Anda di halaman 1dari 16

Kasus

G3P2A0 Gravid 37-38 minggu + Bekas SC 2x + Lilitan tali pusat 1x + Tubektomi

dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG


Anamnesis

Identitas Pasien

• Nama : Ny. BM
• Umur : 33 tahun
• Tgl MRS : 11/11/2022 Pasien masuk ke rumah sakit rujukan dari Sp.OG
• No. RM : 11-27-57 dengan diagnosa G3P2A0 Gravid 37-38 minggu + Bekas SC
• DPJP :dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG 2x + Lilitan tali pusat 1x + Tubektomi. Pergerakan janin (+),
pengeluaran lendir darah, keputihan disangkal pasien.

Pasien mengaku rutin ANC setiap bulan di dokter


Sp.OG. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat hipertensi
Status Obstetri sebelum, dan riwayat hipertensi dalam keluarga tidak. Untuk
riwayat asma, alergi, dan diabetes melitus disangkal oleh
pasien.
• HPHT: 09/02/22
• TP: 13/11/2022 RPD:
• UK: 37-38 minggu Riwayat Kehamilan dan kontrasepsi :
Anak 1 : SC, 2017, laki-laki,bb lahir 3000 gram
Anak 2 ; SC, 2020, laki-laki,
Riwayat menstruasi

• Menarche 15 tahun
• Siklus 28 hari, teratur
• Lamanya haid 4 hari
Pemeriksaan Fisik

• kepala: normocephal
• Mata: Sclera Ikterik (-), CA
TTV anemis (-/-)
TD : 110/80 mmHg
• Thorax: BND vesikuler, Rh (+),
N : 99 x/m
Wh(+)
P : 20x/m
S : 36,4
• Jantung: BJ 1 dan 2 reguler,
SpO2 : 98% murmur (-), gallop (-)
BB : 65 kg • Abdomen: NT supra
TB : 160 cm • Ekstremitas : edema (-), Crt < 2
IMT : 25,3 (overweight) detik
Pemeriksaan Penunjang
01/11/2022

Hematologi Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 10,6 11,0-15,0 g/dL
Eritrosit 4.01 4,5-5,0 (P), 4,0-5,0 (W)
Hematokrit 30,6 37-43 %
Leukosit 9,34 4,0-12,0 x 103/mm3
Trombosit 267 150-400 ribu/uL
PLT 267 150-350 x 103/mm3
Ureum 13 10-50 mg/dl
Kreatinin 0,5 0,7-1,2 mg/dl
SGOT 14 ≤ 31 U/L
SGPT 7 < 34 U/L
HbsAg (-) Negatif
DIAGNOSIS PRE-OP
• P3A0 post SC H+0 + Tubektomi Hasil :
• Janin, tunggal, , intraunterin • Bayi lahir pukul 17.00
• JK : laki-laki
Tindakan • BB : 3100 gram
• PB : 50 cm
SC + Tubektomi (11/11/2022)
• APGAR : 7/9

DIAGNOSIS POST-OP
• P3A0 post SC + Tubektomi
• Bayi, tunggal, lahir hidup

Tatalaksana pre operasi


• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Cefotaxime 1 gr/ 12 jam/ IV
• Inj. Ondacentron 4 mg/8jam/IV
• Ranitidine 50 mg/8jam/IV
Tatalaksana Post OP
• IVFD RL: D5 = 2:1/IV 28 tpm
• Inj. Cefotaxim 1gr/12 jam/IV
• Metronidazole 500 mg /8 jam/IV
• Inj. Ketorolac 30 mg/8jam/IV
• Inj. PCT 1 gr/8 jam /IV
• Inj. Ondacentron 4 mg/8jam/IV
TINJAUAN PUSTAKA
Sectio Caesaria
• Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding Rahim
dengan syarat Rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram.

• Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan pembedahan untuk melahirkan


janin dengan cara membuat sayatan untuk membuka dinding perut dan
dinding uterus atau suatu histerotomi untuk mengeluarkan janin yang
berada di dalam rahim ibu.
Risiko SC
• Risiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan janin
• Risiko janin  asfiksia
• Risiko ibu  infeksi pasca bedah, nyeri pasca melahirkan,
kehamilan di luar kandungan pada kehamilan berikutnya,
ruptur uteri, waktu pemulihan lama,
INDIKASI INDIKASI
JENIS SC
IBU JANIN

• SC klasik • Janin sangat besar


• Disproporsi sefalopelvik

• SC transperitoneal profunda • Gawat janin


• Pelvis kecil atau malformasi

• SC ekstraperitoneal • Letak lintang


• Bekas SC dengan indikasi CPD

• Caesarian hysterectomy • Presentasi bokong pada primigravida


• Disfungsi uterus
• Double footling breech
• Distosia jaringan lunak

• Plasenta previa
Vaginal Birth After Caesarean Section

Faktor Meningkatkan Keberhasilan Faktor Menurunkan Keberhasilan

• Riwayat SC 1 kali dengan insisi melintang • Bayi dengan berat badan yang besar
rendah • Riwayat SC lebih dari 1 kali
• Riwayat VBAC yang sukses sebelumnya • Gangguan plasenta seperti plasenta previa
• Jarak antar kelahiran yang > 18 bulan dan plasenta akreta
• Terbebas dari kontraindikasi untuk • Riwayat SC dengan teknik insisi yang klasik,
melahirkan per vaginam dalam kehamilan riwayat ruptur uteri dan riwayat operasi
ini, seperti plasenta previa trans-fundal yang ekstensif dan riwayat
operasi ginekologi
• Usia 40 tahun ke atas, indeks massa tubuh
yang tinggi, kelahiran post-matur
• Induksi yang tidak tercatat dengan baik
• Ketebalan uterus yang kurang baik,
terutama pada segmen bawah rahim
Tubektomi
Metode kontrasepsi dengan cara menutup saluran tuba falopi sehinga
ovum (sel telur) yang dihasilkan oleh ovarium tidak dapat keluar menuju
rahim, dan tidak dapat bertemu dengan sperma, maka tidak akan terjadi
pembuahan yang dpat mengakibatkan kehamilan
Keuntungan Kekurangan
Metode kontrasepsi permanen, tidak
Sangat efektif
dapat dipulihkan kecuali rekanalisasi

Tidak mempengaruhi proses menyusui Rasa sakit dan ketidaknyaman jangka


(breastfeeding) pendek setelah dilakukan pembedahan

Resiko komplikasi dapat meningkat jika


Tidak berganting pada faktor senggama
dilakukan anastesi umum

Baik bagi klien apabila kehamilan akan Tidak dapat melindungi dari infeksi
menjadi resiko kesehatan yang serius menular seksual (HIV/AIDS)

Tidak ada efek samping dalam jangka


panjang

Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual


Sasaran tubektomi
Yang dapat menjalani Yang tidak menjalani
tubektomi tubektomi
• Usia > 26 tahun • Hamil
• Memiliki keturunan > 2 • Perdarahan vaginal
• Yakin telah mempunyai yang belum jelas
keluarga dan sesuai • Infeksi sistemik atau
kehendak pelvik yang akut
• Pada kehamilan akan • Tidak boleh menjalani
menimbulkan risiko proses pembedahan
kesehatan yang serius • Belum ada persetujuan
• Pasca persalinan tertulis
• Pasca keguguran
Kapan dapat dilakukan
Setiap waktu selama siklus menstruasi,
bila diyakini secara rasional, tidak hamil

Hari ke-6 hinggu ke-13 siklus menstruasi


(fase proliferasi)

Pascapersalinan

Pasca keguguran

Anda mungkin juga menyukai