TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos
yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat di artikan berada di luar tempat yang
semestinya. Jadi kehamilan ektopik terjadi jika telur yang di buahi berimplantasi dan tumbuh di
luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur apabila
masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi dan peristiwa ini di sebut
kehamilan ektopik terganggu
Etiologi
1 Sebagian besar penyebab kehamilan ektopik tidak di ketahui, setelah sel telur di buahi di
bagian ampula tuba , maka setiap hambatan perjalanan sel telur ke dalam rongga rahim
memungkinkan kehamilan tuba
2 Kehamilan ovarial dapat terjadi apabila spermatozoa memasuki folikel de Graaf yang
baru pecah dan membuahi sel telur yang masih tinggal dalam folikel, atau apabila sel
telur yang di buahi bernidasi di daerah endometriosis di ovarium
3 Kehamilan intraligamenter biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba atau kehamilan
ovarial yang mengalami ruptur dan mudigah masuk di antara 2 lapisan ligamentum
latum. Kehamilan servikal berkaitan dengan faktor multiparitas yang beriwayat pernah
mengalami abortus atau operasi pada rahim termasuk seksio sesarea
4 Kehamilan abdominal biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba.
Patofisiologi
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat
terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat
dari hal ini:
1. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah
yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena
dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi
berlebihan tuba.
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan
vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit
hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.
Klasifikasi
Menurut Titus klasifikasi pembagian tempat tempat terjadinya kehamilan ektopik adalah :
1 Kehamilan tuba
1 Interstisial
2 Isthmus
3 Ampula
4 Fimbrial
2 Kehamilan ovarial
3 Kehamilan abdominal
5 Primer
6 Sekunder
4 Kehamilan tubo-ovarial
5 Kehamilan intraligamenter
6 Kehamilan servikal
7 Kehamilan tanduk rahim rudimenter
Diagnosis
Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa
penderita, dapat dilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap dilakukan tindakan operasi.
Kekurangan dari terapi konservatif (non-operatif) yaitu walaupun darah berkumpul di rongga
abdomen lambat laun dapat diresorbsi atau untuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi
(pengeluaran melalui vagina dari darah di kavum Douglas), sisa darah dapat menyebabkan
perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari salpingektomi ataupun salpingo-
ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak cukup dan terdapat kelainan pada tuba tersebut
dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba. Namun jika penderita belum mempunyai anak,
maka kelainan tuba dapat dipertimbangkan untuk dikoreksi supaya tuba berfungsi.
Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam divertikulum
uterus, kehamilan abdominal dan kehamilan tanduk rudimenter. Perdarahan sedini mungkin
dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksia yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan
umum penderita terus diperbaiki dan darah dari rongga abdomen sebanyak mungkin dikeluarkan.
Serta memberikan transfusi darah.
Untuk kehamilan ektopik terganggu dini yang berlokasi di ovarium bila dimungkinkan
dirawat, namun apabila tidak menunjukkan perbaikan maka dapat dilakukan tindakan sistektomi
ataupun oovorektomi (5). Sedangkan kehamilan ektopik terganggu berlokasi di servik uteri yang
sering menngakibatkan perdarahan dapat dilakukan histerektomi, tetapi pada nulipara yang ingin
sekali mempertahankan fertilitasnya diusahakan melakukan terapi konservatif
Komplikasi
1 Pada pengobatan konservatif, yaitu bila ruptur tuba telah lama berlangsung (4-6
minggu), terjadi perdarahan ulang (reccurent bleeding) . ini merupakan indikasi operasi.
2 Infeksi
3 Sub ileus karena massa pelvis
4 sterilitas
Prognosis
Kematian kaarena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurun dengan diagnosis dini dan
fasilitas daerah yang cukup. Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk
mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil lagi akan menurun.
Hanya 60% dari wanita yang pernah mengalami KET menjadi hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang di laporkan
berkisar antara 0-14,6% .
BAB II
KONSEP MANAJEMEN
I. PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien.
1. BIODATA:
Nama : Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
Umur : Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahun terutama kehamilan ektopik biasanya terjadi pada wanita usia
20-30 tahun.
Alamat : Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan
mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya,
menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan
rumah.
2. RIWAYAT PASIEN
1 Alasan Datang : Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada
bidan.
2 Keluhan Utama : Nyeri merupakan keluhan utama kehamilan ektopik terganggu. Rasa nyeri
terjadi secara tiba-tiba dan dapat menjalar ke seluruh abdomen tergantung dari perdarahan
didalamnya Perdarahan merupakan gejala kedua jumlah pedarahan kadang-kadang banyak,
kadang-kadang sedikit. Amenorea juga merupakan keluhan penderita kehamilan ektopik
terganggu ( Sarwono, 2008).
a. Nyeri Abdomen
b. Perdarahan Pervaginam
c. Nyeri Tekan Abdomen
d. Nyeri di daerah adneksa
e. Riwayat infertil
f. Akseptor AKDR
g. Riwayat kehamilan ektopik
3 HPHT : Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan mulainya awal kehamilan ini
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
1 Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika
ketika kehamilan ektopik terganggu ini mengalami pendarahan hebat maka penanganan
penggantian darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
2 Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada klien kehamilan ektopik ini jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan,
sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan menimbulkan fungsi uterus
dan endometrium yang tidak bagus sehingga inilah factor penyebab kehamilan ektopik yang
sekarang.
3 Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris). Karena jika riwayat nifas yang lalu mengalami infeksi uterus dan jalan lahir
kemungkinan ini merupakan factor penyebab kehamilan ektopik sekarang.
5 Riwayat Ginekologi
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien.
Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada salah satunya kemungkinan factor penyebab kehamilan
ektopik sekarang.
6 Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa yang dipakai klien sebelumnya,apakah ada efek
samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi, alasan
pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi), serta keluhan selama
memakai alat kontrasepsi. Karena kemungkinan berpengaruh terhadap gangguan kehamilan
ektopik sekarang,contohnya pada infeksi pemakaian IUD yang merupakan salah satu
faktornya.
7 Riwayat kehamilan sekarang
Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.
Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau
perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera
adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.Contohnya,
Awalnya klien mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian disusul dengan adanya
nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya
disertai adanya perdarahan pervaginam.
8 Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting
untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada klien dan mengupayakan pencegahannya
dan penanggulangannya. Klien dengan riwayat Infeksi saluran telur (salpingitis),seperti
bakteri khusus dapat menimbulkan gangguan pada tuba fallopi adalah Chlamydia trachomatis
pada motilitas saluran telur,riwayat operasi tuba,riwayat cacat bawaan pada tuba, seperti tuba
sangat panjang,riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,riwayat bekas radang pada tuba yang
dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping,riwayat tumor yang mengubah
bentuk tuba,dan riwayat penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan
PID (pelvic inflamamtory disease)
a) Pemeriksaan umum
Secara teoritis pada penderita kehamilan ektopik kemungkinan di temukan gambaran keadaan
umum pasien yang kurang baik,misalnya mencakup:
1 Keadaan umum : baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum klien secara
keseluruhan
2 Kesadaran : penilaian pada Glasgow Coma Scale (GCS). Compos mentis (sadar penuh),
apatis (perhatian berkurang), somnolen (mudah tertidur walau sedang di ajak bicara),
spoor (dengan rangsangan kuat masih meberi respon gerakan). Spoor coatus (hanya
tinggal reflek koma) dan coma (tidak memberi respon sama sekali
c. TTV :
1 tekanan darah : tekadan darah tinggi bila di atas 140/90. Tekanan darah rendah bila di
bawah 110/70. Biasanya pada penderita KET tekanan darahnya rendah (hipotensi)
2 denyut nadi : nadi normal 70x/m. pada ibu hamil (80-90x/m) . pada penderita KET
denyut nadi biasanya , cepat dan lemah (100 x permenit),
3 pernapasan : normalnya 16-24x/m . pada penderita KET : 25 x/m
4 suhu badan : suhu normal 360 C 370. biasanya sedikit meningkat pada abortus tuba
yang sudah berlangsung beberapa waktu sedangkan pada ruptur tuba suhu badan
menurun karena terjadi syok.
b) Pemeriksaan fisik
1 Inspeksi
Muka : tampak pucat, konjungtiva palpebrae pucat (anemis)
Abdomen : terdapat pembesaran uterus, pada abortus tuba, dan ditemui gejala-gejala
muda atau abortus iminens
Genetalia : ditemukan perdarahan sedikit/ banyak, mendadak. Serviks sering berpindah
tempat ke anterior dan superior, Serviks kaku
2 Palpasi
Abdomen : terdapat nyeri tekan diperut bagian bawah disisi uterus, ditemukan tumor
pada tempat yang nyeri saat ditekan dan tidak rata disamping uterus, perut tegang dan agak
gembung, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen, Bagian-bagian janin dapat teraba
sedemikian dekat dengan dinding abdomen.
Ekstrimitas : suhu akral teraba dingin.
3 Auskultasi
Abdomen :
c) Pemeriksaan penunjang
1 HCG-
Pengukuran subunit beta dari HCG- ( Human Chorionic Gonadotropin-Beta ) merupakan tes
laboratorium terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan
intrauterin dengan kehamilan ektopik.
1 Kuldosintesis
Tindakan kuldosintesis atau punksi Douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah
tua) biar pun sedikit, membuktikan adanya darah di kavum Douglasi.
2 Laparaskopi
Laparaskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil-hasil penilaian
prosedur diagnostik lain untuk kehamilan ektopik terganggu meragukan. Namun beberapa
dekade terakhir alat ini juga dipakai untuk terapi.
3 Ultrasonografi
Keunggulan cara pemerikssan ini terhadap laparoskopi ialah tidak invasif, artinya tidak perlu
memasukkan rongga dalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.
4 Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah
merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam
ronggan perut.
Diagnosa aktual
Terdiri dari diagnosa kebidanan dari diagnosa, masalah dan kebutuhan pada langkah ini data
dasar yang sudah di kumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa dan masalah. Masalah
tersebut membutuhkan penanganan yang akan di tuangkan ke dalam rencana asuhan kebidanan.
PENATALAKSANAAN (P)
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu bedah kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
http://www.hoajonline.com/journals/pdf/2052-6210-1-1.pdf
https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/patients/patient-information-
leaflets/pregnancy/pi-an-ectopic-pregnancy.pdf