Disusun Oleh:
Ahmad Irhamsyah Saputra, S.Ked
Ni Ketut Garnis, S.Ked
Asrini Muslima Sari, S.Ked
Arviah Riska Nabila R. Lataha, S.Ked
Rahmania, S.Ked
Putri Dwi Apriyanti, S.Ked
Pembimbing :
dr. Andi Soraya Tenri Uleng, M.Kes, Sp.KJ
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. S
- Umur : 42 Tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Alamat : Pengungsian Masjid Agung
- Pekerjaan : Kuli bangunan
- Agama : Islam
- Suku : Kaili
- Status Perkawinan : Menikah
- Pendidikan terakhir : SMP
- Tanggal Pemeriksaan: 03 Januari 2019
- Tempat Pemeriksaan : Ruangan Walet Bawah RSU Anutapura palu
LAPORAN PSIKIATRIK
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Cemas
B. Status Neurologis :
GCS : E4M6V5
Pemeriksaan motorik dan sensorik : N/N
Fungsi Kortikal Luhur : dalam batas normal
Fungsi koognitif : dalam batas normal
Refleks cahaya langsung/tidak langsung (+)/(+)
Pemeriksaan N.Cranialis & perifer : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan tekanan intrakranial : tidak dilakukan pemeriksaan
D. Gangguan Persepsi
1) Halusinasi : Tidak ada
2) Ilusi : Tidak ada
3) Depersinalisasi: Tidak ada
4) Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1) Arus Pikiran
- Produktivitas : Baik
- Kontinuitas : Relevan
- Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
2) Isi Pikiran
- Preokupasi : Tidak ada
- Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik (tenang)
G. Daya Nilai
1) Norma sosial : Baik
2) Uji daya nilai : Baik
3) Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 5 : Menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya, namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisinya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
2. PERTANYAAN
1
menerus dan tidak dicetuskan oleh objek yang jelas maka berdasarkan PPDGJ III
pasien ini di diagnosis Gangguan Anxietas YTT (F41.9).
Axis II: Ciri kepribadian tertunda karena belum cukup data untuk
menentukannya.
Axis III: Tidak ditemukan kelainan organobiologik.
Axis IV: Stressor psikososial tidak jelas.
Axis V: GAF Scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)
Kecemasan adalah keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai
dengan keluhan somatik yang diperlihatkan dengan hiperaktifitas sistem saraf otonom.
2
Depresi adalah Keadaan seseorang mengalami perasaan gelisah atau cemas dengan
perasaan sedih dan memiliki gejala penyerta seperti perubahan pola tidur, nafsu
makan menurun, kelelahan, putus asa, ada keinginan ingin bunuh diri.
Gangguan Somatisasi
3
dan laboratorik. Berikut kriteria diagnosis gangguan somatisasi menurut DSM-IV-
TR:
A. Riwayat banyak keluhan fisik, yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang
terjadi selama periode lebih dari beberapa tahun dan menyebabkan pencarian
pengobatan atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting
lainnya.
B. Tiap kriteria berikut harus memenuhi, dengan gejala individual yang terjadi
kapan pun selama perjalanan dari gangguan:
1) 4 gejala nyeri: riwayat nyeri berkaitan dengan sedikitnya 4 tempat atau
fungsi yang berbeda (mis: kepala, abdomen, punggung, sendi, ekstremitas,
dada, rektum, selama menstruasi, selama berhubungan seksual, atau
selama buang air kecil)
2) 2 gejala gastrointestinal: sedikitnya 2 riwayat gejala gastrointestinal selain
nyeri (mis: mual, kembung, muntah bukan karena kehamilan, diare, atau
intoleransi beberapa makanan berbeda)
3) 1 gejala seksual: sedikitnya 1 riwayat gejala seksual atau reproduktif selain
nyeri (mis: indiferens seksual, disfungsi ereksi atau ejakulasi, haid tak
teratur, perdarahan haid berlebihan, muntah sepanjang kehamilan)
4) 1 gejala pseudoneurologik: sekurangnya 1 riwayat gejala atau defisit
pseudoneurologik yang memberikan kesan adanya kondisi neurologik tak
terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau
keseimbangan, paralisis atau kelemahan lokal, sulit menelan atau merasa
ada gumpalan tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, kehilangan
sensasi rasa sakit dan raba, penglihatan kabur, buta, tuli, bangkitan; gejala
disosiatif seperti amnesia, hilang kesadaran bukan karena pingsan)
C. Baik 1 atau 2:
1) Setelah penelusuran yang sesuai, tiap gejala pada kriteria b tak dapat
sepenuhnya dijelaskan sebagai akibat kondisi medik umum atau
merupakan efek langsung dari zat (mis: penyalahgunaan zat, karena
mediksi)
2) Apabila terdapat konsisi medik umum yang terkait, keluhan fisik atau
hendaya sosial atau pekerjaan yang diakibatkannya melebihi daripada yang
diharapkan berdasarkan riwayat, penemuan fisik dan laboratorium
D. Gejala-gejalanya tanpa sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan
atau malingering).
4
Pada pasien ini memenuhi beberapa kriteria diagnostic yang ada pada
gangguan somatisasi yaitu terdapat banyaknya keluhan yang dikeluhkan oleh
pasien, termasuk adanya gejala nyeri abdomen, nyeri kepala dan terdapat juga
gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati, mual, dan muntah.
Yaitu perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh & menetap (bertahan lama) &
disertai dengan gejala somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan gangguan
fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan atau perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak.
a. Kecemasan yang berlebihan dan khawatir dapat terjadi harian atau minimal
selama minimal 6 bulan, atau pada beberapa acara atau kegiatan (seperti pekerjaan
atau saat aktivitas sekolah).
c. Kecemasan dan kekhawatiran berkaitan dengan tiga (atau lebih) dari enam
gejala berikut (dengan setidaknya beberapa gejala ada selama 6 bulan terakhir).
4) Mudah marah
5) Ketegangan otot
6) Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai tidur, atau tidur tidak nyenyak)
d. Fokus dari kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada isi daripada
gangguan Axis I, misalnya, kecemasan atau kekhawatiran yang bukan tentang
serangan panik (seperti pada gangguan panik), menjadi malu bila muncul di depan
umum (seperti dalam fobia sosial), berada jauh dari rumah atau kerabat dekat (seperti
5
pada gangguan kecemasan perpisahan), kenaikan berat badan (seperti dalam anoreksia
nervosa), memiliki beberapa keluhan fisik (seperti pada gangguan somatisasi), atau
memiliki penyakit yang serius (seperti dalam hypochondriasis), dan kecemasan dan
kekhawatiran tidak terjadi secara eksklusif selama gangguan stres pasca trauma.
f. Gangguan itu bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum (misalnya
hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara khusus selama gangguan mood, gangguan
psikotik, atau pervasive developmental disorder.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya
depresi, tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas menyeluruh, selama
hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari
episode depresi (F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0),
gangguan obsesif kompulsif (F42.)
6
7. Bagaimana prognosis pada pasien ini ?
Dubia et Bonam
Faktor pendukung
Tilikan 5 : Pada pasien ini Menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan
dengan penyakitnya, namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisinya.
Tidak ada riwayat genetik : Menurut pasien, tidak ada sebelumnya keluarga
(terutama orang tua) yang mengalami hal serupa dengan pasien, sehingga tidak ada
pengaruh genetik secara langsung terhadap penyakit pasien, dan ini merupakan
faktor penunjung untuk mendukung terhadap kesembuhan penyakit pasien.
Status pernikahan : pasien sudah menikah dan memiliki empat orang anak.
Hubungan pasien dengan keluarga harmonis sehingga hal ini merupakan salah satu
faktor pendukung dari keluarga terhadap penyakit pasien.
7
menurun, kemampuan kognitif melemah) dan relaksasi otot ( rasa lemas dan cepat
lelah). Sehingga harus dimulai dari dosis terendah.
Axis 2 : Psikoterapi
a. Psikoterapi individual
Axix 3 :
o Antasida dapat meredakan nyeri tukak lambung. Dan untuk obat dipilihkan
konstipasi.
Axis 4 :
Psikoterapi suportif :
a. Pada pasien :
- Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum
- Melakukan relaksasi seperti tarik napas dalam kemudian tahan sebentar dan
dibuang napas perlahan saat perasaan cemas dan takut pasien muncul.
8
- Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada
Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang
ada.
b. Pada keluarga
Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan pasien
untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan merawat diri
dengan baik.
Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan pasien
untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan merawat diri
dengan baik.
c. CBT (cognitive
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, I. H. and Sadock, J. B. Sinopsis Psikiatri Ilmu Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi
10