RS Anutapura Palu
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
LAPORAN KASUS
GANGGUAN CEMAS YANG TAK TERGOLONGKAN
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Andi Soraya Tenri Uleng, M.Kes., Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 63 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Pengawu
Pekerjaan : Tukang Bangunan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan : 21 Agustus 2017
Tempat Pemeriksaan : Walet Bawah Rumah Sakit Anutapura
LAPORAN PSIKIATRIK
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Jantung Berdebar
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang Laki-laki berusia 63 tahun datang diantar oleh
istrinya ke Rumah Sakit Anutapura Palu pada tanggal 21 Agustus
2017.
Pasien datang dengan keluhan merasa jantungnya selalu
berdebar-debar secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya. Pasien
juga sering merasa kepalanya pusing dan keringat dingin .
Pasien sudah pernah memeriksakan dirinya ke RS Undata
di poli jantung tetapi pasien merasa tidak ada perubahan, sudah sejak
1
6 bulan. Setelah pasien menyadari masalah jantung tidak kunjung
teratasi, pasien setelah itu berobat ke poli jiwa. Pasien merasa ada
perubahan saat berobat ke poli jiwa, pasien sering kontrol ke poli
jiwa untuk mengatasi perasaan cemasnya. 1 hari sebelumnya pasien
masuk RS, pada malam hari sebelum istirahat pasien mengkonsumsi
obat yang diberi dari poli jiwa, tiba-tiba muncul kembali rasa
perasaan cemas kemudian pasien merasa gelisah, susah tidur dan
berkeringat dingin, pada malam itu juga pasien diantar oleh istrinya
ke RS Anutapura Palu.
Kondisi jantung berdebar yang dialami oleh pasien sudah
dialami sejak 1 tahun yang lalu, pada awalnya pasien mengaku
hanya sering merasa cemas, namun setelah itu mulai diikuti dengan
keluhan jantung pasien yang berdebar-debar, pusing dan berkeringat
dingin. Perasaan cemas pasien dirasakan pertama kali karena ada
masalah dengan pembagian upah kerja kepada kepala tukang, pasien
merasa upah yang diberikan tidak seimbang dengan hasil kerja yang
telah dilakukan oleh pasien. Pasien juga mengatakan ada keinginan
untuk membunuh kepala tukang.
C. Hendaya / Disfungsi
1. Hendaya Sosial : (-)
2. Hendaya Pekerjaan : (+)
3. Hendaya Waktu senggang : (+)
D. Faktor Stressor Psikososial
Pasien merasa ada masalah dengan upah kerja yang
diberikan oleh kepala tukang, upah yang diberikan tidak seimbang
hasil kerja yang dikerjakan oleh pasien.
2
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (+), DM (+), dan Gangguan Gastrointestinal (+)
F. Riwayat Penggunaan Zat
Merokok
G. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Tidak ada.
H. Riwayat Kehidupan Sebelumnya
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien sudah tidak ingat tentang riwayat prenatal &
perinatal.
2. Riwayat Masa Kanak-kanak Awal (1-3 Tahun)
Tidak terdapat persoalan-persoalan makan diusia ini.
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur dan tidak terdapat
gejala-gejala problem perilaku. Tidak ada riwayat kejang,
trauma atau infeksi pada masa ini. Pasien mendapatkan kasih
sayang dari orang tua dan saudara-saudaranya.
3. Riwayat Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 Tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai dengan
anak seusianya. Pasien tumbuh sebagai anak yang aktif dan sering
bermain bersama teman-temannya. Hubungan pasien dengan
keluarga, saudara, kerabat, dan teman bermain pasien baik.
4. Riwayat Masa Kanak-kanak Akhir/Pubertas/Remaja (12-
18 Tahun)
Tidak ada masalah yang dialami pasien pada masa ini,
hubungan dan interaksi pasien dengan orang tua dan saudara-
saudaranya terjalin dengan baik.
5. Riwayat Masa Dewasa (>18 Tahun)
3
Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat, dan
lingkungan tempat tinggal baik. Selama periode pasien sudah
tinggal dipalu dan pasien menikah pada Usia 25 Tahun.
I. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ketujuh dari 14 bersaudara. Ayah
dan ibu pasien sudah meninggal dan 7 orang saudara juga sudah
meninggal. Hubungan pasien dengan saudara-saudaranya baik dan
tidak ada masalah. Keluarga pasien tidak ada yang pernah
mempunyai riwayat yang sama dengan pasien saat ini. Ayah pasien
menderita Hipertensi.
J. Situasi Sekarang
Pasien merasakan perasaan cemas yang berlebihan, jantung
berdebar-debar, pusing dan keringat dingin serta keluhan lainnya
seperti perut kembung.
4
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : baik dan dapat dikontrol
4. Pembicaraan : artikulasi jelas dan intonasi suara kuat,
perbendaharaan kata baik.
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Sesuai
3. Empati : dapat diraba-rasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : sesuai
taraf pendidikannya.
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi (waktu, tempat dan Orang) : Baik
4. Daya ingat : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
a. Produktivitas : Cukup ide
5
b. Kontinuitas : Baik
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Ada. Dimana Pasien mengeluhkan
jantung yang berdebar-debar yang dirasakan tak kunjung
sembuh.
b. Gangguan Isi Pikir : Tidak ada
G. Daya Nilai
1. Normo social : Baik
2. Uji daya Nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan
Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyebab sakitnya.
III. Evaluasi
a. Pengalaman baik : pada awal proses anamnesis pasien cukup
kooperatif.
b. Pengalaman buruk : Tidak ada.
6
IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
A. Status internus:
Keadaan umum : compos mentis
Tanda-tanda vital : TD = 130/90 mmHg
Nadi = 100 x/i
R = 22 x/i
S = 36,5C
Konjungtiva : Anemis (-)/(-)
Sklera : Ikterus (-)/(-)
Pem. jantung-paru : dalam batas normal
B. Status neurologis:
GCS: E4M6V5
/
Pemeriksaan Motorik dan Sensorik: /
8
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya
9
C. Sosilogik
Belum ditemukan factor masalah Sosiologik pasien.
IX. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
1. Pendukung kearah baik
a. Genetik tidak ada
b. Faktor pencetus jelas
c. Belum pernah sakit seperti ini
d. Patuh terhadap pengobatan
2. Pendukung kearah buruk
a. Usia sudah lansia
X. RENCANA TERAPI
A. Perencanaan Terapi Farmakologis
Lorazepam 2 mg 2 X 1
B. Perencanaan Terapi Supportif
1. Ventilasi : memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keluhannya sehingga pasien merasa
lega.
2. Konseling : memberikan nasehat dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya dan memberikan saran-saran yang dapat
membantu dalam menyelesaikan masalah
3. Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
tentang keadaan pasien dan masalah yang dihadapinya sehingga
10
dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
menyembuhkan pasien.
baru mengenai etiologi dan terapi yang lebih spesifik (dengan dengan
dilakukan.
11
sebagai napas pendek, keringat berlebihan, palpitasi, dan berbagai
somatic mereka. Selain itu pasien pergi kedokter spesialis untuk gejala
yaitu :
bersekolah).
12
3. Sulit berkonsetrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Mudah marah
5. Otot tegang
6. Gangguan tidur (sulit tidur atau tetap tidur atau tidur yang
13
selama gangguan mood,gangguan psikotik, atau gangguan
perkembangan pervasive.
yang parah dan insomnia. Obat ini hanya boleh dikonsumsi untuk
Fungsi ini akan memberikan efek penenang. Karena itu, ansiolitik ini
epilepsi.
14
3) Overaktivitas otonomic (kepala terasa ringan
berkeringan,jantung berdebar,sesak nafas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering, dsb)
c. Pada anak anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan serta keluhan keluhan somatic, somatic
berulang yang menonjol.
d. Adanya gejala gejala lain yang sifatnya sementara (untuk
beebrapa hari) khususnya depresi, tidak membatalkan diagnose
utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi.(F32). Gangguan
cemas fobik (F40) gangguan panic (F41) atau gangguan obsesi
kompulsif. (F42)
Pada pasien ini belum dapat di diagnose sebagai gangguan
cemas menyeluruh karena pada pasien ini tidak dapat memenuhi
kriteria utama sebagai gangguan anxietas menyeluruh (pasien tidak
merasakan cemas setiap hari dan cemas timbul hanya pada kondisi
tertentu atau tidak bersifat free floating) menurut PPDGJ-III dan
juga pasien mengeluhkan penderitaannya ini baru selama 1 tahun
sehingga memenuhi kriteria diagnosis pada DSM-IV. Pasien juga tidak
memenuhi kriteria Gangguan Anxietas Campuran Depresi (PPDGJ-III)
karena pada pasien tidak ditemukan gejala-gejala depresi yang positif,
begitu pula pada kriteria Gangguan Anxietas tak terinci yang dimana
pasien harus memenuhi kriteria Gangguan Anxietas menyeluruh
terlebih dahulu.
Sementara untuk kategori diagnostic Gangguan Anxietas
Yang tidak tergolongkan (YTT) digunakan pada kasus Gangguan
Anxietas yang tidak menonjol atau memenuhi secara penuh pada semua
jenis diagnostic mengenai golongan-golongan Gangguan Anxietas
15
menurut PPDGJ-III. Sehingga, pasien di diagnosis dalam Gangguan
Anxietas Yang Tak Tergolongkan.
Dari kondisi pasien yang sesuai dengan kriteria diagnosis adalah:
16
DAFTAR PUSTAKA
17