Terganggu)
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merupakan
kehamilan ektopik yang disertai dengan gejala
akut abdomen. Kondisi ini merupakan kondisi yang
gawat yang bila lambat ditangani akan berakibat
fatal bagi penderita. Kehamilan ektopik terganggu
merupakan salah satu penyebab utama mortalitas
ibu, khususnya pada trimester.
1
Gambaran klinis KET ditandai oleh trias klasik yaitu amenore,
nyeri abdomen akut dan perdarahan pervaginam. Namun
kadang-kadang gambaran klinis KET tidak khas, sehingga
menyulitkan diagnosa. Yang perlu diingat adalah bahwa
setiap wanita dalam masa reproduksi dengan keluhan telat
haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah perlu
dipikirkan kemungkinan terjadinya KET.1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana
pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum
uteri.1
5
Faktor yang berhubungan dengan penyebab
kehamilan ektopik terganggu diantaranya :
1. Faktor tuba
2. Faktor abnormalitas dari zigot
3. Faktor ovarium
4. Faktor hormonal
5. Riwayat kehamilan ektopik
sebelumnya
6
KLASIFIKASI
3. Ovarium
1. Tuba fallopii (95%)
4. Intraligamenter
a. Pars Intertisialis (2%)
5. Jaringan parut Caesar
b. Isthmus (25%)
6. Kombinasi kehamilan dalam
c. Ampula (55%)
dan luar uterus (heterotopik)
d. Infundibulum
7. Kehamilan ektopik bilateral1
e. Fimbrae (17%)
8. Abdominal
2. Uterus
a. Primer
a. Kanalis servikalis
b. Sekunder ( dari
b. Divertikulum
kehamilan tuba yang
c. Kornu
abortus yang reimplantasi
d. Tanduk Rudimenter
di kavum abdomen)
7
8
EPIDEMIOLOGI
9
Patologi
9
Patologi
c. Ruptur tuba
9
Gambaran klinik
9
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda syok : tekanan darah
menurun (sistolik < 90 mmHg), nadi
cepat dan lemah (> 110 kali
permenit), pucat, berkeringat
Anamnesis dingin, kulit yang lembab, nafas
Pada anamnesis biasanya cepat (> 30 kali permenit), cemas,
didapatkan trias KET klasik kesadaran berkurang atau tidak
yaitu: amenorea, nyeri perut sadar.
yang biasanya bersifat Gejala akut abdomen : perut
unilateral serta perdarahan tegang pada bagian bawah, nyeri
pervaginam. Gejala tak tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas
spesifik lainnya seperti dari dinding perut.
perasaan enek, muntah dan Pemeriksaan ginekologi: biasanya
rasa tegang pada payudara didapatkan servik teraba lunak,
serta kadang-kadang nyeri tekan dan nyeri goyang,
gangguan defekasi. korpus uteri normal atau sedikit
membesar, kadang-kadang sulit
diketahui karena nyeri abdomen
yang hebat, kavum Douglas
menonjol oleh karena terisi darah.
9
Diagnosis
HCG-ß
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara
kehamilan intrauterine dengan kehamilan ektopik
Kuldosintesis
Laparoskopi Ultrasonografi
9
Diagnosis
f. Tes oksitosin
g. Foto Rontgen
h. Histerosalpingografi
i. Pemeriksaan labolatorium
Haemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht)
dilakukan serial dengan jarak 1 jam berturut-
turut . Penurunan Hb dan Ht dapat
mendukung diagnosis Kehamilan ektopik
terganggu.
Hitung jumlah leukosit untuk membedakan
dari infeksi pelvic
9
Diagnosis differensial
1. Infeksi Pelvis
2. Abortus immines/ Abortus
inkomplit
3. Tumor/ Kista Ovarium
4. Appendisitis
9
Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah
laparotomi. Dalam tindakan demikian beberapa hal harus
diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu:
Kondisi penderita saat itu
Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya
Lokasi kehamilan ektopik
Kondisi anatomic organ pelvic
Kemampuan teknik bedah mikro dokter operator
Kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat
9
prognosa
9
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. JH
Usia : 29 Tahun
MR : 327457
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bahyangkara GG keluarga No 14 A LK
XII
Pendidikan : S1
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Identitas Pasien
Nama : Tn. SM
Umur : 29 thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bahyangkara GG keluarga No 14 A LK
XII
11
ANAMNESIS
Seorang Pasien Perempuan usia 29 tahun masuk IGD RSU Haji
Medan pada tanggal 10 Desember 2018 pukul 12.00 WIB kiriman
dari Klinik dengan Diagnosa G1P0A0H0 Gravid 6-7 minggu +
Suspek KET.
11
Os juga mengeluh merasa lemas sejak kemarin malam hingga
os tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Os mengeluh mual
dan muntah 1x sebanyak ± ½ gelas berupa apa yang
dimakan. Keluhan mual-mual ringan tanpa disertai muntah
juga dirasakan oleh os sejak awal kehamilannya, keluhan ini
terutama dirasakan di pagi hari, Tidak ada keluhan BAK dan
BAB.
11
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan
Kebiasaan.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal serumah
dengan suami, kehidupan ekonomi cukup, tidak merokok
dan tidak mengonsumsi minuman keras serta obat-obat
terlarang.
Riwayat perkawinan
Status perkawinan : kawin
Berapa kali : 1 kali, lamanya 2 bulan
Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Lama Haid : 5 hari
Siklus Haid : 30 hari
Banyak darah : 2-3 kali ganti dut/hari
Dysmenorrhea :-
HPHT : 22 Oktober 2018
Hamil kembar :-
11
Riwayat kehamilan/Abortus/persalinan: 1/0/0
Jenis
Tahun Umur Penol Penyu JK/
No persalina Ket
partus kehamilan ong lit BB
n
Kehamilan
1
Ini
STATUS GENERALISATA
Thoraks
Paru: Inspeksi :normochest, gerakan paru simetris
kiri = kanan
Palpasi :fremitus kiri = kanan
Perkusi :sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi :vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
STATUS OBSTETRI
PEMERIKSAAN LUAR
Abdomen simetris, fundus uteri tidak teraba, Labia
mayora minora simetris, pembengkakan kelenjar
bartolini (-), nyeri tekan perut bagian bawah kanan(+).
PEMERIKSAAN INSPEKULO
Portio : nyeri goyang portio (+)
OUE : tertutup
Fluksus : (+) darah
11
Flour : (-)
Erosi : (-)
Laserasi : (-)
Polip : (-)
Cav.douglas : (+)
DIAGNOSIS BANDING:
• KET pada G1P0A0H1, gravid 6-7 minggu.
• Apendisitis
• Abortus
11
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah Rutin
Darah Rutin
Hb 11,9 g/dL 11,7- 15,5
Hitung Eritrosit *3,7/µL 3.8 – 5.2
Leukosit 8,460 /µL 4.000 – 11.000
Hematokrit 33,9% 35 – 47
Trombosit 253.000 /µL 150.000 – 440.000
Index Eritrosit
MCV 90,7fL 80 – 100
MCH 32,0 pg 26 – 34
MCHC 35,3 % 32 – 36
11
Hitung Jenis Leukosit
0% 1–3
Eosinofil
0% 0–1
Basofil 0% 2–6
Monosit
115 mg/dL <140
Glukosa Darah
11
USG
Keterangan :
• Uterus dan servik normal
• Terdapat massa di adnexa
• Terdapat fluid di cavum douglas
Kesan : KET
DIAGNOSA KERJA
KET pada G1P0A0H1, gravid 6-7 minggu.
PENATALAKSANAAN
Suportif
Oksigen BC 3 L/m
Akses vena IVFD RL 20 gtt/m
Monitoring
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda
vital
11
MEDIKAMENTOSA
• Ceftriaxon 2x1 g
• Rencana Laparoskopi
11
Tuba kiri, ovarium kanan dan ovarium kiri dalam batas
normal.
Pada tuba kiri pars ampularis didapatkan jaringan
compang camping
Dilakukan fimbraektomi dekstra, abdomen dicuci
dengan NaCl 1000 cc. Diyakini tidak ada
perdarahan, alat dan kassa lengkap
Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis mulai dari
peritoneum, otot, facia, sub kutis dan kutis
Luka operasi ditutup dengan supratule dan kassa
steril
Operasi selesai
INTRUKSI POST-OP
• Observasi tanda vital, perdarahan, nyeri abdomen
• Lakukan pemeriksaan darah rutin post operasi, 1 jam
pertama tiap 15 menit, 1 jam kedua tiap 30 menit.
11
Medikamentosa:
• IVFD RL
• Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj gentamerk 80mg/12 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
• Inj metronidazole I amp/12 jam
11
FOLLOW UP POST-OP
( Tanggal 10 Desember 2018)
S : Perut kembung dan nyeri pada bekas operasi
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/80 mmHG
HR : 104 x/i
RR : 24 x/i
T : 37,0 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
V/U : Tenang, perdarahan aktif (-)
Extremitas : Akral hangat +/+, oedem -/-
Flatus : (-)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (-)
A: Post laparatomi a/i KET
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj gentamerk 80mg/12 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
• Inj metronidazole I amp/12 jam
11
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 11 Desember 2018)
S : Nyeri pada bekas operasi
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 120/80 mmHG
HR : 90 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
V/U : Tenang, perdarahan aktif (-)
Extremitas : Akral hangat +/+, oedem -/-
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A: Post laparatomi a/i KET
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
11
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 12 Desember 2018)
S : Tidak ada keluhan
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
V/U : Tenang, perdarahan aktif (-)
Extremitas : Akral hangat +/+, oedem -/-
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A: Post laparatomi a/i KET
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
11
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 13 Desember 2018)
S : Tidak ada keluhan
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 120/70 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,5 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
V/U : Tenang, perdarahan aktif (-)
Extremitas : Akral hangat +/+, oedem -/-
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A: Post laparatomi a/i KET
P:
• tab Cefotaxim
• tab asam mefenamat 3x1
• tab Neurodex 2 x 1
• tab antasida
• Dulcolax
R : AFF Kateter
AFF infuse
PBJ
11
TERIMAKASIH