Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS BANGSAL:

EPISODE DEPRESIF SEDANG


PEMBIMBING :
D R . N U N U N U R K H O L I S M , S P. K J

DISUSUN OLEH:
KARINA NABILAH Y
(2015730069)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. M
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 61 tahun
• Agama : Katolik
• Suku : Jawa
• Pendidikan Terakhir : SMA
• Status Pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Jl. Pengadilan lama no. 26 RT 05/03,
Pangandaran
• No. Rekam Medik : 2754xx
• Tanggal Masuk RS : 24 September 2020
RIWAYAT PERAWATAN
• Rawat Jalan : Pernah rawat jalan di RS di Semarang dan
Pangandaran
• Rawat Inap : Belum pernah dirawat inap

Autoanamnesis,(Dilakukan pada tanggal 25 September 2020)


• Nama : Ny. M

KELUHAN UTAMA
Sulit tidur
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• 5 bulan SMRS, pasien mulai mengalami perubahan perilaku,
seperti sulit tidur. Pasien mengatakan sejak 1 tahun yang lalu
pasien bertengkar dengan kakak ketiganya, pasien dibenci
dikarenakan tidak datang saat acara kenaikan haji kakaknya
dan dituduh ingin mengambil alih warisan orang tua pasien
oleh kakaknya tersebut. 1 bulan sebelumnya juga pasien
dituduh mengguna-guna kakaknya yang menyebabkan
kakaknya meninggal.

• 4 bulan SMRS, pasien merasa sulit tidur, sedih dan merasa


bersalah. Pasien mengatakan masih memikirkan masalah
dengan kakaknya. Pasien kontrol penyakit DM dan
hipertensinya di RS Semarang dan mendapatkan obat untuk
keluhan sulit tidurnya.
• 2 bulan SMRS, pasien mulai merasa sulit tidur kembali, sedih,
kehilangan minat, mudah lelah, merasa bersalah dan tidak
berguna. Pasien berpikiran untuk menyakiti diri sendiri dan
bunuh diri. Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara-
suara yang membisikan pasien yang tidak dapat didengar orang
lain, atau melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain.
Pasien kontrol penyakit DM dan hipertensinya di RS
Pangandaran dan mendapatkan obat untuk keluhan sulit tidurnya.

• 1 bulan SMRS, keluhan pasien memberat seperti pasien merasa


sulit tidur, sedih, kehilangan minat, penurunan konsentrasi,
mudah lelah, selalu ingin menangis, harga diri dan kepercayaan
diri berkurang. Pasien mengatakan sudah tidak memikirkan
masalah dengan kakaknya lagi. Namun pasien khawatir
dikarenakan pasien merasa hanya bisa tidur jika minum obat.
• 2 minggu SMRS, pasien tidak tidur sama sekali, tidak
pernah merasa mengantuk, kehilangan minat, penurunan
konsentrasi, mudah lelah, merasa sedih dan khawatir, harga
diri dan kepercayaan diri berkurang dan nafsu makan
menurun. Pasien memutuskan untuk berobat ke RSU Kota
Banjar dan pasien di rawat jalan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Gangguan psikiatrik
Tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.
• Gangguan Medik
• Pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak tahun 2018
• Pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi sejak tahun 2018
• Pasien memiliki riwayat penyakit jantung pada tahun 2015
• Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi zat psikoaktif, ataupun alkohol.
 
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
• Riwayat Perkembangan Prenatal dan Perinatal
Pada saat persalinan ibu pasien ditolong oleh bidan. Pasien dilahirkan dalam keadaan yang
sehat dengan berat badan normal.
• Riwayat Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal (0 – 3 tahun)
Pasien dirawat oleh ibunya dan diberi ASI, perkembangan fisik pasien sesuai dengan usia.
• Riwayat Kanak-kanak Pertengahan ( 3 – 11 tahun)
Pasien saat mulai sekolah tenang tidak menangis, mudah bergaul, tidak pemalu.
RIWAYAT MASA PUBERTAS DAN REMAJA
• Hubungan sosial
Sikap pasien terhadap orangtua, kakak kandung, kerabat, dan tetangga cukup
baik. Pasien dapat bergaul dengan baik dengan teman – temannya
• Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah hingga jenjang SMA.
• Perkembangan kognitif
Pasien tidak memiliki gangguan belajar, selalu naik kelas.
• Perkembangan motorik
Selama ini dirasa baik dan normal. Pasien mampu melakukan aktivitas dan
kegiatan sehari-hari dengan baik seperti makan, minum, toilet, dan kebersihan
diri.
• Perkembangan emosi dan fisik
Pasien dinilai memiliki emosi yang biasa saja, kadang senang kadang juga sedih.
• Riwayat psikoseksual
Pasien mulai menyukai lawan jenis saat usia ±17 tahun, namun pasien tidak
menyatakannya dan pasien baik-baik saja.
RIWAYAT MASA DEWASA
• Riwayat pekerjaan
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, pasien pernah bekerja setelah lulus
SMA.
• Riwayat keagamaan
Pasien rajin beribadah ke gereja.
• Riwayat aktivitas sosial
Interaksi sosial pasien dengan tetangga baik, pasien merupakan pribadi yang
pendiam sehingga jarang menceritakan masalahnya, dan lebih sering menyimpan
masalahnya sendiri. Namun, dalam waktu beberapa tahun belakangan ini pasien
sering bercerita dengan suami pasien. Hubungan dengan keluarga pasien baik,
kecuali dengan kakak ketiga pasien.
• Riwayat seksualitas dewasa
Pasien menikah pada tahun 1979 dan memiliki 4 orang anak.
• Riwayat hukum
Pasien tidak memiliki riwayat hukum sebelumnya.
RIWAYAT KELUARGA
• Riwayat keluarga dengan keluhan serupa tidak ada.
• Pasien merupakan anak keempat dari 4 bersaudara.
• Pasien tinggal bersama suaminya di rumah.
• Pasien memiliki 4 orang anak

Keterangan
Perempuan :
Laki laki :
Status Mental
DESKRIPSI UMUM
• Penampilan
• Seorang perempuan
• Berusia 61 tahun, tampak sesuai dengan usia
• TB 154 cm dan BB 64 kg
• Berkulit sawo matang
• Rambut berwarna hitam, dan lurus
• Tampak pasien berpenampilan rapi dan mampu merawat diri dengan baik
• Perilaku dan aktivitas psikomotor
• Pasien tampak tenang
• Roman muka tampak sedih
• Kontak ada rapport adekuat
• Perhatian pasien sudah terarah
• Berminat untuk diwawancara, pewawancara tidak terlalu sulit untuk menggali informasi dari pasien
• Konsentrasi pasien adekuat, apabila menjawab pertanyaan dari pemeriksa jawaban langsung dijawab.
• Sikap terhadap pemeriksa
• Saat wawancara, pewawancara tidak terlalu kesulitan untuk menggali informasi perihal keluhan pasien,
pasien cukup kooperatif dan menjawab pertanyaan dari pewawancara. Perhatian pasien mulai terarah saat
wawancara.
• Pembicaraan (speech)
• Cara Berbicara : Spontan
• Volume Berbicara : Sedang
• Kecepatan Berbicara : Normal
• Gangguan berbicara : Tidak ada afasia, tidak ada disartria, tidak ada ekolalia.
Status Mental

ALAM PERASAAN
• Mood : Hipotimia
• Afek : Luas
• Kesesuaian : Sesuai

GANGGUAN PERSEPSI
• Halusinasi
• Auditorik : Tidak ada
• Visual : Tidak ada
• Taktil : Tidak ada
• Gustatorik : Tidak ada
• Olfaktori : Tidak ada
• Ilusi : Tidak ada
Status Mental
GANGGUAN PIKIR
• Bentuk pikir : Realistik

• Kontinuitas • Isi pikir


• Blocking : Tidak ada • Gangguan isi pikiran :
• Assosiasi longgar : Tidak ada •Waham
• Inkoherensia : Tidak ada • Bizarre : Tidak ada
• Word salad : Tidak ada • Persekutorik/paranoid : Tidak ada
• Neologisme : Tidak ada • Eretomatik : Tidak ada
• Flight of Idea : Tidak ada • Cemburu : Tidak ada
• Kebesaran : Tidak ada
• Delution of controlled : Tidak ada

•Obsesi : Tidak ada


Status Mental

SENSORIUM DAN KOGNITIF


• Kesadaran : Compos mentis
• Orientasi : Baik
• Waktu (pasien tidak mampu menyatakan sekarang ini siang atau sore atau malam)
• Tempat (pasien tdapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di rumah)
• Orang (pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh Dokter Muda dan mengingat
seluruh anggota keluarga)
• Daya ingat : Baik
• Daya ingat jangka panjang (pasien dapat mengingat siapa Presiden pertama Indonesia
dan kapan hari kemerdekaan Indonesia)
• Daya ingat jangka pendek (pasien dapat mengingat menu sarapan pagi tadi)
• Daya ingat yang baru-baru ini terjadi (pasien dapat mengingat kapan ia datang ke RS)
• Daya ingat segera (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang wawancara saat
itu)
• Konsentrasi : tidak mudah teralihkan
DAYA NILAI DAN TILIKAN

• Daya nilai sosial : Baik


• Menurut pasien mencuri adalah perbuatan tidak baik.
• Uji daya nilai : Baik
• Jika pasien menemukan dompet (dengan identitas pemilik) dijalan dan
terdapat uang Rp. 2.000.000,- Pasien akan mengembalikan dompet
beserta uang tersebut.
• Daya nilai realitas : Baik
• Tilikan derajat IV, karena pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyebab sakitnya.
IKHTISAR PENEMUAN

• Mood : Hipotimia
• Afek : Luas
• Bentuk pikir : Realistik
• Konsentrasi : Tidak mudah teralihkan
• Tilikan : Tilikan tipe IV
FORMULASI DIAGNOSTIK

• Berdasarkan PPDGJ-III kasus ini digolongkan kedalam :


• AKSIS I : F32.1 Episode Depresif Sedang
• AKSIS II : Diagnosis tertunda
• AKSIS III: Penyakit jantung, DM, dan Hipertensi,
• AKSIS IV : Masalah “primary support system”
• AKSIS V : GAF SCALE 1 tahun 80-71
• GAF SCALE pemeriksaan 60-51
DAFTAR PROBLEM

• Organobiologik : Pasien memiliki riwayat penyakit jantung,


DM, dan Hipertensi
• Psikologi : Pasien didiagnosis dengan gangguan episode
depresif sedang. Saat ini, pasien mengalami sulit tidur, tidak
merasa mengantuk, kehilangan minat, penurunan konsentrasi,
mudah lelah, merasa sedih dan khawatir, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang dan nafsu makan menurun.
• Sosial : Tidak ada
• Religi : Tidak ada
PROGNOSIS
• Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis baik:
• Pasien dapat mengurus diri dengan mandiri
• Orientasi dan memori baik
• Keluarga pasien masih mendukung pasien untuk sembuh.
• Keluarga dapat menyarankan pasien untuk tidak memikirkan banyak
hal dan selalu menceritakan mengenai masalah dan apa yang pasien
pikirkan.
• Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis buruk:
• Memikirkan banyak hal, memendam isi pikiran, emosi yang labil,
depresi yang berkelanjutan.

Kesimpulan prognosisnya adalah:


• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
• Farmakoterapi
• Setraline tablet 50mg
• Diazepam tablet 5mg
• Terapi Suportif
• Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi
masalah serta memberikan dorongan agar lebih terbuka bila mempunyai
masalah dan mulai memikirkan masalah secara proporsional.
• Terapi Edukasi
• Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai gangguan kejiwaan
pasien, penyebabnya, faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana
terapi serta memotivasi keluarga pasien untuk selalu mendorong pasien
mengungkapkan perasaaan dan pemikirannya.
TERIMA KASIH
DEPRESI
• Depresi merupakan gangguan mental yang
ditandai dengan munculnya:
• gejala penurunan mood
• kehilangan minat terhadap sesuatu
• perasaan bersalah
• gangguan tidur atau nafsu makan
• kehilangan energi
• penurunan konsentrasi
EPIDEMIOLOGI

• Depresi merupakan penyakit yang menyebabkan morbiditas


terbesar di seluruh dunia. Sekitar 6,7% orang dewasa
• di Amerika menderita depresi, dimana 30,4% tergolong ke dalam
depresi berat.
• Sebesar 70% wanita memiliki kecenderungan mengalami depresi
dibanding pria sepanjang hidupnya.
• Perbandingan pria dan wanita untuk mengalami depresi adalah
1:2-3.
• Usia 18-29 tahun memiliki kecenderungan 95% mengalami
depresi dibanding dengan usia >60 tahun.
• Usia 30-44 tahun memiliki kecenderungan 80% mengalami
depresi. Usia rata-rata kejadian depresi ini, yaitu 32 tahun.
ETIOLOGI

• Monoamine Neurotransmitter yang berperan dalam terjadinya


gangguan depresi seperti norephinefrin yang berperan dalam
penurunan sensitivitas dari reseptor α2 adrenergik dan penurunan
respon terhadap antidepressan, dopamin, serotonin yang
ditemukan pada pasien percobaan bunuh diri mempunyai kadar
serotonin dalam cairan cerebrospinal yang rendah dan konsentrasi
rendah dari uptake serotonin pada platelet dan histamin, gangguan
neurotransmitter lainnya yakni pada neuronneuron yang
terdistribusi secara menyebar pada korteks cerebrum
TANDA DAN GEJALA

• Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat): afek


depresif, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktifitas.

• Gejala lainnya, seperti konsentrasi dan perhatian berkurang,


harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa
bersalah dan tidak berguna, serta pandangan masa depan yang
suram dan pesimistik, gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang.

Diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis


DIAGNOSIS

• F32.0 Episode Depresif Ringan


• F32.1 Episode Depresif Sedang
• F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala
Psikotik
• F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
• 32.8 Episode Depresif Lainnya
• 32.9 Episode Depresif YTT
TATALAKSANA

• Mekanisme kerja Obat Anti-Depresi :


 Menghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter”
 Menghambat penghancuran oleh enzim “Monoamine Oxidase”.
Sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic neurotransmitter”
pada celah

Semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek klinis)


yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek
sekunder (efek samping).
TATALAKSANA

• Pemilihan obat anti-depresi sebaiknya mengikuti urutan


(step care) :
• Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Setraline, dll.)
• Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline, dll.)
• Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, dll)
Golongan “Atypical” (Trazodone, dll)
Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)
TATALAKSANA

• Efek samping :
• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja
psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun, dll)
• Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan
kabur, konstipasi, sinus takikardia, dll)
• Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
• Efek Neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia)
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari
penderita), biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap
diberikan dengan dosis yang sama
TATALAKSANA

• Pengaturan Dosis:
Dalam pengaturan dosis perlu dipertimbangkan :
• Onset efek Primer : sekitar 2-4 minggu
• Onset efek sekunder : sekitar 12 – 24 jam
• Waktu paruh : 12 – 48 jam (pemberian 1-2 x/hari)

• Lama Pemberian:
• Pemberian Obat Anti-Depresi dapat dilakukan dalam jangka
panjang oleh karena “addiction potential”-nya sangat minimal
PROGNOSIS
• Gangguan depresi mayor dapat  penyakit yang kronis dan
dapat relaps.
• Relaps dalam 6 bulan masa penyembuhan terjadi pada 25%
pasien.
• Relaps depresi dalam waktu 5 tahun terjadi pada 58% pasien
• Relaps depresi dalam waktu 15 tahun terjadi pada 85% pasien
• Dalam sebuah studi terhadap pasien yang telah 1 tahun
terdiagnosis depresi;
• 40% mengalami kesembuhan tanpa gejala
• 20% pasien akan terus mengalami gejala depresi, tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnosis gangguan depresi mayor
• 40% pasien sisanya tetap mengalami episode depresi mayor
DAFTAR PUSTAKA

• Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. 2007. Kaplan and


Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry.
10th Edition. Wolters Kluwer : New York
• Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott; Ruiz, Pedro. 2015.
Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical
Psychiatry. 11th Edition. Wolters Kluwer : New York
• Maslim, R. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III
dan DSM-5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta.
• Stuart, G. W. dan Sundeen, S. J. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998.
• Maslim, R. 2013. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai