Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
Penulis ....................................................................................................................................... 2
BAB I .......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
1. Latar belakang ............................................................................................................... 3
1.1 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORI ....................................................................................................................... 5
POLIHIDRAMNION .................................................................................................................... 5
2.1 Patofisiologi............................................................................................................... 6
2.2 Etiologi ...................................................................................................................... 9
2.4 Diagnosis ................................................................................................................. 14
2.5 Prognosis ................................................................................................................. 15
BAB III ...................................................................................................................................... 19
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ......................................................................... 19
I. SUBJEKTIF .................................................................................................................... 19
II. OBJEKTIF...................................................................................................................... 24
III. ANALISA .................................................................................................................. 28
IV. PENATALAKSANAAN ............................................................................................... 29
BAB IV...................................................................................................................................... 32
PENUTUP ................................................................................................................................. 32
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 34

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan HidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul asuhan kegawatdaruratan
maternal neonatal pada polihidramnion dan oligohidramnionuntuk memenuhi
tugas matakuliah Asuhan Kebidanan Penyakit asuhan kegawatdaruratan maternal
neonatal yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Makalah ini kami susun dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui asuhan
kebidanan kegawatdaruratan pada ibu dengan kehamilan dan persalinan letak
sungsang secara tepat dan benar .

Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penyusunan maupun materi, karena mengingat keterbatasan kemampuan
kami. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah kami.

Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mendukung penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan para pembaca.

Malang, 8 April 2015

Penulis

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 2


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Air ketuban (cairan amnion) diproduksi oleh sel (endotel) yang melapisi
kantung ketuban dan permukaan plasenta (ari-ari, uri) dan peresapan cairan
(eksudasi) melewati membran kantung ketuban. Pada proposisi lebih besar, air
ketuban dihasilkan air kencing janin. Fungsi air ketuban sendiri yaitu untuk
melindungi anak terhadap benturan dari luar dan ibu terhadap gerakan janin,
mempertahankan suhu yang tetap bagi janin, memungkinkan anak bergerak
bebas serta dapat tumbuh optimal ke segala arah karena tekanan yang sama dari
semua bagian. (Unpad, Obstetri Fisiologi,1983:121) Oleh sebab itu, fungsi air
ketuban sangatlah vital bagi pertumbuhan janin.
Menurut staf pengajar LAB/UPF obstetri dan ginekologi (1989), volume air
ketuban bervariasi menurut usia kehamilan, puncaknya di umur kehamilan sekitar
33 minggu, volume air ketuban berkisar 1 - 1,5 liter. Pada kasus polihidromnion
bisa sampai 3 liter, bahkan 5 liter. Produksi air ketuban yang abnormal baru biasa
terjadi sebelum umur kehamilan mencapai 22 minggu atau 5 bulan
Dalam keadaan sehat, janin akan minum air ketuban dan mengeluarkan
kembali dalam bentuk kencing, sehingga seolah-olah terjadi suatu lingkaran atau
siklus yang berulang. Itu sebabnya bentuk, rupa, bau ketuban tidak jauh beda
dengan air kencing. Dalam air ketuban juga dijumpai sel-sel dalam rambut
(lanugo) yang terlepas serta butiran lemak yang bisa melapisi permukaan kulit
bayi (verniks kaseosa). Pada suatu keaadan tertentu, air ketuban didapatkan dalam
jumlah yang lebih dari normal ataupun kurang dari normal keadaan ini disebut
polihidramnion / hidramnion dan oligohidramnion.
polihidromnion meningkatkan resiko kelahiran prematur dan resiko
komplikasi persalinan. Kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan lebih
tinggi dibanding dari pada perlekatannya sebelum operasi dan terjadinya
kematian janin didalam kandungan. Penyebab polihidromnion belum dipastikan
secara benar, salah satu yang dicurugai adanya proses infeksi. Dua per tiga kasus
polihidromnion tidak diketeahui sebabnya. Kejadian bedah caesar juga lebih
tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa karena lebih banyak yang tidak normal
atau menurutnya kesejahteraan janin.(Hanifa Winknjosastro (2005))

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 3


Selain polihidramnion ada juga oligohidramnion. Oligohidramnion adalah air
ketuban kurang dari 500 cc. Hal tersebut memungkinkan terjadinya gangguan
yang menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik),
sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada
sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan.

Oleh karena hal tersebut , penulis menyusun Asuhan Kebidanan Patologi


dengan Kelainan Ketuban Polihidramnion dan Oligohidramnion agar dapat
mengantisipasi dan memberikan penanganan yang tepat terhadap klien yang
mengalami kasus tersebut.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam makalah ini
adalah:
1.1.1 Bagaimana patofisiologi polihidramnion dan oligohidramnion ?
1.1.2 Bagaimana etiologi polihidramnion dan oligohidramnion?
1.1.3 Bagaimana diagnosis klien dengan polihidramnion dan oligohidramnion?
1.1.4 Bagaimana prognosis klien dengan polihidramnion dan oligohidramnion ?
1.1.5 Bagaimanapenatalaksanaan klien dengan polihidramnion pada saat hamil,
bersalin dan postpartum ?
1.1.6 Bagaimanakah managemen asuhan kebidanan pada oligohidramnion?

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang :
1.2.1 Mengetahui patofisiologi polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.2 Mengetahui etiologi polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.3 Mengetahui diagnosis klien dengan polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.4 Mengetahui prognosis klien dengan polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.5 Mengetahui penatalaksanaan klien dengan polihidramnion pada saat hamil,
bersalin dan postpartum.
1.2.6 Mengetahui managemen asuhan kebidanan pada oligohidramnion.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 4


BAB II
TINJAUAN TEORI

POLIHIDRAMNION

Polihidramnion atauHidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air


ketuban lebih banyak dari normal atau lebih dari 2 liter. (Mochtar,
Rustam.Sinopsis Obstetri.1998.hal:252) Sedangkan secara klinik adalah
penumpukan cairan ketuban yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman pada pasien. Sedangkan secara USG jika Amniotic Fluid Index
(AFI)>20 atau lebih. Batasan lain menyebutkan bahwa jika air ketuban
melebihi persentil ke 95 atau hampir dua kali lipat jumlah normal.
(Manuaba.Pengantar Kuliah Obstetri.2007.hal:502)
Polihidramnion Hidramnion adalah cairan amnion yang berlebihan, di
diagnosis sebagai kondisi ringan jika kantong cairan berisi 8-11 cm dalam
dimensi vertical pada ultrasonografi, kondisi sedang jika kantong hanya berisi
bagian bagian kecil dengan panjang 12 -15 cm , dan berat jika kantong
cairan > 15 cm. Selain itu, AFI >24 dianggap sebagai hidramnion. (Buku saku
kebidanan EGC,2009 hal : 103)
Kesimpulannya Polihidramnion atau hidramnion adalah suatu keadaan
air ketuban yang lebih dari 2 liter, dimensi vertical ultrasonogravi >8 ,
AFI>20/24 karena adanya penumpukan cairan , polihidramnion dibagi
menjadi kategori ringan , sedang dan berat.

OLIGOHIDRAMNION

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari


normal, yaitu kurang dari 500 cc (manuaba, 2007), atau juga didefinisikan
dengan indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan
dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih. (Dexa Media no.3 tahun 2007).
Oligohidramnion adalah berkurangnya volume cairan amnion setelah
gestasi 36 minggu dan jumlah yang tersisa mungkin hanya 100 ml sampai 200
ml yaitu jika hasil pengukuran menggunakan indeks cairan amnion di bawah
batas normal. Menurut Mark dan Divon (1992) mendefinisikan oligohidramnion
sebagai indeks cairan amnion sebesar 5 cm atau kurang pada 12 persen dari 511
kehamilan berusia 41 minggu atau lebih. (Cunningham, Obstetri William Edisi
21 Volume 2, 2005: 915)

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 5


Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500cc. Ada beberapa definisi oligohidramnion yang
dipakai, diantaranya :

Berkurangnya volume air ketuban (VAK)


Volumenya kurang dari 500 cc saat usia 32-36 minggu
Ukuran satu kantong (kuadran) < 2 cm
Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau < presentil kelima
Pemeriksaan dengan ultrasonografi adalah metode akurat untuk
memperkirakan volume cairan amnion dibandingkan pengukuran tinggi fundus
uteri.
Penentuan AFI amniotic fluid index adalah metode semikuantitatif untuk
memperkirakan volume cairan amnion. AFI adalah jumlah dari kantung amnion
vertikal maksimum dalam cm pada masing-masing empat kuadran uterus. AFI
normal pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu : 5 20 cm.

2.1 Patofisiologi
POLIHIDRAMNION
Pada awal kehamilan, rongga amnion terisi oleh cairan yang komposisinya
sangat mirip dengan cairan ektrasel. Selama paruh pertama kehamilan,
pemindahan air dan molekul kecil lainnya berlangsung tidak saja melalui
amnion, tapi juga menembus kulit janin.
Selama trimester kedua, janin mulai berkemih, menelan dan menghirup
cairan amnion. Hampir pasti proses ini secara bermakna mengatur
pengendalian volume cairan amnion.karena dalam keadaan normal janin
menelan cairan amnion, diperkirakan bahwamekanisme ini adalah salah satu
cara pengaturan volume cairan amnion. Teori ini dibenarkandengan kenyataan
bahwa hidramnion hampir selalu terjadi bila janin tidak dapat menelan,
seperti pada kasus atresia esofagus.

Proses menelan ini jelas bukan satu-satunya mekanisme untuk mencegah


hidramnion. Pritchard dan Abramovich mengukur hal ini dan menemukan
bahwa pada beberapa kasus hidramnion berat, janin menelan air ketuban
dalam jumlah yang cukup banyak.
Pada kasus anesefalus dan spina bifida, faktor etiologinya mungkin adalah
meningkatnya transudasi cairan dari meningen yang terpajang ke dalam
rongga amnion. Penjelasan lain yang mungkin pasca anensefalus, apabila
tidak terjadi gangguan menelan, adalah peningkatan berkemih akibat stimulasi

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 6


pusat-pusat di serebrospinal yang tidak terlindung atau berkurangnya efek
antidiuretik akibat gangguan sekresi arginin vasopressin
.Pada hidramnion yang terjadi pada kehamilan kembar monozigot,
diajukan hipotesis bahwa salah satu janin merampas sebagian besar sirkulasi
bersama dan mengalami hipertropi jantung, yang pada gilirannya
menyebabkan peningkatan luaran urin pada masa neonates dini,yang
mengisyaratkan bahwa hidramnion disebabkan oleh meningkatnya produksi
urin janin.Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama trimester
ketiga masih belumdapat diterangkan. Salah satu penjelasannya adalah bahwa
hiperglikemia janin yangmenimbulkan diuresis osmotik. Bar Hava dan kawan
kawan (1994) membuktikan bahwa volumeair ketuban trimester ketiga pada
399 diabetes gestasional mencerminkan status glikemik terakhir. Yasuhi dan
kawan kawan (1994) melaporkan peningkatan produksi urin janin padawanita
diabetik yang puasa dibandingkan dengan kontrol nondiabetik. Yang menarik,
produksiurin janin meningkat pada wanita nondiabetik setelah makan, tetapi
hal ini tidak dijumpai padawanita diabetes.
Hidramnion atau polihidramnion dibagi menjadi:

1. Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban secara perlahan lahan dalam beberapa minggu
atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. (Mochtar,
Rustam.Sinopsis Obstetri.1998.hal:252) Ini bentuk yang paling umum dan
banyak dijumpai.
2. Hidramnion akut
Terjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam
waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak
muda, bulan ke-5 dan ke-6. Komposisi dari air ketuban pada hidramnion,
menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.
OLIGOHIDRAMNION

Volume air ketuban meningkat secara bertahap pada kehamilan dengan


volume sekitar 30 mL pada kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya
sekitar 1 L pada kehamilan 34-36 minggu. Volume air ketuban menurun pada
akhir trimester pertama dengan volume sekitar 800 mL pada minggu ke-40.
Berkurang lagi menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu; dan 250 ml pada
kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan sekitar 150 mL/minggu pada
kehamilan 38 - 43 minggu.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 7


Pengaturan volume cairan amnion adalah proses dinamis yang
mencerminkan keseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan. Cairan
amnion mengalami sirkulasi dengan tingkat pertukaran sekitar 3600 mL/jam.
PRODUKSICAIRAN :
Pada usia < 8 minggu, cairan amnion dihasilkan oleh transudasi cairan melalui
amnion dan kulit janin
- Pada usia 8 minggu, janin mulai menghasilkan urine yang masuk kedalam
rongga amnion. Urine janin secara cepat menjadi sumber utama produksi
cairan amnion. Saat menjelang aterm, janin menghasilkan 800 1000 ml
urine
- Paru janin menghasilkan sejumlah cairan 300 ml per hari saat aterm, namun
sebagian besar ditelan sebelum masuk ruang amnion.
ABSORBSICAIRAN
Pada usia kehamilan < 8 minggu, cairan amnion transudatif direabsorbsi secara
pasif

- Pada usia kehamilan 8 minggu, janin mulai melakukan proses menelan.


Proses ini secara cepat akan menjadi mekanisme utama absorbsi cairan
amnion. Menjelang aterm, melalui proses menelan terjadi absorbsi cairan
sebesar 500 100 mL per hari
- Absorbsi cairan amnion dalam jumlah sedikit juga terjadi melalui selaput
amnion dan masuk kedalam aliran darah janin. Menjelang aterm , jalur ini
melakukan absorbsi sebesar 250 ml.
- Sejumlah kecil cairan amnion melintas membran amnion dan masuk ke aliran
darah ibu sebesar 10 ml per hari pada usia kehamilan menjelang aterm.

Secara umum, oligohidramnion berhubungan dengan :


1. Ruptur membran amnion / Rupture of amniotic membranes (ROM)
2. Gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstructive
uropathy :
- Keadaankeadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke
kantung amnion
- Fetal urinary tract malformations, seperti renal agenesis, cystic dysplasia,
dan atresia uretra
- Reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan
perfusi renal

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 8


- Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi cardiac
output fetal
- Pada growth-restricted fetuse, hipoksia kronis menyebabkan kebocoran
aliran darah dari ginjal ke organ-organ vital lain
- Anuria dan oliguria
3. Postterm gestation
- Penurunan efisiensi fungsi plasenta, namun belum diketahui secara
pasti
- Penurunan aliran darah ginjal fetus dan penurunan produksi urin fetus
Oligohidramnion juga berhubungan dengan Sindroma Potter dan Fenotip
Potter yaitu suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal
bawaan.
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion
menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari
dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain
itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi
abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru
(paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal
ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal
bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal
gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan
tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma
Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
- Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal
hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
- Tidak terbentuk air kemih
- Gawat pernafasan

2.2 Etiologi
POLIHIDRAMNION

Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang diketahui. Secara teori


hidramnion terjadi karena :

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 9


Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air
ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah
karena cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air
kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
Pengaliran air ketuban terganggu; air ketuban yang telah dibuat
dilairkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran
adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke
placenta akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini
kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia
esophogei,anencephalus atau tumor-tumor placenta. Pada
anencephalus dan spinabifida diduga bahewa hidramnion terjadi
karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sum-sum tulang
belakang. Selain itu, anak anencephaly tidak menelan dan pertukaran
air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak ini
kencing berlebihan. Pada atresia oesophagei hidramnion terjadi karena
anak tidak menelan. Pada gemelli mungkin disebabkan karena salah
satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat dan oleh
karena itu juga menghasilkan banyak air kencing. Mungkin juga
karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan kembar. Pada
hidramnin sering ditemukan placenta besar.

Pendapat para ahli yang lain mengatakan hidromnion terjadi karena:

Produksi air jernih berlebih.


Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban
menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginajal
dan saluran kencing congenital.
Ada sumbatan/penyempitan pada janin sehingga dia tidak bias
menelan air ketuban. Alahasil volume air ketuban meningkat drastic.
Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air
seni.
Ada proses infeksi

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 10


Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut system
syaraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami
kelumpuhan.
Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol.
Ketidak cocokan/inkompatibilitas rhesus.

Polihidramnion sering terkait dengan kelainan janin :


- Anensepali
- Spina bifida
- Atresia oesophaguis
- Omphalocele
- Hipoplasia pulmonal
- Hidrop fetalis
- Kembar monosigotik
Polihidramnion sering berkaitan dengan kelainan ibu:
- Diabetes Melitus
- Penyakit jantung
- Preeklampsia

OLIGOHIDRAMNION
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal
agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik
pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah
dini. (Mochtar Rustam, Synopsis Obstetri edisi 2,1998: 251)
Oligohidramnion berkaitan dengan kelainan ginjal janin, trisomi 21
atau 13, atau hipoksia janin. Penyebab rendahnya cairan ketuban seperti, adalah:
- Adanya masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih bayi
(obstruksi orifisium uretra eksterna janin) yang menyebabkan produksi air
seninya sedikit, hal ini akan membuat volume cairan ketuban rendah.
- Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah
dan nutrisi yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti
mendaur ulang cairan.
- Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban
keluar dari rahim.
- Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi
plasenta yang membuat cairan ketuban berkurang.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 11


- Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehidrasi, hipertensi, pre-
eklamsia, diabetes dan hipoksia kronis.

Selain itu, penyebab Oligohidramnion dapat dibagi menjadi empat,yaitu:


1. Janin
- Kromosom
- Anomali Kongenital
- Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
- Kematian
- Kehamilan postterm
- Premature ROM (Rupture of amniotic membranes) / Pecahnya selaput
ketuban
2. Plasenta
- Solusio
- Tranfusi antar - kembar
3. Ibu
- Dehidrasi
- Insufisiensi uteroplasental
- Preeklamsia
- Diabetes
- Hypoxia kronis
- Hipertensi
4. Induksi Obat :
- Inhibitor prostaglandin Sintase
- Inhibitor enzim pengubah angiostensin.

(Cunningham, Obstetri William Edisi 21 Volume 2, 2005: 916)

2.3 Tanda dan Gejala


POLIHIDRAMNION

TANDA :
- Ukuran uterus lebih besar dibanding yang seharusnya
- Identifikasi janin dan bagian janin melalui pemeriksaan palpasi sulit
dilakukan
- DJJ sulit terdengar
- Balotemen janin jelas
-

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 12


GEJALA :
- Sesak nafas disertai keringat dingin dan rasa tak nyaman di perut karena
tekanan pada diafragma
- Gangguan pencernaan karena konstipasi maupun obstipasi
- Mual dan Muntah
- Edema karena tekanan pada pembuluh darah vena karena pembesaran dari
uterus.
- Varises dan hemoroid
- Nyeri abdomen (Hanifa 2005)

OLIGOHIDRAMNION
TANDA :
1. Janin dapat diraba dengan mudah
2. Tidak ada efek pantul(ballotement)
3. Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
4. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen.
5. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas.
6. Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
GEJALA :
1. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak..
2. Sewaktu his akan sakit sekali.
3. Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan
adanya penurunan gerakan janin
Gejala dan tanda tersebut di dasarkan pada fakta bahwa cairan amnion
yang ditemukan berada di bawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan
tertentu. Pada kehamilan normal, cairan amnion wanita bervariasi dan dapat
mengalami fluktuasi. Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai
1000 ml pada trimester 3 kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu
jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar
800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan
dengan cara ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada
pemeriksaan ultrasonografi lengkap dengan profil biofisik.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 13


2.4 Diagnosis
POLIHIDRAMNION
1. Anamnesis
- Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa.
- Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak.
- Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat maka terdapat
keluhan-keluhan yang disebabkan karena tekanan pada organ terutama
pada diafragma, seperti sesak(dispnoe) nyeri ulu hati, dan sianosis.
- Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah.
- Edema pad tungkai,vulva,dinding perut.
- Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok, berkeringat dingin
sesak.
2. Inspeksi
- Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak
retak kulit jelas dan kadang kadang umbilikus mendatar.
- Jika akut, ibu terlihat sesak dan sianosi, serta terlihat payah
membawa kandungannya.
3. Palpasi
- Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi edema pada dinding
perut, vulva dan tungkai.
- Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya.
- Bagian bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan.
- Pada letak kepala, ballotement jelas sekali.Karena bebasnya janin
bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi kesalahan
letak janin.
4. Auskultasi
- Denyut jantung janin sukar didengar atau kalau terdengar halus
sekali.
OLIGOHIDRAMNION
Oligohidramnion harus dicurigai jika TFU lebih rendah secara
bermakna dibandingkan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absobrsi atau kehilangan cairan yang meningkat
karena KPD sehingga menyebabkan 50% kasus oligohidramnion
Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur
indeks cairan ketuban. Amniotic fluit index (AFI) tetapi secara klinis (dengan
pemeriksaan fisik) bisa di duga dengan : pengukuran tinggi fundus uteri dan

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 14


palpasi. Namun hal ini hanya berupa asumsi saja, tetapi harus di konfirmasi
melalui pemeriksaan USG.
USG juga bisa melihat anatomi janin untuk melihat kelainan seperti
ginjal yang tidak tumbuh ( dengan tidak terlihatnya urin pada kandung kemih
janin ) serta untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pemeriksaan dengan speculum dapat di lakukan guna mendeteksi adanya
kebocoran air ketuban akibat pecahnya air ketuban.
Jika terjadi oligohidramnion sebelum cukup bulan, dilakukan secara
ekspektatif tergantung kondisi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada bumil
cukup bulan, dilakukan pengakhiran kehamilan sesuai dengan kondisi
kematangan leher rahim, jika sudah matang di lakukan induksi persalinan.

2.5 Prognosis
POLIHIDRAMNION
Pada janin, prognosisnya kurang baik (mortalitas 50%), terutama karena:
- Kongenital anomali
- Prematuritas
- Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak melintang
atau tali pusat menumbung.
- Eritroblastosis
- Diabetes melitus
Bahaya pada ibu :
- Solusio plasenta
- Atonia uteri
- Perdarahan postpartum
- Retensio plasenta
- Syok
- Partus lama

(Mochtar, Rustam.Sinopsis Obstetri.1998.hal:254)


OLIGOHIDRAMNION
Hasil janin pada oligohidramnion awitan dini buruk. Shenker dkk(1991)
melaporkan 80 kehamilan semacam itu dan hanya separuh dari janin janin
yang selamat. Mercer dan Brown(1986) melaporkan 34 kehamilan midtrimester
yang mengalami penyulit oligohidramnion dan didiagnosis dengan USG
berdasarkan tidak adanya kantung cairan amnion yang besarnya lebih dari 1 cm
di semua bidang vertikal. Sembilan ( 26 persen) janin janin mengalami
anomaly, dan 10 dari 25 yang secara fenotip normal mengalami abortus spontan

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 15


atau lahir mati karena hipertensi ibu yang parah, hambatan pertumbuhan janin,
atau solusio plasenta.Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan,
semakin buruk prognosisnya. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas.
(Cunningham, Obstetri William Edisi 21 Volume 2, 2005:916).
2.6 Penatalaksanaan
POLIHIDRAMNION
Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:
1. Waktu hamil
Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan
berikan terapi simptomatis.Pada hidromnion yang berat dengan
keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah sakit untuk istirahat
sempurna. Berikan diet rendah garam. Obat-obatan yang dipakai
adalah sedativa dan obat duresisi. Bila sesak hebat sekali disertai
sianosis dan perut tengah, lakukan pungsi abdominal pada bawah
umbilikus. Dalam satu hari dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan
berkurang. Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan
solutio placenta, apalagi bila anak belum viable. Komplikasi pungsi
dapat berupa:
1. Timbul his
2. Trauma pada janin,
3. Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
4. Infeksi serta syok. Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah,
umpamanya janin mengenai placenta, maka pungsi harus
dihentikan.
2. Waktu bersalin
- Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu.
- Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi
transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan
memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat,
lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan.
- Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka
untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras,
masukan tinju kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama
supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah
supaya tidak terjadi solutio placenta, syok karena tiba-tiba perut
menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 16


3. Post partum
o Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya
lakukan pemeriksaan golongan dan transfusi darah serta sediakan obat
uterotonika.
o Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan perdarahan post
partum.
o Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka
untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup.
o (Mochtar, Rustam.Sinopsis Obstetri.1998.hal:255)

OLIGOHIDRAMNION

1. Tindakan Konservatif :
- Tirah baring.
- Hidrasi.
- Perbaikan nutrisi.
- Pemantauan kesejahteraan janin ( hitung pergerakan janin, NST, Bpp ).
- Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
- Induksi dan kelahiran
- Amnion infusion.( Dilakukan oleh dokter )
Amnioinfusi adalah tindakan pemberian infus kristaloid untuk menggantikan
cairan amnion yang berkurang secara patologis paling sering digunakan selama
persalinan untuk mencegah kompresi tali pusat. Hasil hasil amnioinfusi
intrapartum untuk mencegah morbiditas janin akibat air ketuban tercemar mekonium,
sering kali berkaitan dengan oligohidramnion (Cunningham, Obstetri William Edisi
21 Volume 2, 2005)
Hal yang harus dilakukan sebagai seorang bidan jika kondisi ibu dan janin
memburuk:
1. Berikan konseling rujukan pada ibu hamil segera setelah di diagnosis adanya
temuan oligohidramnion.
2. Rujuk ibu untuk USG untuk memastikan diagnosa oligohidramnion.
3. Rujuk ibu segera jika ibu mengalami keluhan perdarahan atau keluar cairan
dari vagina untuk segera dilakukan persalinan secara sc.
4. Berikan informasi pada ibu tentang pelayanan di tempat rujukan.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 17


5. USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya
ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
6. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta
tingkatkan konsumsi cairan
7. Banyak istirahat
8. Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
9. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
10. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran
prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 18


BAB III
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

I. SUBJEKTIF
a. Biodata atau identitas klien dan suami

Nama ibu / suami : Nama jelas dan lengka, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar mengetahui identitas, membedakan
klien, mengenal pasien, dan tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
Umur ibu / suami : Untuk mengetahui apakah umur ibu menentukan
diagnosa kehamilan terlalu muda <16 tahun atau
terlalu tua >35 tahun lebih maka lebih banyak
resiko. Wanita kurang dari 16 tahun pinggulnya
belum cukup pertumbuhannya, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk melahirkan. Wanita
umurnya lebih 35 tahun, badannya mumgkin bisa
kecapeian dan kurang lentur. Wanita sudah berumur
40 tahun, ada kemungkinan kelemahan jiwanya
(pusdiknakes, 2000; 143
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap
agama yang dianutnya, mengenali hal-hal yang
berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan,
membimbing/mengharapkan pasien dalam berdoa,
dan dapat memberi motivasi pasien sesuai agama.
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.
Suku / bangsa : Untuk mengetahui asal suku daerah ibu atau suami
dan adat budayanya, untuk mengetahui faktor
bawaan pasien, dan memberikan KIE yang tepat.
Pebdidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar memberikan KIE.
Pekerjaan : Untuk mengetahui aktifitas ibu atau suami setiap
hari, mengukur tingkat sosial ekonomi karena ini
juga mempengaruhi gizi pasien.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien, apakah
lingkungan cukup aman bagi ibu dan berguna jika
dilakukan kunjungan rumah, untuk mengetahu
rumah klien jauh atau dekat dengan tempat
pengobatan.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 19


POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
b. Keluhan utama
POLIHIDRAMNION
Alasan utama pasien masuk atau datang ke tempat pelayan kesehatan
dalam kasus polihidramnion adalah ibu mengatakan:
- perutnya lebih berat,tegang dan lebih besar dari biasanya
- mengeluh sesak nafas, disertai keringat dingin
- mual muntah
- nyeri pada ulu hati dan perut karena tegangnya uterus
- Gangguan pencernaan karena konstipasi maupun obstipasi
- Edema karena tekanan pada pembuluh darah vena karena pembesaran
dari uterus.
- Varises dan hemoroid

OLIGOHIDRAMNION

Alasan utama pasien masuk atau datang ke tempat pelayan kesehatan dalam
kasus oligohidramnion adalah ibu mengatakan:
- Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan anak.
- Perutnya kurang membuncit pada usia kehamilan yang sekarang.
c. Riwayat perkawinan
POLIHIDRAMNIO&OLIGOHIDRAMNION
- Status pernikahan
- Lama pernikahan
- Usia menikah
( untuk mengetahui kematangan reproduksi ibu dan kesiapan fisik, mental dan
kondisi psikologis).
d. Riwayat Menstruasi
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
Mengetahui tingkat kesuburan ibu
- Menarche : mengetahui kapan ibu haid pertama kali
- Siklus : mengetahui keteraturan haid
- Lama : merupakan dalah satu indikator tingkat kesuburan ibu
- Banyak nya : berapa kali ibu mengganti pembalut dalam satu hari
- Dismenore : mengetahui apakah ibu mengalami
rasa nyeri pada saat datangnya haid.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 20


- HPHT : mengetahui kapan ibu mulai hamil dan menentukan usia
kehamilan ibu.
- TP : mengetahui tafsiran persalinan sehingga sebelum hari- H
datang, ibu dan suami serta keluarga telah
mempersiapkan segala kebutuhan ibu dan bayi.
Serta untuk mengetahui apakah pembesaran perut ibu
sesuai dengan usia kehamilan

e. Riwayat kesehatan
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
- Lalu : mengetahui kemungkinan pasien ada menderita penyakit
jantung, hipertensi, diabetes melitus
, hepatitis dan TBC.
- Sekarang : mengetahui kemungkinan ibu sedang menderita penyakit
jantung, hipertensi, diabetes melitus, hepatitis, TBC.
Yang harus diperhatikan yaitu penyakit jantng,diabetes
melitus dan kehailan kembar.
f. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu.
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
- Kehamilan, mengetahui apakah ibu ada mengalami mual dan muntah,
tidak nyaman
diperut dan djj sulit ditentukan, berapa kali ibu melakukan
pemeriksaan ANC,
serta mengetahui apakah ibu ada mendapatkan imunisasi TT.
- Persalinan, mengetahui tempat persalinan, penolong persalinan, jenis
persalinan,dan
penyulit dalam persalinan.
- Nifas , mengetahui bagaimana proses laktasi dan apakah ada penyulit
selama proses
menyusui, involusi uterus serta lochea.
g. Riwayat kehamilan sekarang
POLIHIDRAMNION
Kemungkinan ibu akan merasakan tanda-tanda sbb:
Pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan karena
terjadinya pertambahan jumlah air ketuban.
Akan timbul dispnea, gangguan pencernaan, oedem, nyeri
abdomen edema pada vulva dan ekstremitas bawah, nyeri tekan

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 21


pada punggung, abdomen dan paha, nyeri ulu hati, mual dan
muntah karena pembesaran uterus ibu menekan organ organ lain
serta otot otot pada daerah punggung
Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen
Varney, 2006: 634) karena air ketuban yang banyak atau berlebih

OLIGOHIDRAMNION

Kemungkinan ibu akan merasakan tanda-tanda sbb:


1. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak..
2. Sewaktu his akan sakit sekali.
3. Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan
mengeluhkan adanya
penurunan gerakan janin

h. Pola kebiasaan
POLIHIDRAMNION
Kebutuhan dasar
1. Nutrisi
mengetahui apa saja jenis, porsi, frekuensi, pantangan dan masalah
dalam pemenuhan makan, cairan dan elektrolit ibu sehingga kita bisa
menilai bagaimana status nutris ibu.
Pada ibu dengan polihidramnion biasanya pola nutrisinya kurang
baik / kurang teratur karena sering merasa mual dan muntah selain itu
juga Ibu akan merasa cepat kenyang karena pembesaran uterus akan
menekan lambung ibu sehingga mengakibatkan
ibu makan sedikit sudah merasa kenyang.
2. Eliminasi
BAB mengetahui frekuensi, konsistensi, warna, bau dan masalah
pada BAB ibu sehingga bidan bisa melakuakn intervensi yang tepat.
BAK mengetahui frekuensi, jumlah, bau dan masalah dalam buang
air kecil. Apabila ada masalah bisa dilakukan skrining lebih awal.
Pada klien dengan polihidramnion pola eliminasinya akan terganggu
karena suplai nutrisinya juga terganggu.Ibu akan sering BAK karena
uterus ibu yang besar akan menekan kandung kemih ibu.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 22


3. Istirahat
mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam, gangguan tidur
serta masalah sehingga bidan bisa mengetahui bagaimana pola
pemenuhan istirahat pasien.
Pada klien dengan polihidramnion kemungkinan ditemukan Ibu akan
susah tidur akibat keluhan yang dirasakan seperti tidak nyaman
karena sesak dan nyeri di ulu hati dan perut.
4. Personal hygene
mengetaui berapa kali ibu mandi sehari, kramas, menggosok gigi,
ganti pakaian ibu serta masalah.
Pada pasien polihidramnion karena ibu sering BAK, maka pakaian
dalam ibu akan sering basah
5. Aktivitas
mengetahui aktivitas klien. Pada polihidramnion kemungkinan pasien
akan mengalami perubahan pola aktivitas karena keluahan-keluhan
yang dirasakan seperti sesak nafas, mual muntah dan nyeri di ulu hati
dan perut. Ibu hanya bisa melakukan pekerjaan yang ringan saja.
Karena ibu akan merasa cepat lelah.

OLIGOHIDRAMNION

Kebutuhan dasar
Nutrisi
mengetahui apa saja jenis, porsi, frekuensi, pantangan dan masalah
dalam pemenuhan makan, cairan dan elektrolit ibu sehingga kita bisa
menilai bagaimana status nutris ibu.
Eliminasi
BAB mengetahui frekuensi, konsistensi, warna, bau dan masalah
pada BAB ibu sehingga bidan bisa melakuakn intervensi yang tepat.
BAK mengetahui frekuensi, jumlah, bau dan masalah dalam buang
air kecil. Apabila ada masalah bisa dilakukan skrining lebih awal.
Istirahat
mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam, gangguan tidur
serta masalah sehingga bidan bisa mengetahui bagaimana pola
pemenuhan istirahat pasien.
Pada klien dengan oligohidramnion kemungkinan ditemukan Ibu
akan susah tidur akibat keluhan yang dirasakan sepertisakit saat ada
kontraksi

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 23


Personal hygene
mengetaui berapa kali ibu mandi sehari, kramas, menggosok gigi,
ganti pakaian ibu serta masalah.

Aktivitas

mengetahui aktivitas klien. Pada polihidramnion kemungkinan pasien


akan mengalami perubahan pola aktivitas karena keluahan-keluhan
yang dirasakan seperti nyeri saat ada gerakan janin dan kontraksi.

i. Riwayat sosial,ekonomi dan budaya


POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION

Hal ini dikaji untuk mengetahui status ekonomi,sosial dan budaya


ibu,karena ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi ibu ( ibu
mengalami malnutrisi ) begitupun sosial dan budaya,dengan adanya
pantangan untuk memakan makanan tertentu bagi ibu hamil juga akan
mempengaruhi kesehatan ibu.

j. Psikologis
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
Kemungkinan ibu memiliki gangguan pada psikologisnya ( misalnya stress )
dikarenakan adanya gangguan system saraf pusat atau lingkungan sekitar

II. OBJEKTIF
Pemeriksaan : Untuk mengetahui keadaan secara keseluruhan
Umum
Keadaan : Untuk mengetahui apakah ibu dalam kondisi baik, buruk, lemah. Ibu
umum hamil dengan DM kurang baik

Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu composmentis, apatis,


aomnolen, delirium, spoor, koma
i. Compos mentis : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
mnjawab semua pertanyaan tetang keadaan sekelilingnya.
ii. Apatis : keadaan kesadaranyang sedang untuk behubungan
dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
iii. Delirium : gelisah, disorientasi(orang, tempat, waktu),
memberontak, teriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
iv. Samnolen : kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, udah tidur, namunkesadarandata pulih bila
dirangsang(mudah dibangunkan tetapi jatuh tertidur lagi,
mampu member jawaban verbal)
v. Spoor : keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri,

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 24


vi. Coma : tidak bisa dibangunkan, baik tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun.
Kesadaran Ibu hamil dengan diabetes melitus compos mentis .

HPHT : Untuk mengetahui kapan ibu dapat menstruasi terakhir kalinya, sehingga
dapat memperkirakan taksiran persalinan
TP : Tafsiran persalinan ibu, sehingga dapat mempersiapakan SC jika pihak
pasien menyetujui.
UK : Untuk mengetahui umur hamil ibu, sehingga bisa mengetahui tinggi
fundus uteri sesuai usia kehamilan dan membandingkan dengan tinggi
fundus uteri, atau anak besar.
BB : Berat ibu semasa hamil harus bertambah rata-rata 0,3 0,5 kg perminggu
. bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda 1 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamila berat badan mningkat, maka perlu
difikirkan adanya resiko bengkak, kehamilan kembar, arau anak besar.
Lila : Untuk mengetahu status gizi ibu
Tinggi badan : Tinggi badan dibawah 145cm mengindikasikan panggul sempit.
Pemeriksaan panggul luar, untuk mengetahui adanya kesempitan
panggul.
Distansia spinarum : jarak antara spina iliaca anterior superior
kiri dan kanan, normalnya 23 26 cm
Distansia cristarum : jarah terjah antara crista iliaca kanan dan
kiri, normalnya 26 29 cm
Conjungata externa (baundelque) : jarak antara pinggir atas
simfisis dan ujung procrssus spinosus ruas tulang lumbal ke-V,
normalnya 18 20 cm
Ukuran ingkar panggul : dari pinggir atas simfisis pertengahan
antara spina iliaca anterior superior dan trocahunter mayor
sepihak dan kembali di pihak yang lain, noemalnya 80 90 cm
TTV : Untuk mengetahui tanda-tanda vital anak apakah dalam batas
normal/tidak
Tekanan : Untuk mengetahui kenaikan systole >30 mmHg dan diastole >15 mmHg
darah merupakan tanda-tanda patologis pre-eklamsi >140/100 mmHg disebut
hipertensi, <90/60 mmHg disebut hipotensi. Tekanan darah <90/60
mmHg kemungkinan ibu syok.
Nadi : Untuk mengetahui frekuensi detak jatung / menit yaitu 60 80 x/menit
Pernafasan : Untuk mengetahui frekuensi / menit , irama regular / tidak yaitu 16 24
x/menit . takipnea >24 x/menit , bradipnea 10 x/menit . pernafasan >24
x/menit dan dangkal kemungkinan ibu syok.
Suhu : Untuk mengetahui temperature suhu yaitu 36,5 37,5C , hipotermi
<36C , sub febris 37,5 38 C, febris 38 40 C. Suhu diatas 38C
merupakan salah satu tanda infeksi. Suhu tubuh dibawah 36,5C
kemungkinan ibu syok.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 25


Pemeriksaan
fisik

INSPEKSI

Kepala : Untuk mengetahui simatis / tidak, kuli kepala bersih / tidak,


Nampak ketombe / tidak, prnyebaran merata / tidak, warna
rambut hitam / kusam gravidarum / tidak
Muka : Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu, anemia / tidak,
Nampak oedema / tidak, Nampak cloasma gravidarum / tidak
Mata : Untuk mengetahui simetris / tidak , konjungativa merah muda
/ tidak, palpebra Nampak oedema / tidak , scelera putih /
kuning , gerakan bola mata normal / tidak.
Hidung : Untuk mengetahui bersih / tidak, Nampak secret / tidak,
Nampak PCH / tidak , Nampak polip / tidak
Mulut : Untuk mengetahui tingkat kelembaban sehubungan dengan
tingkat dehidrasi, Nampak stomatitis / tidak, lidah bersih /
tidak , Nampak bercak putih / tidak, Nampak caries gigi /
tidak
Telinga : Untuk mengetahui simetris / tidak , Nampak serumen / tidak ,
Nampak gangguan pendengaran / tidak
Leher : Untuk mengetahui Nampak pembendungan vena jugularis /
tidak, tampak pembesaran kelenjar tiroid / tidak
Dada : Untuk mengetahui Nampak tariakn intercostea / tidak,
Nampak benjolan abnormal / tidak.
Payudara : Untuk mengetahui imetris / tidak , Nampak nyeri tekan pada
payudara / tidak, Nampak putting susu menonjol / tidak ,
Nampak benjolan / tidak.

POLIHIDRAMNION

Palpasi :

Abdomen
Pada kasus polihidramnion perut teraba tegang dan terjadi oedem pada
dinding perut
Leopold I : TFU lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
Bagian janinsulitdiraba karena banyaknya cairan.
Leopold II : perut teraba tegang, teraba ballotement, bagian-bagian
janin sukar diraba. Karena bebasna janin bergerak dan
kepala tidak tertafsir maka bisa terjadi kesalahan-
kesalahan letak janin.
Leopold III : bagianjaninsulitdiraba.
Leopold IV :tidakdilakukan

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 26


Auskultasi :DJJsukar didengar / terdengar jauh dan halus.

Perkusi :Reflek Patella : normal +/+

OLIGOHIDRAMNION

Palpasi :

Abdomen
Pada kasus polihidramnion perut teraba tegang dan terjadi oedem pada
dinding perut
Leopold I : TFU lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
Bagian janin mudah diraba karena sedikitnya cairan.
Leopold II : perut teraba tegang, teraba ballotement dengan jelas,
bagian-bagian janin mudah diraba.
Leopold III : bagian janin mudah diraba.
Leopold IV :tidak dilakukan karena belum masuk PAP

Auskultasi :DJJsukar didengar / terdengar jauh dan halus.

Perkusi :Reflek Patella : normal +/+

Pemeiksan penunjang oleh dokter SPOG

POLIHIDRAMNION

1. Pada pemeriksaan darah,ibu yang diketahui memiliki rhesus negatif

( beda dengan pasangan ) memungkinkan hamil dengan kelainan ini.

2. Ultrasonografi

tampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-


kadang banyak janin tidak jelas dan foto rontgen pada hidromnion
berguna untuk diagnosa dan untuk Dari pemeriksaan USG, hidramnion
terbagi menjadi :

Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-


11 cm dalam dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang
terjadi.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 27


Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion
mencapai 12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar 15%.
Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang
dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih
besar. Insiden sebesar 5%.
OLIGOHIDRAMNION
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

1. USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya


ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
2. Rontgen perut bayi
3. Rontgen paru-paru bayi
4. Analisa gas darah.

III. ANALISA
G_P_ _ _ _ Ab_ _ _UK dengan polihidramnion/oligohidramnion
Diagnosa aktual : kehamilan dengan
polihidramnion/oligohidramnion pada
kehamilan preterm dan aterm.
Diagnosa potensial : kehamilan prematur, infeksi pada ibu dan
janin,atonia
uteri,solusio plasenta.
Masalah aktual : klien merasakan kekhawatiran dengan janin
yang
dikandungnya, klien merasakan payah/lelah
dalam
membawa kandungan pada ibu polihidramnion,
sedangkan
pada ibu oligohidramnion ibu merasakan
perutnya kurang
besar dan kurang merasakan gerakan janin
karena
sedikitnya air ketuban.
Masalah potensial : Pada Janin terdapat, Kelainan
kongenital,Prematuritas, Letak lintang atau tali pusat menumbung,
Diabetes militus, Solusio plasenta, ketuban pecah tiba-tiba. Pada Ibu
terdapat Utonia uteri, Perdarahan post partum, Retensio plasenta,Syok.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 28


IV. PENATALAKSANAAN
POLIHIDRAMNION

Mandiri:

1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janin saat ini.
R : agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin saat ini.
E: Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaannya saat ini
2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/ pekerjaan
berat.
R : agar keadaan umum ibu tidak lemah dan merasa nyaman.
E : Ibu mengerti dan aka melakukannya
3. Anjurkan ibu untuk tetap tenang menghadapi kehamilannya saat ini.
R : agar tidak terjadi fetal distress pada janin, karena apabila ibu cemas dapat
menyebabkan pengaruh yang buruk bagi janinnya.
E: Ibu mengerti dan merasa sedikit tenang
4. Anjurkan ibu untuk istirahat baring dalam keadaan setengah duduk atau
miring ke kiri.
R : agar ibu merasa nyaman dan tidak merasa sesak karena dalam keadaan
polihidramnion apabila ibu tidur terlentang dapat menyebabkan sesak.
E: ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Anjurkan ibu untuk mengatur pola makan.
R : agar kebutuhan nutrisi ibu tetap terpenuhi.
E: Ibu mengerti dan akan menerapkannya
6. Libatkan suami dan keluarga untuk selalu memberi dukungan dalam
kehamilan ibu saat ini.
R : untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu.
E: Suami dan keluarga mengerti dan akan melakukannya
7. Observasi keadaan umum, pembesaran perut dan kenaikan berat badan ibu, .
Anjurkan ibu untuk datang kembali dan memeriksakan kehamilannya dalam 1
minggu mendatang atau bila ada keluhan
R : untuk mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu.
E:Ibu mengerti dan akan dating kembali

8. Dokumentasi

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 29


Kolaborasi

1. Anjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG dan lakukan kolaborasi


dengan dokter SPOG
R : untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara pasti kedepannya.
Apabila nanti kedepannya bila ada indikasi secsio cesarea
E:Ibu mengerti dan akan melakukannya
Rujukan
1. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tengah
lakukan pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu hari
dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan berkurang dan menjelaskan
resikonya
R: untuk mengurangi volume air ketuban pada ibu saat menjelang ibu
akan melahirkan, karena saat pungsi dapat terjadi his tiba-tiba pada ibu.
E: ibu bersedia dilakukannya tindakan
2. Pemberian Obat-obatan (sedativa dan obat duresisi)
R: untuk memberikan efek penenang dan untuk mengeluarkan cairan
E: ibu mengerti dan bersedia
OLIGOHIDRAMNION

Mandiri:

1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
R:Agar ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
E: ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk tirah baring atau istirahat yang cukup.
R: Agar ibu tidak sesak nafas dan agar tidak terjadi kontraksi yang berlebihan
E: ibu mengerti dan akan melakukannya
3. Menganjurkan ibu Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta
tingkatkan konsumsi cairan
R: Agar cairan amnion bisa bertambah sesuai dengan usia kehamilan ibu dan
nutrisi ibu terjaga dengan baik.
E: ibu mengerti dan akan menerapkannya
4. Memberikan KIE/ dukungan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
agar ibu dan keluarga tidak cemas melakukan informed consent atas segala
tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 30


R: agar masalah cepat teratasi, keluarga memberi dukungan pada ibu dan
meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan
E: Ibudan keluarga mengerti
5. Memantau kesejahteraan janin dengan menghitung pergerakan janin
R: untuk mengetahui perkembangan atau penurunan kondisi janin
E: ibu bersedia dilakukan pemeriksaan
Memberikan konseling rujukan pada ibu hamil segera setelah di diagnosis
adanya temuan oligohidramnion
6. Memberikan informasi pada ibu tentang pelayanan di tempat rujukan
R: agar ibu tidak bingung memilih tempat rujukan saat nanti ibu akan
melahirkan.
E:ibu memiliki gambaran tempat rujukan dan memilih tempat rujukan
7. Dokumentasi

Kolaborasi:

1. Melakukan konsultasi dengan dokter obgyn


R: untuk mengetahui tindakan apa selanjutnya yang harus dilakukan terhadap
rujukan kolaborasi pada proses melahirkan.
E : ibu mengerti dan menyetujui
2. Laporkan segera ke dokter jika terjadi pendarahan atau keluar cairan
darivagina
R: agar segera dilakukan tindakan yang tepat
E : ibu mengerti dan bersedia melakukan

Rujukan:

1. Rujuk ibu untuk USG untuk memastikan diagnosa oligohidramnion.


R : menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal atau kelainan lainnya.
E: ibu mengerti dan bersedia dilakukan pemeriksan
2. Rujuk ibu segera jika ibu mengalami keluhan perdarahan atau keluar cairan
dari vagina
R: agar segera dilakukan tindakan yang tepat pada ibu.
E : ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
3. Amnion infusion.( Dilakukan oleh dokter )
R: untuk menambah cairan amnion agar kondisi ibu dan janin baik.
E : ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 31


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

. Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan
dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air
ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi
batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo
hidramnion yaitu kekurangan air ketuban.
Macam macam Polihidramnion adalah Hidramnion kronis dan Hidramnion akut.
Secara teori hidramnion terjadi karena produksi air ketuban bertambah dan pengaliran
air ketuban terganggu. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hidramnion,
antara lain penyakit jantung, nefritis, edema umum dan anomali kongenital.
Diagnosis dapat diperoleh dari anamnesis, inspeksi, palpasi, auskultasi, rontgen foto
abdomen dan pemeriksaan dalam. Pada janin, prognosisnya kurang baik (mortalitas
50%), terutama karena kongenital anomali, Prematuritas, Komplikasi karena
kesalahan letak anak, yaitu pada letak melintang atau tali pusat
menumbung,Eritroblastosis, Diabetes. Dan bahaya pada ibu Solusio plasenta, Atonia
uteri, Perdarahan postpartum, Retensio plasenta, Syok, Partus lama. Terapi
hidromnion dibagi dalam tiga fase yaitu Waktu hamil , Waktu bersalin dan Post
partum.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban) meningkat secara
stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai
puncaknya 1 Liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar
800 cc pada akhir trisemester pertama sampai pada minggu ke-40. Berkurang lagi
menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu.
Tingkat penurunan sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan 38-43 minggu.
Oligohidramnion juga dapat menyebabkan terhentinya perkembangan paru-
paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal
ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral)
maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 32


4.2 Saran

Sebaiknya Bidan memahami tanda-tanda klien dengan Polihidramnion dan


oligohidramnion sehingga dapat melakukan deteksi dini lebih awal.
Sebaiknya Bidan memahami penatalaksanaan kepada Ibu Hamil, Bersalin dan
Postpartum dengan Polihidramnion dan oligohidramnion

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 33


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta:EGC


UNPAD.1984.Obstetri Patologi Bandung.ELSTAR OFFSET
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta
Fadlun, Feryanto. 2011. ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS .Jakarta : Salemba
Medika
Prawirhadjo, Sarwono . Ilmu Kebianan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2008, hal;588-595
Sastrawinata, S. 2005. obsetri patologi. bandung: bagian obsetri dan gynekologi.
FK.UNPAD. Edisi ke-2.jakarta: ECG
Cuninngham,Garry.2006.Obstetri William Edisi 21 Volume 2.Jakarta:EGC
Taber,Benzion.1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC
Varney, hellen.1999.Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC

POLIHIDRAMNION DAN HIDRAMNION | 34

Anda mungkin juga menyukai