Anda di halaman 1dari 27

Depresi

Cindy Calista Chandra


22010119220045

Residen Pembimbing
dr. Nurul Huda

Dosen Pembimbing
dr. Rachmawati, Sp. KJ
Epidemiologi

2,5-9 Jt 50% 2:1


Depresi dari 210 Awitan depresi 20- Perempuan : Laki-
juta penduduk 50 tahun laki
Indonesia
Definisi
Gangguan Psikiatri yang
menonjolkan mood sebagai
masalahnya, dengan berbagai
gambaran klinis yakni
gangguan episode depresif,
gangguan distimik,
gangguan depresif mayor,
gangguan depresif unipolar,
serta bipolar.
Etiologi
Faktor Biologis

Faktor
Psikososial

Faktor Genetik
Faktor Biologis
● dua hal yang dapat sebabkan depresi yaitu
disregulasi biogenik amin dan disregulasi
neuroendokrin.
● abnormalitas metabolit biogenik amin yang
sering dijumpai pada depresi yaitu 5 hydroxy
indoleacetic acid (5HIAA), homovalinic acid
(HVA), 3-methoxy 4-hydrophenylglycol
(MHPG) di dalam darah, urin, dan cairan
cerebrospinal pada pasien dengan gangguan
mood
Faktor Biologis
neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi depresi

Penurunan regulasi beta Jalur dopamin


adrenergic dan respon mesolimbik
Mengontrol regulasi antidepresi. Aktifnya kemungkinaan
afek, agresi, tidur, dan reseptor b2-presipnatik mengalami disfungsi
nafsu makan dapat mengurangi dan reseptor D1
pelepasan norepinefrin menjadi hipoaktif
selama depresi

Serotonin Norepinefrin Dopamine


Faktor Psikososial
● Peristiwa kehidupan stressful sering mendahului
episode pertama, dibandingkan episode berikutnya. Ada
teori yang mengemukakan adanya stres sebelum
episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak
yang bertahan lama.
● Perubahan ini menyebabkan perubahan berbagai
neurotransmiter dan sistem sinyal intraneuron.
Termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan
kontak sinaps.
● Dampaknya, seorang individu berisiko tinggi mengalami
episode berulang gangguan mood, sekalipun tanpa
stressor dari luar. Orang dengan beberapa gangguan
kepribadian seperti, obsesifkompulsif, histeris, dan yang
ada pada garis batasnya, mungkin memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk terkena depresi dari pada orang
dengan kepribadian antisosial atau paranoid.
Faktor Psikososial
● Pada pengertian psikodinamik depresi dijelaskan oleh
Sigmund Freud dan dikembangkan oleh Karl Abraham
yang diklasifikasikan dalam 4 teori:
1. gangguan pada hubungan bayi dan ibu selama fase
oral (10- 18 bulan awal kehidupan) sehinga bisa terjadi
depresi;
2. depresi dapat dihubungkan dengan kehilangan objek
secara nyata atau imajinasi;
3. Introjeksi dari kehilangan objek adalah mekanisme
pertahanan dari stress yang berhubungan dengan
kehilangan objek tersebut
4. karena kehilangan objek berkenaan dengan campuran
cinta dan benci, perasaan marah berlangsung didalam
hati
Faktor Genetik
● Dari faktor bawaan atau keturunan menerangkan
apabila salah seorang kembar menderita depresi, maka
kemungkinan saudara kembarnya menderita pula
sebesar 70 %. Kemungkinan menderita depresi sebesar
15 % pada anak, orang tua, dan kakak-adik dari
penderita depresi.

● Apabila anak yang orangtuanya pernah menderita


depresi, sejak lahir diadopsi oleh keluarga yang tidak
pernah menderita depresi, ternyata kemungkinan untuk
menderita depresi 3 kali lebih besar dibandingkan anak
- anak kandung keluarga yang mengadopsi
Kriteria Diagnosis
Onset sekurang-kurangnya 2 minggu, tetapi apabila periode lebih pendek dengan gejala luar biasa
dan berlangsung cepat, masih bisa dimasukkan dalam kriteria

Kehilangan minat dan


kegembiraan Berkurangnya energi

Afek Depresif Anhedonia Anergia


Kriteria Diagnosis (gejala lain)

Konsentrasi dan Harga diri dan Gagasan tentang rasa


perhatian berkurang kepercayaan diri bersalah dan tidak
berkurang berguna

Pandangan masa depan Gagasan/perbuatan Tidur terganggu


yang suram dan yang membahayakan Nafsu makan
pesimistis diri atau bunuh diri terganggu
F32.0 F32.1 F32.2 F32.3
Episode Depresif Episode Depresif Episode Depresif Episode Depresif
 
Ringan Sedang Berat tanpa Gejala Berat dengan Gejala
Psikotik Psikotik
Gejala utama Min. 2 dari 3 Min. 2 dari 3 Semua (3) Memenuhi kriteria
Gejala lain Min. 2 dari 7 Min. 3/4 dari 7 Min. 4 dari 7 F32.2
Gejala berat (-)   Beberapa intensitas Disertai:
berat  Waham
Durasi Min. 2 minggu Min. 2 minggu Min. 2 minggu o Ide tentang
Gejala amat berat dosa,
kemiskinan/mala
dan onset cepat 
petaka yang
boleh di dx mengancam
<2minggu o Merasa
Pengaruh pada Sedikit kesulitan Kesulitan nyata Tidak mampu bertanggungjaw
pekerjaan dan berkegiatan ab atas peristiwa
aktivitas sosial tersebut
 Halusinasi
Karakter kelima F32.00 : Tanpa gejala F32.10 : Tanpa gejala  
auditorik/olfaktorik
somatik somatik o Suara
F32.01 : Dengan F32.11 : Dengan menghina/menu
gejala somatik gejala somatik duh
o Bau
kotoran/daging
Skala Penilaian Objektif
• The Zung Self-Rating Depression Scale (20 butir). Skor normal ≤ 34, depresi
≤ 50. Meliputi indek global intensitas gejala depresi pasien, termasuk
kencenderungan ekspresi dari pasien
• The Raskin Depression Scale, skala klinik yang mengukur beratnya depresi,
dilaporkan oleh pasien dan dokter pengamat. 5 poin skala dari tiga dimensi
meliputi:
• Verbal
• Penampilan perilaku
• Gejala Sekunder
• Skor normal adalah 3, skor depresi 7 atau lebih
• The Hamilton Rating Scale for Depression (HAM-D), terdiri dari 24 item.
Dokter mengevaluasi jawaban pasien tentang rasa bersalah, pikiran bunuh
diri, kebiasaan tidur, dan gejala lain dari depresi, dan penilaian diperoleh dari
wawancara klinik
Skala Penilaian Objektif
Tatalaksana
Terapi Fase Akut

• Untuk mencapai masa remisi (gejala-gejala


depresi seminimal mungkin). Pada masa
remisi ini kriteria-kriteria terjadinya episode
depresi mayor sudah berkurang, dan
terjadinya peningkatan fungsi psikososial.
• Biasanya berlangsung selama 6-10 minggu.
Evaluasi seminggu sekali atau 2 minggu
sekali.
• Dosis obat yang diberikan mulai dari dosis
yang rendah, kemudian secara bertahap
dosis ditingkatkan, tergantung dari respon
klinik pasien dan efek samping yang muncul
Terapi Fase Lanjutan

• Umumnya berlangsung selama 6-9 bulan setelah dimulainya


masa remisi. Tujuannya yaitu untuk
• menghilangkan gejala residual
• mengembalikan fungsi-fungsi seperti sebelumnya
• mencegah terjadinya recurrence atau relapse yang lebih
awal.
• Adanya gejala residual (remisi parsial) merupakan prediktor
yang kuat untuk terjadinya recurrence atau relapse yang
lebih awal atau terjadinya depresi kronis. Terapi harus
dilanjutkan hingga gejala-gejala yang ada hilang.
• Episode depresi yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan dan
depresi dengan gejala psikotik membutuhkan masa terapi
lanjutan yang lebih lama hingga 12 bulan. Pengobatan dan dosis
yang sama seperti pada terapi fase akut digunakan selama
terapi lanjutan
Terapi Fase Pemeliharaan
• Dilakukan selama 12-36 bulan untuk mengurangi resiko
terjadinya recurrence hingga 2/3. Pendekatan ini
diindikasikan bagi
• Pasien yang tiap tahunnya mengalami episode depresi
• Pasien yang mengalami kerusakan fisik akibat gejala
residual yang ringan
• Pasien yang menderita depresi mayor atau minor yang
kronis, atau
• Bagi pasien depresi berat dengan resiko bunuh diri.
• Durasi terapi pemeliharaan ini tergantung dari sejarah
penyakit dan untuk kasus yang mengalami recurrence,
terapi pemeliharaan ini dapat diperpanjang atau
bahkan dilakukan dalam waktu yang tak terbatas
Penggolongan Anti Depresan
Antidepresan Klasik (Trisiklik & Tetrasiklik)

● Mekanisme kerja : Obat–obat ini menghambat resorpsi dari


serotonin dan noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.
Obat-obat yang termasuk antidepresan klasik.

● Imipramin, dosis lazim : 25-50 mg 3 kali sehari bila perlu


dinaikkan sampai maksimum 250-300 mg sehari.
● Klomipramin. dosis lazim : 10 mg dapat ditingkatkan sampai
dengan maksimum dosis 250 mg sehari.
● Amitriptilin, dosis lazim : 25 mg dapat dinaikan secara bertahap
sampai dosis maksimum 150-300 mg sehari.
● Lithium karbonat, dosis lazim : 400-1200 mg dosis tunggal
pada pagi hari atau sebelum tidur malam.
Penggolongan Anti Depresan
Antidepresan Generasi ke-2

• Mekanisme kerja : SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) obat-obat ini


menghambat resorpsi dari serotonin. NaSA ( Noradrenalin and Serotonin Antidepressants)
obat-obat ini tidak berkhasiat selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan
noradrenalin. Terdapat beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.
Obat-obat yang termasuk antidepresan generasi ke-2:
• Fluoksetin, dosis lazim : 20 mg sehari pada pagi hari, maksimum 80 mg/hari dalam
dosis tunggal atau terbagi.
• Sertralin, dosis lazim : 50 mg/hari bila perlu dinaikkan maksimum 200 mg/hr.
• Citalopram, dosis lazim : 20 mg/hari, maksimum 60 mg /hari.
• Fluvoxamine, dosis lazim : 50 mg dapat diberikan 1x/hari sebaiknya pada malam hari,
maksimum dosis 300 mg.
• Mianserin, dosis lazim : 30-40 mg malam hari, dosis maksimum 90 mg/ hari
• Mirtazapin, dosis lazim : 15-45 mg / hari menjelang tidur.
• Venlafaxine, dosis lazim : 75 mg/hari bila perlu dapat ditingkatkan menjadi 150-250
mg 1x/hari.
Penggolongan Anti Depresan
Antidepresan MAO

• Secara umum MAOI dibatasi penggunaannya bagi pasien yang tidak memberikan respon
pada pengobatan antidepresan lainnya karena MAOI berpotensi menimbulkan efek
samping yang serius dan penggunaannya membutuhkan pembatasan konsumsi makanan
tertentu. Biasanya SSRI digunakan sebagai terapi awal karena mempunyai efek samping
yang lebih bisa diterima oleh pasien
• Obat yang termasuk dalam antidepresan MAOI adalah
• fenelzin dengan dosis lazim 30-90 mg/hari (irreversible)
• tranilsipromin 20-60 mg/hari (irreversible)
• isokarboksazid 20-60 mg/hari (irreversible)
• seleginin 20-40 mg/hari (irreversible)
• moklobemid dengan dosis lazim 300-400 mg/hari (reversible)
• Pada penggunaan MAOI bersamaan dengan makanan, perlu diperhatikan pola makan
pasien. Pasien diperingatkan untuk tidak memakan makanan dengan kandungan tiramin
tinggi karena dapat terjadi krisis hipertensi, contoh makanan dengan kandungan tiramin
tinggi yaitu keju, yogurt, hati sapi atau ayam, anggur merah, buah seperti pisang, alpukat,
coklat, ginseng, kafein, dan lain-lain
Efek Samping gol. SSRI
• Efek samping dari golongan SSRI adalah
efek sedasi (lebih ringan), gangguan saluran
cerna berupa mual, muntah, dispepsia, sakit
perut, dll.
• Anoreksia dengan penurunan berat badan
• Reaksi hipersensitivitas berupa gatal,
urtikaria
• Mulut kering, Gugup, Anxietas, gangguan
fungsi seksual
Efek Samping gol. MAO Inhibitor
Efek samping dari golongan MAO Inhibitor
yang sering muncul yaitu postural
hipotensi. Efek samping ini lebih sering
muncul pada penggunaan fenelzin dan
tranilsipromin. Hipotensi ini dapat
diminimalisir dengan pemberian dosis
terbagi. Efek antikolinergik berupa mulut
kering dan konstipasi. Efek samping ini
sering terjadi namun lebih ringan daripada
yang disebabkan oleh antidepresan trisiklik
.
Efek Samping gol. TCA
• Efek samping dari golongan TCA
adalah aritmia dan blokade jantung
(penggunaan amitriptilin)
• Mengantuk, mulut kering,
pandangan kabur, konstipasi, dan
retensi urin, dan berkeringat.
• Hipotensi, serangan pusing, dan
sinkop
• Pada lansia bisa hiponatremia
Terimakasih
Mohon bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai