Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN

KEPERAWATAN
TETANUS
Wawan Hediyanto, M.Kep
Tetanus
 Tetanus adalah penyakit infeksi yang akut dan
kadang fatal yang disebabkan oleh
neurotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan
oleh clostridium tetani, yang sporanya masuk
melalui luka.(kamus kedokteran Dorlan)
 Gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme, yang
disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin
protein yang kuat yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani. (Ismanoe, 2009
Etiologi
❖ Clostridium tetani (basil gram positif)
❖ Bakteri ini terdapat di tanah, tetapi dapat juga pada
kotoran binatang ( Kuda, sapi).
❖ Flora usus normal dari kuda, sapi, babi,
domba, anjing, kucing, tikus, ayam dan manusia
❖ Kuman masuk ke tubuh melalui luka, gigitan
serangga, infeksi gigi, infeksi telinga, bekas
suntikan dan pemotongan tali pusat.
❖ Kuman berkembang biak dan menghasilkan
eksotoksin :
❖ Tetanospasmin bersifat neurotoksin yang menyebabkan
kekakuan, spasme dari otot bergaris
❖ Tetanolisin menyebabkan lisis dari sel–sel darah merah
MANIFESTASI KLINIK
 Masa inkubasi antara 3–21 hari.
 Spasme dan kekakuan otot rahang (trismus)
 Kekakuan otot leher (kaku kuduk).
 Sukar menelan
 Kekakuan otot perut.
 Nyeri otot tubuh setelah spasme/kejang.
 Kejang ditriger oleh kejadian kecil : bising, cahaya,
sentuhan fisik,
 Lengan kaku dan tangan mengepal
 Biasanya keasadaran tetap baik
MANIFESTASI KLINIK

Gejala lainnya :
Demam
Berkeringat
Peningkatan tekanan darah
Denyut jantung naik.
Derajat Tetanus
 Menurut Cole dan Youngman(1969) membagi tetanus
atas:
A. Grade1 : ringan
❖ Masa inkubasi lebih dari 14 hari
❖ Period of onset >6 hari
❖ Trismus positif tetapi tidak berat
❖ Sukar makan dan minum tetapi disfagia tidak ada
❖ Kekakuan beberapa jam atau hari dan dekat daerah luka
B. Grade II: sedang
❖ Masa inkubasi10–14 hari
❖ Period of onset 3 hari atau kurang
❖ Trismus ada dan disfagia ada
❖ Kekakuan beberapa hari tetapi dispnoe dan sianosis
tidak ada
Derajat Tetanus
C. GradeIII: Berat
❖Masa inkubasi <10 hari
❖Period of onset 3 hari atau kurang
❖Trismus berat
❖Disfagia berat.
❖Kekakuan umum dan gangguan
pernapasan asfiksia, ketakutan,
keringat banyak dan takikardia
Diagnosa
Diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan :
➢ Riwayat adanya luka yang sesuai
dengan masa inkubasi
➢ Gejala klinis
➢ Penderita biasanya belum
mendapatkan imunisasi
➢ Laboratoium : leukosit normal atau
meningkat.
➢ Pemeriksaan mikrobiologi : pus atau
jaringan nekrotis terdapat Clostridium
Tetani
Penatalaksanaan
1. Di rawat dalam ruang yang intensif
2. Pemberian ATS (anti tetanus serum) 20.000 U
secara IM di dahului oleh uji kulit dan mata.
3. Anti kejang dan penenang (fenobarbital bila
kejang hebat, diazepam, largaktil).
4. Antibiotik PP (penasilin 50.000 U/kgbb/hari)
5. Diit tinggi kalori dan protein.
6. Perawatan isolasi.
7. Pemberian oksigen, pemasangan NGT bila
perlu intubasi dan trakeostomi bila indikasi.
8. Pemberian terapi intravena bila indikasi.
Komplikasi Tetanus

Patah tulang (fraktur)


Laryngospasm
Aspirasi pneumonia
Diagnosa Keperawatan
 Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sputum pada trakea dan
spame otot pernafasan.
 Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan
nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan.
 Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan
dengan efeks toksin (bakterimia)
 Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kekakuan otot pengunya.
 Risiko terjadi cedera berhubungan dengan sering
kejang
 Risiko terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan intake yang kurang dan
oliguria
 Hubungan interpersonal terganggu berhubungan
dengan kesulitan bicara
Intervensi
 Rawat di ruang isolasi
 Jaga jalan napas bila pasien kejang
 Berikan oksigen.
 Siapkan ruangan dengan pencahayaaan redup
 Jaga ruangan dari kebisingan yang mendadak.
 Bila kejang berikan obat penenang :
benzodiazepam.
 Observasi tanda vital secara ketat
 Kolaborasi pemberian obat : anti tetanus dan obat
penenang.
 Rawat luka secara aseptik bila ada.
 Diit tinggi kalori dan protein. Bila susah makan
pasang NGT
 Jika terpasang tracheostomi, lakukan perawatan
dan suction bila banyak lendir.

Anda mungkin juga menyukai