DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING KLINIK:
dr. Andi Soraya Tenri Uleng., M.Kes, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 39 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Warga Negara : WNI
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Durian No. 1
Tanggal Pemeriksaan : 08 September 2022
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Pipit RSUD Anutapura Palu
I. LAPORAN PSIKIATRIK
A. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama :
Cemas
2. Riwayat Gangguan Sekarang :
Pasien laki-laki usia 39 tahun dirawat di RSUD Anutapura
Palu dengan keluhan utama yaitu cemas. Disertai gelisah,
gangguan cemas bisa timbul secara mendadak tanpa sebab, pada
saat cemas dirasakan keringat dingin, jantung berdebar-debar,
nyeri sendi, cemas sering terjadi pada malam hari, dan disertai
gelisah sulit tidur rasa cemas yang dirasakan karena takut mati,
terasa tubuh terpisah dengan jasadnya, tidak menganggu
pekerjaan, pekerjaan bapak bengkel dan las, kalau gelisah dan
cemas datang biasanya bawaannya mau keluar rumah naik
sepeda tengah malam perkiraan waktunya jam 12 malam tujuan
keluar menghilangkan cemas dan gelisha dengan cara mencari
teman curhat tentang perasaan yang dirasakan, setelah curhat
merasa tenang, lebih suka curhat sama laki-laki ketimbang
perempuan.
Cemas dirasakan pertama kali sejak awal Covid ditahun
2019 dengan lama durasi 2-3 hari, takut karna tingkat kematian
yang banyak, timbul lagi pada bulan Mei 2022 setelah itu
memutuskan untuk berobat ke dokter jiwa, 1 bulan pertama,
setelah berobat cemas teratasi, bulan kedua cemas tidak kambuh
lagi, setelah itu sempat putus obat kurang lebih 2 bulan setelah
pengobatan 1 bulan pertama, dan kambuh lagi cemas dibulan ke
4 yakni bulan September
3. Hendaya / Disfungsi
3. Fungsi Intelektual
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai
taraf pendidikannya
b. Daya konsentrasi : Terganggu
c. Orientasi :
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
d. Daya ingat:
- Segera : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka panjang : Baik
e. Pikiran abstrak : Kurang
f. Bakat kreatif : Tidak ada
g. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
4. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
5. Proses Berpikir
a. Arus pikiran
- Produktivitas : Cukup ide
- Kontinuitas : Relevan
- Hendaya berbahasa : Tidak ada
b. Isi pikiran
- Preokupasi : Tidak ada
- Gangguan isi pikir : Tidak ada
6. Pengendalian Impuls : Baik
7. Daya Nilai
a. Norma sosial : Baik
b. Uji daya nilai : Baik
c. Penilaian realitas : Baik
8. Tilikan
Tilikan derajat 6, yaitu menyadari dirinya sakit dan
memiliki motivasi untuk mencapai perbaikan.
Dapat dipercaya
- Cemas dirasakan pertama kali sejak awal Covid ditahun 2019 dengan
lama durasi 2-3 hari, takut karna tingkat kematian yang banyak, timbul
lagi pada bulan Mei 2022 setelah itu memutuskan untuk berobat ke
dokter jiwa, 1 bulan pertama, setelah berobat cemas teratasi, bulan
kedua cemas tidak kambuh lagi, setelah itu sempat putus obat kurang
lebih 2 bulan setelah pengobatan 1 bulan pertama, dan kambuh lagi
cemas dibulan ke 4 yakni bulan September
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I
1. Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya gejala klinik bermakna
berupa cemas, sulit tidur, gelisah, jantung berdebar-debar, dan rasa
takut yang berlebihan. Keadaan ini menimbulkan suatu distress
(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan pasien,
sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan Jiwa.
2. Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat
dalam menilai realitas, sehingga digolongkan dalam Gangguan
Jiwa Non Psikotik.
2. Psikologi
Ditemukan adanya gangguan cemas pada pasien sehingga
membutuhkan psikoterapi untuk memperbaiki daya tahan mental
dan kemampuan beradaptasi.
3. Sosiologi
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial dan
pekerjaan sehingga pasien butuh sosioterapi.
Trifuperazine 1 mg (2x1)
2. Non psikofarmaka
Ada beberapa hal yang perlu diberikan secara Non-
psikofarmaka pada pasien ini, yaitu :
a. Terapi Kognitif, CBT (Cognitive Behavior Therapy)
b. Terapi Suportif : ventilasi, konseling, manajemen stres, dan
sosioterapi, persuasi
Pasien ini diberikan rencana terapi berupa psikofarmaka dan non
psikofarmaka seperti yang telah dicantumkan di atas. Karena pasien
sudah menjalani pengobatan sudah lama yaitu sejak tahun 2016 namun
sampai saat ini belum nampak ketidakstabilan dari pasien, maka
rencana berikutnya yang harus dilakukan adalah pasien harus lebih
difokuskan untuk terapi non psikofarmakanya.
IX. PROGNOSIS
Faktor yang mempengaruhi :
1. Faktor yang memperingan
a. Riwayat keluarga tidak ada
b. Dukungan keluarga
c. Belum pernah sakit seperti ini
d. Menikah
e. Patuh terhadap pengobatan
f. Keinginan untuk sembuh
2. Faktor yang memperberat
a. Belum mampu mengontrol rasa cemas dalam dirinya
Berdasarkan beberapa faktor yang memengaruhi di atas, maka
prognosis pasien secara menyeluruh adalah Dubia ad Bonam.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan
penyakitnya, serta menilai efektifitas terapi dan kemungkinan
terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.