Anda di halaman 1dari 3

Nama : Melana Sari

NIK : 1710246799
Tugas : Mata Kuliah ADKL (Dr. Suwondo)

PENYAKIT TB PARU
1. Pendahuluan

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit meliputi kepadatan hunian, lantai


menular yang di sebabkan oleh bakteri rumah, ventilasi, pencahayaan,
mycobacterium tuberculosis. Sebagian kelembaban.
besar bakteri mycobacterium
tuberculosis menyerang organ paru - Menurut kelompok umur, kasus baru
paru (80%), sedangkan 20% lainnya yang ditemukan paling banyak pada
menyerang organ diluar paru. kelompok umur 25 - 34 tahun yaitu
Tuberkulosis masih merupakan masalah sebesar 21,40% diikuti kelompok umur
kesehatan di dunia, yang menempati 35- 44 tahun sebesar 19,4 1% dan pada
urutan kedua sebagai penyakit infeksi kelompok umur 45-54 tahun sebesar
penyebab kematian terbanyak setelah 19,39%. Sekitar 75% pasien TB adalah
Human Imunod eficiency Virus (HIV). kelompok usia yang paling produktif
secara ekonomis (15-50 tahun).
Menurut WHO (World Health
Organization) pada tahun 2012, Menurut jenis kelamin, kasus BTA+
memperkirakan bahwa jumlah kasus TB pada laki - laki lebih tinggi daripada
di dunia 8,6 juta kasus baru TB. Dengan perempuan yaitu hampir 1,5 kali
insiden sekitar 122 per 100.000 dibandingkan kasus BTA+ pada
penduduk. Pada tahun 2012 insiden perempuan. Pada masing - masing
tertinggi ditemukan di ASIA (58%) dan provinsi di seluruh Indonesia kasus
Afrika (27%). Indonesia masuk dalam BTA+ lebih banyak terjadi pada laki -
10 negara dengan insiden TB tertinggi, laki dibandingkan perempuan. Disparitas
mulai dari Negara India, China, Afrika paling tinggi antara laki - laki dan
Selatan, dan Indonesia menduduki perempuan terjadi di Sumatera Utara,
posisi keempat pada tahun 2012. kasus pada laki - laki dua kali lipat dari
kasus pada perempuan.
Tahun 2013 di Indonesia ditemukan
jumlah kasus baru Bakteri Tahan Asam Lingkungan rumah merupakan salah
(BTA) positif (BTA+) sebanyak 196.310 satu faktor yang berperan dalam
kasus, menurun bila dibandingkan kasus penyebaran kuman tuberkulosis. Kuman
baru BTA+ yang ditemukan tahun 2012 tuberkulosis dapat hidup dalam 1- 2 jam
yang sebesar 202.301 kasus. Jumlah sampai beberapa hari tergantung dari
kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat ada tidaknya sinar matahari, ventilasi
di provinsi dengan jumlah penduduk yang baik, kelembaban, suhu rumah dan
yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa kepadatan hunian rumah. Kepadatan
Timur, dan Jawa Tengah. Kasus baru hunian merupakan hasil bagi antara luas
BTA+ di tiga provinsi tersebut hampir ruangan dengan jumlah penghuni dalam
sebesar 40% dari jumlah seluruh kasus satu rumah. Luas rumah yang tidak
baru di Indonesia. sebanding dengan penghuninya akan
mengakibatkan tingginya kepadatan
Determinan penyakit TB paru adalah hunian rumah.
kependudukan dan faktor lingkungan.
Kependudukan meliputi jenis kelamin,
umur, status gizi, kondisi sosial
ekonomi. Sedangkan faktor lingkungan

1
2. Pembahasan daftar imunisasi wajib dan diberikan
sebelum bayi berusia 2 bulan.
Pengertian TB Paru
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal Risiko Komplikasi Tuberkulosis
dengan singkatan TBC, adalah penyakit Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat
menular paru-paru yang disebabkan oleh menyebar ke bagian tubuh lain dan
basil Mycobacterium tuberculosis. berpotensi mengancam jiwa pengidap.
Penyakit ini ditularkan dari penderita TB Beberapa komplikasi yang mungkin
aktif yang batuk dan mengeluarkan titik- terjadi adalah:
titik kecil air liur dan terinhalasi oleh  Nyeri tulang punggung.
orang sehat yang tidak memiliki  Meningitis.
kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.  Kerusakan sendi.
TB termasuk dalam 10 besar penyakit  Gangguan hati, ginjal, atau
yang menyebabkan kematian di dunia. jantung.
Data WHO menunjukkan bahwa pada
tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 Penyebab dan Faktor TB Paru
besar negara dengan kasus baru TB Penyebab tuberkulosis adalah
terbanyak. Mycobacterium tuberculosis. Basil
tersebut menyebar di udara melalui
Gejala dan Jenis TB Paru semburan titik-titik air liur dari batuk
TB paling sering menyerang paru-paru pengidap TB aktif.
dengan gejala klasik berupa batuk, berat Terdapat sejumlah orang yang memiliki
badan turun, tidak nafsu makan, demam, risiko penularan TB yang lebih tinggi.
keringat di malam hari, batuk berdarah, Kelompok-kelompok tersebut meliputi:
nyeri dada, dan lemah. Jenis batuk juga  Orang dengan sistem kekebalan
bisa berdahak yang berlangsung selama tubuh yang lemah, seperti
lebih dari 21 hari. Saat tubuh kita sehat, pengidap HIV/AIDS, diabetes,
sistem kekebalan tubuh dapat atau orang yang sedang
memberantas basil TB yang masuk ke menjalani kemoterapi.
dalam tubuh. Tapi, sistem kekebalan  Orang yang mengalami
tubuh juga terkadang bisa gagal malnutrisi atau kekurangan gizi.
melindungi kita.  Perokok.
 Pecandu narkoba.
Basil TB yang gagal diberantas Orang yang sering berhubungan dengan
sepenuhnya bisa bersifat tidak aktif pengidap TB aktif, misalnya petugas
untuk beberapa waktu sebelum medis atau keluarga pengidap.
kemudian menyebabkan gejala-gejala
TB. Kondisi ini dikenal sebagai Kejadian tuberkulosis dipengaruhi oleh
tuberkulosis laten. Sementara basil TB beberapa faktor. Faktor pertama
yang sudah berkembang, merusak tuberkulosis adalah faktor umur karena
jaringan paru-paru, dan menimbulkan insiden tertinggi penyakit tuberkulosis
gejala dikenal dengan istilah adalah pada usia dewasa muda di
tuberkulosis aktif. Indonesia diperkirakan 75% penderita
tuberkulosis adalah pada kelompok usia
Pengobatan dan Pencegahan produktif. Faktor yang kedua adalah
Tuberkulosis jenis kelamin yang lebih banyak
Penyakit yang tergolong serius ini dapat menyerang laki-laki daripada wanita,
disembuhkan jika diobati dengan benar. karena sebagian besar mempunyai
Langkah pengobatan yang dibutuhkan kebiasaan merokok. Faktor ketiga adalah
adalah dengan mengonsumsi beberapa kebiasaan merokok yang dapat
jenis antibiotik dalam jangka waktu menurunkan daya tahan tubuh, sehingga
tertentu. Sementara langkah utama untuk mudah untuk terserang penyakit
mencegah TB adalah dengan menerima terutama pada laki-laki yang mempunyai
vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). kebiasaan merokok (Alsagaf, 2005).
Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam

2
Faktor keempat adalah kepadatan hunian Kejadian Tuberkulosis dan Upaya
yang merupakan faktor lingkungan Penanggulangannya, Jurnal Ekologi
terutama pada penderita tuberkulosis Kesehatan 9 (4) : 1340 – 1346.
yaitu kuman M. tuberculosis dapat Prasetyowati, I dan Wahyuni, C.U. 2009.
masuk pada rumah yang memiliki Hubungan antara Pencahayaan
bangunan yang gelap dan tidak ada sinar Rumah, Kepadatan Penguhi dan
matahari yang masuk. Faktor kelima Kelembaban dan Risiko Terjadinya
adalah pekerjaan yang merupakan faktor Infeksi TB Anak SD di Kabupaten
risiko kontak langsung dengan penderita. Jember. Jurnal Kedokteran
Risiko penularan tuberkulosis pada suatu Indonesia, 1 (1) : 88-93.
pekerjaan adalah seorang tenaga Rosiana, A.M,. 2013. Hubungan Antara
kesehatan yang secara kontak langsung Kondisi Fisik Rumah dengan
dengan pasien walaupun masih ada Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes
beberapa pekerjaan yang dapat menjadi Journal of Public Health, 2 (1): 1-8.
faktor risiko yaitu seorang tenaga pabrik
(Luthfi, 2012).

Faktor keenam adalah status ekonomi


yang merupakan faktor utama dalam
keluarga masih banyak rendahnya suatu
pendapatan yang rendah dapat
menularkan pada penderita tuberkulosis
karena pendapatan yang kecil membuat
orang tidak dapat layak memenuhi
syarat-syarat kesehatan (Manalu, 2010).

3. Kesimpulan
 Penyebab tuberkulosis adalah
Mycobacterium tuberculosis.
 TB paling sering menyerang paru-
paru dengan gejala klasik berupa
batuk, berat badan turun, tidak nafsu
makan, demam, keringat di malam
hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan
lemah.
 TB dapat menyebar ke bagian tubuh
lain dan berpotensi mengancam jiwa
pengidap.
 Kejadian tuberkulosis dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis
kelamin, kebiasaan merokok,
kepadatan hunian, kontak langsung
dengan penderita, dan status ekonomi.

Daftar Pustaka
Alsagafi, H; Mukty, H.A. 2005. Dasar-
Sasar Ilmu Penyakit Paru,
Surabaya: Airlangga University
Press.
Luthfi. 2012. Tuberkulosis Nosokomial,
Jurnal Tuberkulosis Indonesia, 8 :
30-31.
Manalu, Helper Sahat P. 2010. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi

Anda mungkin juga menyukai