PENGERTIAN SKABIES
2. MORFOLOGI
1
Gambar 2. Sarcoptes scabiei. A. Jantan (dorsal); B. jantan (ventral);
C. betina (dorsal); D. betina (ventral); E. tungau betina dan telurnya
di dalam terowongan; F. Larva berkaki 6 (ventral).6
Alat genital tugau betina ini berbentuk celah yang terketak pada bagian
ventral sedangkan alat genital jantan berbentuk huruf Y dan terletak diantara
pasangan kaki ke-empat. Pada stadium larva emiliki 3 pasang kaki sedangkan
nimfa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak degan kecepatan 2,5 cm per
menit pada permukaan kulit 6.
2
Gambar 1. Siklus hidup Sarcoptes Scabiei (ilustrasi oleh Uti Nilam Sari)
Tempat yang paling disukai oleh kutu betina adalah bagian kulit yang
tipis dan lembab, seperti pada daerah sekitar sela jari tangan, siku,
pergelangan tangan, bahu dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memeliki
kulit serba tipis, telapak tangan, kaki, muka dan kulit kepala sering diserang
kutu tersebut karena kutu mudah untuk menginvasi.
4. PATOGENESIS
Sarcoptes sabiei telah hidup Bersama manusia dan mamalia lain serta
berevolusi dan beradaptasi dengan berbagai mekanisme untuk menghindari
3
respon imun hospes baik bawaan maupun didapat. Hospes menunjukkan
respon imun tipe lambat terhadap scabies. Pada manusia, gejala klinis berupa
inflamasi kulit baru timbul 4-8 minggu setelah terinfestasi. Respon imun yang
lambat tersebut merupaka dampak dari kemampuan tungau dalam memodulasi
berbagai aspek respon imun dan inflamasi hospes 8.
4
menurunkan eksravasasi limfosit, neutrophil, dan sel lain ke dalam dermis
sehingga mengganggu respon pertahanan hospes 8.
5. GAMBARAN KLINIS
Gatal merupakan gejala klinis utama pada scabies. Rasa gatal pada awal
masa infestasi tungau biasanya pada malam hari (pruritus nocturnal), cuaca
panas, atau ketika berkeringat. Gatal terasa disekitar lesi, namun pada scabies,
namun pada scabies kronik gatal dapat dirasakan hingga keseluruh tubuh. Gatal
disebabkan oleh sensitisasi kulit terhadap ekskret dan secret tungau yang
dikeluarkan pada waktu membuat terowongan. Masa inkubasi dari ifnestasi
tungau hingga muncul gejala gatal sekitar 14 hari 7.
5
meninggi dibandingkan sekitarnya. Diujung terowongan terdapat papul atau
vesikel kecil berukuran <5mm tempat tungau berada. Di daerah beriklim
tropis, jarang ditemukan lesi terowongan. Lesi tersebut sulit ditemukan karena
sering disertai ekskoriasi akibat garukan dan infeksi sekunder oleh bakteri.
Meskipun demikian, terowongan dapat berada di tangan, sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Pustul tanpa lesi terowongan sering
terdapat di genitalia eksterna. Pada infestasi ringan, lokasi yang harus diperiksa
adalah sela jari tangan dan genitalia eksterna.
Pada orang dewasa, lesi scabies jarang ditemukan leher, wajah, kulit
kepala yang berambut, punggung bagian atas, telapak kaki dan tangan, namun
pada bayi daerah tersebut sering berinfestasi babhkan lesi dapat ditemukan di
seluruh tubuh. Lesi scabies biasanya tidak terdapat di kepala namun pada anak
kecil dan bayi dapat ditemukan pustule gatal. Gejala scabies pada anak
biasanya berupa vesikel, pustule, dan nodus. Anakmenjadi gelisah dan nafsu
makan berkurang. Gambaran klinis scabies pada anak-anak sering sulit
dibedakan dengan infantile acropustulosis dan dermatitis vesiko bulosa. Kesi
terowongan jarang atau bahkan tidak ditemukan.
Gejala utama adalah rasa gatal pada malam hari. Rasa gatal karena
pembuatan terowongan oleh Sarcoptes Scabies di Startum Korneum, yang pada
malam hari temperatur tubuh lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat
(Handoko, 2010). Gatal merupakan gejala utama sebelum gejala klinis lainnya
muncul. Rasa gatal hanya pada lesi, tetapi pada skabies kronis gatal dapat
terasa pada seluruh tubuh. Lesi scabies biasanya tidak terdapat di kepala
namun pada anak kecil dan bayi dapat ditemukan pustule yang gatal. Gejala
scabies pada anak biasanya berupa vesikel, pustule, dan nodus, anak menjadi
gelisah dan nafsu makan berkurang. Gambaran klinis scabies pada anak-anak
sering sulit dibedakan dengan infatile acropustulosis dan dermatitis vesiko
bulosa. Lesi terowongan jarang atau bahkan tidak ditemukan9.
Gambar
4.
Lesi
scabies di
pergelangan tangan berupa papul, vesikel, erosi dan skuama kolaret, multiple,
diskret
7
Gambar 5.
Lesi scabies di sela jari berupa papul eritematosa, vesikel, pustule, erosi
dan skuama kolaret, multiple, diskret.
Gambar 6.
Lesi scabies di telapak dan jari tangan berupa pustule, bula purulent dan
krusta hitam, multiple, diskret.
8
Gambar 7.
Lesi
scabies di penis, skrotum, lipat, dan pangkal pahabilaeral asimetris berupa
papul eritematosa, multiple, diskret
Gambar 8.
9
Gambar 9.
Lesi scabies
di perut berupa papul eritematosa, ekskoriasi, dan krusta merah kehitaman,
mulitpel, diskret.
Gambar 10.
10
Gambar 11.
11
Gambar 12. Saling berjabat tangan adalah cara penularan kontak
langsung
Gambar 13.
12
Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan: anamnesis, yaitu adanya
pruritus nokturna dan erupsi kulit berupa papul, vesikel dan pustul di tempat
predileksi. Selain itu diperoleh keterangan bahwa gejala ini juga terdapat pada
sekelompok orang. Diagnosis pasti ditetapkan dengan menemukan tungau
atau telurnya pada pemeriksaan laboratorium. Namun kadang sulit untuk
menemukan tungau ini, karena jumlahnya yang sedikit pada penderita skabies.
Selain itu membutuhkan waktu untuk melakukan pemeriksaan sebagai metode
bantu untuk menegakkan diagnosis skabies (kudis) pada penderita.
a. Kerokan kulit.
Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi dengan minyak
mineral atau KOH, kemudian dikerok dengan skalpel steril untuk mengangkat
atap papul atau terowongan. Hasil kerokan diletakkan pada gelas obyek dan
ditutup dengan kaca tutup, lalu diperiksa di bawah mikroskop.
b. Mengambil tungau dengan jarum
Jarum ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan
digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat
diangkat ke luar. Dengan cara ini tungau sulit ditemukan, tetapi bagi orang
yang berpengalaman, cara ini dapat meningkatkan ketepatan diagnosis.
c. Kuretasi terowongan
Cara ini dilakukan secara superficial mengikuti sumbu panjang
terowongan atau puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada gelas obyek dan
ditetesi minyak mineral / KOH lalu diperiksa di bawah mikroskop.
d. Swab kulit
Kulit dibersihkan dengan eter, lalu dilekatkan selotip dan diangkat
dengan cepat. Selotip diletakkan pada gelas obyek kemudian diperiksa dengan
mikroskop. Dari 1 lesi dibuat 6 sediaan.
e. Burow ink test
Papul skabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu
dibiarkan selama 20-30 menit, kemudian dihapus dengan alkohol. Tes
13
dinyatakan positif bila tinta masuk ke dalam terowongan dan membentuk
gambaran khas berupa garis zig-zag.
f. Pemeriksaaan histopatologik.
Gambaran histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak
pada stratum korneum, dan hanya ujung terowongan tempat tungau betina
berada terletak di irisan dermis. Pemeriksaan ini sesungguhnya tidak penting
kecuali pada daerah tersebut ditemukan tungau atau telurnya. Daerah yang
berisi tungau menunjukkan sejumlah eosinofil dan sulit dibedakan dengan
reaksi gigitan arthropoda lainnya seperti kutu busuk maupun nyamuk.
15
Obat ini dipakai dalam bentuk emulsi atau losio dengan konsentrasi 20-
35%. Obat ini cukup efektif namun sering menyebabkan iritasi dan menambah
rasa gatal.
5. Kotikosteroid dan preparat ter.
Pada nodus persisten dapat dipakai preparat ter dan kortikosteroid
intralesi.
6. Permethrin
Diberikan berupa krim, mempunyai efektifitas sama dengan gameksan,
namun Iebih aman.
DAFTAR PUSTAKA
17