Anda di halaman 1dari 5

LITERATURE REVIEW

DI SUSUN OLEH :

IDA NILATUL MINA G2E020015

PUI NOR FATIMAH G2E020002

PRODI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SEMARANG 2022

DEFINISI
Kehamilan ektopik adalah suatau keadaan dimana hasil konsepsi berimpantasi, tumbuh dan
berkembang di luar edometrium kavum uteri.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tempat impatansi/ nidasi/ melekatnya buah
kehamilan di luar tempat yang normal, yakni diluar ruang rahim.

Sedangkan kehamilan ektopik terganggu adalah suatuu kehamilan ektopik yang mengalami
abortus rupture pada dinding tuba. Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya
dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terdapat di dalam rahimyang luar
biasa misalnya di dalam servik, pars intertistialis atau dalam tanduk rudimeter rahim.

1. Etiologi
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur
( ovarium ) ke rahim ( uterus ) dari beberapa studi faktor resiko yang di perkirakan
sebagai penyebabnya adalah:
1) Infeksi saluran telur ( salpingitis ), dapat menimbulkan gangguan pada
motilitas saluran telur.
2) Riwayat oprasi tuba.
3) Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
4) Kehamilan ektopik sebelumnya.
5) Aborsi tuba dan pemakaian IUD.
6) Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom.
7) Bekas radang pada tuba menyebabkan perubahan – perubahan pada
endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke
uterus terlambat.
8) Oprasi plastik pada tuba
9) Abortus buatan
2. Faktor Resiko
1) Usia
Umur merupakan faktor usia yang penting terhadap terjadinnya kehamian
ektopik, sebagian besar wanita mengalami kehamilan ektopik berumur 20 – 40
tahun dengan umur rata – rata 30 tahun.

2) Paritas
Insiden kehamilan ektopik meningkat seiring dengan pertambahan paritas.
Kejadian ini lebih banyak terjadi pada multipara.
3) Ras/Suku
Kehamilan ektopik lebih sering di temukan pada wanita kulit hitam dari pada
wanita kulit putih. Perbedaan ini diperkirakan karena peradangan pelvis lebih
banyak ditemukan pada golongan wanita kulit hitam.
4) Riwata kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi membantu dalam penilaian kemungkinan kehamilan
ektopik. Pada kasus-kasus kegagalan kontrasepsi pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral atau dengan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) , rasio kehamilan ektopik dibandingkan dengan kehamilan intrauterin
adalah lebih besar daripada wanita-wanita yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi.
5) Riwat oprasi tuba
Adanya riwayat pembedahan tuba sebelumnya baik prosedur sterilisasi yang
gagalmaupun usaha untuk memperbaiki infertilitas tuba semakin umum
sebagai faktor resiko terjadinya kehamilan ektopik.
6) Merokok
Merokok pada waktu terjadi konsepsi meningkatkan meningkatkan insiden
kehamilan ektopik yang diperkirakan sebagai akibat perubahan jumlah dan
afinitas reseptor andrenergik dalam tuba.
3. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda dari kehamilan ektopik:
1) Nyeri
Gejala yang muncul berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik sudah pecah.
Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan perut. Gejala
pencernaan dan pusing atau berkunang-kunang juga sering terjadi, terutama
setelah rupture. Nyeri dada pleuritik dapat terjadi akibat iritasi diafragma oleh
perdarahan.
2) Haid abnormal
Sebagian besar wanita melaporkan amenorea dengan bercak – bercak
perdarahan vagina. Perdarahan uterus yang terjadi pada kehamilan tuba sering
disangka sebagai haid sejati. Perdarahan ini biasanya berwarna coklat tua, dan
mungkin intermiten atau terus – terus. Pada kehamilan tuba jarang terjadi
perdarahan per vagina yang hebat.
3) Nyeri Tekanan Abdomen dan Panggul
Nyeri hebat pada pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan Vagina, terutama
saat serviks digerakkan dijumpai lebih dari tiga perempat wanita dengan
repture kehamilan tuba. Akan tetapi, nyeri tekan ini mungkin tidak ada
sebelum terjadi rupture.
4) Perubahan Uterus
Pada kehamilan tuba, uterus dapat tumbuh selama 3 bulan pertama karena
pengaruh hormon plasenta. Konsistensi uterus juga mungkin serupa dengan
yang dijumpai pada kehamilan normal. Uterus dapat terdorong kesamping
oleh massa ektopik, atau jika ligamentum latum terisi oleh darah, uterus dapat
sangat terdesak. Silinder desidua uterus terbentuk pada 5 hingga 10 persen
wanita dengan kehamilan ektopik. Keluarnya struktur ini mungkin disertai
oleh rasa kram yang serupa dengan yang dialami saat abortus spontan.
5) Tekpanan darah dan nadi
Sebelum pecah, tanda-tanda vital umumnya normal. Respons awal terhadap
ruptur dapat berkisar dari tanpa perubahan tanda-tanda vital hingga
peningkatan
ringan tekanan darah, atau respons vasovagus disertai bradikardi dan
hipotensi.
Tekanan darah akan turun dan nadi meningkat hanya jika perdarahan
berlanjut dan terjadi hipovolemia.
6) Suhu
Setelah perdarahan akut, suhu mungkin normal atau bahkan rendah. Suhu
dapat meningkat hingga 38°C, tetapi tanpa infeksi suhu jarang melebihi angka
ini.
7) Massa panggul
Pada pemeriksaan bimanual, dapat diraba suatu massa di panggul pada 20
persen pasien. Massa tersebut hampir selalu terletak di posterior atau lateral
uterus. Massa biasanya lunak dan elastis.
4. Diagnosa banding:
Diagnosa banding dari kehamilan ektopik yaitu
1) Abortus biasa
2) Salpingitis akut
3) Apendisitis akut
4) Ruptur korpus luteum
5) Torsi kista ovarium
6) Mioma sub mukosa yang terpelintir
7) Retrofleksi uteri gravida inkaserata
8) Ruptur pembuluh darah mesenterium
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1) Pada Pengobatan Konservatif, yait Bila Kehamilan Ektopik Terganggu Lama
Berlangsung (4-6 minggu), teradi pendarahan ulang, Ini merupakan indikasi
operasi.
2) Infeksi
3) Sterilitas
4) Pecahnya tuba falopi
5) Komplikasi juga bergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.

Anda mungkin juga menyukai