Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

G3P2A0 hamil 36-37 minggu janin gemelli hidup presentasi kepala


dan letak lintang + hemoroid grade IV.

Oleh
Suci Lestari, S.Ked
Pembimbing
dr. Ratih Pratiwi, Sp. OG
BAGIAN ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2017
PENDAHULUAN

prevalensi seksio
Wanita melahirkan Terdapat 4 indikasi sesarea dengan
dengan seksio sesarea utama untuk melakukan indikasi parut
dilaporkan meningkat seksio saesarea, yaitu (1) uterus sebesar
empat kali dibanding distosia, (2) gawat janin, 35%, Australia
30 tahun sebelumnya (3) kelainan letak, dan 35%, Skotlandia
(4) parut uterus. 43%, dan Perancis
28%.

Vaginal Birth After Cesarean (VBAC) atau


dikenal pula sebagai Trial of Labor After
Cesarean (TOLAC)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI :
VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section)
adalah proses melahirkan normal setelah pernah
melakukan seksio sesarea.
Indikasi dan Kontraindikasi

1. Luka parut uterus jenis Klasik


1. Riwayat satu atau dua seksio sesarea
2. enis luka T terbalik atau jenis
dengan insisi transversal rendah.
parut yang tidak diketahui
2. Panggul lapang secara klinis. 3. Luka parut pada otot rahim di
3. Tidak ada jaringan parut uterus lain luar Segmen Bawah Rahim
atau riwayat ruptur. (SBR)
4. Tersedia dokter selama persalinan 4. Bekas uterus ruptur
aktif yang mampu memantau 5. Kontraindikasi relatif, misalnya
persalinan dan melakukan seksio panggul relatif sempit
sesarea darurat. 6. Dua atau lebih luka parut
transversal di Segmen Bawah
5. Ketersediaan anestesi dan petugasnya Rahim (SBR)
untuk seksio sesarea darurat. 7. Kehamilan ganda
Faktor yang berpengaruh

1. Teknik operasi sebelumnya


2. Jumlah seksio sesarea sebelumnya
3. Penyembuhan luka pada seksio sesarea sebelumnya
4. Indikasi operasi pada seksio sesarea yang lalu
5. Usia maternal
6. Usia kehamilan saat seksio sesarea sebelumnya
7. Riwayat persalinan pervaginal
8. Keadaan serviks pada saat partus
9. Keadaan selaput ketuban
Induksi VBAC

untuk induksi persalinan dengan oksitosin pada


pasien bekas seksio sesarea satu kali memberi
kesimpulkan bahwa induksi persalinan dengan
oksitosin meningkatkan kejadian ruptur uteri pada
wanita hamil dengan bekas seksio sesarea satu kali
dibandingkan dengan partus spontan tanpa induksi.
Risiko terhadap maternal

1. Insiden demam lebih kecil secara bermakna pada persalinan pervaginal


yang berhasil dibanding dengan seksio sesarea ulangan elektif.
2. Pada persalinan pervaginal yang gagal yang dilanjutkan dengan seksio
sesarea insiden demam lebih tinggi.
3. Tidak banyak perbedaan insiden dehisensi uterus pada persalinan
pervaginal dibanding dengan seksio sesarea elektif.
4. Dehisensi atau ruptur uteri setelah gagal persalinan pervaginal adalah 2.8
kali dari seksio sesarea elektif.
5. Mortalitas ibu pada seksio sesarea ulangan elektif dan persalinan
pervaginal sangat rendah.
6. Kelompok persalinan pervaginal mempunyai rawat inap yang lebih
singkat, penurunan insiden transfusi darah pada paska persalinan dan
KOMPLIKASI VBAC
Komplikasi paling berat yang dapat terjadi dalam melakukan persalinan
pervaginal adalah ruptur uteri.
Tanda-tanda ruptur uteri adalah sebagai berikut :
1.Nyeri akut abdomen
2.Sensasi popping ( seperti akan pecah )
3.Teraba bagian-bagian janin diluar uterus pada pemeriksaan Leopold
4.Deselerasi dan bradikardi pada denyut jantung bayi.
5.Presenting parutnya tinggi pada pemeriksaan pervaginal
6.Perdarahan pervaginal
Sistem skoring VBAC
Adapun skoring menurut Flamm dan Geiger (1997) yang ditentukan untuk
memprediksi persalinan pada wanita dengan bekas seksio sesarea adalah seperti
tertera pada table dibawah ini:
Tabel 2.4 : Skor VBAC menurut Flamm dan Geiger
PERSALINAN
Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar.
Tahapan Persalinan

1. Kala I (Fase laten dan Fase aktif )


2. Kala II
3. Kala III
4. Kala IV
IDENTIFIKASI PASIEN
Identitas Pasien
• Nama Pasien : Ny. H
• Lahir : 10 Januari 1985
• Umur : 32 tahun
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Kebangsaan : Indonesia
• Alamat : Jalan KH. Azhari Rt.17, Rw.16 lr.bunga 14 ulu.
• MRS : 10 Maret 2017 (23.20 WIB)
• No Rekam Medik : 31.26.34
• Nama suami : Tn.F
• Umur : 33 tahun
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Kebangsaan : Indonesia
• Alamat : Jalan KH. Azhari Rt.17, Rw.16
lr.bunga 14 ulu.
• Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Ibu hamil datang dengan keluhan perut mulas
mau melahirkan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu hamil datang ke PONEK RSMP dengan keluhan perut mulas
menjalar ke pinggang mau melahirkan sejak pukul 18.00 WIB.
Keluar lendir dan darah (+), keluar air-air (-), gerakan janin
masih sering dirasakan, riwayat keguguran (-), TFU: 3 Jari
bawah prosesus xipoideus, DJJ: 143x/menit.
C. Riwayat Penyakit Terdahulu
R/ Hipertensi (-), DM (-), Astma (-), Alergi (-).

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Disangkal
E. Riwayat Menstruasi

14 tahun

HPHT : 11 Juni 2016


Dismenorhoe
7 hari
(-)
HPL : 18 Maret 2017

2-3 kali/hari
F. Riwayat Perkawinan

• Lama menikah : 9 tahun


• Usia saat menikah : 23 tahun
G. Riwayat Kontrasepsi
Os menggunakan kontrasepsi pil selama 3 tahun

H. Riwayat ANC
Os mengaku ANC 4x dengan bidan dan 1x dengan dokter

I. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Tahun 2009/♀/ cukup bulan/ seksio sesarea/ 2000
gram/RSMP/dokter
2. Tahun 2010/♂/ cukup bulan/persalinan spontan/ 2800
gram/RSMP/bidan
3. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4 M6 V5
• Berat Badan : 55 kg
• Tinggi Badan : 150 cm
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 81 x/menit
• Pernapasan : 21 x/menit
• Suhu : 36,0oC
Pemeriksaan Fisik Khusus
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thoraks :
• Mammae : bentuk simetris, puting susu menonjol.
• Cor : BJ I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-), batas jantung
normal.
• Pulmo : suara nafas vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-),
stem fremitus sama kanan dan kiri.
• Abdomen : Status obstetrikus.
• Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
•Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah proc. xiphoideus (31 cm)
•Leopold 2 : Punggung kanan
•Leopold 3 : Kepala
•Leopold 4 : Divergen
•His : 3x/10’/30”
Pemeriksaan dalam
1.Posisi portio : Medial
2.Konsistensi: lunak
3.Pembukaan : 6 cm
4.Pendataran : 75 %
5.Selaput ketuban :+
6.Petunjuk : UUK
7.Penurunan kepala: 2/5
8.Penyusupan kepala: HIII +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA KERJA

G3P2A0 hamil aterm dengan riwayat SC 1x inpartu


kala 1 fase aktif janin tunggal hidup presentasi
kepala.
PENATALAKSANAAN

• Observasi KU, TV dan DJJ


• IVFD RL gtt XX/menit
• Rencana Partus pervaginam
• Observasi kemajuan persalinan dengan partograf
Terapi post partus spontan
1. Observasi keadaan umum, tanda vital ibu dan
perdarahan
2. Asam mefenamat 3x500 mg
3. cefadroxil 3x500 mg
4. Becom C 1x1
5. muloco B12 3x1
Pembahasan
1.Apakah Diagnosis sudah tepat ?
• Dari anamnesis didapatkan yaitu pasien G3P2A0 usia 32 tahun mengaku
hamil cukup bulan masuk rumah sakit pukul 23.20 WIB dengan keluhan
perut mules yang menjalar ke pinggang mau melahirkan sejak pukul 18.00
WIB. Keluar lendir dan darah (+), keluar air-air (-), gerakan janin masih
sering dirasakan, riwayat keguguran (-), TFU: 3 Jari bawah prosesus
xipoideus, DJJ: 143x/menit.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
81x/menit, pernapasan 21x/menit, dan suhu 36,0oC. Pada pemeriksaan luar
didapatkan TFU: 3 Jari bawah prosesus xipoideus , leopold II teraba
punggung kanan janin, leopold III teraba kepala, dan leopold IV sudah
masuk pintu atas panggul. DJJ: 143 x/menit, TBJ: 3.100 gram.
Berdasarkan analisis diatas, maka diagnosis pada kasus ini
tepat, G3P2A0 hamil aterm dengan riwayat SC 1x inpartu kala 1
fase aktif janin tunggal hidup presentasi kepala. Pada pasien
ini, dilakukan Trial of Labor After Cesarean (TOLAC) karena
beberapa indikator, yaitu indikasi operasi seksio sesarea
sebelumnya adalah letak lintang, pasien hanya satu kali pernah
menjalani SC, jenis sayatan uterus adalah transversal, tidak
ditemukan komplikasi pada SC sebelumnya, dan pasien
mempunyai riwayat melahirkan pervaginam pada kehamilan
kedua. Oleh karena itu, pengelolaan setelah memasuki partus
kala I fase aktif pada pasien ini adalah sesuai dengan partograf
WHO. Selama observasi inpartu, diperhatikan pula tanda-
tanda ruptur uteri, yaitu bradikardia janin, lingkaran Bandl
pada ibu, perdarahan yang banyak dan mendadak, ibu merintih
kesakitan, dan keadaan umum ibu memburuk.
2. Apakah tatalaksana sudah tepat ?
Pada kasus penatalaksanaannya bertujuan untuk keselamatan ibu dan janin.
Persalinan pervaginam pada kehamilan dengan parut uterus dapat
dipertimbangkan sebagai pilihan bila hal-hal berikut terpenuhi yaitu
riwayat satu atau dua seksio sesarea dengan insisi transversal rendah,
Panggul lapang secara klinis, Tidak ada jaringan parut uterus lain atau
riwayat ruptur, tersedia dokter selama persalinan aktif yang mampu
memantau persalinan dan melakukan seksio sesarea darurat, Ketersediaan
anestesi dan petugasnya untuk seksio sesarea darurat. Persalinan
pervaginam berdasarkan skoring menurut Flamm dan Geiger (1997) yang
ditentukan untuk memprediksi persalinan pada wanita dengan bekas seksio
sesarea, pada kasus skoring nya 8 sehingga tingkat keberhasilan 95-99 %.
Pada kasus tidak dilakukan induksi persalinan karena untuk
induksi persalinan dengan oksitosin pada pasien bekas seksio
sesarea satu kali memberi kesimpulkan bahwa induksi
persalinan dengan oksitosin meningkatkan kejadian ruptur
uteri pada wanita hamil dengan bekas seksio sesarea satu kali
dibandingkan dengan partus spontan tanpa induksi. Secara
statistik tidak didapatkan peningkatan yang bermakna kejadian
ruptur uteri pada pasien yang melakukan akselerasi persalinan
dengan oksitosin. Namun pemakaian oksitosin untuk drip
akselerasi pada pasien bekas seksio sesarea harus diawasi
secara ketat.
KESIMPULAN
1. VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section) adalah proses
melahirkan normal setelah pernah melakukan seksio sesarea
2. G3P2A0 hamil aterm dengan riwayat SC 1x inpartu kala 1 fase
aktif janin tunggal hidup presentasi kepala.
3. Tatalaksana pada pasien ini yaitu: Observasi KU, TV dan
DJJ, IVFD RL gtt XX/menit, Rencana Partus pervaginam,
Observasi kemajuan persalinan dengan partograf.
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai