RSUD Madani
MINI CEX
Disusun Oleh :
M N 111 22 018
PEMBIMBING:
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Tadulako
Pembimbing
MINI CEX
IDENTITAS PASIEN
Usia : 28 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : morowali
I. LAPORAN PSIKIATRI
A. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama :
Pada masa ini pasien tumbuh dengan baik dan pasien mendapat kasih
saying dari orang tua. Pada saat kanak-kanak pasien diberikan ASI dan
untuk pola makannya sendiri baik.
Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)
Pada masa ini pasien tumbuh dengan baik, pasien bersekolah di salah
satu SMP namun terhenti di kelas VIII dikarenakan biaya yang tidak
cukup.
Pemeriksaan Fisik:
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
b. Kesadaran
Compos mentis
Baik
d. Pembicaraan
2. Keadaan Afektif
a. Mood : Depresif
b. Afek : terbatas
c. Keserasian : Serasi
d. Empati : Dapat diraba rasakan
3. Fungsi Intelektual
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai
b. Daya konsentrasi : Baik
c. Orientasi :
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
d. Daya ingat:
- Segera : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka panjang : Baik
e. Pikiran abstrak : Baik
f. Bakat kreatif : Tidak ada
g. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
4. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Halusinasi Auditorik (Pasien mendengar
suara berbisik ditelinganya menyuruhnya untuk
melompat sejak satu hari yang lalu, keluhan
tidak dirasakan sebelumnya)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
5. Proses Berpikir
a. Arus pikiran
- Produktivitas : Cukup ide
- Kontinuitas : Relevan
- Hendaya berbahasa : Tidak ada
b. Isi pikiran
- Preokupasi : Tidak ada
- Gangguan isi pikir : Tidak ada
6. Pengendalian Impuls : Baik
7. Daya Nilai
a. Norma sosial : Baik
b. Uji daya nilai : Baik
c. Penilaian realitas : Baik
8. Tilikan
Derajat 6: Pasien menyadari dirinya sakit dan mau berobat
9. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
Pasien juga mengeluhkan, cemas, sedih dan perasaan marah yang muncul
tiba-tiba selama kurang lebih 2 minggu terakhir. Sebulan lalu, pasien
memiliki perasaan yang menggebu-gebu dan senang tanpa ada alasan
yang jelas selama tiap hari. Perubahan mood ini di akui pasien berulang
ulang, naik turun tanpa sebab yang jelas.
Bipolar adalah gangguan mood yang ditandai dengan episode yang berulang
dari menik dan depresif. Episode manik berlangsung selama 1 minggu terakhir
setiap/hamper tiap hari dan di ikuti fase depresif selama setidaknya 2 minggu atau
lebih.
2. Etiologi bipolar
4. Diagnosis banding
4. Diagnosis Banding
Gangguan Depresi Mayor: Episode depresi yang diamati pada MDD dan BD
dapat dibedakan, dan dengan demikian sejarah longitudinal sangat penting.
Mereka dengan bipolar disorder akan melaporkan episode manik atau
hipomanik, yang tidak termasuk diagnosis gangguan depresi mayor.
Skizofrenia: Gangguan pikiran dapat memiliki ciri suasana hati yang terlihat
seperti gangguan afektif bipolar; namun, simptomatologi suasana hati hanya
bermanifestasi dalam pengaturan gangguan pikiran dan tidak sering.
Gangguan Bipolar yang diinduksi zat: Mania dan depresi keduanya dapat
memicu dalam pengaturan penggunaan zat. Evaluasi laboratorium
menyeluruh harus mengesampingkan kemungkinan penggunaan zat untuk
mempersempit perbedaan.
` 3. Penegakkan Diagnosis
a. Ditandai dengan episode manik dan depresif yang memiliki beberapa episode /
berulang (min 2 episode).
b. Episode manik terjadi selama 1 minggu setiap hari dan disusul episode
depresif selama 2 minggu atau lebih
e. Penurunan volume SSP dan jumlah sel, neuron, dan atau glial
c. Lingkungan
5. Klasifikasi Bipolar
6. Tatalaksana Farmakologi
Pemberian Mood stabilizer. Dalam hal ini pemberian lithium carbonate 600
mg
AXIS I:
6. Tatalaksana Farmakologi
2. Diagnosis banding
Gangguan Depresi Mayor: Episode depresi yang diamati pada gangguan
depresi mayor dan bipolar dapat dibedakan. Mereka dengan bipolar disorder
akan melaporkan episode manik atau hipomanik, yang tidak termasuk
diagnosis gangguan depresi mayor.
Skizofrenia: Gangguan pikiran dapat memiliki ciri suasana hati yang terlihat
seperti gangguan afektif bipolar; namun, simptomatologi suasana hati hanya
bermanifestasi dalam pengaturan gangguan pikiran dan tidak sering.
Gangguan Bipolar yang diinduksi zat: Mania dan depresi keduanya dapat
memicu dalam pengaturan penggunaan zat. Evaluasi laboratorium
menyeluruh harus mengesampingkan kemungkinan penggunaan zat untuk
mempersempit perbedaan.
Sumber:
Jain, A., Mitra, P. Bipolar Affective Disorder. [Updated 2022 Nov 5]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
3. Diagnosis multiaksial
4. Epidemiologi
Sumber:
Fithriyah, I., Margono, H.M. (2018). Gangguan Afektif Bipolar Episode Manik
dengan Gejala Psikotik, Fokus pada Penatalaksanaan. Jurnal Unair.
Faktor Psikososial
Stresor kehidupan yang signifikan dapat menyebabkan perubahan saraf seperti
tingkat neurotransmiter, perubahan pensinyalan sinaptik, serta hilangnya
neuron. Ini terlibat dalam episode pertama gangguan mood, serta pengulangan
episode berikutnya.
Mereka yang memiliki ciri-ciri kepribadian histrionik, obsesif-kompulsif, atau
batas yang hidup berdampingan dalam pengaturan bipolar disorder lebih
rentan terhadap pengendapan episode depresi.
Sumber:
Jain, A., Mitra, P. Bipolar Affective Disorder. [Updated 2022 Nov 5]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
6. Psikodinamik
Teori psikodinamika klasik mengenai depresi meyakini bahwa depresi dari
Freud (1917/1957) dan para pengikutnya (misalnya Abraham, 1916/1948) meyakini
bahwa depresi mewakili kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan
terhadap orang-orang yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada diri setelah
mengalami kehilangan yang sebenarnya atau ancaman dari orang-orang yang
dianggap penting.
Freud mempercayai bahwa berduka atau rasa berkabung yang normal adalah
proses yang sehat karena dengan berduka seseorang akhirnya dapat melepaskan
dirinya sendiri secara psikologis dari seseorang yang hilang karena kematian,
perceraian, atau alasan lainnya. Namun, rasa luka yang patologis tidak mendukung
perpisahan yang sehat. Malahan hal ini akan menumpuk menjadi depresi yang tak
berkesudahan. Rasa duka yang patologis cenderung terjadi pada orang yang memiliki
perasaan ambivalen dan negatif (marah, permusuhan), terhadap orang yang telah pergi
atau ditakutkan kepergiannya.
Pada kasus ini, pasien didapatkan dengan gangguan bipolar episode depresi
yang artinya superego yang ada dalam diri pasien lebih mendominasi sehingga adanya
rasa keasalahan-kesalahan yang muncul membuat pasien merasa dalam perasaan
bersalah berlebihan dan muncul perasaan ketidakberhargaan oleh pasien.
Sumber:
Represi (Repression)
Reaksi formasi adalah suatu bentuk perlawanan yang obsesif atau berlebihan,
hal ini dikarenakan dorongan kecemasan ditekan ke dalam alam bawah sadar
dengan melakukan hal yang bertolak belakang dengan dorongan tersebut. Bentuk
reaksi formasi ego adalah mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari
ancaman di lingkungan sekitarnya.
Pengalihan (Displacement)
Mengalihkan perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lain yang
lebih memungkinkan, merupakan upaya dari ego melakukan pengalihan. Semisal
ada impuls-impuls agresif dapat digantikan sebagai kambing hitam terhadap
individu ataupun objek lainnya. Objek-objek tersebut bukanlah merupakan
sumber frustasi melainkan sebagai sasaran pertahanan ego. Bagi Freud,
perpindahan adalah sarana utama yang digunakan dalam distorsi mimpi yang
harus diserahkan oleh pikiran-mimpi di bawah pengaruh sensor.
Rasionalisasi (Rationalization)
Bentuk mekanisme pertahanan ego yang dialami pasien pada kasus ini yaitu
mekanisme pertahanan bentuk represi. Hal ini dikarenakan pasien memiliki ingatan
masa lalu yang tidak diterimanya dan dapat menimbulkan kegelisahan dalam
kehidupan pasien. Pada pertahanan represi ini, pertahanan diri pasien berupaya untuk
membuang memori menyakitkan yang pernah dialaminya sehingga pasien bisa
menjalani kehidupan tanpa kegelisahannya lagi.
Sumber:
Solihah, I.F., Ahmadi, A. (2022). Mekanisme Pertahanan Ego Tokoh Utama Dalam
Kumcer Sambal dan Ranjang Karya Tenni Purwanti (Tinjauan Psikoanalisis Sigmund
Freud). Bapala Jurnal Unesa. Vol 9 (2). Diakses pada 09 Feb 2023.
8. Tatalaksana
Farmakologis:
Antidepresan Fluoxetin 10 mg (2x1)
Non farmakologis:
Family Therapy Stressor pada gangguan psikis pasien adalah masalah
keluarga, maka cara menyelesaikan permasalahan stressor tersebut kembali
kepada keluarga pasien. Pasien dihantui dengan masalah orang tuanya yang akan
berpisah, oleh sebab itu diperlukan pembicaraan langsung kepada orang tua
pasien untuk memberi pengertian mengenai kondisi pasien saat ini, mengingat
pasien juga masih berada di usia dalam pengawasan orang tua atau belum
dewasa.
9. Prognosis
Ketergantungan zat
Fitur psikotik
Gejala depresi
Depresi antar episode
Jenis kelamin laki-laki
Pasien dengan gangguan afektif bipolar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
keinginan dan upaya bunuh diri, yang menyebabkan prognosis yang lebih buruk.
Sumber:
Jain, A., Mitra, P. Bipolar Affective Disorder. [Updated 2022 Nov 5]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.