Anda di halaman 1dari 27

Gangguan Psikotik Lir – Skizofrenia Akut

OLEH:
FIRYAL AMYRAH DELICIA
N111 17 037

PEMBIMBING:
dr. Patmawati,M.Kes, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. R.D.Y


• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 44 tahun
• Alamat : Saluan, Luwuk
• Status pernikahan : sudah menikah
• Pendidikan terakhir : SMA
• Pekerjaan : Swasta
• Agama : Kristen
• Tanggal masuk RS : 1 Oktober 2017
• Tempat Pemeriksaan : RSD Madani
Riwayat Psikiatrik
• Keluhan utama
– Mengamuk
• Riwayat Gangguan Sekarang
– Seorang pasien Tn. R.D.Y berumur 44 tahun MRS RSD
Madani diantar oleh keluarganya karena sering berbicara
sendiri di rumah sejak 1 minggu terakhir. Ini merupakan
pertama kalinya masuk rumah sakit untuk dirawat. Pasien
juga mengamuk dan sering mendengar suara bisikan yang
ia nyatakan sebagai suara iblis, menurutnya suara
tersebut selalu membuat komentar – komentar untuk
mencurigai istrinya sehingga pasien selalu merasa cemas
dan gelisah jika istrinya akan meninggalkan dirinya karena
sakit yang pernah ia derita, sehingga ia pernah melakukan
kekerasan kepada istrinya.
– Pasien pernah menderita Hepatitis B, dan pada bulan
Januari pernah di rawat di RS Wahidin Makassar
dikarenakan pasien terkena Wiel’s Disease. Pola makan
pasien baik, namun pola tidur masih terganggu dikarenakan
keluhan tersebut. Pasien mengatakan bahwa ia sudah
kurang mendengar bisikan – bisikan sejak ia di rawat di RSD
Madani.

• Hendaya/Disfungsi
– Hendaya Sosial (+)
– Hendaya Pekerjaan (+)
– Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)

• Faktor Stressor Psikososial: Masalah dengan “primary support


group (keluarga) , masalah ekonomi, masalah pekerjaan
• Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat
penyakit dan gangguan sebelumnya.
– Tidak ditemukan hubungan bermakna dengan
penyakit sebelumnya.
• Riwayat Gangguan Sebelumnya
– Gangguan Jiwa sebelumnya (-)
– Infeksi (-)
– Penggunaan NAPZA (+)
• Alkohol
– Gangguan neurologi:
• Trauma/Cedera Kepala (-)
• Kejang atau Tumor (-)
Riwayat kondisi umum sebelumnya :
• Adanya riwayat penyakit Whiel’s Disease dan Hepatitis
B
• Riwayat Kehidupan Pribadi (Past Personal
History)
– Riwayat Prenatal dan Perinatal
• Tidak ada masalah ketika pasien didalam kandungan ibunya. Pasien
lahir pada tanggal 24 Oktober 1972, lahir dengan normal.
– Riwayat Masa Kanak-Kanak Awal (1-3 tahun)
• Pasien mengaku ia tidak dapat mengingat masa kanak – kanak
awalnya.
– Riwayat Masa Kanak-Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
• Pasien mengingat bahwa pada masa kanak – kanank pertengahan,
pasien pernah bermain bola bersama teman – temannya dan pernah
naik gunung bersama teman – temannya.
– Riwayat Masa Kanak-Kanak Akhir/Pubertas/Remaja (12-
18 tahun)
• Pasien tumbuh dengan baik dan bergaul seperti anak-anak biasa.
Pasien mengingat ketika ia sedang berada di SMA ia berumur 12
tahun ia pernah digigit anjing.
– Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
• Ketika pasien dewasa ia mengingat bahwa ia memiliki hubungan baik
dengan teman – temannya. Pasien diketahui telah mengenal alkohol
dari lingkungan sekitar, dan mulai mengonsumsi alkohol.
• Sampai pasien dewasa dan berumah tangga, pasien tinggal dirumah
bersama istri dan 2 anaknya dan pasien mengaku sudah tidak
bekerja sejak pasien sakit dan di rawat di RS Wahidin di Makassar
dan menderita Wiel’s Disease.
– Riwayat Kehidupan Keluarga
• Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Sejak mengalami
keluhan mengamuk dan adanya halusinasi auditorik, pasien sering
memukul istrinya dan mencoba membunuh istrinya, pasien juga
merasa cemas dan gelisah ketika istrinya tidak berada disampingnya,
karena ia merasa bahwa ia akan ditinggal oleh istrinya dan menurut
istri pasien, pasien pernah melakukan kekerasan terhadap dirinya
semenjak ada keluhan tersebut.
• Situasi Sekarang
– Saat diwawancara pertama kalinya, pasien tampak acuh tak dan
tampak terganggu dengan adanya pemeriksa, mood pasien
tampak irratable dengan tatapan kosong.
– Saat wawancara kedua, sikap pasien tampak tenang dan
kooperatif dan dapat menjawab pertanyaan dari pemeriksa, dari
raut wajah pasien tampak pasien kadang kebingungan.
• Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupan
– Pasien merasa bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan.
Pasien ingin sehat dan ingin kembali ke kehidupan semulanya,
dimana ia dapat bekerja dan bertemu dengan anak – anaknya.
Perilaku dan aktivitas psikomotor
STATUS MENTAL : tenang saat pemeriksaan namun
tidak memperhatikan wajah
• Deskripsi Umum pemeriksa ketika berbicara, posisi
• Penampilan: Tampak pasien ketika di wawancara
tenang, tampak adalah berbaring dengan kaku
sesuai umur, pasien dan mempertahankan posisi
mengenakan baju tersebut hingga selesai
wawancara
berwarna orange
dengan celana krem Sikap terhadap pemeriksa
Kesadaran: Compos : kooperatif..
mentis.
Keadaan Afektif,
Perasaan:
• Pembicaraan : Mood : disforia
Spontan Afek : afek menyempit
Empati : tidak dapat diraba
rasakan
STATUS MENTAL
• Fungsi Intelektual (Kognitif) Gangguan Persepsi
• Taraf pendidikan, pengetahuan auditorik (+) berupa suara yang
umum dan kecerdasan :
• Sesuai dengan pendidikannya.
berkomentar tentang istrinya yang
• Daya konsentrasi : baik akan meninggalkannya, sehingga
• Orientasi : ia terpengaruh suara tersebut dan
• Waktu: baik melakukan kekerasan kepada
• Tempat: baik istrinya.
• Orang: baik Ilusi: tidak ada
• Daya ingat Depersonalisasi:tidak ada
• Jangka Pendek : baik
Derealisasi:tidak ada
• Segera (immediate memory): baik
• Jangka Panjang: baik
• Pikiran abstrak: Baik
• Bakat kreatif: bermain bola dan
menyanyi
• Kemampuan menolong diri sendiri :
baik
STATUS MENTAL
Proses Berpikir Pengendalian Impuls : baik, pasien
tampak tenang ketika diwawancara.
– Arus Pikiran
Daya Nilai
• Produktivitas: cukup
Norma Sosial : Baik
• Kontinuitas: relevan
Uji Daya Nilai : Baik
• Hendaya berbahasa : tidak ada Penilaian Realitas : Terganggu
– Isi Pikiran
• Preokupasi : ia selalu
mengulangi bahwa ada bisikan
tentang istrinya akan Tilikan (Insight)
meninggalkan dirinya Derajat IV: Menyadari dirinya sakit
• Gangguan isi pikir: : delusion of dan butuh bantuan namun tidak
influence, dimana ketika pasien memahami penyebab sakitnya.
mendengar bisikan tentang
istrinya yang akan meninggalkan Taraf Dapat Dipercaya
dirinya, sehingga ia merasa Dapat dipercaya.
bahwa bisikan itu benar adanya,
dan melakukan kekerasan kepada
istrinya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT
• Status lokalis :
– GCS : E4V5M6 (15)
• Status Neurologis :
– Meningeal sign : (-)
– Refleks patologis : (-/-)
– Hasil pemeriksaan nervus cranialis : normal
– Pemeriksaan sistem motorik : normal
– Koordinasi gait keseimbangan ( fungsi cerebellum ) :
Normal
– Gerakan-gerakan abnormal : (-)
– Vegetative : (-)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT
Ikhtisar penemuan bermakna
• Seorang pasien Tn. R.D.Y berumur 44 tahun MRS RSD Madani diantar oleh
keluarganya karena sering berbicara sendiri di rumah sejak 1 minggu terakhir. Ini
merupakan pertama kalinya masuk rumah sakit untuk dirawat. Pasien juga
mengamuk dan sering mendengar suara bisikan yang ia nyatakan sebagai suara
iblis, menurutnya suara tersebut selalu membuat komentar – komentar untuk
mencurigai istrinya sehingga pasien selalu merasa cemas dan gelisah jika istrinya
akan meninggalkan dirinya karena sakit yang pernah ia derita, sehingga ia pernah
melakukan kekerasan kepada istrinya. Pasien pernah menderita Hepatitis B, dan
pada bulan Januari pernah di rawat di RS Wahidin Makassar dikarenakan pasien
terkena Wiel’s Disease. Pola makan pasien baik, namun pola tidur masih terganggu
dikarenakan keluhan tersebut. Pasien mengatakan bahwa ia sudah kurang
mendengar bisikan – bisikan sejak ia di rawat di RSD Madani.
• Perilaku dan aktivitas psikomotor pada saat pemeriksaan tenang saat pemeriksaan
namun tidak memperhatikan wajah pemeriksa ketika berbicara, posisi pasien
ketika di wawancara adalah berbaring dengan kaku dan mempertahankan posisi
tersebut hingga selesai wawancara. Mood disforia, afek menyempit, terdapat
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, preokupasi tentang bisikan tentang
istrinya akan meninggalkan dirinya dan adanya gangguan isi pikir berupa delusion
of influence, tilikan derajat IV dan dapat dipercaya.
EVALUASI MULTIAKSIAL
• Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia (Schizophrenia-
AKSIS 1 Like) Akut (F23.2)

• Ciri kepribadian tidak khas


AKSIS 2

• Penyakit HHD
AKSIS 3

• Masalah dengan “primary support group (keluarga) ,


AKSIS 4 masalah ekonomi, masalah pekerjaan

• Berdasarkan Global Assessment of Functioning (GAF)


AKSIS 5 Scale pada 50-41 yaitu gejala berat, disabilitas berat
DAFTAR MASALAH

organobiologik Psikologik Sosiologik

• tidak ditemukan • ditemukan hendaya • ditemukan adanya


adanya gangguan, dalam menilai hendaya dalam
tetapi diduga realita dan tampak bidang sosial,
terdapat pasien memiliki hendaya dalam
ketidakseimbangan masalah dengan bidang pekerjaan
neurotransmitter keluarga dan pada dan hendaya
sehingga pasien dirinya sendiri penggunaan waktu
memerlukan sehingga pasien senggang sehingga
farmakoterapi membutuhkan pasien butuh
psikoterapi yaitu sosioterapi.
terapi individual dan
terapi keluarga..
Rencana Terapi
• Haloperidol tab 2,5 mg yang diracik dengan obat
Trihexyphenidyl 1 mg yang diberikan setiap 12 jam
atau 2x1 untuk mengatasi gelisahnya, dan
halusinasinya (dimana obat haloperidol merupakan
obat antipsikotik tipikal yang dapat mengurangi gejala
psikosis yang muncul. Sedangkan untuk pemberian
obat Trihexyphenidyl untuk mengurangi efek samping
dari pengonsumsian obat psikotik).
• Diazepam tab 5 mg yang dapat diberikan 1x1 untuk
menimbulkan sedasi, dan keadaan psikosomatik yang
ada hubungannya dengan rasa cemas.
Prognosis
• Prognosis pasien secara menyeluruh adalah bonam. Namun
prognosis tersebut dipengaruhi oleh faktor :
• Faktor pendukung
– Stressor psikologik jelas
– Adanya dukungan keluarga
– Pasien sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan
• Faktor penghambat :
– Pasien tidak teratur minum obat

• Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan


uraian diatas adalah Dubia ad Bonam.
Pembahasan

• Gangguan psikotik akut dan


sementara merupakan suatu
gangguan yang berlangsung dari 1
hari sampai 1 bulan, dan gejala dapat
menyerupai skizofrenia (waham dan
halusinasi). Selain itu, gangguan ini
bdapat berkembang sebagai respons
terhadap stressor psikososial berat
atau sekelompok stressor
Pedoman Diagnosis menurut PPDGJ III
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara:
• Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau
kurang = jangka waktu gejala – gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari –
hari, tidak termasuk peiode prodromal yang Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan
gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang berlangsung.
menentukan seluruh kelompok;
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang
memebuhi kritera episode manik atau episode depresi
• Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik =
walaupun perubahan emosional dan gejala – gejala
beraneka ragam dan berubah cepat, atau
afektif indicidual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
schizophrenia-like = gejala skizofrenik yang khas);
Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis,
• Adanya stress akut yang berkaita (tidak selalu ada, delirium, atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi
sehingga dispesifikasi dengna karakter ke 5; .x0 = akibat penggunaan alkohol atau obat – obatan.
Tanpa penyerta stress akut; .x1 = dengan penyerta
stress akut). Kesulitan atau problem yang
berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
sumber stress dalam konteks ini;
Pedoman Diagnosis menurut PPDGJ III
Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut
• Untuk diagnosis harus memenuhi:
– Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau
kurang, daru suatu keadaan nonpsikotik menjadi
keadaan yang jelas psikotik);
– Gejala – gejala yang memenuhi kriteria untuk
skizofrenia harus sudah ada untuk sebgain besar
waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang
jelas psikotik;
– Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak
terpenuhi.
• Apabila gejala – gejala skizofrenia menetap
untuk lebih dari 1 bulan lamanya, maka
diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia
Pedoman Diagnosis menurut DSM IV-TR:
• Adanya satu (atau lebih) •Gangguan tidak disebabkan
gejala berikut: gangguan mood dengna gambaran
– Waham psikotik, gangguan skizoafektif, atau
– Halusinasi skizofrenia dan tidak disebabkan efek
fisiologi langsung suatu zat
– Bicara kaku (inkoheren atau
(penyalahgunaan obat, pengobatan)
frequent derailment)
atau kondisi medis umum
– Perilaku katatonik atau kacau
secara keseluruhan

• Durasi gangguan sekurang –


kurangnya 1 hari tetapi
kurang dari 1 bulan, dan
akhirnya kembali ke tingkat
fungsi sebelum sakit.
Diagnosis Banding

Gangguan buatan atau malingering


Gangguan psikotik yang disebabkan oleh
kondisi medis umum
Gangguan psikotik akibat zat
FOLLOW UP
Mengevaluasi keadaan umum, pola tidur,
pola makan dan perkembangan penyakit
pasien serta menilai efektivitas
pengobatan yang diberikan dan melihat
kemungkinan adanya efek samping obat
yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
• Sadock, BJ., dan Sadock VA., Kaplan &
Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed.2,
EGC : Jakarta ;2015.
• Maslim, R., Buku Saku Diagnosis
Gangguan Jiwa, FK Unika Atma Jaya :
Jakarta ;2013.

Anda mungkin juga menyukai