Pembimbing Klinik:
d r. A s m a r D w i A g u s t i n e , S p . O G
Latar belakang
DEFINISI
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu
PERSALINAN NORMAL
proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan, pada janin letak
memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan
pengeluaran plasenta
Power (tenaga/kekuatan)
DEFINISI
“distosia” →proses persalinan yang berlangsung lebih dari
24 jam
PERSALINAN LAMA
PREVALENSI
Tingginya tingkat partus abnormal ini juga menunjukkan
tingginya tingkat partus lama.
Amerika Serikat distosia merupakan indikasi dilakukannya
sectio caesarea emergensi pada 68% pasien yang menjalani
operasi seksio sesar primer
ETIOLOGI FAKTOR RISIKO
Power (tenaga/kekuatan)
Kala II memanjang
• 50 menit nulipara dan 20 menit multipara
DIAGNOSIS
Maternal
• Infeksi Intrapartum
• Ruptura Uteri
• Cincin Retraksi Patologis
• Pembentukan Fistula
Neonatal → Caput Suksedaneum
LILITAN TALI PUSAT
DIAGNOSIS
• Pada bayi > 34 minggu, namun bagian
terendah janin (kepala atau bokong)
• letak sungsang atau lintang yang menetap
• dengan pemeriksaan USG khususnya color
doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan
adanya lilitan tali pusat.
• tanda penurunan DJJ di bawah normal,
terutama pada saat kontraksi rahim.
• I n f e k s i Ta l i P u s a t ( Te t a n u s N e o n a t o r u m )
LILITAN TALI PUSAT
MANAJEMEN
• Memberikan oksigen pada ibu. Namun, bila
persalinan masih akan berlangsung lama dengan DJJ akan
semakin lambat (Bradikardia), persalinan harus segera
diakhiri dengan operasi Caesar.
• Melalui pemeriksaan teratur USG
• Dalam pimpinan persalinan terutama kala dua
lakukan observasi,
SECTIO CAESARIA
DEFINISI
proses kelahiran janin melalui tindakan laparotomi dan
dilanjutkan dengan histerotomi.
KLASIFIKASI
Sectio Caesarea Elektif
prosedur Sectio Caesarea yang dilakukan tanpa keadaan
darurat dan keputusan dibuat sebelum persalinan.
Nama : Tn. G
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Tangga buntung no.1477, Palembang.
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
-
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat ANC
• 2022 / Hamil ini
• Trimester I: -
• Trimester II: 1x
• Trimester III: -
STATUS GENERALIS
Leopold I : Teraba bagian lunak, tidak mudah digerakkan dan tidak melenting
(kesan bokong). TFU 3 jari di bawah processus xhypoideus, TFU 32 cm
- Leopold II : Teraba keras, memanjang, dan datar seperti papan di kanan perut
(kesan punggung janin) dan bagian lunak di bagian kiri (ekstremitas).
- Leopold III : Teraba bagian janin bulat, keras, dan melenting (kesan kepala).
- Leopold IV : Konvergen (belum masuk PAP)
- TBJ : (TFU-13) x 155 = 2940 gram
- DJJ : 141 x/menit
- His : 1x dalam 10 menit
PEMERIKSAAN DALAM
Limfosit 19 20 – 40 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Hasil Nilai Normal
Golongan Darah
ABO O
Rhesus +
Hemostasis
Masa Perdarahan (BT) 3 1-6 menit
Masa Pembekuan (CT) 9 10-15 menit
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 75 70-140 mg/dl
Imunologi
Antigen SARS CoV-2 Negatif Negatif
PEMERIKSAAN USG
DIAGNOSIS KERJA DOKTER
G1P0AO hamil aterm inpartu kala 1 fase laten memanjang janin
tunggal hidup presentasi kepala dengan lilitan tali pusat.
PENATALAKSANAAN
Observasi keadaan umum, tanda vital, HIS, DJJ, dan kemajuan persalinan
IVFD Ringer Laktat 500 cc gtt 20x/menit
Cek lab darah lengkap, kimia darah dan antigen sars CoV-2
Ceftriaxone 2x1 g/ IV (Skin test)
LAPORAN PERSALINAN
Pada tanggal 18 Februari 2023 pukul 11.30 WIB, lahir neonatus hidup laki-laki, berat
bayi lahir 3200 gram, PB 48 cm, APGAR score 8/9, plasenta lahir lengkap.
FOLLOW UP
18/2/2023, S : Nyeri luka pasca operasi P:
18.00 WIB Observasi KU, TVI, Perdarahan
O: IVFD RL 500 cc + oxytocin 2 amp gtt
KU : Baik 20x/menit
TD : 120/80 mmHg
Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
RR : 20 x/mnt
Mobilisasi bertahap
N : 88 x/mnt
T : 36,20C ASI on Demand
TFU dua jari dibawah pusat
Kontraksi uterus baik Th/
Lochea rubra (+) Ceftriaxone 2 x 1 gr / i.v (skin test)
Hb post Op : 12.8 gr/dl Metronidazole 3 x 500 mg / i.v (kocor)
Ketorolac 3x1/ i.v
A : P1A0 Post SC a/i kala 1 memanjang dan lilitan tali
Asam tranexamat 3x1 / i.v
pusat
FOLLOW UP
19/2/2023 S : Tidak ada keluhan P/
07:00 WIB Observasi KU, TVI
O: IVFD RL 500 cc gtt 20x/m
KU : Baik
Diet TKTP
TD : 110/70 mmHg
Mobilisasi Bertahap
RR : 20 x/mnt
N : 78 x/mnt ASI On Demand
T : 36,70C
TFU 2 jari dibawah pusat Th/
Lochea rubra (+) Ceftriaxone 2 x 1 gr / i.v (skin test)
Kontraksi uterus baik Metronidazole 3 x 500 mg / i.v (kocor)
Ketorolac 3x1/ i.v
A : P1A0 post SC a/i kala 1 memanjang dan lilitan
Asam tranexamat 3x1 / i.v
tali pusat
FOLLOW UP
20/2/2023 S : Tidak ada keluhan P/
06:00 WIB Aff infus
O: Diet TKTP
KU baik
Asi on demand
TD : 120/80 mmHg
Rencana pulang
N : 70 x/mnt
RR : 18 x/mnt
T 36,70C Th/
TFU 2 jari dibawah pusar Metronidazole 3x500 mg / oral
Lochea rubra (+) Asam mefenamat 3x500 mg / oral
Kontraksi uterus baik Cefadroxil 2x500 / oral
• Namun setelah lebih dari 7 jam, tidak ditemukan kemajuan persalinan, sehingga
pasien direncanakan untuk dilakukan SC Elektif pada tanggal 18 Februari 2023
pukul 11.00 WIB.
• Diagnosis pada status pasien tertulis G1P0A0 hamil aterm inpartu kala 1
memanjang janin tunggal hidup presentasi kepala.
• Pada pasien ini tanda inpartu didapatkan karena pasien mengeluh mules ingin
melahirkan sejak 6 jam SMRS.
• Berdasarkan teori, inpartu adalah suatu keadaan ibu mau melahirkan ditandai
dengan perut mules yang menjalar ke pinggang semakin lama semakin sering dan
kuat, disertai dengan keluar lendir, darah dan air-air dengan his minimal 1x dalam
10 menit minimal 20 detik untuk primigravida dan his minimal 2x dalam 10 menit
lamanya minimal 20 detik untuk multigravida disertai pendataran dan pembukaan
serviks.
• Pada kasus ini, pasien mengalami tanda inpartu sejak 6 jam SMRS dan
setelah dipantau kemajuan persalinannya, 7 jam kemudian pasien masih
pembukaan 1.
• Pasien ini sudah mengalami persalinan lama yaitu kala I fase laten
memanjang.
KALA 1 FASE LATEN MEMANJANG
(>20JAM)
Pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan USG pada tanggal 17 Februari 2023 dan
didapatkan hasil yaitu terdapat lilitan tali pusat 1x.
• tali pusat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, tungkai atas/ bawah dan leher
pada bayi.
• Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin eratdan menyebabkan penurunan
sirkulasi utero-placenta, juga menyebabkan penekanan/kompresi pada
pembuluh- pembuluh darah tali pusat.
• Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi
menjadi hipoksia.
Jika ditinjau dari segi penulisannya diagnosis obstetri pada
pasien ini sudah tepat