Anda di halaman 1dari 21

REFRESHING

DEPRESI
Pembimbing : dr. Umie Faizah, Sp.
KJ
Disusun oleh :
Nandya Satyaning Rahayu (2018730078)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
Program Studi Profesi Dokter
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Periode 18 Juli – 21 Agustus 2022
Merupakan suatu massa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu

makan, psikomotor, kosentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan

tidak berdaya, serta bunuh diri. (Kaplan, 2010).


Epidemiologi
• Gangguan depresi berat paling sering terjadi (prevalensi seumur hidup sekitar 15%)
• Penderita perempuan mencapai 25%, sekitar 10% di perawatan primer dan 15% di perawatan rumah sakit.
• Pada anak sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2% dan usia remaja 5%

Jenis Kelamin Status perkawinan


Perempuan 2x lipat lebih besar dibanding laki – laki. • Paling sering terjadi pada orang yang tidak
mempunyai hubungan interpersonal yang
Usia erat
• Rata – rata usia sekitar 40 tahun. • Perempuan yang tidak menikah memiliki
• Hampir 50% awitan diantara usia 20 – 50 tahun. kecenderungan lebih rendah untuk depresi
• Data terkini 🡪 gangguan depresi berat diusia < 20 namun berbanding terbalik untuk laki – laki.
tahun mungkin berhubungan dengan meningkatnya
pengguna alcohol dan penyalahgunaan zat dalam
kelompok usia tersebut.

Sosioekonomi dan Budaya


• Depresi lebih sering terjadi di daerah pedesaan
dibanding daerah perkotaan.
Faktor neurotransmitter : norepinefrin, serotonin dan DA
ETIOLO Faktor genetik :
- Generasi pertama, 2 – 10x lebih sering mengalami depresi berat.
GI - Dua dari 3 studi menemukan gangguan depresi berat diturunka secara genetik.
Anak biologis dari orang tua yang terkena gangguan mood berisiko untuk
mengalami gangguan mood walaupun anak tersebut dibesarkan oleh keluarga
Faktor Biologi angkat
- Pada anak kembar dizigotik gangguan depresi berat terdapat 13 – 28%,
sedangkan pada kembar monozigotik 53 – 69%

Peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa tertekan (Stres) dapat


Faktor mencetuskan terjadinya depresi.
Psikososial Data paling mendukung peristiwa kehidupan dengan depresi : kehilangan orang tua
sebelum usia 11 tahun, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan.

Semua orang, apapun pola kepribadiannya, dapat mengalami depresi sesuai dengan
Faktor situasinya.
Kepribadian - Orang dengan gangguan kepribadian obsesi-kompulsi, histrionic dan ambang,
berisiko tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan gangguan
kepribadian paranoid atau antisosial
- Pasien dengan gangguan distimik atau siklotimik berisiko mengalami gangguan
depresi berat.
- Pasien yang mengalami stressor akibat tidak adanya kepercayaan diri lebih sering
mengalami depresi.
Gambaran Klinis
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat):
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya:
a. Konsentrasi dan perhatiannya berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
diri
f. Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang – kurangnya 2 minggu untuk
penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat
Kriteria
Diagnosis

F32.0 Episode depresif ringan


F32.1 Episode depresif sedang
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresif lainnya
F32.9 Episode depresif YTT
DIAGNOSIS
Pedoman diagnosis : PPDGJ III
Episode Depresi Ringan Episode Depresi Sedang (F32.1)
(F32.0) • Sekurang-kurangnya harus ada
• Sekurang-kurangnya harus ada
2 dari 3 gejala utama depresi. 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti pada episode depresi
• Ditambah sekurang-kurangnya ringan (F32.0).
2 dari gejala lainnya: (a) sampai
• Ditambah sekurang-kurangnya
dengan (g).
3 (dan sebaiknya 4) dari gejala
• Tidak boleh ada gejala yang lainnya.
berat diantaranya
• Lamanya seluruh episode
• Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar
berlangsung sekurang- 2 minggu.
kurangnya sekitar 2 minggu.
• Menghadapi kesulitan nyata
• Hanya sedikit kesulitan dalam untuk meneruskan kegiatan
pekerjaan dan kegiatan social sosial, pekerjaan dan urusan
yang dilakukannya. rumah tangga.
Pedoman diagnosis : PPDGJ III DIAGNOSIS

Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
(F32.2) (F32.3)
• Semua 3 gejala utama depresi • Episode depresif berat yang
harus ada. memenuhi kriteria F32.2
• Ditambah sekurang – kurangnya 4 • Disertai waham, halusinasi, atau
dari gejala lainnya, dan beberapa stupor depresif. Waham biasanya
diantaranya harus berintensitas melibatkan ide tentang dosa,
berat kemiskinan, atau malapetaka yang
• Bila ada gejala penting (misalnya mengancam, dan pasien merasa
agitasi atau retardasi psikomotor) bertanggungjawab atas hal itu.
yang mencolok, maka pasien Halusinasi auditorik atau
mungkin tidak mau atau tidak olfaktorik biasanya berupa suara
mampu melaporkan banyak gejala yang menghina atau menuduh,
secara rinci atau bau kotoran atau daging
• Episode depresif biasanya harus membusuk. Retardasi psikomotor
berlangsung sekurang – kurangnya yang berat dapat menuju pada
2 minggu stupor. Jika diperlukan waham
• Sangat tidak mungkin pasien akan atau halusinasi dapat ditentukan
mampu meneruskan kegiatan sebagai serasi atau tidak serasi
social, pekerjaan atau urusan dengan afek
rumah tangga.
Skala Penilaian Objektif untuk Depresi
Terdiri dari 20 butir skala pelaporan.
Skor normal adalah < 34; skor depresi adalah > 50
• Penampilan

• Depresi ringan 🡪 berpenampilan normal

• Depresi berat :
• Penurunan dalam perawatan dan kebersihan
• Perubahan berat badan
• Terdapat retardasi psikomotorik

• Perkataan

Bicara mungkin dapat normal, lambat, monoton atau kurang spontan.


Tatalaksana
Dosis terapeutik 2-12 minggu, dengan evaluasi kepatuhan dan respons klinis
yang jelas. Terapi farmakologis meliputi :
SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors)
• Fluxetine (Prozac), Fluvoxamine (Luvox) dan Citalopram (Celexa)
• Rekomendasi APA 2011, sebagai obat lini pertama untuk depresi.
• Efek samping : gangguan pencernaan, disfungsi seksual
SNRIs (serotonin / nonepinephrine reuptake inhibitors)
• Venlafaxine (Effexor), dan Levomilnacipram (Fetzima)
• Dapat digunakan sebagai lini pertama maupun lini kedua, bila
pasien tidak merespons SSRIs
Tatalaksana

Antidepresan Atipikal
• Bupropion (Wellbutrin), Mirtazapine (Remeron)
• Terbukti efektif, dengan monoterapi gangguan depresi major, dan
dapat digunakan dalam terapi kombinasi.
SDAMs (serotonin-dopamine activity modulator)
• Brexpiprazole (Rexulti) diindikasikan sebagai terapi tambahan
gangguan depresi major.
• Aripiprazole diindikasikan untuk skizofrenia, pengobatan akut manic
dan campuran dengan bipolar I.
Tatalaksana
TCAs (Tricyclic antidepressants)
• Amitriptyline (Elavil), dan Clomipramine (Anafranil)
• TCA memiliki risiko bila digunakan dalam jangka panjang.
• Jarang digunakan karena memiliki efek samping toksisitasnya lebih
besar
Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
Indikasi untuk penggunaan ECT :
• Perlu respons antidepresan yang cepat
• Kegagalan terapi obat
• Risiko bunuh diri yang tinggi
• Risiko tinggi morbiditas dan mortalitas medis
Algoritma Tatalaksana Depresi

Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertraline,


dll.)
Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline, dll.)
Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, dll)
Golongan “Atypical” (Trazodone, dll)
Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)
• Pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya
sangat
minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa digunakan pada
berbagai kondisi medik), spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala
putus obat sangat minimal.
• Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang
cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua,
golongan
Trisiklik, yang spektrum anti-depresinya juga luas tetapi efek sampingnya
relatif lebih berat.
• Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spektrum
Efek samping
• Obat trisiklik dan tetrasiklik secara umum kurang aman. Hipotensi adalah efek samping yang
serius dari banyak antidepresan, khususnya orangtua. Co/ antidepresan konvensional, amoxapine
(Asendin), maproptiline (Ludiomil), nortriptyline (Aventyl), dan trazodone juga sedikit
menyebabkan hipotensi.
• Hampir semua antidepresan (kec. Nefazodone dan mirtazapine) menyebabkan penurunan libido,
disfungsi ereksi, atau anorgasmia.
Rawat Inap
Indikasi untuk dirawat inap psikiatri meliputi :

1. Depresi berat (termasuk risiko bunuh diri dan melakukan


pembunuhan)

2. Disorganisasi berat

3. Ketidakmampuan untuk merawat diri (yaitu, ketidakmampuan untuk


menyediakan kebutuhan dasar seperti makan, minum dan kegiatan
sehari-hari lainnya).

4. Status medis yang gagal karena depresi


Tatalaksana
Evaluasi pasien tiap bulan. Faktor-faktor pasien yang perlu ditindak lanjuti :

Episode depresi yang tidak ditangani


1. Status klinis akan berlangsung 6 – 13 bulan.
- Prosedur baku tatalaksana
2. Sistem dukungan
gangguan depresi setidaknya
3. Stressor lingkungan dilakukan selama 6 bulan agar
tidak mudah kambuh.
4. Motivasi untuk perawatan - Penghentian antidepressant
sebelum 3 bulan hamper selalu
5. Psikiatri komorbiditas atau gangguan medis lainnya mengakibatkan kambuhnya gejala.

“Pedoman APA 2011, penggunaan PHQ-9 untuk mengevaluasi


keberhasilan”
Pengaturan DOSIS
Ada 5 proses dalam pengaturan dosis :
• Initiating Dosage (test dose): untuk mencapai dosis anjuran selama Minggu I.
Misalnya, Amitriptyline 25 mg/h = hari 1 dan 2
50 mg/h = hari 3 dan 4
100 mg/h = hari 5 dan 6
• Titrating Dosage (optimal dose): mulai dosis anjuran sampai mencapai dosis efektif > dosis optimal.
Misalnya Amitriptyline 150 mg/h - hari 7 s/d 14 (minggu II). Minggu III : 200 mg/h > minggu IV : 300
mg/h
• Stabilizing Dosage (stabilization dose): dosis optimal yang dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya
Amitriptyline 300 mg/h dosis optimal selama 2-3 bulan > diturunkan sampai dosis pemeliharaan.
• Maintaining Dosage (maintainance dose): selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan - 1/2 dosis
optimal. Misalnya, Amitriptyline 150 mg/h > selama 3-6 bulan.
• Tapering Dosage (tapering dose) > selama 1 bulan. Kebalikan dari proses initating dosage. Misalnya,
Amitriptyline 150 mg/h > 100 mg/h (1 minggu) > 75 mg/h (1 minggu), 75 mg/h - 50 mg/h (1 minggu), 50
mg/h > 25 mg/h (1 minggu).
EDUKASI UNTUK PASIEN DAN
KELUARGA
•Bantu pasien dan keluarga memahami hal-hal yang
berkaitan dengan depresi.

• Tanda dan gejala depresi


• Penyebab
• Kekambuhan (faktor pencetus, intervensi untuk
pencegahan)
• Dampak yang mungkin timbul (lingkungan
sosial) serta cara beradaptasinya
Prognois

Prognosis baik : episode ringan, tidak Prognosis buruk : depresi berat


ada gejala psikotik, waktu rawat inap bersamaan dengan distimik,
singkat, indicator psikososial meliputi penyalahgunaan alcohol dan zat lain,
mempunyai teman akrab selama masa ditemukan gejala cemas, ada riwayat
remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun lebih dari sekali episode depresi
sebelum sakit secara umum fungsi social sebelumnya.
baik. Tambahan : tidak ada komorbiditas
dengan gangguan psikiatri lain, tidak
lebih dari sekali rawat inap dengan
depresi berat, onset awal pada usia
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai