Anda di halaman 1dari 9

Poster ini terdapat dua bagian, bagian utama dan bagian penjelas.

Bagian utama berisi gambar yang kita fokuskan dimana ada gambar seseorang
menggunakan masker dan dua orang yang sedang batuk dan memegang dadanya. Terdapat
tulisan TUTUP MULUT RAPAT-RAPAT kalimat ini merupakn himbauan untuk mencegah
penularan penyakit ini. Kemudian di bawah gambar juga terdapat tulisan JANGAN BIARKAN
TUBUH ANDA MERANA KARENANYA. Kalimat ini bertujuan untuk menghimbau para
pembaca agar para pembaca memperhatikan kesehatannya dan terhindar dari bahaya penyakit
ini.
Gambar darah : menggambarkan parahnya / bahayanya penyakit TBC. Dimana pada
penderita yang sudah parah apabila bakteri sudah melubangi paru-paru dan melubangi pembulu
darah maka penderita akan mengalami batuk darah.
Di bagian yang lain yaitu lembar penjelas. Terdapat gambar bacteria Tubercolosis yang
merupakan penyebab dari penyakit TBC. Selain itu juga terddapat Gejala dan pencegahan
penyakit TBC. Hal ini ditambahkan agar para pembaca lebih paham dan mengerti maksud dari
poster ini, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Pada bagian penjelas terdapat gejala
penyakit TBC, yaitu demam yang berlangsung lama, batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah, dan
sesak napas. Disamping penjelasan itu terdapat bagian tentang cara pencegahan TBC. Cara
pencegahan TBC, yaitu imunisasi BCG bayi pada umur 3-14 bulan, tutup mulut saat batuk,
pisahkan barang-barang yang digunakan penderita, dan makan makanan yang banyak
mengandung karbohidrat dan protein.

BEBERAPA ARTIKEL TENTANG TUBERCULOSIS
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus
menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit
tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang
disebabkan oleh kompleksMycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis
dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima
tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global
Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman
tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia
Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita
TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.
Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh
tuberkulosis.
Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di
Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam
menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan
menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah.
Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan
pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau
berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat
atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu
pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs
resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya
sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan
tuberkulosis di Indonesia
Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" oleh sebab pada 24
Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai
penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.
Klasifikasi
Tuberkulosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
Tuberkulosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
Tuberkulosis pada sistem saraf
Tuberkulosis pada organ-organ lainnya
Tuberkulosis millier
Patofisiologi
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo
Actinomycetales. kompleksMycobacterium tuberculosis meliputi M.
tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa
kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling
sering dijumpai.
M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5 dan lebar 3, tidak
membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi
pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun,
sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak
dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut
sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga
memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella
micdadei, dan protozoa Isospora danCryptosporidium. Pada dinding sel
mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di
bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga
mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain
dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen,
menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga.
Penularan
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air
dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak anak
sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat
berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan
sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila dirinya
terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang lain agar
tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat
dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue.
Dalam memerangi penyebaran Tuberkulosis terutama pada anak anak yang masih
rentan daya tahan tubuhnya maka pemerintah Indonesia telah
memasukkan Imunisasi Tuberkulosis pada anak anak yang disebut sebagai
Imunisasi BCG sebagai salah satu program prioritas imunisasi wajib nasonal
beserta dengan 4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu hepatitis B, Polio, DPT dan
campak, jadwalnya ada di Jadwal imunisasi
Diagnosis
Simtoma klinis
Diagnosa tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan
jasmani, pemeriksaan bakteriologi , radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan
gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala
respiratori atau gejala gejala yang erat hubungannya dengan organ pernapasan (
sedang gejala lokal lain sesuai akan sesuai dengan organ yang terlibat )
Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah. Bisa
juga nyeri dada dan sesak napas. Selanjutnya ada gejala yang disebut
sebagai Gejala sistemis antara lain Demam , badan lemah yang disebut sebagai
malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun menjadi semakin
kurus. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala
yang cukup berat tergantung dari luas lesi, sehingga pada kondisi yang gejalanya
tidak jelas sehingga terkadang pasien baru mengetahui dirinya terdiagnosis
Tuberkulosis saat medical check up

2. http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
Penyakit Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang
pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja.
Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini
mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian.
Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit
TBC ini.
Penyebab Penyakit (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut
diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit TBCpada paru-paru pun dikenal juga sebagai
Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada
anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita
TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi
banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini
pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening
sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran
cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ
paru.
Masuknya Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi
pada paru-paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk
bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha
menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut.
Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak
sebagai tuberkel pada pemeriksaan X-ray atau photo rontgen.
Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan
tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan
tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga
tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk
sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi
sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan
didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan
positif terinfeksi TBC.
Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan
memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
adanya epidemi dari infeksi HIV. Hal ini juga tentunya mendapat pengaruh besar dari
daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala
khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan
gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.
1. Gejala umum (Sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus (Khas)
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat
terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50%
anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis pada TBC
Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa
hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara
lain :
- Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
- Pemeriksaan fisik secara langsung.
- Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
- Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
- Rontgen dada (thorax photo).
- dan Uji tuberkulin.

Pengobatan Penyakit TBC
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu
berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat
disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang
diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka
disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-
ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan
adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun
karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan
memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate
atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'.

Anda mungkin juga menyukai