DISUSUN OLEH :
Ni Kadek Budiartin
Umy Devitalia
Ayu Roviana
Wisnu Pradhana Merta
PEMBIMBING :
dr.Patmawati, M.Kes. Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. M
• Umur : 19 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Belum kawin
• Pendidikan Terakhir : SD
• Pekerjaan :-
• Alamat : Kaleke
• Tanggal masuk RS : 25 Januari 2020
• Tanggal pemeriksaan : 17 Februari 2020
RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
• Gaduh gelisah
Seorang pria berusia 19 tahun dibawa kerumah sakit Madani Palu dengan
keluhan gaduh , gelisah, menyendiri, mengamuk, bicara sendiri , sering bersiur-
siur, sering meludah dan mengalami kesulitan untuk tidur. Pasien juga pernah
melempar rumah orang lain sebelum dia dirawat di RS.
Situasi Sekarang
Pemeriksaan Fisik:
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg,
• Denyut Nadi : 80 x/menit, regular
• Pernapasan : 18 x/menit
• Suhu : 36,0°C.
• Kepala : Normocepal
• Mata : Anemis (-/-), ikterik (+/+),
• Leher : Pembesaran KGB (-/-)
• Dada : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Perut : Kesan datar, ikut gerakan nafas.
• Anggota Gerak : Akral hangat
Status Lokalis
• GCS : E4V3M5
Status Neurologis
• Afek : luas
• Keserasian : Serasi
• Empati : tidak dapat dirabarasakan
Fungsi Intelektual (Kognitif)
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan
pendidikannya.
Daya konsentrasi : Baik
Orientasi :
• Waktu : Baik
• Tempat : Baik
• Orang : Baik
Daya ingat:
• Segera : Baik
• Jangka pendek : Baik
• Jangka panjang : Baik
• Pikiran abstrak : Baik
• Bakat kreatif : Tidak ada
• Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
Gangguan Persepsi
• Halusinasi : tidak ada
• Ilusi : tidak ada
• Depersonalisasi : Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada
Proses Berpikir
• Arus pikiran:
• Produktivitas : Miskin ide
• Kontiniuitas : Relevan
• Hendaya berbahasa : tidak ada
• Isi pikiran :
• Preokupasi : Tidak ada
• Gangguan isi pikiran : ada
Pengendalian Impuls
•
Tilikan (insight)
• Sulit tidur ?
jawab : yaitu gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur.
STep II
1. Diagnosis multiaksial ?
2. Diagnosi dan diferensial diagnosis pada kasus ?
3. Penanganan pada kasus ?
4. Apakah penyakit pasien dapat disebabkan oleh
NAPZA ?
5. Efek samping dari penggunaan obat psikoik ?
6. Efek samping karena zat ?
Diagnosis multiaksial ?
Diagnosis multiaksial :
Aksis I:
• berdasarkan adanya gejala klinik yang menimbulkan penderitaan (distress) sulit tidur,
mengamuk, gelisah dan menimbulkan (disabilitas) berupa terganggunya aktivitas bekerja
dan bersosialisasi. Sehingga dapat disimpulkan pasien ini mengalami ganguan jiwa.
• Pasien mengalami hendaya dalam penggunan waktu senggang, preokupasi dan
mengalami kesulitan dalam menilai realita sehingga pasien di diagnosis gangguan jiwa
psikotik.
• Berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya dari pemerksaan status internus, adanya
kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yang dapat mengakibatkan gangguan
jiwa yang di derita pasien ini sehingga pasien ini di diagnosis sebagai gangguan jiwa
psikotik non organik.
• Berdasarkan gambaran kasus pasien ini mengalami suatu ganguan psikotik dimana gejala
tesebut sejak 2 minggu yang lalu menurut PPDGJ III memenuhi kategori dari gangguan
mental dan perilaku akibat pengunaan zat psikoaktif.
• Berdasarkan kreiteria diagnostik PPDGJ III dari deskripsi kasus diatas dapat disimpulkan
pasien mengalami gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat multipel dan
pengunan zat psikoaktif lainnya.
Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
Aksis III : Tidak ada gangguan medis umum
Aksis IV : Tidak ada faktor stresor psikososial
Aksis V : 70-61 ( beberapa gejala ringan dan menetap,
( disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik ).
Diagnosi dan diferensial
diagnosis pada kasus ?
• Psikotik akut
• Skizoafektif
• Skizofrenia hebefrenik
Penanganan pada kasus ?
Resperidon 2 mg 2dd1
Karena obat ini golongan atipikal serta memiliki efek sedasi ,
memiliki efek ektrapiramidal yang rendah dan penggunaan
jangka panjang tidak menimbulkan penurunan fungsi kognitif.
Apakah penyakit pasien dapat disebabkan
oleh NAPZA ?
Terdapat 4 kelas obat yang paling sering disalah gunakan
1. Halusinogen (LSD, phencyclidine dan ectsacy )
2. Depresan ( Diazepam, alprazolam, clonazepam dan ganja )
3. Stimulan ( dextroamphetamin, kokain, sabu dan
amphetamin)
4. Opioid ( morfin dan heroin )
Ketika penderita pada fase telah mencapai fase kecanduan
dan mencoba unuk menghentikan penggunaan, penderita akan
mengalami putus obat atau sakau. Penderita akan
memunculkan gejala putus obat sesuai jenis obat yang
digunakan serta berpengaruh kepada kondisi ke jiwan
penderita.
Efek samping dari penggunaan obat
psikoik ?
Ekstrapiramidal siindrom :
- Parkinsonisme
- Distonia akut
- Akatisia
- Tardifdiskenisia
- Neuroleptik maligna sindrom
Efek samping karena zat ?
- Sindrom ketergantungan
- Intoksikasi akut
- Withdrawal sindrom
Pada pasien ini menkonsumsi THD dan alkohol. Alkohol
menimbulkan efek samping yaitu efek agitasi.
Gejala intoksikasi alkohol aktasia bicara cadel atau tak jelas,
emosi labil dan mood berfariasi.