Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2022


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

“SKIZOFRENIA YTT (F20.9)”

Disusun Oleh :

Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli

105501103121

Pembimbing :

dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu


Kedokteran Jiwa

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Muhamad Sabda Rahmat Zulkifli

NIM : 105101107421

Judul : “SKIZOFRENIA YTT (F20.9)”

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada


bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2022


Pembimbing,

dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ


KATA PENGANTAR

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Laporan Kasus dengan
judul “Skizofrenia YTT (F20.9)” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Karena
beliaula hsebagai suritauladan dalam kehidupan dunia ini. Mudah-mudahan kita
yang termasuk umatnya selalu senantiasa dan setia kepadanya. Amin

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing,
memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga
selesai.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini belum sempurna


adanya dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan kasus ini dapat memberi manfaat
kepada semua orang.

Makassar, Agustus 2022

Penulis
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Kalotok / 05 Januari 1981 ( 41 Tahun)

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Suku Bangsa : Makassar

Pendidikan : SD

Alamat : Pandak Kec. Masamba

Nama Keluarga : Nurul

Dikirim Oleh : Anak

Pasien datang ke poli jiwa dadi pada Kamis, 23 Juli 2022 diantar oleh anaknya .

Diagnosa Sementara : Skizofrenia YTT (F20.9)


II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Diperoleh dari catatan medis dan autoanamnesis dari pasien itu sendiri.

A. Keluhan Utama

Gelisah

B. Riwayat Gangguan Sekarang

1) Keluhan dan Gejala

Pasien perempuan usia 41 tahun datang untuk ketiga kali ke Poli Jiwa RS
Dadi Makassar diantar oleh keluarga karena gelisah dialami 2 bulan, dan
memberat saat 3 hari terakhir. Pasien sering mondar-mandir, tampak bingung
saat diajak bicara, pembicaraan tidak nyambung, tidur terganggu, makan
sedikit, mandi jarang. Awal perubahan perilaku sejak 6 bulan yang lalu, pasien
tampak banyak diam, kadang bicara sendiri. Keluarga mengatakan pasien
banyak memikirkan sesuatu sehingga tampak sering stress dan keluhan
memberat.

Riwayat pengobatan jiwa sejak 6 tahun yang lalu di RSKD Dadi dirawat
sekitar 1 bulan dan dilanjut berobat di Puskesmas namun tidak teratur minum
obat.

Berdasarkan autoanamnesis dari pasien itu sendiri pasien sulit tidur karena
memikirkan anaknya yang sudah menikah dan tinggal di rumah yang lain.
Pasien juga mengatakan seperti ada yang membisik jangan makan dan jangan
sholat kepadanya. Pasien juga mengeluh selalu merasa sedih.

2) Hendaya/Disfungsi :

 Hendaya sosial : Ada


 Hendaya pekerjaan : Ada

 Hendaya waktu senggang : Ada

3) Faktor Stressor Psikososial

Memikirkan anaknya yang jauh darinya

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1) Riwayat Penyakit Dulu/Sekarang :

- Riwayat Diabetes Mellitus tipe II

- Riwayat trauma (-)

- Riwayat kejang (-)

2) Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

- NAPZA tidak ada

D. Riwayat Psikiatrik Sebelumnya

Pasien mempunyai riwayat keluar masuk RSKD dadi dengan keluhan dan
gejala yang sama.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi

1) Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)

Pasien lahir pada tanggal 05 Januari 1981, berat badan lahir tidak
diketahui, proses persalinan normal di rumah. Pertumbuhan dan perkembangan
baik.

2) Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)

Perkembangan pasien sama dengan perkembangan anak-anak pada


umumnya. Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan diasuh oleh
keduanya. Pasien tidak mengalami gangguan perilaku, mampu bermain dan
bergaul bersama teman seusianya.

3) Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien dapat bergaul dengan baik dengan temannya. Pasien tinggal


bersama orangtua dan mendapatkan perhatian yang baik

4) Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)

Setelah tamat SD, pasien berkebun, jual sayur-sayuran dan membantu


pekerjaan rumah. Pasien sudah tidak melanjutkan pendidikannya.

5) Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Riwayat pendidikan terakhir SD

b. Riwayat Pekerjaan

IRT

c. Riwayat Pernikahan

Menikah

d. Riwayat Kehidupan sosial

Interaksi sosial pasien baik, mudah bergaul dengan teman dan keluarganya.

e. Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban dengan baik

F. Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara (♂♀). Pasien tinggal dan
dibesarkan oleh orangtuanya. Hubungan dengan orang tua dan keluarga lainnya
baik.

G. Situasi Sekarang

Pasien saat ini tinggal bersama dengan satu anaknya dan suaminya

H. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupan

Pasien merasa sakit dan berharap bisa sembuh. Pasien ingin kerja kembali, dan
bertemu keluarganya.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1) Penampilan

Seorang wanita, perawakan sedang, wajah sesuai umur (41 tahun), kulit
sawo matang, memakai daster berwarna ungu muda, rambut ikal, dan
perwatan diri baik.

2) Kesadaran

 Kualitatif : Baik

 Kuantitatif : Compos Mentis, GCS (E4M6V5)

3) Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan dan lancar

4) Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif saat diwawancarai

B. Keadaan Afektif
1) Mood : Eutimik (Dalam rentang normal, tidak ada mood yang
tertekan/melambung)

2) Afek : Appropriate (Sesuai/Normal)

3) Empati : Psikotik (tidak dapat di raba/rasakan)

C. Fungsi Intelektual

1) Taraf Pendidikan, Pengetahuan, Kecerdasan

Sesuai dengan tingkat pendidikan, tidak terganggu.

2) Orientasi

• Waktu : Baik

• Orang : Baik

• Tempat : Baik

3) Daya Ingat

• Jangka panjang : Baik

• Jangka segera : Baik

• Jangka pendek : Baik

4) Konsentrasi dan Perhatian

Cukup

5) Pikiran Abstrak

Cukup

6) Bakat Kreatif

Tidak ada
7) Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Cukup

D. Gangguan Persepsi

1) Halusinasi :

Halusinasi Auditorik : pasien mengaku mendengar suara-suara yang


menyuruhnya jangan sholat dan jangan makan.

2) Ilusi

Tidak ada

3) Depersonalisasi

Tidak ada

4) Derealisasi

Tidak ada

E. Proses Berpikir

1) Arus Pikiran

Relevan

2) Isi Pikiran

 Preokupasi : Tidak ada

 Waham : Tidak ada

3) Hendaya Berbahasa

Tidak ada hendaya dalam berbahasa


F. Pengendalian Impuls

Selama wawancara, impuls pasien dapat dikendalikan dengan baik.

G. Daya nilai:

 Norma sosial : Tidak Terganggu

 Uji daya nilai : Tidak Terganggu

 Penilaian realitas : Tidak Terganggu

H. Tilikan (insight) :

Derajat 2 (menyadari dirinya sakit, tetapi segera mengoreksi)

I. Taraf dapat dipercaya:

Cukup dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

 Pemeriksaan Fisik : Dalam Batas Normal

 Pemeriksaan Neurologik : Dalam Batas Normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan usia 41 tahun datang untuk


ketiga kali ke Poli Jiwa RS Dadi Makassar diantar
oleh keluarga karena gelisah dialami 2 bulan, dan
memberat saat 3 hari terakhir. Pasien sering mondar-
mandir, tampak bingung saat diajak bicara,
pembicaraan tidak nyambung, tidur terganggu, makan
sedikit, mandi jarang. Awal perubahan perilaku sejak
6 bulan yang lalu, pasien tampak banyak diam,
kadang bicara sendiri. Keluarga mengatakan pasien
banyak memikirkan sesuatu sehingga tampak sering
stress dan keluhan memberat. Riwayat pengobatan
jiwa sejak 6 tahun yang lalu di RSKD Dadi dirawat
sekitar 1 bulan dan dilanjut berobat di Puskesmas
namun tidak teratur minum obat.

Berdasarkan autoanamnesis dari pasien itu


sendiri pasien sulit tidur karena memikirkan anaknya
yang sudah menikah dan tinggal di rumah yang lain.
Pasien juga mengatakan seperti ada yang membisik
jangan makan dan jangan sholat kepadanya. Pasien
juga mengeluh selalu merasa sedih.

Faktor yang menjadi stressor yaitu ketika


pasien selalu memikirkan anaknya yang sudah
menikah dan tinggal jauh darinya. Saat itu pasien
merasa selalu sedih dan kesepian.

Pada hasil pemeriksaan kesadaran baik dan


GCS 15 (composmentis). Pasien cukup kooperatif
saat diwawancarai, mood Eutimik (dalam rentang
normal, tidak ada mood yang tertekan/melambung),
Afek appropriate, dan empati tidak dapat
diraba/rasakan. Fungsi kognitif baik sesuai dengan
taraf pendidikan, tidak terganggu. Gangguan persepsi
berupa halusinasi auditorik. Arus pikir relevan, tidak
terdapat gangguan isi pikir. Pasien menyadari dirinya
sakit, tetapi segera mengoreksi (tilikan derajat 2) dan
secara umum yang diutarakan oleh pasien cukup
dapat dipercaya.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


- Aksis I :

Berdasarkan hasil autoanamnesis, ditemukan


adanya gejala klinis yang bermakna yaitu pasien
merasa gelisah, dan susah tidur. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya
serta terdapat hendaya pada fungsi psikososial,
pekerjaan, dan waktu senggang sehingga dapat
disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental pasien


didapatkan hendaya berat menilai realita maka dapat
digolongkan gangguan jiwa psikotik. Dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak
ditemukan kelainan sehingga
kelainan organik dapat disingkirkan dan
dikategorikan sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non
Organik.

Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis


dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya
gelisah, selalu mondar mandir, tampak bingung saat
diajak bicara, tidak bisa tidur, dan memiliki gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik yang dimana
gejala khas tersebut telah berlangsung kurang lebih 2
bulan yang lalu. Maka hal ini dapat didiagnosis
sebagai skizofrenia (F20.)

- Aksis II :

Tidak ada ciri kepribadian yang khas

- Aksis III :
Riwayat penyakit Diabetes Mellitus tipe II

- Aksis IV

Pasien memikirkan anaknya yang jauh darinya.

- Aksis V

GAF Scale 60-51 (Gejala sedang/moderate, disabilitas sedang)

VII. RENCANA TERAPI

a. Farmakoterapi :

R/ Risperidone 2 mg/12 jam oral

b. Psikoterapi :
a. Ventilasi  Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
b. Persuasi  Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol dan
minum obat dengan rutin.
c. Sugesti  Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh
(penyakit terkontrol).
d. Sosioterapi  Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif
untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad Functionam : Dubia ad bonam

Ad Sanationam : Dubia ad bonam

IX. DISKUSI & PEMBAHASAN


Menurut World Health Organization (WHO), skizofrenia adalah keadaan
penyakit mental yang mempunyai karakterisasi distorsi dalam berpikir, persepsi,
emosi, bahasa, perilaku, dan keadaan diri sendiri, yang disebut juga dengan
psikosis. Gejala-gejala umum yang biasa dialami oleh orang dengan skizofrenia
adalah adanya halusinasi pendengaran, penglihatan, atau perabaan sesuatu yang
tidak nyata, adanya delusi, yaitu keyakinan atau kecurigaan palsu yang tetap tetapi
tidak dimiliki oleh orang lain dalam budaya orang tersebut dan dipegang teguh
bahkan ketika diberikan bukti yang bertentangan, adanya perilaku abnormal,
dimana didapatkan perilaku tidak teratur seperti jalan tanpa tujuan, bergumam
atau tertawa diri sendiri, memiliki penampilan diri, adanya pengabaian pada diri
sendiri atau tampak tidak terawat, adanya bicara tidak teratur, tidak koheran, atau
tidak relevan, dan/atau adanya gangguan emosi yang ditandai dengan apatis atau
adanya ketidakserasian antara perasaan yang ia katakan dengan ekspresi wajah
atau bahasa tubuhnya.1

Skizofrenia adalah gangguan yang berlangsung selama minimal 6 bulan


dan mencakup setidaknya 1 bulan gejala fase aktif. Sementara itu gangguan
skizofrenia dikarakteristikan dengan gejala positif (delusi dan halusinasi), gejala
negatif (apatis, menarik diri, penurunan daya pikir, dan penurunan afek), dan
gangguan kognitif (memori, perhatian, pemecahan masalah, dan sosial). Terdapat
beberapa tipe dari skizofrenia (Paranoid, hiberfrenik, katatonik undifferentiated,
dan Residual).2

Gejala positif skizofrenia terwujud dalam berbagai bentuk, termasuk


distorsi realitas. Halusinasi adalah persepsi proses sensorik tanpa adanya sumber
eksternal. Halusinasi bisa berupa pendengaran, penciuman, visual, gustatory, atau
somatik. Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami halusinasi pendengaran.
Gangguan lain yang ada pada kebanyakan penderita skizofrenia adalah pemikiran
delusi. Delusi bisa jadi aneh dan jelas tidak masuk akal, atau bisa juga masuk akal
dan bisa dimengerti namun tidak benar.3,5

Gejala negatif menunjukkan tidak adanya atau berkurangnya proses otak


normal. Gejala negatif termasuk pengaruh tumpul, penarikan emosional,
penarikan sosial, hubungan yang buruk dengan orang lain, kesulitan dengan
pemikiran abstrak, kehilangan percakapan spontan, dan pemikiran stereotip.
Gejala negatif skizofrenia berhubungan dengan onset penyakit yang berbahaya,
remisi yang lebih sedikit, dan prognosis jangka panjang yang lebih buruk. Mereka
juga dikaitkan dengan keterampilan interpersonal premorbid yang lebih buruk,
kecerdasan kecerdasan (IQ) yang lebih rendah, dan cenderung berkembang seiring
waktu. (3) Gejala kognitif, seperti gangguan perhatian, memori kerja, atau fungsi
eksekutif. Selain itu, kekambuhan dapat terjadi karena gejala positif, seperti
kecurigaan, delusi, dan halusinasi.4,5

Gejala afektif, misalnya mood depresi dan anxietas. Sedangkan gejala


kognitif misalnya defisit memori kerja, episodic, atensi, verbalisasi, dan fungsi
eksekutif. Defisit memori kerja berhubungan kuat dengan fungsi pekerjaan.5

Kriteria diagnostik dari skizofrenia paranoid menurut PPDGJ-III adalah :

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

 Sebagai tambahan:

 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau


halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion
of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “passivity” (delusion of
passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling
khas.
 Gangguan afektif, dorongan, kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.6

Terapi farmakologi masih merupakan pilihan utama pada skizofrenia.


Pilihan terapi pada skizofrenia dipilih berdasarkan target gejala pada pasien
skizofrenia. Tujuan pengobatan adalah untuk mencgah bahaya pada pasien,
mengontrol perilaku pasien, dan untuk mengurangi gejala psikotik pada pasien
seperti agitasi, agresif, negatif simptom, positif simptom, serta afek. Rencana
terapi yang diberikan adalah antipsikotik atipikal golongan benzixosazole yaitu
resperidon 2 x 2mg /12 jam oral. Resperidon merupakan antipsikotik atipikal atau
antipsikotik golongan II. Antipsikotik golongan II merupakan golongan obat yang
memiliki efek untuk mengurangi gejala negatif maupun positif. Jika dibandingkan
dengan antipsikotik golongan I resperidon mempunyai efektivitas yang lebih baik
dalam mengontrol gejala negatif dan positif.3

Pasien juga dapat diberikan terapi non medikamentosa yaitu psikoterapi


suportif dan sosioterapi yang dianjurkan setelah pasien tenang. Psikoterapi
dilakukan untuk memperbaiki kemampuan sosial pasien dan memperbaiki
hubungan interpersonal. Selain itu, terapi sosioterapi dilakukan untuk keluarga
pasien atau orang dekat pasien agar dapat menerima keadaan pasien dan
menciptakan suasana yang dapat mempercepat penyembuhan pasien.7

X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan
perkembangan penyakit pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Schizophrenia [Internet]. 2019. Available at:


who.int/news- room/fact-sheets/detail/schizophrenia (Accessed: 21 October
2021).
2. Hendransyah F, 2016. Diagnosis and Management of the Paranoid Schizophrenia
with Positive and Negative Symptoms. Journal Medula Unila. Vol 4. No. 3.
3. Khan MN, Islam MM. 2017 Effect of exclusive breastfeeding on selected adverse
health and nutritional outcomes: A nationally representative study. BMC Public
Health. Vol 17. No 1.
4. Patel KR, Cherian J, Gohil K, Atkinson D.2014. Schizophrenia: Overview and
treatment options. P T. Vol 39. No.9.
5. Utama, H, 2017, Buku Ajar Psikiatri (Edisi Ketiga), Jakarta, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
6. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III, DSM-ICD-11. Cetakan 3. Jakarta : Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya, 2019.
7. Sadock, Benjamin James, et al. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
BehaviouralSciences Clinical Psychiatry. Edisi ke-10. Lippincott Williams &
Wilkins; 2007.

Anda mungkin juga menyukai