Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
LETAK OBLIK
Oleh
Anissa
1610029002
Dosen Pembimbing
Dr. dr. Novia Fransiska Ngo, M. Kes., Sp. OG
LETAK OBLIK
ANISSA
1610029002
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 7
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengetahui tentang kelainan letak janin berupa letak oblik.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Letak oblik adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang janin berada pada
sudut inlet tulang. Tidak ada bagian janin yang teraba sebagai presentasi terbawah.
Letak oblik bersifat sementara akibat perpindahan letak janin menjadi letak lintang
atau memanjang pada persalinan.
Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin
memotong atau tegak lurus dengan sumbu panjang Ibu. Pada letak oblik biasanya
hanya bersifat sementara, sebab hal ini merupakan perpindahan letak janin menjadi
letak lintang atau memanjang pada persalinan.
Pada letak lintang, bahu biasanya berada di atas pintu atas panggul sedangkan
kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain
kondisi seperti ini disebut sebagai presentasi bahu atau presentasi akromion. Posisi
punggung dapat mengarah ke posterior, anterior, superior, atau inferior, sehingga
letak ini dapat dibedakan menjadi letak lintang dorso anterior dan dorso posterior.
ETIOLOGI
Penyebab letak lintang adalah :
1. Dinding abdomen teregang secara berlebihan disebabkan oleh kehamilan
multivaritas pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih terjadi insiden hampir
sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara. Relaksasi dinding abdomen
pada perut yang menggantung akibat multipara dapat menyebabkan uterus
beralih kedepan. Hal ini mengakibatkan defleksi sumbu panjang janin menjauhi
sumbu jalan lahir, sehingga terjadi posisi oblik atau melintang.
2. Janin prematur, pada janin prematur letak janin belum menetap, perputaran janin
sehingga menyebabkan letak memanjang.
3. Placenta previa atau tumor pada jalan lahir. Dengan adanya placenta atau tumor
dijalan lahir maka sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
4. Abnormalitas uterus, bentuk dari uterus yang tidak normal menyebabkan janin
tidak dapat engagement sehingga sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan
lahir.
2
5. Panggul sempit, bentuk panggul yang sempit mengakibakan bagian presentasi
tidak dapat masuk kedalam panggul (engagement) sehingga dapat
mengakibatkan sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
DIAGNOSIS
1. Mudah ditegakkan bahkan dengan pemeriksaan inspeksi saja. Abdomen
biasanya melebar kearah samping dan pundus uteri melebar di atas
umbilikus
2. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi perasat leopold mendapatkan hasil :
a. Leopold 1 pundus uteri tidak ditemukan bagian janin
b. Leopold II teraba balotemen kepala pada salah satu fosa iliaka dan
bokongpada fosa iliaka yang lain
c. Leopold III dan IV tidak ditemukan bagian janin, kecuali pada saat
persalinan berlangsung dengan baik dapat teraba bahu didalam
rongga panggul. Bila pada bagian depan perut ibu teraba suatu
dataran kerasyang melintang maka berarti punggung anterior. Bila
pada bagian perut ibu teraba bagian – bagian yang tidak beraturan
atau bagian kecil janin berarti punggung posterior
3. Pada pemeriksaan dalam teraba bagian yang bergerigi yaiti tulang rusuk
pada dada janin diatas pintu atas panggul pada awal persalinan. Pada
persalinan lebih lanjut teraba klavikula.posisi aksilla menunjukkan
kemana arah bahu janin menghadap tubuh ibu. Bila persalinan terus
berlanjut bahu janin akan masuk rongga panggul dan salah satu lengan
sering menumbun (lahir terlebih dahulu) kedalam vagina dan vulva
PENATALAKSANAAN
a. Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi
lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan
posisi lutut dada sampai persalinan.
3
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada,
jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai
persalinan.
b. Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang
dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida
dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan
lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup
dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek
dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati
dilakukan embriotomi.
PROSES PERSALINAN
Pada letak lintang presisten (letak lintang yang menetap) dengan umur
kehamilan aterm, persalinan tidak mungkin dapat terjadi secara normal pervaginam,
kecuali badan dan kepala janin dapat masuk kedalam rongga panggul secara
bersamaan. Apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat, janin dan ibu dapat
meninggal.
Pada saat ketuban sudah pecah, bila ibu tidak ditolong dengan tepat, maka bahu
janin akan masuk kedalam panggul dan tangan yang sesuai akan menumbung.
Kemudian terjadi penurunan panggul sebatas PAP. Sedangkan bokong dan kepala
tedapat pada fosailiaka.
Kontraksi uterus semakin kuat dalam upayanya mengatasi halangan pada PAP.
Namun usaha uterus dalam meningkatkan kontraksi tidak membuahkan hasil.
Semakin meningkat kontraksi uterus maka lama kelamaan terbentuk cincin retraksi
yang semakin lama semakin tinggi, akhirnya terjadi lingkaran bandl sebagai tanda
akan terjadi ruptura uteri. Keadaan ini disebut letak lintang kasep. Apabila
penanganan ini tidak mendapatkan penanganan gawat darurat semestinya maka
akan terjadi ruptura uteri, ibu dan janin dapat meninggal.
Apabila panggul ibu cukup besar dan janin sangat kecil, meskipun kelainan
letak lintang menetap, persalinan spontan dapat terjadi. Pada keadaan ini kepala
4
terdorong keperut ibu dengan adanya tekanan pada janin. Tampak di vulva bagian
dinding dada dibawah bahu menjadi bagian yang bergantung. Kepala dan dada
secara bersamaan melewati rongga panggul. Dalam keadaan terlipat
(conduplication corpore) janin dilahirkan.
5
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Letak oblik adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang janin berada pada
sudut inlet tulang. Tidak ada bagian janin yang teraba sebagai presentasi terbawah.
Letak oblik bersifat sementara akibat perpindahan letak janin menjadi letak lintang
atau memanjang pada persalinan. Kelainan letak janin ini dapat disebabkan
relaksasi dinding abdomen yang semula teregang, janin prematur, plasenta previa
atau tumor di jalan lahir, abnormalitas uterus, dan panggul sempit. Penatalaksanaan
berbeda-beda, terutama dibedakan apakah ibu primigravida atau multigravida,
kasep atau belum kasep, maupun janin hidup atau mati.
6
DAFTAR PUSTAKA
Gimovsky, Martin L. Abnormal Fetal Lie and Presentation. Volume 2. Chapter 76.
New York: Department of Obstetric and Gynecology Brookdale University
Hospital.
Manuaba, Ida Bagus. 2008. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka. Halaman 622-629.