Anda di halaman 1dari 4

OBGYN

Raka Wibisono (2016730088)


Nomor 55,56,57 Rotasi menjadi 5,6,7
5. Ny. Rita, 31 tahun, P0A4, datang untuk konsultasi pasca abortus dua minggu sebelumnya.
Riwayat abortus 4 kali dalam 6 tahun terakhir. Hasil dari pemeriksaan serologi TORCH dan
antifosfolipid protein memberikan hasil negatif. Kemungkinan penyebab kondisi ini adalah? Dx:
Abortus Habitualis
A. Serviks inkompeten : kondisi klinis dimana leher rahim (serviks) membuka terlalu awal
(dilatasi dini) pada kehamilan, terutama pada trimester 2 kehamilan. Inkompetensi Serviks
ini merupakan penyebab terjadinya keguguran berulang ataupun kelahiran prematur (rahim
lemah).
B. Kelainan kromosom janin : kondisi gangguan genetik yang sudah terbentuk sejak
perkembangan janin dalam kandungan. Kondisi ini bisa berlangsung karena diturunkan dari
orang tua atau “de novo“, yakni muncul secara unik dari perkembangan janin itu sendiri.
Kondisi ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat sampai kematian pada bayi
C. Kelainan anatomis uterus : dapat disebabkan oleh kelainan anatomik bawaan, laserasi
uterus yang luas, serviks inkompeten yang membuka tanpa rasa nyeri, sehingga ketuban
menonjol dan pecah
D. Kegagalan produksi Progesterone : tidak bisa menebalkan dan meningkatan vaskularisasi
dari dinding uterus sehingga tidak bisa mencegah kontraksi uterus.
E. Inkompetensi darah : gangguan aliran darah di pembuluh darah
6. Ny. Nona usia 37 tahun G2P1 hamil 39 minggu datang ke UGD dengan keluhan kencang-
kencang sejak semalam. Pasien mengeluh 1 jam yang lalu keluar air-air dari kemaluan. Hasil
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan luar TFU sesuai usia kehamilan, DJJ
120x/menit presentasi kepala, sudah masuk PAP, kontraksi 4x dalam 10 menit selama 40 detik,
kepala di station -1. Dalam evaluasi 3 jam, tidak terdapat kemajuan persalinan dengan moulase
maksimal. Diagnosis yang tepat yaitu?
A. Ketuban pecah Dini : cairan bening, (-) inflamasi, (-) tanda inpartu, tes nitrazin/lakmus (+), tes
ferning (-)
B. Distosia e.c. cephalopelvic disproportion : Bahu Anterior tidak dapat lahir, turtle sign, moulase
+1,+2,+3
C. Distosia e.c. kontraksi kurang adekuat : Bahu Anterior tidak dapat lahir, tidak ada pembukaan,
frekuensinya semakin lama tidak semakin sering (tidak terdapat kemajuan)
D. Arrest of Descent : terhentinya penurunan bagian terendah lebih dari 1 jam setelah proses
penurunan yang progresif pada saat deselerasi maupun pada kala II
E. Gawat janin : keadaan dimana janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami
sesak. Djj kurang dari 120x/menit atau > 160x/menit, ada air ketuban berwarna hijau/berbau
7. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang ke UGD
Puskesmas dengan keluhan keluar cairan bening dari jalan lahir. Cairan jernih tidak
berbau, keluar begitu saja seperti kencing yang tak tertahan. Keluhan muncul setelah
berhubungan dengan suami. Pemeriksaan obstetric menunjukkan janin tunggal
presentasi kepala, belum masuk panggul, tinggi fundus uteri 26,5 cm, his tidak ada,
denyut jantung janin 150 x/menit, tidak ada pembukaan dan tes nitrazin (+). Apakah
penatalaksanaan yang paling tepat? Dx: KPD PPROM. Tanda inpartu (-)
A. Pemberian induksi persalinan :  untuk merangsang kontraksi rahim guna
mempercepat proses persalinan. Saat kehamilan melebihi usia 42 minggu, cairan
ketuban mulai berkurang diperlukan induksi
B. Dipersiapkan section cesaria : masih preterm, belum ada tanda inpartu, (-)
emergency
C. Pemberian deksametason : u/ pematangan paru
D. Dilakukan tirah baring : perawatan yang menganjurkan pasien untuk beristirahat
di tempat tidur dan membatasi aktifitas sehari-hari
E. Pemberian tokolitik : Hambat kontraksi. Contoh obat: indometacin, nifedipin,
MgSO4, terbutalin

Anda mungkin juga menyukai