PENDAHULUAN
Infeksi cacing adalah infeksi yang kurang diperhatikan dan bersifat kronis tanpa
menimbulkan gejala klinis yang jelas serta dampaknya terlihat dalam jangka waktu
yang panjang. Contohnya kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan
kognitif pada anak. Anak-anak merupakan kelompok yang rawan infeksi disebabkan
berinterkasi langsung dengan media penyebaran serta sulitnya menjaga kebersihan
perorangan. Sehingga menjadi kesadaran orang tua, khususnya ibu rumah tangga
dalam menididik dan mengasuh anak dalamupaya meningkatkan kesehatan
lingkungan dan diri sendiri.2,3
Hasil survei tahun 2008 dengan delapan provinsi terpilih mewakili Indonesia,
didapatkan kisaran prevalensi STH yang tinggi, diantaranya 2,7%-60,7%. Prevalensi
terendah pada provinsi Sulawesi Utara dan tertinggi di provinsi Banten, dengan jenis
cacing terbayak yaitu Trichiuris Trichiura. World Health Organization (2019)
menyatakan prevalensi infeksi cacing STH sebanyak 24% dari seluruh populasi atau
lebih dari 1,5 juta orang. Berdasarkan studi, Indonesia tergolong infeksi cacing yang
masih tinggi, diantara 2,5%-62%.2,4