Anda di halaman 1dari 18

Refreshing

GANGGUAN
DEPRESI
Pembimbing : dr. Umi Faizah, Sp.KJ
Disusun oleh : Febrina Indra Ardani
NIM : 2019730032
Definisi
Gangguan Depresi merupakan ganguan mental yang
ditandai dengan perasaan sedih terus menerus, hilangnya
kesenangan dan minat, timbulnya rasa bersalah dan harga
diri rendah. Depresi juga dapat menganggu pola tidur dan
nafsu makan, menyebabkan kelelahan, dan penurunan
konsentrasi. (WHO, 2012)
Epidemiologi
1. Jenis Kelamin
Perempuan dua kali lipat lebih besar dibanding laki-laki. Penderita
perempuan
dapat mencapai 25%, sekitar 10% di perawatan primer dan 15% di
perawatan
rumah sakit.
2. Usia
Gangguan depresi berat dapat timbul pada masa anak atau lanjut usia. Rata-
rata usia sekitar 40 tahun-an. Hampir 50 persen awitan diantara usia 20-50
tahun. Pada anak sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2% dan usia remaja
5%.
3. Status Perkawinan
Paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan
interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai atau berpisah.
Perempuan yang tidak menikah → lebih rendah untuk menderita depresi,
namun hal ini berbanding terbalik untuk laki-laki.
Psikiatri, B. A. (2017). Jakarta: Badan Penerbit FK Universitas Indonesia.
4. Faktor sosioekonomi dan budaya
Etiologi
1. 2. Faktor Genetik
Faktor Organobiologik Genetik merupakan faktor
- Amin Biogenik penting dalam
- Norepinefrin perkembangan gangguan
- Dopamin mood yang setidaknya
- Serotonin terjadi pada beberapa
orang.
3. 4. Faktor Kepribadian
Faktor Psikososial Apapun pola kepribadiannya,
Peristiwa kehidupan yang dapat mengalami depresi
sesuai dengan situasinya.
membuat seseorang merasa
Riset menunjukkan bahwa
tertekan (stres) dapat pasien yang mengalami
mencetuskan terjadinya stresor akibat tidak adanya
depresi kepercayaan diri lebih sering
mengalami depresi.
Manifestasi Klinis
Gejala Utama:
● Afek depresif (perasaan sedih atau tidak berharga)
● Kehilangan minat dan kegembiraan
● Berkurangnya energi (mudah lelah sesudah kerja sedikit,
menurunnya aktivitas)

Gejala lainnya:
● Harga diri dan kepercayaan diri berkurang (menarik diri)
● Konsenterasi dan perhatian berkurang
● Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
● Pandangan masa depan yang suram dan pesimis Untuk episode depresif dari ketiga tingkat
● Perbuatan yang membahayakan diri / bunuh diri keparahan diperlukan masa sekurang –
kurangnya 2 minggu untuk penegakkan
● Tidur terganggu diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
● Nafsu makan berkurang dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya
dan berlangsung cepat.
Kriteria Diagnosis
Episode Depresif
F32.0 Episode depresif ringan
F32.1 Episode depresif sedang
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresif lainnya
F32.9 Episode depresif YTT
Gangguan Depresif Berulang
F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan
F33.1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang
F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala
Psikotik
F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala
Psikotik
F33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam Remisi
F33.8 Gangguan Depresi Berulang Lainnya
Diagnosis PPDGJ III
Episode Depresif

F32.0 Episode Depresif Ringan F32.1 Episode Depresif Sedang

- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 - Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3


gejala utama depresi. gejala utama depresi seperti pada
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari episode depresi ringan (F32.0).
gejala lainnya. - Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan
- Tidak boleh ada gejala yang berat sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
diantaranya - Lamanya seluruh episode berlangsung
- Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu. - Menghadapi kesulitan nyata untuk
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
dan kegiatan social yang dilakukannya. dan urusan rumah tangga.
Episode Depresif

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik Psikotik

- Semua 3 gejala utama depresi harus ada. - Episode depresif berat yang memenuhi
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala kriteria F32.2
lainnya, dan beberapa diantaranya harus - Disertai waham, halusinasi, atau stupor
berintensitas berat depresif. Waham biasanya melibatkan ide
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka
retardasi psikomotor) yang mencolok, maka yang mengancam, dan pasien merasa
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu bertanggungjawab atas hal itu. Halusinasi
melaporkan banyak gejala secara rinci. auditorik atau olfaktorik biasanya berupa
- Episode depresif biasanya harus berlangsung suara yang menghina atau menuduh, atau bau
sekurang-kurangnya 2 minggu, namun jika kotoran atau daging membusuk. Retardasi
gejala sangat berat dan sangat cepat maka psikomotor yang berat dapat menuju pada
masih dibenarkan dalam menegakkan stupor.
diagnosis dalam kurun waktu < 2 minggu. - Jika diperlukan waham atau halusinasi dapat
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau dengan afek.
urusan rumah tangga.
Gangguan Depresif Berulang

F33.0 Gangguan Depresif F33.1 Gangguan Depresif F33.2 Gangguan Depresif


Berulang, Episode Kini Berulang, Episode Kini Berulang, Episode Kini Berat
Ringan Sedang Tanpa Gejala Psikotik

- Kriteria untuk gangguan - Kriteria untuk gangguan - Kriteria untuk gangguan


depresif berulang harus depresif berulang harus depresif berulang harus
terpenuhi, dan episode terpenuhi, dan episode terpenuhi, dan episode
sekarang harus memenuhi sekarang harus sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode memenuhi kriteria untuk kriteria untuk episode depresif
depresif ringan (F32.0) episode depresif sedang berat tanpa gejala psikotik
- Sekurang-kurangnya 2 (F32.1) (F32.2)
episode telah berlangsung - Sekurang-kurangnya 2 - Sekurang-kurangnya 2 episode
masing-masing minimal 2 episode telah telah berlangsung masing-
minggu dengan sela berlangsung masing- masing minimal 2 minggu
waktu beberapa bulan masing minimal 2 dengan sela waktu beberapa
tanpa gangguan afektif minggu dengan sela bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna. waktu beberapa bulan yang bermakna.
Gangguan Depresif Berulang

F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode F33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini
Kini Berat dengan Gejala Psikotik dalam Remisi

- Kriteria untuk gangguan depresif berulang - Kriteria untuk gangguan depresif berulang
harus terpenuhi, dan episode sekarang haruspernah dipenuhi di masa lampau,
harus memenuhi kriteria untuk episode tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak
depresif berat dengan gejala psikotik memenuhi kriteria untuk episode depresif
(F32.3) dengan derajat keparahan apapun atau
- Sekurang-kurangnya 2 episode telah gangguan lain apapun dalam F30-F39
berlangsung masing-masing minimal 2 - Sekurang-kurangnya 2 episode telah
minggu dengan sela waktu beberapa bulan berlangsung masing-masing minimal 2
tanpa gangguan afektif yang bermakna. minggu dengan sela waktu beberapa bulan
tanpa gangguan afektif yang bermakna.
Skala Penilaian Objektif untuk Depresi

The Zung Self-Rating The Raskin Depression Scale The Hamilton Rating Scale for
Depression Scale Depression (HAM-D)
● Terdapat 5 poin skala dari
● Terdiri 20 butir skala 3 dimensi meliputi ● Terdiri dari 24 item, tiap
pelaporan pelaporan verbal, item berkisar antara 0-4
● Skor normal ≤ 34; skor penampilan perilaku, dan atau 0-2 dengan total skor
depresi ≥50. gejala sekunder. antara 0-76.
● Meliputi indeks global ● Skala berkisar antara 3- ● Dokter mengevaluasi
intensitas gejala depresi 13 : skor normal=3; dan jawaban pasien terhadap
pasien (termasuk skor depresi=7 atau lebih. pertanyaan tentang rasa
ekspresi) bersalah, pikiran bunuh
diri, kebiasaan tidur, dan
gejala lain dari depresi, dan
penilaian diperoleh dari
wawancara klinik.
Tatalaksana
Pilihan pengobatan untuk manajemen depresi dapat secara luas dibagi menjadi antidepresan, terapi elektrokonvulsif (ECT) dan
intervensi psikoterapi.

1. Antidepresan
Dapat digunakan sebagai modalitas pengobatan awal
untuk pasien dengan episode depresi ringan, sedang, atau
berat.

Secara umum, dilihat dari efek samping dan


keamanannya, inhibitor reuptake serotonin selektif
(SSRI) dianggap sebagai antidepresan lini pertama.
Pilihan lain yang lebih disukai termasuk antidepresan
trisiklik, mirtazapine, bupropion, dan venlafaxine.
Biasanya pengobatan harus dimulai dengan dosis yang
lebih rendah, tergantung respon dan efek samping yang
dialami.
Tatalaksana
2. Intervensi Psikoterapi

Dapat dipertimbangkan sebagai modalitas pengobatan awal untuk pasien dengan gangguan depresi ringan sampai sedang.
Psikoterapi biasanya direkomendasikan untuk pasien depresi yang mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, konflik
interpersonal, konflik keluarga, dukungan sosial yang buruk, dan masalah kepribadian komorbid.

Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal adalah pendekatan psikoterapi yang memiliki kemanjuran
terdokumentasi terbaik dalam literatur untuk pengelolaan depresi.
Tatalaksana
3. Terapi elektrokonvulsif (ECT):

Respons terhadap ECT umumnya baik dan tingkat responsnya seperti segala bentuk pengobatan
antidepresan dan dapat dipertimbangkan pada hampir semua kasus depresi berat sedang atau berat
yang tidak merespons intervensi farmakologis. Sekitar 50% pasien yang resistan terhadap
pengobatan menunjukkan respons yang memuaskan terhadap ECT.
Algoritma Pengobatan Depresi Berat
Prognosis
Prognosis baik : episode ringan,
tidak ada gejala psikotik, waktu Prognosis buruk: depresi
rawat inap singkat, indikator
psikososial meliputi mempunyai berat bersamaan dengan
teman akrab selama masa remaja, distimik, penyalahgunaan
fungsi keluarga stabil, lima tahun
alkohol dan zat lain,
sebelum sakit secara umum fungsi
sosial baik. Sebagai tambahan, ditemukan gejala cemas, ada
tidak ada komorbiditas dengan riwayat lebih dari sekali
gangguan psikiatri lain, tidak lebih
episode depresi sebelumnya
dari sekali rawat inap dengan
depresi berat, onset awal pada usia
lanjut.
Daftar Pustaka

- Adikusumo A, Elvira SD. Relaksasi. In: Elvira SD, Hadisukanto G .2017. Buku Ajar
Psikiatri. 3rd Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
- Gautam, S., Jain, A., Gautam, M., Vahia, V. N., & Grover, S. (2017). Clinical practice
guidelines for the management of depression. Indian journal of psychiatry, 59(Suppl
1), S34.
- Sadock, Benjamin J. and Sadock V. A., 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri
Klinis Edisi 2. Jakarta : EGC.
- Nareswari, P. J., & Gunadi, E. (2021). Depresi pada Lansia: Faktor Resiko, Diagnosis
dan Tatalaksana. Jurnal Medika Hutama, 2(02 Januari), 562-570.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai