Anda di halaman 1dari 44

Case Report

KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU
Oleh :
Muhammad Delfin
1310070100048

Preseptor :
dr.Yufi Permana, M.ked (OG), Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI RSUD SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
DEFINISI
Kehamilan ektopik suatu kehamilan dimana pertumbuhan sel
telur yang telah dibuahi tidak tertanam (implantasi) pada dinding
endometrium cavum uteri.

Kehamilan ektopik terganggu suatu kehamilan ektopik yang


mengalami ruptur pada dinding tuba
Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi :
1. Tuba Falopii
Pars interstitialis (2%)
Isthmus (25%)
Ampulla (55%)
Fimbriae (17%)
2. 3 % lainnya di :
Uterus
Ovarium
Abdominal
Intraligamenter
Cervical
Tanduk rahim rudimenter
ETIOLOGI
Etiologi kehamilan ektopik sudah banyak disebutkan
karena secara patofisiologi mudah dimengerti sesuai dengan
proses awal kehamilan sejak pembuahan sampai nidasi. Bila
nidasi terjadi di luar cavum uteri atau di luar endometrium,
maka terjadilah kehamilan ektopik. Dengan demikian,
faktor faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan
dalam nidasi embrio ke endometrium menjadi penyebab
kehamilan ektopik ini.
Faktor-faktor yang disebutkan adalah sebagai berikut:
1. Faktor dalam lumen tuba :
Endosalpingitis dapat menyebabkan perlengketan endosalping,
sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu;
Lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk yang dapat terjadi pada
hipoplasia uteri. Hal ini dapat disertai kelainan fungsi silia endosalping;
Lumen tuba sempit yang diakibatkan oleh operasi plastik tuba dan
sterilisasi yang tidak sempurna.

2. Faktor pada dinding tuba :


Endometriosis tuba, dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi
dalam tuba;
Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi ditempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba :
Perlekatan peritubal dengan distorsiatau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur;
Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.

4. Faktor lain :
Abnormalitas dari zigot, apabila zigot tumbuh terlalu cepat dengan
ukuran yang besar, maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada
saat melalui tuba, kemudian berheti dan tumbuh di saluran tuba.
Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovum kanan ke tuba kiri-
atau sebaliknya- dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi
ke uterus. Pertumbuhan telur yang terlalu cepat dapat menyebabkan
implantasi premature
Pil KB dan IUD
Kehamilan ektopik menjadi terganggu karena:

Riwayat di urut pada hamil muda

Riwayat coitus pada hamil muda

Riwayat trauma pada hamil muda

Riwayat batuk kronis pada hamil muda

Dengan kata lain, semua hal-hal yang dapat menyebabkan


peningkatan tekanan intraabdominal dapat menyebab kan
kehamilan ektopik menjadi ruptur KET
PATOFISIOLOGI
Pada proses awal kehamilan, apabila embrio tidak bisa
mencapai endometrium untuk proses nidasi disebabkan karena
beberapa faktor, maka embrio dapat tumbuh di saluran tuba dan
kemudian akan mengalami beberapa proses seperti pada
kehamilan pada umumnya. Karena tuba bukan merupakan
suatu media yang baik untuk pertumbuhan embrio, maka
pertumbuhan dapat mengalami beberapa perubahan dalam
bentuk berikut ini:

1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi biasanya tanpa


keluhan, hanya terlambat haid beberapa hari)
2. Abortus ke dalam lumen tuba

Terjadi pelepasan vili korialis diikuti dengan


robeknya pseudokapsular perdarahan dalam lumen
tuba menyebabkan tuba menjadi bengkak dan kebiru-
biruan hematosalping dan selanjutnya darah dapat
mengalir ke rongga perut kemudian berkumpul di
kavum Douglasi hematokel retrouterina.
3. Ruptur dinding tuba

Ruptur tuba pars istmica sering terjadi pada kehamilan


muda (2-3 bulan) sedangkan ruptur pada pars interstitialis
sering terjadi pada kehamilan lebih lajut (4 bulan aterm ).
Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan
vili korialis ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke
peritonium, sehingga akan terjadi perdarahan ke dalam
cavum abdominal dan dapat menyebabkan syok bahkan
kematian, bila pseudokapsularis ikut pecah maka terjadi pula
perdarahan dalam lumen tuba.
GEJALA KLINIS
Trias klasik untuk kehamilan ektopik adalah akut abdomen
(NT, NL, DM) , amenore, dan perdarahan pervaginam.
Kolaps
Takikardi
Anemis
Hipotensi
Nyeri bahu
Cullen sign
Nyeri goyang portio
Nyeri pada penekanan cavum douglasi
DIAGNOSIS
1. Anamnesis

Haid biasanya datang terlambat dan terdapat gejala subjektif


seperti kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, tenesmus.
Perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.

2. Pemeriksaan umum

Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam


rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan.

3. Pemeriksaan obstetri

Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. .


Bila uterus teraba, maka akan teraba sedikit membesar dan
kadang-kadang terasa tumor di samping uterus dengan batas yang
sukar ditentukan.

Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri raba menunjukkan


adanya hematokel retrouterina

4. Pemeriksaan laboratorium

HB , HT, leukosit

Tes kehamilan

HCG urin

B-HCH serum
5. Culdocentesis

adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah pada


cavum douglas ada darah yang menunjukkan hematokel
retrouterina.
7. USG
Diagnosis pasti ialah apabila ditemukan
kantong gestasi di luar uterus yang didalamnya
tampak denyut jantung janin.

Uterus outlined in red, uterine lining in green,


Ultrasound showing uterus and tubal pregnancy ectopic pregnancy yellow. Fluid in uterus at blue
circle - sometimes called a "pseudosac".
8. Laparoskopi
Laparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu
diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik.

A right tubal ectopic pregnancy as seen at laparoscopy


The swollen right tube containing the ectopic pregnancy is on the right
at E
The stump of the left tube is seen at L - this woman had a previous
tubal ligation
PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah
laparotomi. Pada kasus kehamilan ektopik pars ampullaris tuba yang belum
pecah dapat dicoba ditangani dengan kemoterapi untuk menghindari tindakan
pembedahan. Kriteria kasus yang diobati dengan cara ini ialah:
Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah

Diameter kantong gestasi 4 cm

Perdarahan dalam rongga perut < 100 ml

TTV baik dan stabil

Obat yang digunakan adalah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum


factor 0,1 mg/kg IM selama 8 hari. Namun bila telah terjadi kehamilan ektopik
terganggu terapi utamanya adalah laparotomi
KOMPLIKASI
Rupture, dengan perdarahan yang mengarah terjadinya syok.
Infertilitas pada 10 -15% wanita dengan riwayat kehamilan
ektopik.

PROGNOSIS
Dubia ad bonam
85% wanita dengan kehamilan ektopik bisa mendapatkan
kehamilan normal.
Kehamilan ektopik berulang terjadi pada 10-20% kasus.
Beberapa wanita tidak bisa hamil lagi, sedangkan ada yang bisa
hamil dan terjadi abortus spontan pada trimester pertama.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny.MS Nama suami : Tn.P
Umur : 26 tahun Umur : 32 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
No MR : 147405
Alamat : Alahan Panjang
Tgl. Masuk : 24 April 2017
ANAMNESA
Keluhan Utama :
Seorang pasien wanita umur 26 tahun datang ke IGD RSUD SOLOK
dari rujukan Puskesmas Alahan Panjang pada tanggal 24 April 2017 jam
20.00 WIB dengan keluhan nyeri perut hebat sejak 6 jam yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


Nyeri perut hebat bagian kiri bawah sejak 6 jam SMRS
Keluar darah dari kemaluan (+) berupa bercak membasahi 1 helai celana
dalam
Tidak haid sejak 2 bulan yang lalu
HPHT : 5 februari 2017 TP : 12 november 2017
ANC 1 kali kontrol ke bidan
Riwayat trauma (-)
Riwayat di urut (+) sekitar 2 minggu yang lalu
RHM : Mual (+), muntah (+), perdarahan (+)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan
hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan
kejiwaan
Riwayat Perkawinan : pasien telah menikah 1 kali
Riwayat Menstruasi : Menarche umur 13 th, siklus haid teratur 1 x 28
hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3x ganti duk/hr, nyeri (+)

Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 2/0/1


1. 2015 / laki-laki / 3.100 g / matur / spontan / bidan / hidup
2. Hamil sekarang

Riwayat Kontrasepsi : (-)


Riwayat Imunisasi : (-)
Riwayat pendidikan : SMA
Riwayat pekerjaan : IRT
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALISATA
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
Tinggi Badan : 162 cm
Berat Badan sebelum hamil : 57 Kg
Berat Badan saat hamil : 60 Kg
BMI : 21.7 (normoweight)
Status gizi : baik
Vital sign :
Tekanan Darah: 100/60 mmHg
Nadi : 120x/menit
Nafas : 24x/menit
Temperatur : 36,80C
PEMERIKSAAN FISIK LOKALISATA
A. Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
B. Leher :
Inspeksi :
JVP 5 2 cmH2O
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi :
Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
C. Toraks :
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Auskultasi : Vesikuler normal +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
D. Abdomen : Status Obstetricus
E. Genitalia : Status Obstetricus
F. Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-
STATUS OBSTETRICUS
A. Abdomen
Inspeksi : perut tampak tegang, sikatrik (-), striae (-)
Palpasi : TFU tidak teraba, NT(+), NL(+), DM (+) di
kuadran kiri bawah
Perkusi : redup
Auskultasi : BU (+) N
B. Genitalia :
Inspeksi : V/U tenang, PPV (+)
Inspekulo :
vagina : tumor (-), fluksus (+) tampak darah kehitaman
tegenang di fornik posteior
portio : multipara ukuran sebesar ibu jari kaki dewasa,
laserasi (-), tumor (-), OUE tertutup, fluksus(+) tampak darah
mengalir dari canalis servicalis
VT bimanual :
vagina : tumor(-)
portio : multipara ukuran sebesar ibu jari kaki dewasa, nyeri
goyang (+)
CUT : anteflexi sebesar telur itik
AP : kiri tegang dan kanan lemas
CD : menonjol
Laboratorium : 24 Maret 2017 jam 21:00 WIB
Hemoglobin : 5,4 g/dl
Hematokrit : 16,3 %
Leukosit : 9.770 mm3
Trombosit : 203.000 mm3
CT/BT : 3.30 / 1.30 menit
HBsAg : Negatif (-)
HIV : NR
plano test : (+)
Diagnosa :
Akut abdomen et causa KET pada G2P1A0H1 gravid
8-9 minggu + Anemia berat
Sikap :
Kontrol keadaan umum, tanda vital, kontraksi, PPV
IVFD RL 500cc 28 TPM
Injeksi ceftriaxon 1 gr (skin test)
Transfusi PRC 1 unit
Pasang DC
Informed consent
Konsul anastesi
Persiapan OK

Rencana : laparatomi CITO


Laporan Operasi tanggal 24 april 2017 jam 23:00
Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dengan anestesi spinal
Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis menggunakan betadine dan alcohol
pada lapangan operasi
Dilakukan insisi fanenstiel pada pelvic line 10 cm
M. rectus abdominis di buka secara tumpul ke lateral hingga tampak peritoneum
Peritoneum di sayat ke atas
Dimasukkan big has untuk memisahkan uterus dan organ lainnya. Didapatkan
perdarahan dan bekuan darah pada rongga abdomen dan cavum douglas sebanyak
1000 cc.
Identifikasi adneksa kiri dan didapatkan ruptur tuba pars ampularis kiri. Hasil
konsepsi diangkat dan perdarahan dirawat
Dilakukan pemotongan dan pengangkatan tuba kiri, sisa potongan tuba kiri
kemudian dijahit
Identifikasi adneksa kanan dan tidak didapatkan perlengketan adneksa kanan
dengan sekitarnya
Dilakukan eksplorasi rongga abdomen, kemudian big has dikeluarkan dari rongga
abdomen lalu dicuci dengan NaCl
Setelah yakin tidak ada perdarahan dilakukan penutupan rongga abdomen lapis
demi lapis.
Kulit dijahit secara subkutikuler

A/ Post Salphingectomi sinistra a.i kehamilan etopic terganggu pars ampularis


Instruksi/terapi post op:
Kontrol KU, VS, PPV, dan kontraksi
IVFD RL 500 cc / 28 tpm
tranfusi darah 2 PRC
Injeksi ceftriaxon 2x1 gr (IV)
Injeksi gentamicin 2x80 mg (IV)
Injeksi ketorolac 3x20 mg (IV)
Asam mefenamat 3x500 mg (po)
SF 1x 300 mg (po)
Vitamin C 3x50 mg (po)
25 April 2017 FOLLOW UP
Pukul 07.00 Wib
S:/ Nyeri luka post op (+) BAK (+) Pusing (-)
Demam (-) BAB (-)
O:/ Ku : Sedang Nadi : 80x/menit
Kes : CMC Nafas : 18x/menit
TD : 100/70 mmHg Suhu : 36,5 o C\

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit, luka
operasi tertutup perban
Palpasi : TFU tidak teraba, kontraksi baik, NT(-),
NL(-),DM(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
Inspeksi : V/U tenang, PPV (+)
A:/ Post Salphingectomi sinistra a.i Kehamilan Etopic
Terganggu pars ampularis + RH1
P:/
Kontrol KU,VS, PPV
Mobilisasi bertahap
IVFD RL 500 cc + drip ketorolac 2 amp
Injeksi ceftriaxon 2x1 gr (IV)
Injeksi gentamicin 2x80 mg (IV)
Injeksi ketorolac 3x20 mg (IV)
Asam mefenamat 3x500 mg (po)
SF 1x 300 mg (po)
Vitamin C 3x50 mg (po)
26 April 2017
Pukul 07.00 Wib
S:/Demam (-) ASI (-/-) BAK (+)
Nyeri luka post op (+) BAB (+)
O:/ Ku : Sedang Nadi : 76x/menit
Kes : CMC Nafas : 20x/menit
TD : 110/70 mmHg Suhu : 36,5 o C

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit, luka
operasi tertutup perban
Palpasi : TFU tidak teraba, NT(-), NL(-), DM(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
A:/ Post Salphingectomi sinistra a.i kehamilan etopic
terganggu pars ampularis
+ RH2
P:/
Kontrol KU,VS, PPV
Mobilisasi bertahap
Infus dan DC AFF
Instoper
Injeksi ceftriaxon 2x1 gr (IV)
Injeksi gentamicin 2x80 mg (IV)
Injeksi ketorolac 3x20 mg (IV)
Asam mefenamat 3x500 mg (po)
SF 1x 300 mg (po)
Vitamin C 3x50 mg (po)
27 April 2017
Pukul 07.00 Wib
S:/Demam (-) ASI (-/-)
Nyeri luka post op (+) BAB (+)
BAK (+)
O:/ Ku : Sedang Nadi : 78x/menit
Kes : CMC Nafas : 20x/menit
TD : 120/70 mmHg Suhu : 36,5 o C

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit, luka
operasi baik, pus (-), darah (-)
Palpasi : TFU tidak teraba,NT(-),NL(-), DM(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia
Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
A:/ Post Salphingectomi sinistra a.i kehamilan etopic terganggu
pars ampularis
+ RH3

P:/
Kontrol KU,VS, PPV
Asam Mefenamat tab 3x500 mg
SF 1x1
Vit C 3x1
Cefadroxil 2x1
leukomed

HB : 9,7 g/dl

BOLEH PULANG
Analisa Kasus
Seorang pasien wanita umur 26 tahun datang ke IGD
RSUD SOLOK dari rujukan Puskesmas Alahan Panjang
pada tanggal 24 April 2017 jam 20.00 WIB dengan
keluhan nyeri perut hebat sejak 6 jam yang laluSMRS,
yang dirasakan hilang timbul dan tidak menjalar. Nyeri
dirasakan semakin lama semakin hebat. Dari kemaluan
pasien keluar bercak darah merah membasahi 1 helai
celana dalam sejak 6 jam SMRS.
Dari pemeriksaan fisik abdomen nyeri tekan (+) nyeri
lepas (+) defend muscular (+). Genitalia V/U tenang, PPV
(+), Inspekulo : Vagina: dinding vagina licin, tumor (-),
laserasi(-) . Portio : tumor (-) laserasi (-), OUE tertutup,
fluksus (+) perdarahan aktif, cavum douglas menonjol. VT
Bimanual: tumor (-), portio lunak, nyeri goyang portio (+),
cavum douglas menonjol, corpus uteri tidak membesar,
adnexa/Parametrium tegang. Hb : 5,4 gr/dl, Plano tes (+).
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, pasien diagnosa dengan Akut
abdomen et causa KET pada G2P1A0H1 gravid 8-9
minggu + Anemia berat. Kemudian dilakukan tindakan
Laparatomi + salphingektomi sinistra dengan diagnosa
akhir post Laparatomi + salphingektomi sinistra a.i
kehamilan etopic terganggu pars ampularis
KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di
luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik terjadi
apabila hasil konsepsi berimplantasi, tumbuh dan
berkembang di luar endometrium pada kehamilan normal.
Kehamilan ektopik ini merupakan sering terjadi di daerah
tuba falopi (98%), kehamilan ektopik juga dapat terjadi di
ovarium (indung telur), rongga abdomen (perut), atau
serviks (leher rahim).
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang
berbahaya bagi wanita karena dapat mengancam nyawa
apabila ruptur (pecah) dan menyebabkan perdarahan di
dalam. Keadaan gawat ini disebut dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu (KET) dimana terjadi abortus maupun
ruptur tuba. Abortus dan ruptur tuba menimbulkan
perdarahan ke dalam kavum abdominalis yang bila cukup
banyak dapat menyebabkan hipotensi berat atau syok. Bila
tidak atau terlambat mendapat penanganan yang tepat
penderita akan meninggal akibat kehilangan darah yang
sangat banyak sehingga diperlukan penanganan yang
tepat, cepat dan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002.
Kehamilan Ektopik. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.
Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu kebidanan dan Penyakit
Kandungan, 2008. Edisi III. Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo
Surabaya.
Prawiro, Sarwono, 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. PT Bina Pustaka, Jakarta
Sepilian,Vicken;EllenW. Ectopic Pregnancy.
www.emedicine.com/health/topic3212.html
Standar Tatalaksana Medis Rumah Sakit fatmawati. 2002. Kehamilan
ektopik Terganggu.Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Kehamilan Ektopik. Ilmu Kebidanan edisi
ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta..hal 323-338.
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Gangguan Bersangkutan Dengan Konsepsi.
Ilmu Kandungan edisi kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. Jakarta..hal 250-260.
Wiknjosastro, Hanifa. 2000. Kehamilan Ektopik. Ilmu Bedah Kebidanan
edisi pertama. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta..hal
198-210.

Anda mungkin juga menyukai