Pembimbing:
dr. RR Dyah Rikayanti N., Sp.KJ
Disusun Oleh :
Syafina Fairuz Sofiana 2017730116
Qadi Maqshudi 2017730153
01
Status Pasien
Identitas Pasien
● Nama : Nn. S
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Usia : 24 Tahun
● Agama : Islam
● Suku : Sunda
● Pendidikan Terakhir : SMK
● Status Pernikahan : Belum menikah
● Pekerjaan : Tidak bekerja
● Alamat : Langensari, Banjar, Jawa Barat
● No. Rekam Medik : 205136
● Tanggal Masuk RS : 8 Desember 2021
Anamnesis
• Rawat Jalan :
Pasien sudah pernah menjalani rawat jalan sebelumnya.
• Rawat Inap :
Pasien sudah pernah rawat inap di RS sebanyak empat kali.
Anamesis dilakukan:
2 bulan SMRS, Karena stok obat kosong pasien mulai tidak teratur minum obat. Awalnya
masih terkendali. 1 bulan yang lalu pasien mulai melamun, tidak fokus, tertawa sendiri,
mengurung diri, mau melukai ibunya. Ibunya menemui dokter PKM, pasien disuntik dokter
PKM dan gejala membaik.
2 minggu SMRS, Pasien kambuh lagi seperti marah – marah, menyiram ibunya, berbicara
tidak nyambung, kurang tidur, tidak nafsu makan, mengambil barang ibunya termasuk HP,
menghubungi dokternya berkali – kali. Pasien dibawa ke PKM. Pasuen dibawa ke PKM
dan disarankan untuk dirujuk ke RSUD Banjar.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penghasilan
± Rp. 1.500.000
Riwayat aktivitas social
Cukup Baik
Riwayat hokum
Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum sebelumnya.
Sistem nilai
Menurut keluarga, pasien orang yang rajin beribadah
Pemeriksaan Fisik
Mata
Konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik
(-/-)
KESADARAN
Hidung
Compos
Sekret (-/-), Mentis
epistaksis (-/-)
SUHU
36,7 C
TEKANAN
DARAH PERNAPASAN
110/80 mmHg 22 x/ menit
NADI Exstremitas
89 x/menit reguler Akral Hangat (+/+),
CRT < 2 detik
Status Mental
Perilaku dan aktivitas
Penampilan Sikap terhadap pemeriksa
psikomotor
Pasien seorang perempuan, Pasien tampak agitasi, roman Pasien kooperatif saat
berusia 24 tahun, tinggi ± 155 muka tampak marah atau wawancara namun
cm dan berat badan ± 45 kg. kesal. Kontak ada dan pewawancara kurang dapat
pasien berkulit sawo matang. rapport kurang adekuat, menggali informasi tentang
Cara jalan normal. Tampilan perhatian pasien distractibility. pasien.
pasien sesuai dengan Pewawancara dapat menggali
usianya. Penampilan pasien keluhan dari pasien, serta
agak lusuh. dapat menggali infromasi dari
orang tua dan paman pasien.
Status Mental
• Tilikan
• Reality test ability (RTA)
Tilikan derajat I : Penyangkalan total atas
Pasien memiliki gangguan RTA, memiliki ide
penyakitnya.
curiga.
Ikhtisar penemuan yang bermakna
Chlorpromazine 100 mg
Mf. Pulvus da in caps dtd V
(0 – 0 – 1 kap)
Tatalaksana
Tanggal 24 Desember – 26 Desember
Tanggal 27 Desember 2021 (Bangsal
2021 (Bangsal Tanjung)
Tanjung) Tanggal 03 januari 2022 (kontrol poli)
Tinjauan
Pustaka
Definisi
Gangguan skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan afektif.
• Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga
memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol.
• Gangguan skizoafektif terbagi atas dua yaitu: tipe manik dan tipe depresif.
Epidemiologi
Epidemiologi
• Prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif kurang dari 1%, mungkin berkisar
antara 0.5 sampai 0.8%.
• Pada praktik klinis, diagnosis permulaan gangguan skizoafektif sering digunakan bila seorang
klinisi tidak yakin akan diagnosis.
Etiologi
• Dugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin mirip dengan etiologi
skizofrenia. Oleh karena itu teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif juga mencakup
kausa genetik dan lingkungan.
Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah
diajukan.
• Gangguan skizoafektif merupakan ekspresi bersama-sama dari skizofrenia atau suatu tipe
gangguan mood
• Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari skizofrenia dan
gangguan mood
• Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda, tipe yang tidak
berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood
• Kemungkinan terbesar, ganguan skizoafektif adalah kelompok gangguan yang heterogen yang meliputi
semua tiga kemungkinan pertama. Sebagian besar penelitian telah menganggap pasien dengan
gangguan skizoafektif Sebagai suatu kelompok heterogen.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III):
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
• Thought echo
• Delusion of control
• Halusinasi auditorik
• Waham-waham menetap jenis lainnya
• Halusinasi yang menetap dan panca indera apa saja
• Perilaku katatonik
• Arus pikiran yang terputus
• Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial
Diagnosis dan Kriteria Diagnostik (menururt PPDGJ – III)
Injeksi
Olanzapin 2x5-10mg/hari dengan diazepam 2x10 mg/hari
Oral
Terapi kombinasi:
• Olanzapin 1x10-30 mg/hari atau risperidone 2x1-3
mg/hari atau quetiapin hari I (200 mg, hari II (400 mg),
hari III (600 mg) dan seterusnya atau aripirazol 1x10-
Farmakoterapi
30 mg/hari
• Litium karbonat 2x400 mg, dinaikkan sampai kisaran terapeutik
0,8-1,2 mEq/L (biasanya sicapai dengan dosisi litium karbonat
1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau divalproat
dengan dosis 3x250 mg/hari (atau konsentrasi plasma 50-125
μg/L.
• Lorazepam 3x1-2 mg/hari kalau perlu
Tatalaksana
Psikoterapi
• Dapat diberikan psikoterapi individual, jarang dilakukan terapi
kelompok, karena biasanya mereka sering tidak nyaman atau
kurang mampu bertoleransi dalam terapi kelompok terutama bila
dengan pasien yang beraneka ragam diagnosisnya.
• Psikoterapi individual yang dapat diberikan berupa
psikoterapi suportif, client centered therapy, atau terapi
Psikoterapi perilaku
Edukasi keluarga
• Penting dilakukan agar keluarga siap menghadapi
deteorisasi yang mungkin dapat terjadi.
• Diskusi dapat tentang problem sehari-hari, hubungan dalam
keluarga dan hal-hal khusus lainnya, misalnya tentang rencana
pendidikan atau pekerjaan pasien.
Thank
You