Anda di halaman 1dari 34

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

OLEH:
FIRYAL AMYRAH DELICIA
N111 17 037

PEMBIMBING:
dr. Merry Tjandra, Sp.KJ
PENDAHULUAN

• Gangguan mood meliputi sekelompok besar gangguan, dengan


mood patologis serta gangguan yang terkait mood yang
mendominasi gambaran klinisnya. Istilah gangguan mood yang
dalam edisi Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM) sebelumnya dikenal dengan gangguan terkait
afektif (pada edisi terbaru istilah ini mengacu pada keadaan
emosi yang menetap).
• Episode mood menurut DSM-IV-TR ada 4 jenis episode mood
yaitu episode manik, hipomanik, depresi, dan campuran.
PENDAHULUAN

• Gangguan afektif bipolar bersifat episode berulang (sekurang-


kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terjadi
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas
(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas
(depresi).
Epidemiologi
• Insiden dan prevalen pada gangguan bipolar I lebih
jarang daripada gangguan depresif berat, dengan
prevalensi seumur sekitar 1% serupa dengan gambaran
skizofrenia. Prevalensi gangguan bipolar II, sepanjang
kehidupan adalah 0,5%. Gabungan angka prevalensi
gangguan bipolar I dan II adalah 2%.
– Gangguan bipolar I memiliki prevalensi yang seimbang
antara laki – laki dan perempuan. Episode manik lebih
sering terjadi pada laki – laki, sedangkan episode depresi
lebih sering terjadi pada perempuan.

– Awitan usia gangguan bipolar 1 berkisar dari masa kanak –


kanak (5 atau 6 tahun) sampai 50 tahun atau bahkan lebih
tua pada kasus jarang, dengna usia rerata 30 tahun.
ETIOLOGI
• Faktor biologis  aminobiologiik
– Norepinefrin
– Serotonin
– Dopamin
• Faktor genetik
• Faktor Biokimia
• Faktor Neurologis Lainnya
• Faktor Psikodinamik
• Faktor Kelainan Tidur
Gejala Klinis
Sindrom
Mania Depresi Mayor Campuran Hipomania
Psikotik
• Paling sedikit • Paling sedikit • Paling sedikit • Paling sedikit • Pada kasus
satu minggu dua minggu satu minggu empat hari, berat, pasien
(bisa kurang, pasien pasien secara mengalami
bila dirawat) mengalami mengalami menetap, gejala
pasien mood episode pasien psikotik.
mengalami depresif, mania dan mengalami Gejala
mood yang menurun atau depresi yang peningkatan psikotik yang
elasi, meningkatnya terjadi secara mood, paling sering
ekspansif, berat badan, bersamaan. ekspansif yaitu:
atau iritabel. sulit atau atau irritable • Halusinasi
banyak tidur, yang ringan (auditorik,
agitasi, dll visual, atau
bentuk
sensasi
lainnya)
• Waham
Jenis – Jenis Gangguan Afektif Bipolar
1. Gangguan bipolar I
Awitan Gangguan bipolar I biasanya dimulai pada masa
remaja atau dewasa muda. Episode pertamanya dapat berupa
mania, depresi, atau campuran. Adakalanya awitan pertama
berbentuk depresi dengan retardasi ringan atau hipersomnia
yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan dan
kemudian berpindah ke episode mania. Episode mania dengan
ciri psikotik dapat pula ditemukan sebagai episode pertama.
Gambarannya sangat mirip dengan skizofrenia.
Jenis – Jenis Gangguan Afektif Bipolar
2. Gangguan bipolar II

Ditandai dengan episode berulang sindrom


depresi mayor dan episode hipomania. Hipomania yaitu
keadaan mania dengan intensitas lebih rendah bila
dibandingkan dengna mania (tidak memenuhi kriteria
mania). Gangguan bipolar II juga disebut dengan
bipolaritas ringan.
Jenis – Jenis Gangguan Afektif Bipolar
3. Siklotimia

Siklotimia adalah gangguan bipolar yang awitannya berangsur –


angsur, biasanya sebelum usia 21 tahun. Gangguan siklotimia ditandai dengna
deprsi ringan dan hipomania yang siklus pendek. Selain itu, terdapat pula
pergantian mood, kognisi, dan aktivitas

4. Gangguan Bipolar Yang Tidak Tergolongkan


Jika pasien menunjukkan gejala depresif dan mania sebagai ciri utama
gangguan mereka dan tidak memenuhi kriteria diagnostik gangguan mood lain
atau gangguan jiwa DSM-IV-TR lain, diagnostik yang paling tepat adalah
gangguan bipolar yang tidak tergolongkan.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Gangguan mood bipolar I, episode mania tunggal
– Hanya mengalami satu kali episode mania dan tidak ada riwayat depresi mayor
sebelumnya.
– Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,
Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
– Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medic
umum
– Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Gangguan mood bipolar I, episode mania sekarang ini
– Saat ini dalam episode mania
– Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode mania, depresi,
atau campuran.
– Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
– Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum.
– Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
– Saat ini dalam episode campuran
– Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode mania, depresi atau
campuran
– Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif dan
tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizifreniform, Gangguan waham,
atau Gangguan psikotik yang tidak diklasifikasikan
– Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
– Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya..
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Gangguan mood bipolar I, episode hipomania saat ini
– Saat ini dalam episode hipomania
– Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode mania atau
campuran
– Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna atau
hendaya sosial, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya
– Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini
– Saat ini dalam episode depresi mayor
– Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode mania dan
campuran
– Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan.
– Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
– Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau
aspek fungsi penting lainnya.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat diklasifikasikan
saat ini
– Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk mania,
hipomania, campuran atau episode depresi.
– Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode mania atau
campuran.
– Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik
yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.
– Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau
aspek fungsi penting lainnya.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Ganggguan Mood Bipolar II
– Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan
paling sedikit satu episode hipomania

• Gangguan Siklotimia
– Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode
dengan gejala-gejala hipomania dan beberapa periode dengan
gejala-gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria untuk
Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja
durasinya paling sedikit satu tahun.
– Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas
dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu
waktu.
Kriteria Diagnostik DSM IV - TR
• Sambungan..
• Gangguan Siklotimia
• Tidak ada episode depresi mayor, episode mania, episode campuran, selama dua
tahun gangguan tersebut
• Catatan: setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih dengan mania
atau episode campuran (diagnosis GB I dan Gangguan siklotimia dapat dibuat) atau
episode depresi mayor (diagnosis GB II dengan Gangguan siklotimia dapat
ditegakkan)
• Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan.
• Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medis
umum.
• Gejala – gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan atau aspek fungsi
penting lainnya.
Pengobatan
• Terapi pasien dengan gangguan mood seperti ini harus
ditujukan dengan beberapa tujuan. Pertama, keamanan
pasien harus terjamin. Kedua, ecaluasi diagnostik
lengkap pada pasien harus dilakukan. Ketiga, rencana
terapi yang ditujukan tidak hanya pada gejala saat itu
tetapi kesejahteraan pasien di masa mendatang juga
harus di mulai.
Farmakoterapi
Rekomendasi obat injeksi untuk agitasi akut pada
Gangguan Bipolar
Farmakoterapi
Rekomendasi obat injeksi untuk agitasi akut pada
Gangguan Bipolar
Farmakoterapi
Farmakoterapi
Farmakoterapi
Farmakoterapi
Farmakoterapi
Terapi Psikososial
• Intervensi psikososial sangat penting pada
gangguan bipolar. Beberapa pendekatan
yang sering dilakukan yaitu cognitive
behavioral therapy, terapi keluarga, terapi
interpersonal, psikoedukasi, dan berbagai
bentuk terapi psikologik lainnya. Intervensi
psikososial bermanfaat untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap
pengobatan.
Terapi Psikososial

Terapi Terapi Terapi


Kognitif Interpersonal Perilaku

Terapi
Terapi
Berorientasi
Keluarga
Psikoanalitik
PROGNOSIS
• gangguan bipolar memiliki gejala kronis dan bukti-bukti penurunan sosial yang
bermakna. penyakit ini memiliki perjalanan yang panjang dan pasien cenderung
mengalami kekambuhan.1,4

• Prognosa baik apabila:


• Episodenya ringan, tidak ada gejala psikotik
• Perawatan di rumah sakit hanya singkat, tidak lebih dari sekali perawatan
• Selama masa remaja memuliki riwayat persahabatan yang erat dan baik
• Pasien mempunyai hubungan psikososial yang baik dan kokoh
• Fungsi keluarga yang stabil dan baik
• Tidak ada gangguan psikiatri komorbid
• Tidak ada gangguan kepribadian.
PROGNOSIS
• Prognosa buruk apabila:
• Adanya penyerta gangguan distimik
• Penyalahgunaan alkohol dan zat-zat lainnya
• Gejala gangguan kecemasan
• Riwayat lebih dari satu episode depresif
sebelumnya.
• Laki-laki lebih sering menjadi kronis dan
mengganggu dibandingkan perempuan.
KESIMPULAN
• Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan
ditandai oleh gejala-gejala mania, depresi, dan campuran, biasanya rekuren
serta dapat berlangsung seumur hidup. Angka morbiditas dan mortalitasnya
cukup tinggi. Gangguan mood ini disebabkan oleh banyak faktor, di
antaranya faktor genetik, biologik, dan psikososial. Dalam perjalanan
penyakitnya, gangguan bipolar ini berbeda-beda, tergantung pada tipe dan
waktunya. Onsetnya biasanya pada usia 30 tahun. Wanita dan pria memiliki
kesempatan yang sama. Semakin muda seseorang terkena bipolar, maka
makin besar kemungkinannya untuk mengalami gejala psikotik dan semakin
jelas terlihat hubungan genetiknya. Dalam pemilihan lini pertama terapi
pada gangguan bipolar dapat menggunakan lithium atau valproat yang
sudah jelas efektif. Namun pemilihannya dalam penggunaan lithium
ataupun valproat harus diperhatikan keadaan pasien, kelebihan, dan
kekurangannya.

Anda mungkin juga menyukai