TAHUN 2021/2022
1. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis dan termasuk penyakit zonosis karena bisa ditularkan
oleh hewan ke manusia. TB ditularkan dengan kuman dalam titik air yang sangat kecil
yang dapat dihirup saat orang yang mengidap TB aktif batuk, bersin, tertawa atau
berbicara. TB tidak ditularkan dengan memegang benda, sehingga tidak perlu
dikhususkan barang rumah tangga yang tersendiri (misalnya sendok-garpu, gelas, atau
seprei). TB tidak ditularkan secara turun-temurun. Sistem kekebalan yang sehat
mungkin dapat mematikan TB dengan segera. Kalau tidak berhasil diatasi oleh tubuh,
kuman biasanya bersarang di paru-paru, tetapi kadang-kadang menular ke bagian lain
di tubuh. Begitu TB sampai di paru-paru, tubuh langsung mulai melawannya.
Perlawanan tersebut biasanya berhasil, dan sistem kekebalan dapat menghentikan
menularnya kuman. Namun demikian, untuk orang tertentu, TB dapat menular lebih
jauh. TB yang mungkin sudah lama tidak aktif dapat menjadi aktif kembali bertahun-
tahun kemudian, dan infeksi dapat menular ke bagian lain di tubuh. Infeksi yang
sudah sembuh juga dapat menjadi aktif kembali. Hal ini dapat terjadi kalau kekebalan
tubuh menjadi lemah, misalnya pada masa stres, infeksi virus yang akut, infeksi HIV,
penyakit seperti kencing manis, atau terapi imunosupresif untuk kanker dan penyakit
lain yang memerlukan obat steroida, radioterapi atau obat-obatan sitotoksik. Gejala
terus-menerus seperti batuk yang lamanya lebih dari dua tiga minggu, begitu pula
dahak bernoda darah, sering merupakan ciri khas TB. Gejala lain mungkin dapat
mencakup rasa lesu atau turunnya berat badan yang penyebabnya kurang jelas,
keringat malam hari, nyeri dada yang terasa berkali-kali, atau nyeri dan
pembengkakan di bagian tubuh yang bersangkutan kalau TBnya menular ke luar paru-
paru. Gejala tersebut belum tentu merupakan akibat TB, tetapi sebaiknya dianggap
sebagai peringatan dini untuk memeriksakan diri ke dokter. Uji TB antara lain berupa
riwayat medis, pemeriksaan fisik, uji kulit tuberkulin, rontgen dada dan pemeriksaan
dahak. Pemeriksaan dahak dikirimkan ke laboratorium dan mungkin memerlukan
waktu beberapa minggu, karena TB biasanya berkembang secara berangsur-angsur.
Uji kulit tuberkulin (uji Mantoux) terutama digunakan untuk menentukan apakah
pernah tersentuh infeksi, bukan adanya penyakit TB sendiri. Kadang-kadang perlu
diadakan lebih dari satu kali dengan uji yang berselang berbagai jangka waktu untuk
menentukan apakah pernah tersentuh infeksi. TB di bagian tubuh lain bukan di dada,
dapat ditemukan dengan uji patologi khusus, rontgen dan/atau penilaian klinis oleh
dokter.
Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di dunia, namun kurang mendapat prioritas dalam
penanggulangannya. Data surveilans dan epidemiologi TB pada anak jarang didapat.
Hal ini disebabkan berbagai faktor antara lain sulitnya diagnosis TB anak,
meningkatnya TB ekstra paru pada anak, tidak adanya standar baku definisi kasus,
dan prioritas yang kurang diberikan pada TB anak di banding TB dewasa. Berbagai
penelitian menunjukkan prevalensi TB anak tinggi, namun umumnya tanpa
konfirmasi pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) positif. Salah satu indikator untuk
menilai situasi TB di komunitas adalah dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection
(ARTI), adalah indeks epidemiologi yang dipakai untuk evaluasi dan monitor keadaan
tuberkulosis di suatu komunitas atau negara. Setiap tahun didapatkan 250.000 kasus
TB baru di Indonesia dan kira-kira 100.000 kematian karena TB. Tuberkulosis
merupakan penyebab kematian nomor satu diantara penyakit infeksi dan menduduki
tempat ketiga sebagai penyebab kematian pada semua umur setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit infeksi saluran napas akut. Pasien TB di Indonesia
terutama berusia antara 15-5 tahun, merupakan kelompok usia produktif. Menurut
perkiraan WHO pada tahun 1999, jumlah kasus TB baru di Indonesia 583.000 orang
per tahun dan menyebabkan kematian sekitar 140.000 orang per tahun. Oleh karena
itu, pemakalah mengambil topik penyakit TB untuk mengetahui host, agent,
environment dan riwayat alamiah penyakit serta upaya pencegahan penyakit TB
sehingga dapat mengetahui distribusi dan determinan penyakit TB untuk mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas karena penyakit TB.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana upaya pencegahan penyakit TB?
2) Bagaimana cara mengetahui riwayat alamiah penyakit TB?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terkait penyakit TBC
4. DAFTAR PERTANYAAN
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN TB-PARU DI KOTA
KEDIRI TAHUN 2022
Pengujian Validitas dan Reliabilitas dilakukan pada pertanyaan kuesioner yang sudah
terjawab oleh responden dan langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut,
1. Menentukan Jumlah Responden (N)
N = 32 Orang
2. Menentukan Nilai df
Df =N–2
= 32 – 2
= 30
3. Menentukan R Tabel
Melihat signifikan untuk uji 2 arah dengan ketetapan 5% (0,05) maka dapat
diketahui, bahwa R Tabel = 0,3494
4. Menguji Validitas
Pengujian Validitas di lakukan melalui SPSS dimana hasil pertanyakan
dimasukkan ke dalam SPSS dan diuji. Yang mana syarat pertanyaan dikatakan
valid dimana (Corrected Item-Total Correlation) > R Tabel.
5. Menguji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas di lakukan melalui SPSS dimana hasil pertanyakan
yang sudah dinyatakan valid kembali di uji. Yang mana syarat pertanyaan
dikatakan valid dimana (Cronbach’s Alpha) > R Tabel.
1. Uji Validitas
Pengujian Validitas dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya suatu
kuesioner dari masing-masing variabel tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui
kuesioner mana yang valid dan tidak valid, kita harus mencari tau r tabelnya
terlebih dahulu, pada penelitian ini r tabelnya adalah 0,349. Hasil uji validitas
yang telah dilakukan dan dinyatakan valid ditampilkan dalam tabel berikut:
Indikator r hitung r tabel Keterangan
P3 0,369 0,349 Valid
P5 0,401 0,349 Valid
P6 0,350 0,349 Valid
P8 0,374 0,349 Valid
P9 0,478 0,349 Valid
P13 0,481 0,349 Valid
P14 0,464 0,349 Valid
P22 0,353 0,349 Valid
P23 0,391 0,349 Valid
P24 0,549 0,349 Valid
P32 0,401 0,349 Valid
P35 0,401 0,349 Valid
UP3 0,426 0,349 Valid
UP4 0,426 0,349 Valid
UP6 0,419 0,349 Valid
UP10 0,529 0,349 Valid
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden
2. Nama Lengkap
3. Tanggal Lahir
4. Jenis Kelamin
5. Status Perkawinan
6. Pendidikan Terakhir
7. Pekerjaan
B. PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS
No. Pertanyaan Benar Salah
Apakah penyakit TB hanya disebabkan oleh kuman
3.
Mycobacterium saja ?
Apakah dengan minum obat secara teratur dan rutin penyakit
5.
TB ini dapat disembuhkan ?
Apakah minum obat dengan teratur bukan termasuk ke dalam
6.
pengobatan penyakit tuberkulosis paru
Berbicara dan batuk tidak ditutupi apakah dapat menyebarkan
8.
kuman penyakit TB ?
Apakah daya tahan tubuh yang baik akan mempercepat proses
9.
pertumbuhan penyakit TB ?
Apakah dengan cara tidak meludah sembarang tempat dapat
13.
mencegah Tuberkulosis Paru?
Apakah efek samping dari pengobatan TB dapat
14.
menyebabkan gangguan
Jika pernah terkena penyakit TB dan kambuh lagi apakah
15.
penyakit ini sulit untuk disembuhkan ?
Nyeri dada, sesak nafas dan batuk berdarah apakah
22. merupakan salah satu gejala yang dirasakan penderita
tuberkulosis paru ?
Apakah badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan
23. turun dan rasa kurang enak badan bukan merupakan gejala-
gejala dari tuberkulosis paru. ?
Jika mengalami keluhan seperti sakit dada, sesak, batuk
24. berdarah, demam, lemah, dan tidak nafsu makan apakah
termasuk gejala terkena TB ?
Apakah dengan menghindari asap rokok dapat mengurangi
32.
risiko terkena penyakit TB ?
Apakah dengan menghindari tempat-tempat yang ramai,
35. pengap, dan tidak higienis dapat mengurangi risiko untuk
tertular TB?
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji untuk memastikan apakah kuesioner penelitian
yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variable penelitian reliable
atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan
pengukuran ulang, maka akan mendapatkan hasil yang sama.
Nababan, D., & Brahmana, N. E. B. (2022). Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap
Kepatuhan Pasien Tb Paru Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah
Maksitek, 7(1), 9-17.
Kartasasmita, C. B. (2016). Epidemiologi tuberkulosis. Sari Pediatri, 11(2), 124-9.
Handayani, W. Pelaksanaan Kegiatan Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2013.
LAMPIRAN
Reliability
Notes
N %
Excluded a
0 ,0
Total 32 100,0
Reliability Statistics
,812 45
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability
Notes
Excludeda 0 ,0
Total 32 100,0
Reliability Statistics
,813 16
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics