum luas situasi tempat kerja mulai dari aspek fisik
lingkungan hingga ancaman psikologis hingga kesehatan ( Tabel 11-1 ). Terapis gigi
dan mulut beresiko mengalami cedera ULregangan berulang (RSI): gangguan
UAselubung tendon, otot, dan saraf tangan,
muskuloskeletal yang melibatkan tendon,
pergelangan tangan, lengan, siku, bahu, leher, dan punggung. Ketika prinsip-prinsip
N
ergonomis diterapkan, Terapis gigi dan mulut dapat berlatih dengan nyaman dan
mencegah kecacatan.1,2 Ketika prinsip-prinsip ergonomi diabaikan, RSI dapat
terjadi. Meminimalkan risiko kerja meningkatkan kemungkinan kesehatan dan
kesejahteraan jangka panjang bagi praktisi
TUJUAN PEMBELAJARAN
62
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
2. Perlihatkan latihan penguatan dan peregangan di kursi.
3. Jelaskan RSI umum dalam hal gejala, risiko, pencegahan, dan pengobatan
URAIAN MATERI
Desain dan tata Tata letak dan Kurangi jarak lampu Disfungsi sendi lumbar
letak yang kenyamanan gigi dan meja braket
Sindrom carpal tunnel
ergonomis penempatan
Kurangi gerakan
peralatan di area Kompresi outlet toraks
memutar punggung,
perawatan Tension neck syndrome
bahu, dan siku sambil
meraih instrumen Spondylolysis serviks
kebersihan gigi
Penyakit disk serviks
Trapezius myalgia
Rotator cuff tendonitis
Rotator cuff tear
Capsulitis perekat
Epicondylitis lateral
Sindrom terowongan radial
Sindrom terowongan cubital
63
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
64
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
65
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
66
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Latihan Berpikir Kritis
Berlatih memposisikan klien di kursi gigi. Dokter harus diposisikan untuk akses dan
visibilitas mulut klien tanpa mengorbankan kesehatan dan kenyamanan pribadi.
1. Posisikan klien dalam posisi semisupin n. Jika tidak ada penyesuaian yang dilakukan
terhadap posisi operator, aspek dinamika tubuh apa yang dikompromikan? Bagaimana
reposisi operator dan masih mengikuti prinsip-prinsip ergonomis?
2. Posisikan anak kecil di kursi gigi. Jika tidak ada penyesuaian yang dilakukan pada posisi
operator, aspek kesehatan tubuh apa yang terganggu? Bagaimana dokter dapat
memposisikan ulang diri, klien, dan kursi untuk mengikuti kriteria ergonomis?
3. Posisikan klien dalam posisi tegak dan Trendelenburg. Kapan posisi ini digunakan?
RANGKUMAN
1. Menggunakan prinsip-prinsip ergonomis di tempat kerja mengurangi risiko cedera
regangan berulang (RSI).
2. Posisi klien tergantung pada penentuan posisi klinisi.
3. Peralatan yang dirancang secara ergonomis dan penempatan yang tepat dari dokter dan
klien mengurangi risiko RSI ke Terapis gigi dan mulut.
4. Pegang dan stabilisasi tangan selama instrumentasi mengurangi terjadinya RSI.
5. Posisi pergelangan tangan, lengan, siku, dan bahu yang netral mengurangi terjadinya RSI.
6. Perawatan instrumen, desain pegangan, pembuatan instrumen, dan pemilihan instrumen
mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan klinisi.
7. Latihan penguatan dan peregangan yang teratur meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan
otot dan tendon, mengurangi risiko RSI pada dokter.
8. Jika tanda dan gejala RSI terjadi, Pengkajian lingkungan dan praktik di tempat kerja harus
dilakukan, dan segera mencari perhatian medis.
Referensi
Darby, M, Walsh, M. Dental Hygiene: Theory and Practice, 4th Edition. Elsevier
Saunders, US, St. Louis, Missouri. 2015.
Wilkins, E. Clinical Practice of Dental Hygiene, 12th Edition. Wolters Kluwer, US,
Philadelphia. 2017.
Darby, M. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene, 7th Edition. Elsevier
Mosby, US, St. Louis, Missouri. 2012
Noble, S. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy, 2nd Edition. Wiley-
Blackwell, UK, West Sussex. 2012.
Thomson, Evelyn M. Case Study in Dental Hygiene, 3rd Edition. Pearson Education, US,
New Jersy. 2013
Logothetis, Demetra D. Local Anesthesia for The Dental Hygienist. Elsevier Mosby, US,
St. Louis, Missouri. 2012
Prajer, R, Grosos, G. Dental Hygienist’s Chairside Pocket Guide. F.A. Davis Company,
US, Philadelphia.2011.
67
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Kemenkes R.I., Peraturan Menteri Kesehatan No. 20 tahun 2016 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Berita Negara Republik Indonesia
No.889, 2016.
Kemenkes R.I., Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2006 tentang Standar
Pelayanan Asuhan kesehatan gigi dan mulut.
68
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
LAMPIRAN
POLITEKNIK KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
FM-09-64-V2
DEPKES BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PENILAIAN PRAKTIK KONSEP ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT (S/BL)
RENTANG BOBO
N0 ASPEK YANG DINILAI
NILAI
PEROLEHAN
T
NILAI
1 Ketepatan menjawab
a. < 30% jumlah pertanyaan
.....X 40 =.............
b. 30% - 80% dari jumlah pertanyaan 1 40
3
c. > 80% jumlah pertanyaan 2
3
2 Wawasan pengetahuan
1 .....X 30
a. Kurang 30 =.............
2
b. Cukup baik 3
3
c. Baik
JUMLAH
69
Mata Kuliah : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut 1
2
Bandung, ........................................................
Dosen Pembimbing
(..........................................................)
70