Anda di halaman 1dari 24

Gangguan

Skizoafektif
Pembimbing : dr. Malawati, Sp.KJ
Dokter Muda Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa
Benyamin Anesa Priyanti Marsal
Cut Tasya Ramadhani Dara Tsuraiya Aulia
Harry Fajar Ramadhan Bulqisa Putri Gawa
Nur Nadia Anastasia Nabila
Arina Khairu Ummah Hanifah Zain
Vera ferina Melani NR Muhammad Riyan
Misbahul Badri Riska Wahyuni
Efrinda Meliza Javanda Muhammad Habibie Faisal
Annisa Aprillia
Apa itu skizoafektif?
Gangguan episodik yang memenuhi
diagnosis skizofrenia dan gangguan afektif
(Mood). manik/campuran/depresi yang
sedang atau berat yang terjadi dalam
episode penyakit yang sama, baik secara
bersamaan atau dalam waktu beberapa hari
satu sama lain .

Skizoafektif berlangsung paling sedikit satu


bulan , pada individu tertentu gejala - gejala
ini juga dapat terjadi bertahun-tahun.
Epidemiologi
 Prevalensi pada pria lebih rendah daripada wanita Gangguan skizoafektif tipe bipolar
 Pria dengan gangguan skizoafektif kemungkinan lebih sering terjadi pada dewasa tua
menunjukkan perilaku antisosial dan mempunyai daripada dewasa muda
afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai
Gangguan skizoafektif tipe depresif
Prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif lebih sering terjadi pada orang tua
< 1% daripada dewasa muda
Skizofrenia
Suatu sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas.

Pada umumnya ditandai dengan peyimpangan mendasar seperti isi pikir,


persepsi, dan afek.

Kesadaran tetap jernih dan ingatan tetap terpelihara walau ada sedikti
penurunan.
Kriteria diagnosis Skizofrenia
Kriteria diagnosis Skizofrenia
Kriteria diagnosis Skizofrenia
Kriteria diagnosis Skizofrenia
Kriteria diagnosis Skizofrenia
Kriteria diagnosis Skizofrenia
Gangguan Afek (Manik)
● Hipomania (F 30.0)
Derajat gangguan lebih ringan dari mania. Afek meninggi/berubah disertai peningkatan aktivitas
yang menetap minimal beberapa hari berturut-turut. Ada pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan
dan aktivitas sosial

● Mania tanpa gejala psikotik (F 30.1)


Perubahan afek harus disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan,
percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide kebesaran dan terlalu
optimistik. Episode berlangsung miimal 1 minggu dan cukup berat sehingga mengacaukan seluruh
atau hampir pekerjaan dan aktivitas sosial.

● Mania dengan gejala psikotik (F 30.2)


Gambaran klinis lebih berat daripada mania tana gejala psikotik. Harga diri yang membumbung
dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran. Iritabilitas dan kecurigaan
berkembang menjadi waham kejar.
Gangguang Afektif (Depresif)

● Episode depresif ringan


● Episode depresif sedang
● Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
● Episode depresif berat dengan gejala psikotik
Gangguang Afektif (Depresif)
● Gejala utama Depresi
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi, keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas

● Gejala lainnya
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan tentang masa depan yang suram
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang

Dari periode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa minimal 3
minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan
jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
GANGGUAN AFEKTIF (MOOD)
Episode depresif ringan (F32.0)

Minimal ada Tidak boleh


Episode Minimal 2
depresif
ringan
= 2 dari 3
gejala
utama
+ gejala
lainnya
+ ada gejala
yang berat
+ Sedikit kesulitan
dalam pekerjaan dan
diantaranya aktivitas sosial

Episode depresif sedang (F32.1)

Episode Minimal ada Minimal 3 Kesulitan nyata untuk meneruskan


depresif
sedang
= 2 dari
geajala + (sebaiknya
4) gejala + kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga
utama lainnya
Gangguan Afektif (Mood)
Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2)

Minimal 4 gejala Sangat tidak


F32.2
= 3 gejala
utama + lainnya & beberapa
diantaranya
intensitasnya berat
+ mungkin pasien akan
mampu meneruskan
kegiatan sosial

Episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3)

Memenuhi kriteria
F32.3
= episode depresi
berat sesuai F32.2
+ Disertai waham, halusinasi atau
stupor depresif
Gangguan Afek (Bipolar)
Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan Afek (Bipolar)
Episode berulang (minimal 2 episode) dimana afek pasien terganggu,
pada satu waktu dapat berupa mania dan di waktu lain berupa depresi.
Biasanya ada penyembuhan antar episode.

Mania  normal  depresi

atau

Depresi  normal  mania


Skizoafektif

● Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala skizofrenia dan


gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama.
● Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif yang berulang, baik berjenis
manik maupun depresif atau campuran keduanya
● Beberapa pasien mengalami skizoafektif satu atau dua terselip diantara episode manik
dan depresif.
Tipe Skizoafektif
Skizoafektif tipe manik
(F25.0)

Skizoafektif tipe depresif


(F25.1)

Skizoafektif tipe campuran


(F25.2)
Diagnosis Banding

Gangguan mood Gangguan psikotik Gangguan psikotik


dengan gambaran akibat zat akibat kondisi medis
psikotik umum
Tatalaksana farmakologis
1. Mood Stabilizer
Pertimbangkan penggunaan mood stabilizer jika pasien memiliki riwayat gejala manik atau
hipomanik. Contoh: lithium, asam valproat, karbamazepin

2. Anti Depresan
Digunakan untuk menargetkan gejala depresi pada gangguan skizoafektif.
Contoh: fluoxetine dan sertraline

3. Antipsikosis
Digunakan untuk menargetkan psikosis dan perilaku agresif pada gangguan skizoafektif.
Clozapine dapat digunakan pada kasus refractory
Psikoterapi
CBT (Cognitive behavioural Therapy)
Membantu mengubah pikiran negatif dan membentuk coping mechanism yang adaptif.
ECT (Electroconvulsive treatment)
Dilakukan pada pasien yang tidak berespon dengan farmakoterapi
Psikoterapi Rededukatif
-meningkatkan Insight (pengetahuan pasien) tentang penyakitnya serta mengembangkan
kemampuannya untuk menunjang penyembuhan dirinya.
-meningkatkan pengetahuan keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai