DISUSUN OLEH:
C014222162
SUPERVISOR PEMBIMBING:
SUPERVISOR PEMBIMBING:
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar.
No. RM :413610
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan Terakhir : D4
Masuk Poli Jiwa RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan untuk
pertama kalinya pada tanggal 12 Januari 2023, pasien datang sendiri.
A. Keluhan Utama
Pasien perempuan 30 usia tahun datang sendiri ke Poli Jiwa Jiwa RSUD
Labuang Baji untuk kesekian kalinya dengan keluhan cemas. Keluhan cemas
dialami sejak 11 tahun yang lalu dan rutin control ke poli. Saat cemas pasien
merasa jantungnya berdebar debar, sesak nafas, telapak tangannya keringat
dingin, perasaan menjadi was-was. Keluhaan cemas muncul saat pasien
berinteraksi dengan orang lain baik yang dikenal maupun tidak dikenal.
Pasien sering merasa ketakutan apabila bertemu dengan orang banyak
utamanya pada saat menghadiri sebuah acara keluarga karena pasien takut
apabila ditanyakan mengenai hal-hal yang pasien tidak senangi. Pasien
merasa sangat sulit untuk mengekspresikan dirinya karena takut melakukan
kesalahan apabila bertindak dan dinilai negative oleh orang lain. Pasien juga
merasa kesulitan meminta pertolongan ke orang lain karena takut permintaan
pasien ditolak orang tersebut. Pasien keluar dari tempat kerjanya kurang lebih
2 tahun lalu dengan alasan pasien takut apabila terjadi masalah pada
pekerjaannya yang mengharuskan pasien harus berkoordinasi dengan orang
lain dan menyebabkan gejala cemas pasien kembali timbul.
Awal perubahan perilaku terjadi di tahun 2012 saat itu pasien
diminta untuk melakukan presentasi didepan audiens yang banyak saat itu
pasien merasa cemas, berdebar debar, dan berkeringat dingin saat berada di
hadapan banyak orang. Pasien mengaku sejak kecil pasien termasuk orang
yang sering merasakan cemas apabila dihadapkan oleh suatu masalah, namun
kecemasan tersebut semakin bertambah seiring bertambahnya usia dan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pasien utamanya saat pasien
sudah mulai bekerja. Untuk meredakan kecemasan pasien selalu berusaha
mengontrol pikiran yang membuat cemas dan berusaha melawan rasa
takutnya, beberapa kali pasien berhasil untuk melawan rasa cemas tersebut
namun tak jarang pasien juga tidak berhasil untuk mengontrol perasaan cemas
nya dan justru menghindar dari lingkungan tersebut. Sebelumnya pasien tidak
memiliki riwayat penyakit jiwa, nafsu makan pasien baik tidur malam cukup.
2. Hendaya/Disfungsi
Saat ini pasien tenang dan tidak menunjukkan kecemasan yang berat.
Hendaya / Disfungsi
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak mengingat riwayat psikoseksualnya.
d. Riwayat Agama
Pasien diketahui memeluk agama Islam dan menjalankan ibadah dengan baik.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
g. Aktivitas Sosial
Sebelum mengalami perubahan perilaku, pasien dikenal sebagai orang yang
pendiam dan tidak memiliki banyak teman.
6. Riwayat Keluarga
Genogram
7. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama orang tua dan kedua saudaranya.
8. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa bahwa dirinya dalam kondisi sakit dan mencari jalan keluar
untuk berobat.
A. Status Internus
Keadaan umum tampak tidak ada kelainan fisik, gizi baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekuensi
pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh 36.5°C, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterus. Jantung, paru-paru, dan abdomen kesan dalam batas
normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil
bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan
sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks
patologis.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Cemas
2. Afek : Cemas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi. : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Produktivitas : Cukup
2. Arus pikir : Relevan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
4. Isi Pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pengendalian impuls tidak terganggu.
Pasien perempuan 30 usia tahun datang sendiri ke Poli Jiwa Jiwa RSUD
Labuang Baji untuk kesekian kalinya dengan keluhan cemas. Keluhan cemas
dialami sejak 11 tahun yang lalu dan rutin control ke poli. Saat cemas pasien
merasa jantungnya berdebar debar, sesak nafas, telapak tangannya keringat
dingin, perasaan menjadi was-was. Keluhaan cemas muncul saat pasien
berinteraksi dengan orang lain baik yang dikenal maupun tidak dikenal.
Pasien sering merasa ketakutan apabila bertemu dengan orang banyak
utamanya pada saat menghadiri sebuah acara keluarga karena pasien takut
apabila ditanyakan mengenai hal-hal yang pasien tidak senangi. Pasien
merasa sangat sulit untuk mengekspresikan dirinya karena takut melakukan
kesalahan apabila bertindak dan dinilai negative oleh orang lain. Pasien juga
merasa kesulitan meminta pertolongan ke orang lain karena takut permintaan
pasien ditolak orang tersebut. Pasien keluar dari tempat kerjanya kurang lebih
2 tahun lalu dengan alasan pasien takut apabila terjadi masalah pada
pekerjaannya yang mengharuskan pasien harus berkoordinasi dengan orang
lain.
Awal perubahan perilaku terjadi di tahun 2012 saat itu pasien
diminta untuk melakukan presentasi didepan audiens yang banyak pasien lalu
merasa cemas, berdebar debar, dan berkeringat dingin saat berada di hadapan
banyak orang. Pasien mengaku sejak kecil pasien termasuk orang yang sering
merasakan cemas apabila dihadapkan oleh suatu masalah, namun kecemasan
tersebut semakin bertambah seiring bertambahnya usia dan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh pasien utamanya saat pasien sudah mulai
bekerja.
Untuk meredakan kecemasan pasien selalu berusaha mengontrol
pikiran yang membuat cemas dan berusaha melawan rasa takutnya , beberapa
kali pasien berhasil untuk melawan rasa cemas tersebut namun tak jarang
pasien juga tidak berhasil untuk mengontrol perasaan cemas nya dan justru
menghindar dari lingkungan tersebut. Sebelumnya pasien tidak memiliki
riwayat penyakit jiwa, nafsu makan pasien baik tidur malam cukup.
Seorang perempuan, wajah kesan tampak sesuai umur tahun, postur tubuh
sedang, perawakan sedang, kulit cerah, menggunakan jilbab berwarna biru tua,
memakai kemeja berwarna biru muda, rok berwarna hitam, perawatan diri
kesan cukup. Aktivitas psikomotor tenang. Kontak mata ada, verbal ada,
spontan, intonasi biasa. Mood dan afek cemas, serasi dan rasa empati dapat
dirabarasakan. Tidak terdapat gangguan isi pikir. Penilaian realitas tidak
terganggu. Tilikan derajat 5, menyadari dirinya sakit dan ada usaha
mengobati.
Aksis IV
Masalah psikososial dan lingkungan lain
Aksis V
GAF Scale saat ini : 80-71
VII.DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan
psikofarmakoterapi.
Psikologi
Ditemukan adanya gejala psikis yang menimbulkan hendaya sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan
waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi
VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
B. Psikoterapi
Psikoterapi Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya
mengkonsumsi obat secara teratur untuk dapat memperbaiki kondisinya, serta manfaat
obat dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan. Mengarahkan pasien
untuk mencoba mengurangi rasa cemas dengan mengalihkan pikiran-pikiran negative dan
menggantikannya dengan melakukan kegiatan positif yang bermakna.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya
agar bisa membantu terapi, menerima pasien, mendukung penyembuhan dengan
menciptakan suasana lingkungan yang mendukung.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai
efektivitas terapi dan kemungkinan efek samping yang terjadi.
10 Mei 2023
Subjektif:
Seorang Perempuan usia 30 tahun datang control ke poli dengan keluhan
masih merasakan cemas, jantung pasien sering berdebar debar, keringat dingin
dam merasa was-was apabila berinteraksi dengan banyak orang banyak. Nafsu
makan pasien cukup baik, tidur cukup baik
Objektif:
Kontak mata ada, verbal ada
Psikomotor : tenang
Verbalisasi : spontan, lancar, intonasi rendah
Afek : Appropriate
Gangguan Persepsi : Diakui tidak ada
Arus pikir : Relevan
Gangguan isi pikir : Diakui tidak ada
Terapi:
Risperidone 0,5 mg 0-0-1
Fluoxetin 20 mg 1-0-0
Clobazam 10 mg 0-0-1
Menurut PPDGJ III, secara umum anxietas terbagi menjadi 2 jenis yaitu
anxietas fobik dan anxietas lainnya. Pada gangguan anxietas lainnya, manifestasi
anxietas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi lingkungan
tertentu saja. Yang termasuk dalam gangguan anxietas lainnya yaitu gangguan
panik, gangguan cemas menyeluruh, gangguan campuran anxietas dan depresi
gangguan anxietas campuran lainnya, gangguan anxietas lainnya dan gangguan
anxietas YTT.2
Psikoterapi yang diberikan pada pasien ini meliputi psikoterapi suportif yaitu
dukungan kepada pasien, memberi edukasi mengenai penyakit pasien, dan edukasi
mengenai taat minum obat. Serta direncanakan juga CBT (Cognitive Behaviour
Theraphy). Psikoterapi suportif pada pasien ini bertujuan untuk mendukung
fungsi-fungsi ego atau memperkuat mekanisme defans yang ada, memperluas
mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik serta
perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif. CBT untuk
membangun kembali pola pikir (sikap, asumsi, keyakinan), menguji pola pikir,
memutuskan apa yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat bagi pasien sehingga
dapat membangun cara berpikir yang lebih produktif dan meningkatkan kualitas
hidup pasien.8
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2003). Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
3. Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2015). Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook of
Clinical Psychiatry. Ed 5th. Wolters Kluwer: Philadelphia.
5. Ströhle, A., Gensichen, J., & Domschke, K. (2018). The Diagnosis and
Treatment of Anxiety Disorders. Dtsch Arztebl Int, 155(37), 611-
620. doi: 10.3238/arztebl.2018.0611. PMID: 30282583; PMCID:
PMC6206399.
A : Dokter Muda
F : Pasien