Ektopik
Disusun oleh:
1. Afiati Amelia Rosadi
2. Maulia Arfin Hani
3. Zaetun Naimah
Pengertian
4. 5. 6.
Kehamilan Kehamilan kehamilan
Ektopik Abdominal dalam dan
Intraligamenter Kombinasi luar
Uterus. 3
Etiologi
1. Faktor-faktor mekanis yang mencegah atau menghambat
perjalanan ovum yang telah dibuahi ke kavum uteri
6
3. Risiko
rendah
7
Tanda Dan
Gejala
Nyeri abdomen
Akseptor Perdarahan
ADR pervaginam
8
Patofisiologi
Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua jonjot. Zigot yang
telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai
desidua, yang disebut pseudokapsul. Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan
perkembangannya tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tempat
implantasi, ketebalan tempat implantasi dan banyaknya perdarahan akibat invasi
trofoblas.
Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopikpun mengalami
hipertropi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-
tanda kehamilan seperti tanda hegar dan Chadwick pun ditemukan.
Endometriumpun berubah menjadi desidua, meskipun tanpa trofoblas. Karena
tempat pada implantasi pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya
kehamilan, suatu saat kehamilan akan terkompromi.
9
Komplikasi
Infeksi
Perdarahan
1
0
Pemeriksaan
penunjang
● USG
● HB
● Leukosit
● Laparaskopi
● Kuldosintesis
1
1
Pengobatan
b. Medikamentosa
a. Pembedahan
Dengan pemberian
1. Salpingektomi metotreksat, baik
2. Salpingotomi secara sistemik
maupun dengan
injeksi ke kehamilan
ektopik melalui
laparoskopi atau
dengan bantuan
USG. 1
2
Manifestasi klinis
1
3
Prinsip umum Penatalaksanaan kehamilan
ektopik
2. Optimalisasi keadaan umum ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah,
pemberian oksigen atau bila dicurigai infeksi diberikan juga antibiotik.
3. Pada keadaan syok segera diberikan infus cairan seperti dextrose 5%, glukosa
5%, garam fisiologis dan oksigen sambil menunggu darah. (kondisi penderita
harus diperbaik, kontrol tekanan darah, nadi dan pernafasan).
1
5
4. Riwayat penyakit dahulu
Dari faktor paktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis, addresitis
menyebabkan perlengkapan endosalping, Tuba menyempit/membantu.
Endometritis tidak baik bagian nidasi
5. Status obstetri ginekologi
1) Usia perkawinan, sering terjadi pada usia produktif 25 – 45 tahun,
berdampak bagi psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan
anak.
2) Riwayat persalinan yang lalu, Apakah klien melakukan proses persalinan di
petugas kesehatan atau di dukun
3) Grade multi.(Perempuan yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba,
2009) 1
6
4) Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD.
5) Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang menyengat Kemungkinan
adanya infeksi.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji kesehatan suami : Suami yang mengalami infeksi system urogenetalia, dapat
menular pada istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada cervix.
7. Riwayat Psikososial
Tindakan salpingektomi,Salpingektomi itu sendiri adalah prosedur bedah untuk
mengangkat salah satu atau kedua tuba fallopi, namun tetap membiarkan
keberadaan rahim dan indung telur. Ini dirancang sebagai prosedur pengobatan
utama untuk kehamilan ektopik, tapi bisa juga dilaksanakan untuk menangani
kondisi atau gangguan pada sistem reproduksi wanita yang akan menyebabkan
infertile, Mengalami gangguan konsep diri, selain itu menyebabkan
kekhawatiran atau ketakutan
8. Pola aktivitas sehari – hari
a. Pola nutrisi
Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalah Nausea
dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul dirongga
abdomen.
b. Eliminasi Pada BAB dan BAK
klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi itu diakibatkan
karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obatnyeri, adanya intake
makanan dan cairan yang kurang. Sehingga tidak ada rangsangan
dalam pengeluaran fases. Pada BAK klien mengalami output urine yang
menurun < 1500ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.
c. Personal hygiene
Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untuk
melakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri,sehingga
dalam personal hygiene tergantung pada diri sendiri.
1
8
d. Pola aktivitas (istirahat tidur) Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi
akibathematikei retropertonial menumpuk pada cavum Douglasi.
9. Anamnesis dan Gejala Klinis
1) Riwayat terlambat haid
2) Gejala dan tanda kehamilan muda
3) Dapat ada atau tidak ada perdarahan pervaginan
4) Ada nyeri mendadak disertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen, terutama abdomen
bagian kanan / kiri bawah
5) Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam
perineum
1
9
10. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Mulut : Bibir Pucat
- Payudara:Hyperpigmentasi, Hypervaskularisasi,
Simetris
- Abdomen : Terdapat pembesaran abdomen
- Genetalia : terdapat perdarahan pervaginan
- Ekstremitas : dingin
b. Palpasi
- Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil
dari
pada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang massa pada
adnexa(bagian rahim yang meliputi ovarium, saluran tuba,
dan ligamen yang mengelilinginya),
- Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum
douglas(celah antara rahim dengan usus akhir sebelum
anus(rektum))menonjol.
c. Auskultasi
- Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)
d. Perkusi
- Ekstremitas : Refleks Patella +/+
11. Pemeriksaan Fisik secara umum,khusus,ginekologi
a. Umum
- Pasien tampak anemis dan sakit
- Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adneksa.
- Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.
- Daerah ujung (ekstremitas) dingin.
- Adanya tanda – tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tanda-
tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas
dinding abdomen.
- Nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok
- Pemeriksaan abdomen : perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri saat
peraban
b. Khusus
- Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
- Kavum douglas menonjol dan nyeri
- Mungkin tersa tumor di samping uterus
- Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.
c. Pemeriksaan ginekologis
- Seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri
- Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadang-kadang sulit diketahui
karena nyeri abdomen yang hebat
- Kavum douglasi menonjol oleh karena darah.
2
1
12. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui
kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik
seorang dokter dapat melakukan :
a. Laboratorium
- Hematokrit : Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan
abdominal yang terjadi.
- Sel darah putih : Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya
leukositosis. Leoukosite 15.000/mm3. Laju endap darah meningkat.
- Tes kehamilan : Pada kehamilan ektopik hampir 100%
menunjukkan pemeriksaan hormon human chorionic gonadotropin
(hCG) positif. Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG
meningkat 2 kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik
menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan
1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal.
Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti
kehamilan ektopik.
2
2
b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
- Dapat dilakukan Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini
dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG
dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran
tuba, indung telur, maupun di tempat lain. Pada USG : Tidak ada kantung
kehamilan dalam kavum uteri, Adanya kantung kehamilan di luar kavum
uteri, Adanya massa komplek di rongga panggul.
- Laparoskopi : peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan
ektopik sudah diganti oleh USG.
- Laparotomi : harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik
terganggu dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan
definitif).
- Kuldosintesis : Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi
transvaginal untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam
cavum Douclassi.
2
3
B. Diagnosa keperawatan
1. Devisit volume cairan berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi sebagai efek tindakan
pembedahan.
2. Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Perdarahan dalam rongga peritoneum
3. Nyeri berhubungan dengan Adanya Ruptur, Perdarahan dalam rongga peritoneum
4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal
sumber-sumber informasi
5. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
2
4
C. Intervensi
1. Devisit volume cairan berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi sebagai efek
tindakan pembedahan.
Kriteria hasil :
Ibu menunjukan kestabilan/perbaikan keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh tanda-tanda
vital yang stabil, pengisian kapiler cepat,sensorium tepat, serta frekuensi berat jenis urine
adekuat.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga
2. Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat ini
3. Observasi TTV dan observasi tanda akut abdomen
4. Pantau input dan output cairan
5. Pemeriksaan kadar Hb
6. Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk penangan lebih lanjut.
2
5
2. Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Perdarahan dalam rongga peritoneum
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien mampu
mendemonstrasikan perfusi yang adekuat secara individual dengan kriteria hasil :
1. Kulit hangat dan kering
2. Ada nadi perifer kuat
3. Tanda vital dalam batas normal
4. Pasien sadar/berorientasi
5. Keseimbangan pemasukan/pengeluaran
6. Tak ada edema
2
6
Intervensi :
1) Awasi tanda vital, warna kulit atau membran mukosa dan dasar kuku.
2) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat
sesuai indikasi.
3) Kolaborasi dengan tim medis yang lain, awasi
pemeriksaan lab :Mengidentifikasi misalnya: HB/HT
2
7
3. Nyeri berhubungan dengan Adanya Ruptur, Perdarahan dalam rongga
peritoneum
Tujuan : Setelah dibserika asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien dapat
mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal,
tidak meringis Kriteria Hasil :
1. ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
2. tanda-tanda vital dalam batas normal
3. ibu tidak meringis atau menunjukan raut muka yang kesakitan
Intervensi :
Mandiri ;
1) Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Kaji
kontraksi uterus hemoragi atau nyeri tekan abdomen.
2) Kaji stress psikologi ibu/pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
3) Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri.
Intruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi, misalnya tarik nafas
dalam ,visualisasi distraksi dan jelaskan prosedur.
2
8
Kolaborasi :
1. Berikan narkotik atau sedative berikut menurunkan
obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan.
2. Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi.
2
9
Intervensi :
1) Menjelaskan tindakan dan rasional yang
ditentukan untuk kondisi hemoragia (Memberikan informasi,
menjelaskan kesalahan konsep pikiran ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan dan
menurunkan stres yang
berhubungan dengan prosedur yang diberikan.
2) Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep
3) Diskusikan kemungkinan implikasi jangka pendek pada ibu/janin dari keadaan
pendarahan
4) Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan
tindakan tambahan
Memberikan klisifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masala-masalah dan
kesempatan(Ibu dengan kehamilan ektropik dapat memahami kesulitan
mempertahankan setelah pengangkatan tuba/ovarium yang sakit
3
0
5. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
Tujuan : Seteleh diberikan askep selama 1 x 24 jam diharapkan cemas pasien berkurang
Intervensi :
1) Pasien tampak tenang(Pasien tidak gelisah menunjukkan kemampuan untuk menghadapi
masalah).
2) Pertahankan hubungan yang sering dengan
pasien(Berbicara dan berhubungan dengan pasien).
3) Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau
ditelantarkan,menunjukkan rasa menghargai, dan menerima orang tersebut, membantu
meningkatkan rasa percaya.
4) Waspada terhadap tanda-tanda penolakan /depresi ,mis: menarik diri (Pasien mungkin
akan menggunakan mekanisme bertahan dengan penolakan dan marah, ucap-ucapan
yang tidak tepat, timbulnya ide bunuh diri dan akan timbul rasa bersalah
5) Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman.
3
1
D. Implementasi Keperawatan
Disesuaikan dengan intervensi
E. Evaluasi
1. Nyeri berkurang
2. Pengetahuan meningkat
3. Ansietas berkurang
4. Volume cairan adekuat
3
2
Kesimpulan
3
3
THANKS
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
3
4