TUTORIAL
DISUSUN OLEH:
Ade Indra Dharmawan 15 19 777 14 345
Annisa Nur Safitri 15 19 777 14 347
Tiara Arista 15 19 777 14 359
Putu Yogi Anggasta 15 19 777 14 367
Graciella Evelyne 15 19 777 14 368
M. Fajri Miftahuddin 13 17 777 14 216
PEMBIMBING:
dr. Merry Tjandra, M.Kes,. Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. V
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 21 Tahun
Alamat : Parigi
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 04 Februari 2020
Tempat Pemeriksaan : RSUD Madani Ruang Anggur
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat penyakit pasien diperoleh dari anamnesis terhadap pasien dan
keluarganya dilakukan di Ruang Anggur perawatan bangsal RSUD
Madani Palu. (Tanggal 08 Februari 2020)
A. Keluhan Utama
Gaduh Gelisah
a) Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
F. Situasi Sekarang
Pada saat ini pasien menjalani perawatan di RSUD Madani Palu. Pasien
sudah tidak lagi melakukan aktifitas (kuliah) seperti biasa semenjak
dirawat di RSUD Madani.
B. KATA KUNCI
1. Laki-laki 21 tahun
2. Masuk dengan keluhan gaduh gelisah kurang lebih 1 bulan terakhir
3. Halusinasi auditorik (+) dan visual (+)
4. Tidak menyukai keramaian
5. Pasien juga sering merasa bahwa segala sesuatu yang di sekelilingnya harus
diteliti dan sering mengumpulkan barang-barang unik.
6. Riwayat epilepsi sejak kelas 2 SMP
7. Hendaya sosial, pekerjaan, penggunaan waktu senggang (+)
C. PERTANYAAN
1. Bagaimana diagnosis multiaksial pada pasien ini?
2. Apakah ada hubungan antara penyakit terdahulu dengan riwayat sekarang?
3. Patomekanisme gangguan fisik dan psikologi gelisah, halusinasi, dan
mengamuk pada pasien ini?
4. Kriteria diagnostis pada pasien ini?
5. Terapi pada pasien ini?
6. Prognosis?
D. JAWABAN
1. Diagnosis Multiaksial
Aksis I :
- Berdasarkan hasi alloanamnesa dan autoanamnesa didapatkan
adanya gejala klinis yang bermakna dan menimbulkan penderitaan
(distress) berupa gejala gaduh gelisah, emosi tidak stabil sehinggah
menimbulkan disabilitas berupa hendaya sosial, pekerjaan, dan
waktu senggang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
ini menderita Gangguan Jiwa.
Aksis IV
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial.
Aksis V
GAF scale 80-71 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disability ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).
1. Psikosis iktal
Terjadi selama bangkitan epileptik atau status epileptikus, dan pemeriksaan
EEG merupakan pilihan untuk diagnosis. Gejala yang nampak :
Iritabilitas
Keagresifan
Otomatisme
Mutisme
Kecuali pada kasus status parsial sederhana, keadaan perasaan umum menjadi
buruk. Kebanyakan dari psikosis iktal mempunyai fokus epileptiknya pada
lobus temporal, hanya 30% focus epileptiknya berada selain di lobus temporal
(korteks frontalis). Adakalanya psikosis menetap meskipun masa iktal telah
selesai.
Durasinya selama beberapa minggu dan dapat berakhir setelah lebih dari 3
bulan (kronik psikosis intraiktal). Dibandingkan dengan skizofrenia, pada
psikosis intraiktal menunjukkan :
Mekanisme gelisah:
Comforting
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian,
rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik.
Condemning
Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan.
Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak
dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan
tanda-tanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan
tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah), asyik
dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk
membedakan halusinasi dengan realita.
Controling
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar
berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu
mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat
menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain.
Consquering
Terjadi pada panik Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi,
menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks
dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien sangat
membahayakan.
5. Terapi
Farmakoterapi:
Anti epilepsy : Carbamazepine 200 mg 3x1 tab
Anti psikotik : Olanzapine 10 mg 1x1 tab
Psikoterapi suportif:
- Ventilasi: memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa
lega.
- Persuasi: membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu
kontrol dan minum obat dengan rutin.
- Sugesti: membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat
sembuh.
- Desensitasi: pasien diberi kesempatan kembali berkuliah dan
terbiasa kembalidengan lingkungan perkuliahan untuk meningkatkan
kepercayaan diri.
Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang
kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan
kunjungan berkala
Dubia ad bonam