KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
Penulis ....................................................................................................................................... 2
BAB I .......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
1. Latar belakang ............................................................................................................... 3
1.1 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORI ....................................................................................................................... 5
POLIHIDRAMNION .................................................................................................................... 5
2.1 Patofisiologi............................................................................................................... 6
2.2 Etiologi ...................................................................................................................... 9
2.4 Diagnosis ................................................................................................................. 14
2.5 Prognosis ................................................................................................................. 15
BAB III ...................................................................................................................................... 19
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ......................................................................... 19
I. SUBJEKTIF .................................................................................................................... 19
II. OBJEKTIF...................................................................................................................... 24
III. ANALISA .................................................................................................................. 28
IV. PENATALAKSANAAN ............................................................................................... 29
BAB IV...................................................................................................................................... 32
PENUTUP ................................................................................................................................. 32
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 34
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan HidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul asuhan kegawatdaruratan
maternal neonatal pada polihidramnion dan oligohidramnionuntuk memenuhi
tugas matakuliah Asuhan Kebidanan Penyakit asuhan kegawatdaruratan maternal
neonatal yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui asuhan
kebidanan kegawatdaruratan pada ibu dengan kehamilan dan persalinan letak
sungsang secara tepat dan benar .
Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penyusunan maupun materi, karena mengingat keterbatasan kemampuan
kami. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah kami.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mendukung penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan para pembaca.
Penulis
1. Latar belakang
Air ketuban (cairan amnion) diproduksi oleh sel (endotel) yang melapisi
kantung ketuban dan permukaan plasenta (ari-ari, uri) dan peresapan cairan
(eksudasi) melewati membran kantung ketuban. Pada proposisi lebih besar, air
ketuban dihasilkan air kencing janin. Fungsi air ketuban sendiri yaitu untuk
melindungi anak terhadap benturan dari luar dan ibu terhadap gerakan janin,
mempertahankan suhu yang tetap bagi janin, memungkinkan anak bergerak
bebas serta dapat tumbuh optimal ke segala arah karena tekanan yang sama dari
semua bagian. (Unpad, Obstetri Fisiologi,1983:121) Oleh sebab itu, fungsi air
ketuban sangatlah vital bagi pertumbuhan janin.
Menurut staf pengajar LAB/UPF obstetri dan ginekologi (1989), volume air
ketuban bervariasi menurut usia kehamilan, puncaknya di umur kehamilan sekitar
33 minggu, volume air ketuban berkisar 1 - 1,5 liter. Pada kasus polihidromnion
bisa sampai 3 liter, bahkan 5 liter. Produksi air ketuban yang abnormal baru biasa
terjadi sebelum umur kehamilan mencapai 22 minggu atau 5 bulan
Dalam keadaan sehat, janin akan minum air ketuban dan mengeluarkan
kembali dalam bentuk kencing, sehingga seolah-olah terjadi suatu lingkaran atau
siklus yang berulang. Itu sebabnya bentuk, rupa, bau ketuban tidak jauh beda
dengan air kencing. Dalam air ketuban juga dijumpai sel-sel dalam rambut
(lanugo) yang terlepas serta butiran lemak yang bisa melapisi permukaan kulit
bayi (verniks kaseosa). Pada suatu keaadan tertentu, air ketuban didapatkan dalam
jumlah yang lebih dari normal ataupun kurang dari normal keadaan ini disebut
polihidramnion / hidramnion dan oligohidramnion.
polihidromnion meningkatkan resiko kelahiran prematur dan resiko
komplikasi persalinan. Kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan lebih
tinggi dibanding dari pada perlekatannya sebelum operasi dan terjadinya
kematian janin didalam kandungan. Penyebab polihidromnion belum dipastikan
secara benar, salah satu yang dicurugai adanya proses infeksi. Dua per tiga kasus
polihidromnion tidak diketeahui sebabnya. Kejadian bedah caesar juga lebih
tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa karena lebih banyak yang tidak normal
atau menurutnya kesejahteraan janin.(Hanifa Winknjosastro (2005))
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang :
1.2.1 Mengetahui patofisiologi polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.2 Mengetahui etiologi polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.3 Mengetahui diagnosis klien dengan polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.4 Mengetahui prognosis klien dengan polihidramnion dan oligohidramnion.
1.2.5 Mengetahui penatalaksanaan klien dengan polihidramnion pada saat hamil,
bersalin dan postpartum.
1.2.6 Mengetahui managemen asuhan kebidanan pada oligohidramnion.
POLIHIDRAMNION
OLIGOHIDRAMNION
2.1 Patofisiologi
POLIHIDRAMNION
Pada awal kehamilan, rongga amnion terisi oleh cairan yang komposisinya
sangat mirip dengan cairan ektrasel. Selama paruh pertama kehamilan,
pemindahan air dan molekul kecil lainnya berlangsung tidak saja melalui
amnion, tapi juga menembus kulit janin.
Selama trimester kedua, janin mulai berkemih, menelan dan menghirup
cairan amnion. Hampir pasti proses ini secara bermakna mengatur
pengendalian volume cairan amnion.karena dalam keadaan normal janin
menelan cairan amnion, diperkirakan bahwamekanisme ini adalah salah satu
cara pengaturan volume cairan amnion. Teori ini dibenarkandengan kenyataan
bahwa hidramnion hampir selalu terjadi bila janin tidak dapat menelan,
seperti pada kasus atresia esofagus.
1. Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban secara perlahan lahan dalam beberapa minggu
atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. (Mochtar,
Rustam.Sinopsis Obstetri.1998.hal:252) Ini bentuk yang paling umum dan
banyak dijumpai.
2. Hidramnion akut
Terjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam
waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak
muda, bulan ke-5 dan ke-6. Komposisi dari air ketuban pada hidramnion,
menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.
OLIGOHIDRAMNION
2.2 Etiologi
POLIHIDRAMNION
OLIGOHIDRAMNION
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal
agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik
pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah
dini. (Mochtar Rustam, Synopsis Obstetri edisi 2,1998: 251)
Oligohidramnion berkaitan dengan kelainan ginjal janin, trisomi 21
atau 13, atau hipoksia janin. Penyebab rendahnya cairan ketuban seperti, adalah:
- Adanya masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih bayi
(obstruksi orifisium uretra eksterna janin) yang menyebabkan produksi air
seninya sedikit, hal ini akan membuat volume cairan ketuban rendah.
- Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah
dan nutrisi yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti
mendaur ulang cairan.
- Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban
keluar dari rahim.
- Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi
plasenta yang membuat cairan ketuban berkurang.
TANDA :
- Ukuran uterus lebih besar dibanding yang seharusnya
- Identifikasi janin dan bagian janin melalui pemeriksaan palpasi sulit
dilakukan
- DJJ sulit terdengar
- Balotemen janin jelas
-
OLIGOHIDRAMNION
TANDA :
1. Janin dapat diraba dengan mudah
2. Tidak ada efek pantul(ballotement)
3. Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
4. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen.
5. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas.
6. Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
GEJALA :
1. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak..
2. Sewaktu his akan sakit sekali.
3. Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan
adanya penurunan gerakan janin
Gejala dan tanda tersebut di dasarkan pada fakta bahwa cairan amnion
yang ditemukan berada di bawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan
tertentu. Pada kehamilan normal, cairan amnion wanita bervariasi dan dapat
mengalami fluktuasi. Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai
1000 ml pada trimester 3 kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu
jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar
800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan
dengan cara ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada
pemeriksaan ultrasonografi lengkap dengan profil biofisik.
2.5 Prognosis
POLIHIDRAMNION
Pada janin, prognosisnya kurang baik (mortalitas 50%), terutama karena:
- Kongenital anomali
- Prematuritas
- Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak melintang
atau tali pusat menumbung.
- Eritroblastosis
- Diabetes melitus
Bahaya pada ibu :
- Solusio plasenta
- Atonia uteri
- Perdarahan postpartum
- Retensio plasenta
- Syok
- Partus lama
OLIGOHIDRAMNION
1. Tindakan Konservatif :
- Tirah baring.
- Hidrasi.
- Perbaikan nutrisi.
- Pemantauan kesejahteraan janin ( hitung pergerakan janin, NST, Bpp ).
- Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
- Induksi dan kelahiran
- Amnion infusion.( Dilakukan oleh dokter )
Amnioinfusi adalah tindakan pemberian infus kristaloid untuk menggantikan
cairan amnion yang berkurang secara patologis paling sering digunakan selama
persalinan untuk mencegah kompresi tali pusat. Hasil hasil amnioinfusi
intrapartum untuk mencegah morbiditas janin akibat air ketuban tercemar mekonium,
sering kali berkaitan dengan oligohidramnion (Cunningham, Obstetri William Edisi
21 Volume 2, 2005)
Hal yang harus dilakukan sebagai seorang bidan jika kondisi ibu dan janin
memburuk:
1. Berikan konseling rujukan pada ibu hamil segera setelah di diagnosis adanya
temuan oligohidramnion.
2. Rujuk ibu untuk USG untuk memastikan diagnosa oligohidramnion.
3. Rujuk ibu segera jika ibu mengalami keluhan perdarahan atau keluar cairan
dari vagina untuk segera dilakukan persalinan secara sc.
4. Berikan informasi pada ibu tentang pelayanan di tempat rujukan.
I. SUBJEKTIF
a. Biodata atau identitas klien dan suami
Nama ibu / suami : Nama jelas dan lengka, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar mengetahui identitas, membedakan
klien, mengenal pasien, dan tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
Umur ibu / suami : Untuk mengetahui apakah umur ibu menentukan
diagnosa kehamilan terlalu muda <16 tahun atau
terlalu tua >35 tahun lebih maka lebih banyak
resiko. Wanita kurang dari 16 tahun pinggulnya
belum cukup pertumbuhannya, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk melahirkan. Wanita
umurnya lebih 35 tahun, badannya mumgkin bisa
kecapeian dan kurang lentur. Wanita sudah berumur
40 tahun, ada kemungkinan kelemahan jiwanya
(pusdiknakes, 2000; 143
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap
agama yang dianutnya, mengenali hal-hal yang
berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan,
membimbing/mengharapkan pasien dalam berdoa,
dan dapat memberi motivasi pasien sesuai agama.
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.
Suku / bangsa : Untuk mengetahui asal suku daerah ibu atau suami
dan adat budayanya, untuk mengetahui faktor
bawaan pasien, dan memberikan KIE yang tepat.
Pebdidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar memberikan KIE.
Pekerjaan : Untuk mengetahui aktifitas ibu atau suami setiap
hari, mengukur tingkat sosial ekonomi karena ini
juga mempengaruhi gizi pasien.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien, apakah
lingkungan cukup aman bagi ibu dan berguna jika
dilakukan kunjungan rumah, untuk mengetahu
rumah klien jauh atau dekat dengan tempat
pengobatan.
OLIGOHIDRAMNION
Alasan utama pasien masuk atau datang ke tempat pelayan kesehatan dalam
kasus oligohidramnion adalah ibu mengatakan:
- Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan anak.
- Perutnya kurang membuncit pada usia kehamilan yang sekarang.
c. Riwayat perkawinan
POLIHIDRAMNIO&OLIGOHIDRAMNION
- Status pernikahan
- Lama pernikahan
- Usia menikah
( untuk mengetahui kematangan reproduksi ibu dan kesiapan fisik, mental dan
kondisi psikologis).
d. Riwayat Menstruasi
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
Mengetahui tingkat kesuburan ibu
- Menarche : mengetahui kapan ibu haid pertama kali
- Siklus : mengetahui keteraturan haid
- Lama : merupakan dalah satu indikator tingkat kesuburan ibu
- Banyak nya : berapa kali ibu mengganti pembalut dalam satu hari
- Dismenore : mengetahui apakah ibu mengalami
rasa nyeri pada saat datangnya haid.
e. Riwayat kesehatan
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
- Lalu : mengetahui kemungkinan pasien ada menderita penyakit
jantung, hipertensi, diabetes melitus
, hepatitis dan TBC.
- Sekarang : mengetahui kemungkinan ibu sedang menderita penyakit
jantung, hipertensi, diabetes melitus, hepatitis, TBC.
Yang harus diperhatikan yaitu penyakit jantng,diabetes
melitus dan kehailan kembar.
f. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu.
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
- Kehamilan, mengetahui apakah ibu ada mengalami mual dan muntah,
tidak nyaman
diperut dan djj sulit ditentukan, berapa kali ibu melakukan
pemeriksaan ANC,
serta mengetahui apakah ibu ada mendapatkan imunisasi TT.
- Persalinan, mengetahui tempat persalinan, penolong persalinan, jenis
persalinan,dan
penyulit dalam persalinan.
- Nifas , mengetahui bagaimana proses laktasi dan apakah ada penyulit
selama proses
menyusui, involusi uterus serta lochea.
g. Riwayat kehamilan sekarang
POLIHIDRAMNION
Kemungkinan ibu akan merasakan tanda-tanda sbb:
Pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan karena
terjadinya pertambahan jumlah air ketuban.
Akan timbul dispnea, gangguan pencernaan, oedem, nyeri
abdomen edema pada vulva dan ekstremitas bawah, nyeri tekan
OLIGOHIDRAMNION
h. Pola kebiasaan
POLIHIDRAMNION
Kebutuhan dasar
1. Nutrisi
mengetahui apa saja jenis, porsi, frekuensi, pantangan dan masalah
dalam pemenuhan makan, cairan dan elektrolit ibu sehingga kita bisa
menilai bagaimana status nutris ibu.
Pada ibu dengan polihidramnion biasanya pola nutrisinya kurang
baik / kurang teratur karena sering merasa mual dan muntah selain itu
juga Ibu akan merasa cepat kenyang karena pembesaran uterus akan
menekan lambung ibu sehingga mengakibatkan
ibu makan sedikit sudah merasa kenyang.
2. Eliminasi
BAB mengetahui frekuensi, konsistensi, warna, bau dan masalah
pada BAB ibu sehingga bidan bisa melakuakn intervensi yang tepat.
BAK mengetahui frekuensi, jumlah, bau dan masalah dalam buang
air kecil. Apabila ada masalah bisa dilakukan skrining lebih awal.
Pada klien dengan polihidramnion pola eliminasinya akan terganggu
karena suplai nutrisinya juga terganggu.Ibu akan sering BAK karena
uterus ibu yang besar akan menekan kandung kemih ibu.
OLIGOHIDRAMNION
Kebutuhan dasar
Nutrisi
mengetahui apa saja jenis, porsi, frekuensi, pantangan dan masalah
dalam pemenuhan makan, cairan dan elektrolit ibu sehingga kita bisa
menilai bagaimana status nutris ibu.
Eliminasi
BAB mengetahui frekuensi, konsistensi, warna, bau dan masalah
pada BAB ibu sehingga bidan bisa melakuakn intervensi yang tepat.
BAK mengetahui frekuensi, jumlah, bau dan masalah dalam buang
air kecil. Apabila ada masalah bisa dilakukan skrining lebih awal.
Istirahat
mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam, gangguan tidur
serta masalah sehingga bidan bisa mengetahui bagaimana pola
pemenuhan istirahat pasien.
Pada klien dengan oligohidramnion kemungkinan ditemukan Ibu
akan susah tidur akibat keluhan yang dirasakan sepertisakit saat ada
kontraksi
Aktivitas
j. Psikologis
POLIHIDRAMNION&OLIGOHIDRAMNION
Kemungkinan ibu memiliki gangguan pada psikologisnya ( misalnya stress )
dikarenakan adanya gangguan system saraf pusat atau lingkungan sekitar
II. OBJEKTIF
Pemeriksaan : Untuk mengetahui keadaan secara keseluruhan
Umum
Keadaan : Untuk mengetahui apakah ibu dalam kondisi baik, buruk, lemah. Ibu
umum hamil dengan DM kurang baik
HPHT : Untuk mengetahui kapan ibu dapat menstruasi terakhir kalinya, sehingga
dapat memperkirakan taksiran persalinan
TP : Tafsiran persalinan ibu, sehingga dapat mempersiapakan SC jika pihak
pasien menyetujui.
UK : Untuk mengetahui umur hamil ibu, sehingga bisa mengetahui tinggi
fundus uteri sesuai usia kehamilan dan membandingkan dengan tinggi
fundus uteri, atau anak besar.
BB : Berat ibu semasa hamil harus bertambah rata-rata 0,3 0,5 kg perminggu
. bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda 1 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamila berat badan mningkat, maka perlu
difikirkan adanya resiko bengkak, kehamilan kembar, arau anak besar.
Lila : Untuk mengetahu status gizi ibu
Tinggi badan : Tinggi badan dibawah 145cm mengindikasikan panggul sempit.
Pemeriksaan panggul luar, untuk mengetahui adanya kesempitan
panggul.
Distansia spinarum : jarak antara spina iliaca anterior superior
kiri dan kanan, normalnya 23 26 cm
Distansia cristarum : jarah terjah antara crista iliaca kanan dan
kiri, normalnya 26 29 cm
Conjungata externa (baundelque) : jarak antara pinggir atas
simfisis dan ujung procrssus spinosus ruas tulang lumbal ke-V,
normalnya 18 20 cm
Ukuran ingkar panggul : dari pinggir atas simfisis pertengahan
antara spina iliaca anterior superior dan trocahunter mayor
sepihak dan kembali di pihak yang lain, noemalnya 80 90 cm
TTV : Untuk mengetahui tanda-tanda vital anak apakah dalam batas
normal/tidak
Tekanan : Untuk mengetahui kenaikan systole >30 mmHg dan diastole >15 mmHg
darah merupakan tanda-tanda patologis pre-eklamsi >140/100 mmHg disebut
hipertensi, <90/60 mmHg disebut hipotensi. Tekanan darah <90/60
mmHg kemungkinan ibu syok.
Nadi : Untuk mengetahui frekuensi detak jatung / menit yaitu 60 80 x/menit
Pernafasan : Untuk mengetahui frekuensi / menit , irama regular / tidak yaitu 16 24
x/menit . takipnea >24 x/menit , bradipnea 10 x/menit . pernafasan >24
x/menit dan dangkal kemungkinan ibu syok.
Suhu : Untuk mengetahui temperature suhu yaitu 36,5 37,5C , hipotermi
<36C , sub febris 37,5 38 C, febris 38 40 C. Suhu diatas 38C
merupakan salah satu tanda infeksi. Suhu tubuh dibawah 36,5C
kemungkinan ibu syok.
INSPEKSI
POLIHIDRAMNION
Palpasi :
Abdomen
Pada kasus polihidramnion perut teraba tegang dan terjadi oedem pada
dinding perut
Leopold I : TFU lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
Bagian janinsulitdiraba karena banyaknya cairan.
Leopold II : perut teraba tegang, teraba ballotement, bagian-bagian
janin sukar diraba. Karena bebasna janin bergerak dan
kepala tidak tertafsir maka bisa terjadi kesalahan-
kesalahan letak janin.
Leopold III : bagianjaninsulitdiraba.
Leopold IV :tidakdilakukan
OLIGOHIDRAMNION
Palpasi :
Abdomen
Pada kasus polihidramnion perut teraba tegang dan terjadi oedem pada
dinding perut
Leopold I : TFU lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
Bagian janin mudah diraba karena sedikitnya cairan.
Leopold II : perut teraba tegang, teraba ballotement dengan jelas,
bagian-bagian janin mudah diraba.
Leopold III : bagian janin mudah diraba.
Leopold IV :tidak dilakukan karena belum masuk PAP
POLIHIDRAMNION
2. Ultrasonografi
III. ANALISA
G_P_ _ _ _ Ab_ _ _UK dengan polihidramnion/oligohidramnion
Diagnosa aktual : kehamilan dengan
polihidramnion/oligohidramnion pada
kehamilan preterm dan aterm.
Diagnosa potensial : kehamilan prematur, infeksi pada ibu dan
janin,atonia
uteri,solusio plasenta.
Masalah aktual : klien merasakan kekhawatiran dengan janin
yang
dikandungnya, klien merasakan payah/lelah
dalam
membawa kandungan pada ibu polihidramnion,
sedangkan
pada ibu oligohidramnion ibu merasakan
perutnya kurang
besar dan kurang merasakan gerakan janin
karena
sedikitnya air ketuban.
Masalah potensial : Pada Janin terdapat, Kelainan
kongenital,Prematuritas, Letak lintang atau tali pusat menumbung,
Diabetes militus, Solusio plasenta, ketuban pecah tiba-tiba. Pada Ibu
terdapat Utonia uteri, Perdarahan post partum, Retensio plasenta,Syok.
Mandiri:
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janin saat ini.
R : agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin saat ini.
E: Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaannya saat ini
2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/ pekerjaan
berat.
R : agar keadaan umum ibu tidak lemah dan merasa nyaman.
E : Ibu mengerti dan aka melakukannya
3. Anjurkan ibu untuk tetap tenang menghadapi kehamilannya saat ini.
R : agar tidak terjadi fetal distress pada janin, karena apabila ibu cemas dapat
menyebabkan pengaruh yang buruk bagi janinnya.
E: Ibu mengerti dan merasa sedikit tenang
4. Anjurkan ibu untuk istirahat baring dalam keadaan setengah duduk atau
miring ke kiri.
R : agar ibu merasa nyaman dan tidak merasa sesak karena dalam keadaan
polihidramnion apabila ibu tidur terlentang dapat menyebabkan sesak.
E: ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Anjurkan ibu untuk mengatur pola makan.
R : agar kebutuhan nutrisi ibu tetap terpenuhi.
E: Ibu mengerti dan akan menerapkannya
6. Libatkan suami dan keluarga untuk selalu memberi dukungan dalam
kehamilan ibu saat ini.
R : untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu.
E: Suami dan keluarga mengerti dan akan melakukannya
7. Observasi keadaan umum, pembesaran perut dan kenaikan berat badan ibu, .
Anjurkan ibu untuk datang kembali dan memeriksakan kehamilannya dalam 1
minggu mendatang atau bila ada keluhan
R : untuk mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu.
E:Ibu mengerti dan akan dating kembali
8. Dokumentasi
Mandiri:
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
R:Agar ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
E: ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk tirah baring atau istirahat yang cukup.
R: Agar ibu tidak sesak nafas dan agar tidak terjadi kontraksi yang berlebihan
E: ibu mengerti dan akan melakukannya
3. Menganjurkan ibu Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta
tingkatkan konsumsi cairan
R: Agar cairan amnion bisa bertambah sesuai dengan usia kehamilan ibu dan
nutrisi ibu terjaga dengan baik.
E: ibu mengerti dan akan menerapkannya
4. Memberikan KIE/ dukungan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
agar ibu dan keluarga tidak cemas melakukan informed consent atas segala
tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu.
Kolaborasi:
Rujukan:
4.1 Kesimpulan
. Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan
dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air
ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi
batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo
hidramnion yaitu kekurangan air ketuban.
Macam macam Polihidramnion adalah Hidramnion kronis dan Hidramnion akut.
Secara teori hidramnion terjadi karena produksi air ketuban bertambah dan pengaliran
air ketuban terganggu. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hidramnion,
antara lain penyakit jantung, nefritis, edema umum dan anomali kongenital.
Diagnosis dapat diperoleh dari anamnesis, inspeksi, palpasi, auskultasi, rontgen foto
abdomen dan pemeriksaan dalam. Pada janin, prognosisnya kurang baik (mortalitas
50%), terutama karena kongenital anomali, Prematuritas, Komplikasi karena
kesalahan letak anak, yaitu pada letak melintang atau tali pusat
menumbung,Eritroblastosis, Diabetes. Dan bahaya pada ibu Solusio plasenta, Atonia
uteri, Perdarahan postpartum, Retensio plasenta, Syok, Partus lama. Terapi
hidromnion dibagi dalam tiga fase yaitu Waktu hamil , Waktu bersalin dan Post
partum.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban) meningkat secara
stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai
puncaknya 1 Liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar
800 cc pada akhir trisemester pertama sampai pada minggu ke-40. Berkurang lagi
menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu.
Tingkat penurunan sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan 38-43 minggu.
Oligohidramnion juga dapat menyebabkan terhentinya perkembangan paru-
paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal
ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral)
maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.