LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH :
Saharudin
N11121011
PEMBIMBING:
dr. Patmawati,M.Kes., Sp. KJ
Nama : Tn. N
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
I. LAPORAN PSIKIATRI
A. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Gelisah
3. Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
8. Situasi Sekarang
Pasien kooperatif saat dilakukan anamnesis, kadang-kadang pasien
memberi jawaban berlebih dari apa yang ditanyakan
Status Neurologis
Meningeal Sign : Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Kordinasi gait keseimbangan : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-/-)
4. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Halusinasi visual ( pasien sering melihat jin)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
5. Proses Berpikir
1. Arus pikiran:
a. Produktivitas : Berlebihan
b. Kontiniuitas : Asosiasi longgar
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Waham kebesaran (Pasien merasa dirinya
adalah seorang presiden, guru silat dan pernah menjadi pemenang
dalam kejuaraan)
6. Pengendalian Impuls
Baik selama pemeriksaan
7. Daya Nilai
a. Norma sosial : Terganggu
b. Uji daya nilai : Terganggu
c. Penilaian realitas : Terganggu
8. Tilikan (insight)
Tilikan Derajat 2: Agak sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan
bantuan dan terapi, tapi dalam waktu yang sama juga menyangkal
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I :
1. Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna
berupa gelisah, bicara dan ketawa sendiri, dan menggangu orang di sekitar.
Keadaan ini menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(disability) dalam sosial, pekerjaan dan waktu senggang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien Mengalami Gangguan Jiwa.
2. Pada pasien didapatkan adanya halusinasi visual dan waham kebesaran,
sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
3. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, tidak
ditemukan adanya gangguan medis umum yang dapat menyebabkan
gangguan fungsi otak dan ganguan jiwa, sehingga pasien dapat didiagnosa
sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik.
4. Dari anamnesis dan status mental didapatkan adanya halusinasi visual
(pasien mengaku melihat jin) dan waham kebesaran (pasien merasa dirinya
adalah seorang presiden, guru silat dan pernah menjadi pemenang dalam
kejuaraan). Pasien juga merasah gelisah yang dirasakan lebih dari 1 bulan.
Berdasarkan PPDGJ III pasien didiagnosis Skizofrenia (F 20).
5. Berdasarkan gambaran kasus pada pasien ini memenuhi kriteria umum
skizofrenia, dimana pasien terdapat ganguan persepsi (halusinasi visual
pasien mengaku melihat jin) dan ganguan isi pikiran (waham kebesaran
pasien merasa dirinya adalah seorang presiden, guru silat dan pernah
menjadi pemenang dalam kejuaraan) yang menonjol. Berdasarkan PPDGJ
III diagnosis pasien yaitu Skizofrenia Paranoid (F 20.0).
AXIS II
Ciri kepribadian tidak khas
AXIS III
Parkinson sekunder akibat menggunakan obat antipsikotik
AXIS IV
Terdapat factor stressor psikososial yang berhubungn dengan keluaraga
primary
Support group ( masalah rumah tangga, meninggalnya ibu kandung, dan batal
menikah dengan pacarnya)
AXIS V
Gaf scale 60-51 : Pasien memiliki gejala sedang dan disabilitas sedang.
Non-Farmakologi
Melakukan pendekatan psikososial, seperti :
1. Terapi suportif
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan pasien sehingga
pasien merasa lega.
Sugesti: membuat pasien lebih percaya diri
Persuasi: agar pasien menerima penyakitnya
Reasurance: agar pasien menjadi yakin bahwa penyakitnya bisa
sembuh
2. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian pada pasien sehingga dapat
membantu pasien dalam memahami dan menghadapi penyakitnya dan
menjelaskan manfaat pengobatan, efek samping yang mulai timbul
selama pengobatan memberi suport agar pasien dapat atau mau
meminum obat secara teratur.
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
disekitarmya. Sehingga, dapatmemberikan dukungan moral serta
menciptakan lingkungan yang baik agar membantu pasien dalam
penyembuhan.
IX. PROGNOSIS
Prognosis pasien secara menyeluruh adalah dubia ad bonam. Namun
prognosis tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yaitu adanya dukungan
dari keluarga, dan kepatuhan minum obat.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta menilai
efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek
samping obat yang diberikan.