Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN KASUS

PLASENTA AKRETA
ANDARU TRI SETYO WIBOWO
12711036
Anamnesis

• Pendidikan : SMP
Nama : Ny. W • Tanggal masuk: 5-1-2018
Jenis Kelamin : Perempuan • Mondok di bangsal : VK
Umur : 32 Tahun • Nomer CM : 488389
Alamat : Nglipar • Nama Suami : Tn N
Agama : Islam • Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT • Pekerjaan :
Wiraswasta
Keluhan Utama
• Nyeri perut bagian bawah, pusing, dan mual sejak pagi
SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Pasien kiriman dari puskesmas dengan G2P1A0 UK 36+5
minggu, datang ke poli kandungan RSUD Wonosari
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah disertai keluhan
pusing, mual. Keluhan dirasakan sejak pagi SMRS, nyeri
dirasakan hilang timbul, memberat saat beraktivitas ringan
seperti berjalan, dan tidak berkurang dengan istirahat.
Menarche : 15 Tahun
Mentruasi
Lama : 7 hari
Siklus :28 hari
Jumlah :2-3 pembalut/hari
Rasa sakit saat menstruasi : Tidak ada
Perdarahan di luar siklus : Tidak ada
HPM : 21-04-2017

Kawin : 1x
Umur waktu kawin: 25 Tahun
Umur suami waktu kawin : 28 Tahun
Lama perkawinan: 7 Tahun
Riwayat Kehamilan Sekarang

HPM : 21-04-17
HPL : 20-1-18
Mual-muntah : (+)
Sesak Nafas : Tidak Ada Keluhan
Gangguan BAK/BAB : Tidak Ada Keluhan
Hipertensi : (+)
Kejang : Tidak Ada Keluhan

Riwayat Keluarga Berencana


Suntik (2013-2014)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• KU : CM. Baik
• Vital Sign : 160/70 mmHg
• Berat Badan : 72 kg
• Tinggi Badan : 164 cm
• Gizi : IMT 26
• Kepala : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
• Leher : Limfonodi dbn
• Dada : COR S1-S2 regular, Pulmo sdv +/+, ro-/-, wh -/-
• Abdomen : supel, BU(+), NT (-)
• Extremitas : edema (-/-), akral hangat (-/-)
Status Obstetrik
• Inspeksi
• Wajah : Kloasma gravidarum (-)
• Mammae : Hiperpigmentasi areola mammae (+)
• Abdomen : Striae Gravidarum (+)

• Palpasi
• Leopold I : TFU 36 cm, memanjang
• Leopold II : puki, DJJ 148x/menit
• Keopold III : presentasi kepala
• Leopold IV : Konvergen
• Pemeriksaan Dalam : VT  v/u tenang, dinding
vagina licin, portio lunak,posterior , θ 2cm, LD
(+),
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 10,6 LK : 14-18 gr%

PR 12-16 gr%
A. Leukosit 7.500 LK : 4700-10300u/l

PR : 4300-11400 u/l
A. Trombosit 192.000 150.000-450.000
Gol Darah AB
HMT 38 LK 44%

PR 37%
A.Eritrosit 4.48 4,4-4,5 jt u/l
HbsAg NonReaktif NonReaktif
AntiHIV NonReaktif NonReaktif
SGOT 25 10-50 ul
SGPT 24 10-50 ul
LDH 287 <480 u/l
Ureum 20 15-45 mg/dl
Creatinin 1.0 0.6-1.3 mg/dl

Urin
Pemeriksaan Hasil Normal
Protein +2 Negatif
• USG:
Janin tunggal, intrauterine, DJJ (+), BPD 7.70,7 AC
24.18 TBJ , Air Ketuban Cukup, Plasenta di corpus
anterior gr II
Diagnosis

G2P1A0 UK 36+5 minggu dengan PEB, BDP


Penatalaksanaan

• R/ Konservatif
• Manajemen PEB
• Induksi balon kateter + 80 cc aquades ,stimulasi
oksitosin 5IU/500 ml RL 8 tpm
• Observasi his, denyut jantung janin, tanda vital ibu.
• Pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin rutin.
Permasalahan Kala III

• Perdarahan post partum e.c retensi plasenta susp.


Plasenta acretta
Tatalaksana

• Histerektomi CITO
Diagnosis Post OP

• Post Histerektomi a/I retensi plasenta e.c plasenta


acretta
Placenta
acretta

Normal
Pendahuluan
Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh retensi
potongan plasenta yg kecil, tetapi plasenta yg tersisa sering
menyebabkan perdarahan pada akhir masa nifas.

Inspeksi plasenta yg tersisa setelah pelahiran harus


dilakukan secara rutin, apabila ada bagian yg hilang uterus
harus dieksplorasi dan sisa plasenta harus dikeluarkan.
Pada sebagian besar kasus, plasenta terlepas secara spontan
dari tempat implantasinya dalam waktu beberapa menit
setelah janin lahir.

Penyebab pasti tertundanya pelepasan tidak selalu jelas,


cukup sering diebabkan oleh kontraksi uterus yg tidak
adekuat.
Kemungkinan lain yaitu, plasenta melekat erat ke tempat
implantasi dengan sedikit/ tanpa desidua  tidak ada garis
pemisah fisiologis melalui lapisan spongiosa desidua  satu/
lebih kotiledon melekat erat ke desidua basalis yg cacat atau
sampai miometrium.

Plasenta akreta
PLASENTA AKRETA

Merupakan implantasi abnormal plasenta pada dinding


uterus, Merupakan 0.9% komplikasi yang terjadi pada
kehamilan.
Faktor risiko klinis yang paling umum:

Plasenta previa Riwayat SC

Operasi intrauterin
Definisi

• implantasi abnormal plasenta ke dinding rahim,


terbagi menjadi 3 yaitu:

Plasenta • Jaringan plasenta dimana vili plasenta


menginvasi ke permukaan desidua miometrium.
akreta • 75% kasus

Plasenta • Vili plasenta menginvasi kedalam miometrium


inkreta • 18% kasus
• Vili plasenta menginvasi lebih dalam dari
Plasenta miometrium hingga ke serosa bahkan organ
intra abdomen, ex: kandung kemih.
perkreta • 7% kasus
Plasenta akreta dibagi lagi berdasarkan jumlah jaringan
yang terlibat dalam invasi ke miometrium, yaitu:

Plasenta akreta total

Plasenta akreta parsial

Plasenta akreta fokal


Epidemiologi
• Insidensi plasenta akreta meningkat dan berbanding
lurus dengan tingkat kelahiran sesar. Kejadian
plasenta akreta 1 dari 533 kehamilan periode 1982-
2002 di Amerika.
Tahun 1970 Tahun 1980
1 dari 4.027 1 dari 2.510
kehamilan kehamilan

Wanita yang paling beresiko mengalami plasenta akreta adalah


mereka yang telah mempunyai kerusakan miometrium
sebelumnya yg diakibatkan oleh operasi sesar sebelumnya,
plasenta previa, bedah rahim, kuretase uterus.
• Insidens plasenta akreta sekitar 3 per 1000 kelahiran,
terjadi pengingkatan kejadian selama beberapa
dekade.
• Alasan utama peningkatan ini adalah peningkatan
dari jumlah tindakan bedah sesar, dimana sesar dan
plasenta previa adalah faktor risiko plasenta akreta.
Patogenesis

• Patogenesis plasenta akreta tidak jelas, namun ada


beberapa teori yang diusulkan.
• Vaskularisasi abnormal akibat proses jaringan parut
pasca operasi dengan hipoksia lokal sekunder 
rusaknya desidualisasi dan invasi trofoblas
berlebihan.
Gambaran klinis

• Kebanyakan kasus plasenta akreta tidak menunjukkan


gejala.
• Beberapa gejala yg berhubungan dengan plasenta
akreta:

Perdarahan per Sebagian besar terlihat pada


vaginam kasus plasenta previa, yg
merupakan faktor terkuat
Kram plasenta akreta
Diagnosis

• Diagnosis plasenta akreta dibuat berdasarkan


specimen patologis yang diperoleh setelah tindakan
histerektomi.

Diagnosis definitive ini tergantung pada visualisasi


vili khorionik yang tertanam pada dalam
myometrium tanpa lapisan desidua diantaranya.
• Diagnosis plasenta akreta juga dapat ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan:

• USG 2-dimensi greyscale


ultrasonography
• USG colour doppler

MRI
USG greyscale

• Sangat baik untuk diagnosis prenatal plasenta akreta,


dengan riwayat sc dan plasenta previa sebelumnya.
sensitivitas= 77-87%
Spesifisitas= 96-98%
• Gambaran USG berbeda pada tiap usia kehamilan.
Trimester pertama
 Implantasi gestasional sac pada
parut bekas luka  temuan
penting, karena implantasi
tersebut dapat menyebabkan
kelainan spt plasenta akreta,
perkreta, inkreta
Trimester kedua dan ketiga

 Tampak beberapa
vascular lacunae dalam
plasenta memiliki
sensitivitas tinggi (80-
90%) dan positif pasu
rendah untuk plasenta
akreta.
 Hilangnya zona hypoechoic
retroplacental, dimana zona
tersebut terdapat pada
perlekatan placenta yg
normal  hilangnya ruang
yg jelas antara plasenta dan
Rahim.
Kriteria USG plasenta akreta
menurut RCOG guidline

greyscale Doppler
• Hilangnya zona • Aliran lacunar difu atau
sonolucent retroplasenta lokal
• Zona sonolucent • Hipervaskularisasi serosa-
retroplacental yg tidak bladder interface
teratur • Danau vascular dengan
• Abnormal placenta aliran turbulen (peak
lacunae cystolic velocity
>15cm/detik)
Tatalaksana

• Histerektomi

Anda mungkin juga menyukai