KASUS
Rafida
N 111 21 033
PEMBIMBING KLINIK:
dr. Nyoman Sumiati M.Biomed., Sp. KJ(K)
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 39 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah (bercerai)
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pekebun
Alamat : Sojol
Tanggal masuk RS : 4 Mei 2023
Tempat Pemeriksaan : Ruangan Anggur
Keluhan utama
Tidak mau bicara
Riwayat penyakit sekarang
Alloanamnesis:
Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang ke RSD Madani Palu diantar oleh keluarganya dengan
keluhan tidak mau bicara, tidak mau makan, lemas, dan susah tidur. Menurut pengakuan ibu pasien, pasien
saat ini berada di RS Madani karena setelah menikah 3 hari bertingkah laku aneh, pasien sering bangun
saat malam hari dan membuka semua pintu dan jendela kemudian tidur kembali, lalu tidak lama kemudian
bangun lagi, hal tersebut terjadi berulang lalu istri dan keluarga istri pasien mengembalikan pasien ke
orangtuanya mengatakan bahwa pasien sakit jiwa, sejak saat itu pasien diam dan tidak mau bicara. Pasien
mengalami hal ini sejak tahun 2022. Sebelum sakit pasien memang seorang yang pendiam. Sempat pasien
mengatakan ada mendengar-bisikan. Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak ingin bekerja dan tidak
mau bergaul dengan siapapun, pasien malas melakukan aktivitas dan hanya mau berbaring. Pasien selalu
terlihat murung, sudah tidak bisa mengekspresikan kegembiraannya, tidak mempunyai sesuatu yang ingin
dilakukan, tidak memiliki rencana masa depan bahkan tidak mau melakukan apapun
Riwayat penyakit sekarang
Alloanamnesis:
Sebelum sakit nenek pasien mengatakan pasien pernah ketakutan jatuh dari pohon
kelapa karena mengatakan di kejar monyet besar. Nenek pasien mengatakan pasien biasa
ketawa sendiri. Nenek pasien mengatakan sempat pasien sebelum sakit cerita bahwa
pasien tidak suka kerja kelapa dan ingin berhenti tetapi tetap dilakukan karena takut
dengan bapak pasien
Kondisi pasien sekarang pasien hanya diam dan sering berbaring, tetapi masih bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya hanya saja setelah aktivitas sedikit pasien lalu
berbaring kembali. Nenek pasien mengatakan biasanya pasien mampu mengupas kelapa
dengan banyak, semenjak sakit pasien hanya mengupas sedikit lalu beranjak istirahat dan
berbaring. Pasien masih bisa ambil makanan dan minuman sendiri, mandi sendiri, naik
motor dan pergi sendiri tetapi tidak mau komunikasi dengan orang lain. Ibu pasien
mengatakan sebelumnya belum pernah sakit seperti ini. Nenek pasien mengatakan bahwa
pasien juga memiliki om yang mengalami sakit jiwa.
Riwayat penyakit sekarang
Alloanamnesis:
Pasien sudah menikah pada tahun 2022 selama 3 hari dan tidak memiliki anak. Nenek
pasien mengaku bahwa tidak ada masalah dalam keluarga, tetangga dan tidak diketahui
pernah tidaknya mengonsumsi alkohol dan obatan terlarang lainnya.
Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
Situasi Sekarang
Pasien kurang kooperatif saat dilakukan anamnesis karena pasien jarang mau menjawab
pertanyaan yang diajukan, pasien hanya menunduk dan memalingkan wajah dari
pemeriksa
c) Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien suka memalingkan wajah dan tidak mau bicara..
d) Pembicaraan : Kesulitan bicara, artikulasi jelas, pembicaraan baik, dan volume suara kecil
e) Sikap terhadap pemeriksa : kurang kooperatif, jarang mau menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan pemeriksa
Keadaan Afektif, Perasaan dan Empati
a. Mood : Depresif
b. Afek : Depresif
c. Keserasian : Appropriate
d. Empati : Tidak dapat diraba rasakan
Fungsi Intelektual (Kognitif)
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai dengan
pendidikannya
b. Daya konsentrasi: Baik
c. Orientasi :
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
Fungsi Intelektual (Kognitif)
d. Daya ingat:
- Segera : Baik
- Jangka pendek: Baik
- Jangka panjang : Baik
e. Pikiran abstrak : Terganggu
f. Bakat kreatif : Ada
b. Kontiniuitas : Koheren
2. Isi pikiran :
Tilikan (insight)
2. Berdasarkan Alloanamnesis didapatkan pasien mengalami afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatkan keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang yang berlangsung selama kurang
lebih 1 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Episode Depresif (F32.)
Diagnosis Multi Aksial
AXIS I :
1. Pada pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik dan gejala-gejala “negative” yakni
sikap apatis, berbicara jarang, penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya
kinerja social sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien didiagnosis sebagai
Skizofrenia(F20.)
2. Pasien mengalami gejala-gejala skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan maka dapat digolongkan dari gangguan Skizoafektif (F25)
3. Afek depresi pasien menonjol, memiliki episode depresif dan gejala skizofrenia dalam episode yang
bersamaan maka dapat di golongkan pasien mengalami gangguan Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1)
Diagnosis Multi Aksial
AXIS II
Berdasarkan alloanamnesis ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki teman akrab untuk
curhat, pasien hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri, kurang mampu
mengekspresikan kehangatan dan kelembutan terhadap orang lain sehingga pasien dapat
disimpulkan mengalami Gangguan Kepribadian Skizoid (F60.1)
AXIS III
Tidak ada.
AXIS IV
Masalah dengan pekerjaan yang tidak disukai.
Diagnosis Multi Aksial
AXIS V
Gaf scale 40-31 : Beberapa disabilitas dalan hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
Daftar Problem
1. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya gangguan, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien ini
membutuhkan psikofarmaka.
2. Psikologi
Ditemukan adanya masalah/stressor psikologi sehingga pasien memerlukan psikoterapi untuk memperbaiki daya tahan
mental, dan kemampuan beradaptasi.
3. Sosiologi
Rencana Terapi
Farmakologi
● Stelosi 5mg 1-0-1
● Arkine 2mg 1-0-1
● Merlopam 2mg 0-0-1
● Amitriptilin 25mg 0-0-1
● Curcuma 2x1 tab
.
Rencana Terapi
Non-Farmakologi
Melakukan pendekatan psikososial, seperti :
1.Terapi suportif
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati
serta perasaan pasien sehingga pasien merasa lega.
Sugesti: membuat pasien lebih percaya diri
Persuasi: agar pasien menerima penyakitnya
Reasurance: agar pasien menjadi yakin bahwa penyakitnya bisa sembuh
Rencana Terapi
2.Konseling
● Memberikan penjelasan dan pengertian pada pasien sehingga dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya dan menjelaskan manfaat pengobatan,
efek samping yang mulai timbul selama pengobatan memberi suport agar pasien dapat
atau mau meminum obat secara teratur.
3.Sosioterapi
● Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang disekitarmya. Sehingga, dapat
memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang baik agar membantu
pasien dalam penyembuhan.
Prognosis
Faktor pendukung :
Faktor penghambat:
1. Memiliki keluarga, orangtua dan
1. Bercerai
saudara
2. Memiliki Riwayat keluarga
2. Sistem pendukung baik
mengalami gangguan jiwa
3. Tidak ada gangguan organic
4. Patuh minum obat
5. Pasien masih bisa melakukan
aktifitas sehari-hari
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi diatas, maka
prognosis pasien secara menyeluruh adalah Dubia ad bonam.
Follow Up
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta menilai
efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek
samping obat yang diberikan.