Anda di halaman 1dari 24

Bimbel UKOM

(ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN)

Oleh : Bd. Durrotun Munafiah, M.Keb


*Kompetensi : Persalinan dan BBL
*Aktif Dosen Tetap Prodi Profesi Bidan, Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) Universitas
Karya Husada Semarang
*Aktif Praktik Mandiri Bidan Wilayah Kota Semarang

Email : durrotunmunafiah313@gmail.com
WA/Tlp : 085866518283
Soal 1
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas,
keluar cairan sejak 1 hari yang lalu dari jalan lahir. Hasil anamnesis: nyeri punggung. Hasil pemeriksaan:
TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 4 cm, selaput
ketuban (-), presentasi kepala, H-II, kontraksi 3x/10’/40”, tes nitrazin (+)
Apakah penapisan awal persalinan pada kasus tersebut?.

A. Ketuban Pecah Lama


B. Riwayat SC
C. Gawat Janin
D. Tanda/Gejala Infeksi
E. Syok
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas,
keluar cairan sejak 1 hari yang lalu dari jalan lahir. Hasil anamnesis: nyeri punggung. Hasil pemeriksaan :
TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 4 cm, selaput
ketuban (-), presentasi kepala, H-II, kontraksi 3x/10’/40”, tes nitrazin (+)
Apakah penapisan awal persalinan pada kasus tersebut?.

A. Ketuban Pecah Lama


B. Riwayat SC
C. Gawat Janin
D. Tanda/Gejala Infeksi
E. Syok
Jawaban : A. Ketuban pecah lama
Ketrampilan Klinis : Penapisan awal persalinan (TK.4)

Ibu akan melahirkan harus memenuhi persyaratan yang disebut penapisan awal, dengan tujuan untuk menentukan
apakah ibu bisa bersalin di PMB atau dirujuk.

Riwayat SC Tfu > 40 cm atau <28 cm


Perdarahan per vaginam Gawat janin
Persalinan kurang bulan (<37 minggu) Primipara fase aktif kala 1 persalinan kepala belum
Ketuban pecah disertai mekonium kental “engated” masih 5/5
Ketuban pecah lama (>24 jam) Presentasi bukan kepala
Ketuban pecah pada persalinankurang bulan (<37 Curiga panggul sempit (TB 140cm, cacat panggul/kaki)
minggu) Kehamilan ganda (gemelli)
Ikterus Tali pusat menumbung
Anemia berat Syok
Tanda/gejala infeksi
Pre eklamsia/ hipertensi dalam kehamilan
Referensi : JNPK-KR Depkes RI. 2012 .Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Munafiah 2023. Pengayaan Soal Uji
Kompetensi Profesi Bidan Stase Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Cetakan 1”
Soal 2
Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas
yang semakin sering sejak 5 jam yang lalu. Hasil anamnesis: nyeri area punggung. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 6 cm, selaput
ketuban (+), presentasi kepala, H-II, kontraksi 4x/10’/35”, kandung kemih kosong.

Apakah tahapan persalinan pada kasus tersebut?

A. Kala I fase laten


B. Kala I fase aktif
C. Kala II
D. Kala III
E. Kala IV
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas
yang semakin sering sejak 5 jam yang lalu. Hasil anamnesis: nyeri area punggung. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 6 cm, selaput
ketuban (+), presentasi kepala, H-II, kontraksi 4x/10’/35”, kandung kemih kosong.

Apakah tahapan persalinan pada kasus tersebut?

A. Kala I fase laten


B. Kala I fase aktif
C. Kala II
D. Kala III
E. Kala IV
Jawaban : B. Kala I fase aktif
Ketrampilan Klinis : Penentuan inpartu (TK.4)

 Kala I dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk
menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks sudah membuka, hingga membuka 10 cm.
Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi hingga pembukaan serviks 3 cm.
Fase aktif : (a) fase akselerasi pembukaan 3 cm hingga pembukaan 4 cm, (b) fase dilatasi maksimal pembukaan 4 cm
hingga 9 cm, (c) fase deselerasi pembukaan 9 cm hingga 10 cm.

 Kala II persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir ketika janin sudah lahir.

 Kala III persalinan dimulai segera setelah janin lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
janin

 Kala IV : dimulai setelah lahirnya plasentadan selaput ketuban janin sampai 2 jam post partum

Referensi : Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo., 2016.
Munafiah 2023. Pengayaan Soal Uji Kompetensi Profesi Bidan Stase Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Cetakan 1”
Soal 3
Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas
sejak 5 jam yang lalu. Hasil anamnesis: ada lendir darah, riwayat penyakit diabetes. Hasil pemeriksaan:
TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 5 cm, selaput
ketuban (+), presentasi kepala, H-II, kontraksi 3x/10’/40”.

Tindakan pemeriksaan Urinalisis apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?

A. Bilirubin Urine
B. Protein Urine
C. Keton Urine
D. Urobilinogen
E. Urine HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas
sejak 5 jam yang lalu. Hasil anamnesis: ada lendir darah, riwayat penyakit diabetes. Hasil pemeriksaan:
TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 5 cm, selaput
ketuban (+), presentasi kepala, H-II, kontraksi 3x/10’/40”.

Apakah tindakan pemeriksaan urinalisis yang paling tepat pada kasus tersebut?

A. Bilirubin Urine
B. Protein Urine
C. Keton Urine
D. Urobilinogen
E. Urine HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Jawaban : C. . Keton Urine Ketrampilan Klinis : Pemeriksaan fisik terfokus
dalam persalinan (TK.4)
Tes urine (urinalisis) adalah pemeriksaan dengan menggunakan urine sebagai sampel untuk mendeteksi kondisi seseorang.
Dalam pemeriksaan ini, urine akan dinilai dari warna, bau, hingga zat-zat yang terkandung di dalamnya
A. Bilirubin Urine: Untuk mengetahui adanya bilirubin urine. Bila kadar bilirubin tinggi salah satunya terdapat penyakit kuning
(jaundice) dan bisa menandakan adanya gangguan fungsi hati atau penyakit liver. (Jawaban Tidak Tepat)
B. Protein Urine : Protein urine berlebih atau proteinuria salah satu penyebab gangguan pada fungsi penyaringan
ginjal.(Jawaban Tidak Tepat)
C. Keton Urine : pemeriksaan untuk mendeteksi adanya keton di dalam urin. Keton merupakan hasil metabolism lemak,
terdiri dari aseton, asam asetoasetat, dan asam betahidroksibutirat. Pada orang normal, keton tidak dapat dideteksi dalam
urin karena semua hasil metabolism lemak ini dipecah menjadi air dan karbon dioksida. peningkatan kadar glukosa, hasil
analisa gas darah asidosis, keton darah positif, dan riwayat diabetes melitus tidak terkontrol, maka kemungkinan
diagnosisnya adalah diabetes melitus dengan penyulit diabetes ketoasidosis. (Jawaban Tepat)
D. Urobilinogen : Untuk mengetahui urobilinogen dalam urine. Peningkatan kadar urobilinogen dapat mengindikasikan
kerusakan sel darah merah (sel darah merah) berlebihan, pembebanan hati yang berlebihan, hematoma, keracunan, atau
bahkan sirosis hati. (Jawaban Tidak Tepat)
E. Urine HCG (Human Chorionic Gonadotropin): suatu hormone yang diproduksi oleh jaringan placenta pada awal kehamilan.
(Jawaban Tidak Tepat)
Referensi :lmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo., 2016.
Munafiah 2023. Pengayaan Soal Uji Kompetensi Profesi Bidan Stase Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Cetakan 1”
Soal 4
Seorang perempuan, umur 31 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, sedang proses persalinan di TPMB dengan
keluhan mulas yang semakin sering. Hasil anamnesis: ada lendir darah, keluaran cairan dari jalan lahir.
Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur,
pembukaan 9 cm, selaput ketuban (-) jernih, presentasi kepala, H-III, kontraksi 5x/10’/45”.
Apakah pencatatan keadaan selaput ketuban partograph pada kasus tersebut?

A. D
B. J
C. K
D. U
E. M
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 31 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, sedang proses persalinan di TPMB dengan
keluhan mulas yang semakin sering. Hasil anamnesis: ada lendir darah, keluaran cairan dari jalan lahir.
Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur,
pembukaan 9 cm, selaput ketuban (-) jernih, presentasi kepala, H-III, kontraksi 5x/10’/45”.
Apakah pencatatan keadaan selaput ketuban partograph pada kasus tersebut?

A. D
B. J
C. K
D. U
E. M
Jawaban : B. J Ketrampilan Klinis : Pemantauan persalinan dengan partograph
(TK.4)

Pencatatan kondisi ketuban setiap melakukan pemeriksaan ditandai dengan lambang sebagai berikut;

U: Utuh, selaput ketuban masih utuh


J: Jernih, selaput ketuban pecah dan air ketuban
M: Mekonium, air ketuban bercampur dengan feses bayi
D: Darah, air ketuban bercampur darah
K: Kering, tidak didapatinya cairan ketuban

Referensi : JNPK-KR Depkes RI. 2012 .Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Munafiah. Pengayaan Soal Uji
Kompetensi Profesi Bidan Stase Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Cetakan 1”
Soal 5
Seorang perempuan, umur 31 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke RS dengan keluhan mulas yang
terus menerus, nyeri hebat diperut bagian bawah. Hasil anamnesis: nyeri saat ditekan dan gelisah. Hasil
pemeriksaan: TD 200/90 mmHg, N 120x/menit, P 10x/menit, S 37°C, DJJ tidak terdengar, kontraksi
5x/10’/60”, segmen bawah uterus tegang, lingkaran retraksi meninggi sampai mendekati pusat, dan
ligamentum rotunda menegang.
Gambaran klinis pada kasus tersebut mengarah pada diagnosis apa?

A. Plasenta Previa
B. Solusio plasenta
C. Rupture uteri
D. Atonia uteri
E. Trauma
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 31 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke RS dengan keluhan mulas yang
terus menerus, nyeri hebat diperut bagian bawah. Hasil anamnesis: nyeri saat ditekan dan gelisah. Hasil
pemeriksaan: TD 200/90 mmHg, N 120x/menit, P 10x/menit, S 37°C, DJJ tidak terdegar, kontraksi
5x/10’/60”, segmen bawah uterus tegang, lingkaran retraksi meninggi sampai mendekati pusat, dan
ligamentum rotunda menegang.
Gambaran klinis pada kasus tersebut mengarah pada diagnosis apa?

A. Plasenta Previa
B. Solusio plasenta
C. Rupture uteri
D. Atonia uteri
E. Trauma
Jawaban C.Rupture uteri
Ketrampilan Klinis : Penilaian rupture uteri (TK.3)

Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada saat umur kehamilan lebih dari
28 minggu.

Gambaran klinis ruptur uteri didahului oleh gejala-gejala ruptur uteri yang membakat, yaitu didahului his yang kuat dan
terus menerus, rasa nyeri yang hebat di perut bagian bawah, nyeri waktu ditekan, gelisah, nadi dan pernapasan cepat.
segmen bawah uterus tegang, nyeri pada perabaan, lingkaranretraksi (Van Bandle Ring) meninggi
sampai mendekati pusat, dan ligamentum rotunda menegang. Pada saat terjadinya ruptur uteri penderita dapat
merasa sangat kesakitan dan seperti ada robek dalam perutnya. Keadaan umum penderita tidak baik, dapat terjadi
anemia sampai syok (nadi filipormis, pernapasan cepat dangkal, dan tekanan darah turun)

Referensi : Ratna D. Rupture uteri. Juke Unila volume 5 nomor 9 Maret 2015. Munafiah 2023. Pengayaan Soal Uji
Kompetensi Profesi Bidan Stase Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Cetakan 1”
Soal 6
Seorang perempuan, umur 33 tahun, P2A0, proses persalinan di RS. Hasil anamnesis: ibu merasa lemas,
nyeri area perineum. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, bayi lahir
menangis, kontraksi (+), Plasenta lahir lengkap, laserasi jalan lahir mengenai > 50% spinter ani eksterna.
Berapakah derajat rupture perineum pada kasus tersebut?

A. rupture perineum derajat 2


B. rupture perineum derajat 3 A
C. rupture perineum derajat 3 B
D. rupture perineum derajat 3 C
E. rupture perineum derajat 4
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 33 tahun, P2A0, proses persalinan di RS. Hasil anamnesis: ibu merasa lemas,
nyeri area perineum. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, bayi lahir
menangis, kontraksi (+), Plasenta lahir lengkap, laserasi jalan lahir mengenai > 50% spinter ani eksterna.
Berapakah derajat rupture perineum pada kasus tersebut?

A. rupture perineum derajat 2


B. rupture perineum derajat 3 A
C. rupture perineum derajat 3 B
D. rupture perineum derajat 3 C
E. rupture perineum derajat 4
Jawaban B. .rupture perineum derajat 3 B
Ketrampilan Klinis : Pemeriksaan luka jalan lahir (TK.4)

Klasifikasi Robekan Perineum :


Derajat 1: Robekan meliputi jaringan mukosa vagina, vulva bagian depan, dan kulit perineum.
Derajat 2 : Robekan terjadi pada jaringan mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum, dan otot-otot perineum.
Derajat 3 : Robekan terjadi pada jaringan mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum, otot-otot perineum, dan
sfingter ani.
* 3A. < 50% robekan sfingter ani eksternal
* 3B. > 50 % robekan sfingter ani eksternal
* 3C. Hingga sfingter ani interna
Derajat 4 : Robekan terjadi pada jaringan keseluruhan perineum dan sfingter ani yang meluas sampai epitel anus.

Referensi : Ryan Goh, Daryl Goh, Hasthika Ellepola. Perineal tears – A review. The Royal Australian College of General
Practitioners. AJGP VOL. 47, NO. 1–2, JAN–FEB 2018. Munafiah 2023. Pengayaan Soal Uji Kompetensi Profesi Bidan
Stase Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Cetakan 1”
Soal 7
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0, hamil 39 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas
yang semakin sering sejak 4 jam yang lalu. Hasil anamnesis: ada lendir darah. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 5 cm, selaput
ketuban (+), presentasi sungsang, kontraksi 3x/10’/40”. Bidan menjelaskan kondisi pasien dan mengerti
apa yang sudah disampaikan.
Apakah prinsip etik Bidan dalam memberikan pelayanan pada kasus tersebut?

A. Otonomi
B. Beneficence
C. Justice
D. Truth
E. Veracity
KATA KUNCI
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0, hamil 39 minggu, datang ke TPMB dengan keluhan mulas
yang semakin sering sejak 4 jam yang lalu. Hasil anamnesis: ada lendir darah. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36°C, DJJ 140x/menit teratur, pembukaan 5 cm, selaput
ketuban (+), presentasi sungsang, kontraksi 3x/10’/40”. Bidan menjelaskan kondisi pasien dan mengerti
apa yang sudah disampaikan.
Apakah prinsip etik Bidan dalam memberikan pelayanan pada kasus tersebut?

A. Otonomi
B. Beneficence
C. Justice
D. Truth
E. Veracity
Jawaban : E. Veracity

A. Otonomi : hak untuk mengatur diri sendiri yaitu bebas dari kontrol oleh pihak lain dan dari perbatasan pribadi,
mengambil keputusan atas dirinya sendiri.
B. Beneficence : berbuat baik prinsip yang mengharuskan nakes bertindak dengan cara menguntungkan orang lain.
C. Justice : prinsip keadilan yaitu prinsip yang mengharuskan nakes memberikan yang terbaik dari beberapa
pertimbangan. Hak asasi manusia berhak mendapatkan yankes yang adil.
D. Truth : hak pasien memberikan informasi tentang dirinya yang sebenarnya.
E. Veracity : nilai yang diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan bahwa pasien mengerti.

Referensi : Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo., 2016
Man jadda wajada (‫) َم ْن َج َّد َو َج َد‬

"Barang siapa yang bersungguh-sungguh,


ia akan mencapai tujuannya". InsyaaAlloh

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai