Oleh:
Ilham Akbar Erumbia, S. Ked
NIM : 702010028
Pembimbing:
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ
I. IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama : Tn.J
Usia : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku / Bangsa : Indralaya / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ikut orang tua
Agama : Islam
Alamat : Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir
Datang ke RS : Senin, 12 Januari 2015
Cara ke RS : Diantar Keluarga
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat
RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang
A. Keluhan Utama
Penderita mengamuk ± 1 hari yang lalu.
1
didalam maupun diluar rumah. Penderita menganggap keluargaya sedang
membicarakan dia dan sudah tidak sayang lagi dengan penderita.
Penderita masih bisa makan dan mandi sendiri seperti biasa.
Sebelum perubahan ini muncul penderita mempunyai keinginan
untuk pergi merantau ke Batam, karena menganggap jika penderita masih
di rumah orang tuanya maka akan menyusahkan keluarga. Tetapi
keinginan penderita ini ditolak oleh keluarga, dan menyuruh penderita
mencari pekerjaan di tempat tinggal penderita saja.
Sejak ± 1 minggu yang lalu, penderita sulit tidur, tidak bisa diatur,
mengoceh sendiri dan selalu bersembunyi didalam rumah. Penderita
sering ketakutan dan mengatakan kalau dia sedang dikejar-kejar oleh
sesuatu.
Pada 1 hari yang lalu penderita mengamuk (marah-marah) kepada
adik kandungnya tanpa sebab yang jelas, serta penderita pernah 2x
mengancam adiknya dengan menggunakan parang. Penderita masih mau
makan dan mandi sendiri. Penderita lalu dibawa ke UGD rumah sakit
Ernaldi Bahar.
2
C. Penggunaan Zat Psikoaktif
- Inex (+) sejak kelas 2 SMA, berhenti saat penderita tamat SMA.
- Shabu (+) sejak penderita tamat SMA sampai sekarang, penderita mengaku
kalau frekuensi pemakaian shabu tidak menentu. Terakhir penderita
memakai shabu 2 hari yang lalu.
- Alkohol (+) sejak SMA, terakhir penderita minum alkohol sore hari ini.
C. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama disangkal.
D. Riwayat pendidikan
Penderita sekolah sampai tamat sekolah menengah atas (SMA).
E. Riwayat pekerjaan
Penderita tidak berkerja.
F. Riwayat pernikahan
Penderita belum menikah.
3
G. Agama
Penderita beragama islam
C. Pembicaraan
Koheren (+)
4
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi : halusinasi auditorik (+) ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi : (-)
E. Pikiran
1. Proses dan bentuk pikiran : koheren (+)
- Produktivitas : baik
- Kontinuitas : kontinu
- Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran :
- Preokupasi : (-)
- Gangguan pikiran : Waham curiga (+) .
5
G. Pengendalian Impuls
Impulsivitas masih terkendali
H. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : baik
2. Uji daya nilai : baik
3. Penilaian realita : RTA terganggu dalam hal pikiran, perasaan,
perbuatan, dan perilaku.
4. Tilikan :
Derajat 3, penderita sadar bahwa mereka sakit tetapi melemparkan
kesalahan pada orang lain, pada faktor eksternal, atau pada faktor
organik.
6
B. Status Neurologikus
GCS: 15
E : membuka mata spontan (4)
V : berbicara spontan (5)
M : gerakan sesuai perintah (6)
Fungsi sensorik : tidak terganggu
Fungsi motorik : kekuatan otot tonus otot
N N
5 5 N N
5 5
Ekstrapiramidal sindrom :
Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal seperti tremor (-), bradikinesia (-),
dan rigiditas (-).
Refleks fisiologis : normal
Refleks patologis : tidak ditemukan reflex patologis
7
penderita koheren dengan produktivitas baik dan kontinu. Gangguan pikiran
pada penderita ditemukan terdapat waham curiga.
Dalam pertimbangan tilikan terhadap penyakit, termasuk tilikan
Derajat 3, penderita sadar bahwa mereka sakit tetapi melemparkan
kesalahan pada orang lain, pada faktor eksternal, atau pada faktor organik.
Selama wawancara psikiatri, penjelasan yang diberikan penderita kurang
dapat dipercaya.
8
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Multipel dan
Penggunaan Zat Psikoaktif Lainnya.
Pada aksis II tidak terdapat diagnosis gangguan kepribadian.
Pada aksis III tidak terdapat diagnosis gangguan medik.
Pada aksis IV didapatkan bahwa penderita pada saat awal pertama kali
masuk ke RS dr Ernaldi Bahar, penderita mempunyai masalah berkaitan
dengan lingkungan social.
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF)
Scale 60-51.
X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan faktor genetik gangguan kejiwaan.
B. Psikologik
Penderita mengalami halusinasi auditorik dengan waham curiga.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Penderita tinggal dengan orang tuanya.
XI. PROGNOSIS
A. Quo ad vitam : dubia ad bonam
B. Quo ad functionam : dubia
C. Quo ad sanasionam : dubia
9
XII. RENCANA PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
1. Persidal 2 x 1 mg
2. THP 2 x 1 mg
3. Merlopam 1 x 0,5 mg
B. Psikoterapi
1. Terhadap penderita
a. Memberikan edukasi terhadap penderita agar tidak lagi memakai
obat-obatan terlarang.
b. Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa
percaya diri individu, perbaikan fungsi sosial, dan pencapaian
kualitas hidup yang baik.
c. Memotivasi penderita agar tidak merasa putus asa dan semangat
dalam menjalani hidup.
2. Terhadap keluarga
a. Menggunakan metode psiko-edukasi dengan menyampaikan
informasi kepada keluarga mengenai berbagai kemungkinan
penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatan yang
dapat dilakukan sehingga keluarga dapat memahami dan
menerima kondisi penderita serta membantu penderita dalam
hal pengawasan terhadap kemungkinan penderita terkena
narkoba lagi.
b. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran
keluarga pada perjalanan penyakit dan proses penyembuhan
penyakit pada penderita.
10
BAB II
DISKUSI
11
obat, akan tetapi saat melakukan edukasi penderita acuh tak acuh dengan apa yang
disampaikan.
Keluarga penderita juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psiko-
edukasi dengan menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai berbagai
kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatan yang dapat
dilakukan sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi penderita
serta membantu penderita dalam hal pengawasan supaya penderita tidak memakai
obat-obatan narkoba lagi.
Islam juga menganjurkan umatnya untuk berobat dan mendatangi dokter
spesialis. Hal ini tercermin dari nasihat Rasulullah kepada Sa’ad bin Abi Waqash
ketika menderita sakit untuk mendatangkan seorang dokter Arab, yaitu Al-Harist
bin Kaldah. Nabi kemudian berkata kepada Saad bin Abi Waqash:
“Sesunggunya engkau terkena penyakit, maka datangkanlah Al-Harist bin
Kaldah, saudara bani Tsaqif, karena dia sesungguhnya dokter yang pandai
memilih pengobatan” (HR. Abu Daud).
Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam karena tidak ada riwayat
gangguan psikiatri dalam keluarga dan tidak ada gangguan premorbid. Bila
penderita taat menjalani terapi, adanya motivasi penderita untuk sembuh, serta
adanya dukungan dari keluarga yang cukup maka akan membantu perbaikan
penderita.
12
TABEL FOLLOW UP
13