DEPRESI
Pembimbing : dr. Umie Faizah, Sp.
KJ
Disusun oleh :
Nandya Satyaning Rahayu (2018730078)
Semua orang, apapun pola kepribadiannya, dapat mengalami depresi sesuai dengan
Faktor situasinya.
Kepribadian - Orang dengan gangguan kepribadian obsesi-kompulsi, histrionic dan ambang,
berisiko tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan gangguan
kepribadian paranoid atau antisosial
- Pasien dengan gangguan distimik atau siklotimik berisiko mengalami gangguan
depresi berat.
- Pasien yang mengalami stressor akibat tidak adanya kepercayaan diri lebih sering
mengalami depresi.
Gambaran Klinis
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat):
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya:
a. Konsentrasi dan perhatiannya berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
diri
f. Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang – kurangnya 2 minggu untuk
penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat
Kriteria
Diagnosis
Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
(F32.2) (F32.3)
• Semua 3 gejala utama depresi • Episode depresif berat yang
harus ada. memenuhi kriteria F32.2
• Ditambah sekurang – kurangnya 4 • Disertai waham, halusinasi, atau
dari gejala lainnya, dan beberapa stupor depresif. Waham biasanya
diantaranya harus berintensitas melibatkan ide tentang dosa,
berat kemiskinan, atau malapetaka yang
• Bila ada gejala penting (misalnya mengancam, dan pasien merasa
agitasi atau retardasi psikomotor) bertanggungjawab atas hal itu.
yang mencolok, maka pasien Halusinasi auditorik atau
mungkin tidak mau atau tidak olfaktorik biasanya berupa suara
mampu melaporkan banyak gejala yang menghina atau menuduh,
secara rinci atau bau kotoran atau daging
• Episode depresif biasanya harus membusuk. Retardasi psikomotor
berlangsung sekurang – kurangnya yang berat dapat menuju pada
2 minggu stupor. Jika diperlukan waham
• Sangat tidak mungkin pasien akan atau halusinasi dapat ditentukan
mampu meneruskan kegiatan sebagai serasi atau tidak serasi
social, pekerjaan atau urusan dengan afek
rumah tangga.
Skala Penilaian Objektif untuk Depresi
Terdiri dari 20 butir skala pelaporan.
Skor normal adalah < 34; skor depresi adalah > 50
• Penampilan
• Depresi berat :
• Penurunan dalam perawatan dan kebersihan
• Perubahan berat badan
• Terdapat retardasi psikomotorik
• Perkataan
Antidepresan Atipikal
• Bupropion (Wellbutrin), Mirtazapine (Remeron)
• Terbukti efektif, dengan monoterapi gangguan depresi major, dan
dapat digunakan dalam terapi kombinasi.
SDAMs (serotonin-dopamine activity modulator)
• Brexpiprazole (Rexulti) diindikasikan sebagai terapi tambahan
gangguan depresi major.
• Aripiprazole diindikasikan untuk skizofrenia, pengobatan akut manic
dan campuran dengan bipolar I.
Tatalaksana
TCAs (Tricyclic antidepressants)
• Amitriptyline (Elavil), dan Clomipramine (Anafranil)
• TCA memiliki risiko bila digunakan dalam jangka panjang.
• Jarang digunakan karena memiliki efek samping toksisitasnya lebih
besar
Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
Indikasi untuk penggunaan ECT :
• Perlu respons antidepresan yang cepat
• Kegagalan terapi obat
• Risiko bunuh diri yang tinggi
• Risiko tinggi morbiditas dan mortalitas medis
Algoritma Tatalaksana Depresi
2. Disorganisasi berat