Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2017


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

LAPORAN KASUS :
INSOMNIA NON-ORGANIK (F51.0)

Oleh :

Syarifah Namirah, S. Ked.


10542 0437 12

Pembimbing :

dr. Lanny Pratiwi, Sp. KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Syarifah Namirah, S. Ked.


Stambuk : 10542 0437 12
Judul Lapsus : Insomnia Non Organik (F51.0)

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Januari 2017


Pembimbing

dr. Lanny Pratiwi, Sp. KJ

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul Insomnia Non Organik (F51.0).
Syukur Alhamdulillah ya Allah. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.
Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas laporan kasus ini. Namun berkat
bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-teman sehingga tugas ini
dapat terselesaikan.
Penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada dr. Lanny
Pratiwi, Sp. KJ (K), selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun
dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan
tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari yang diharapkan oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.
Semoga laporan kasus bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.

Makassar, Januari 2017

Penulis
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :R
Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tanggal lahir : Sungguminasa,
12 April 1969
Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia Suku bangsa : Makassar
Pendidikan / Sekolah : SMK
Alamat / No TLP : Jln. Inspeksi Kanal Pabangeang , Gowa.
Nama, Alamat, dan No . TLP keluarga terdekat : Ny. N, Jln. Kacun dg. Lalang
Dikirim oleh : Kakaknya
Dokter Yang mengobati : dr. Lanny Pertiwi Sp.KJ

Alloanamnesa/Autoanamnesa didapat dari :


Nama : Ny. R
Seorang ♀ datang ke poli RS Syech Yusuf dengan keluhan sulit tidur. Keluhan
dialami sejak pasien mengalami kecurian sekitar hari yang lalu dan pasien
semakin sulit tidur. Pasien gelisah saat malam hari dan terbangun di malam hari.
Pasien sulit tidur bisa hingga pagi tiba, dan pasien sering merasa pusing, jantung
berdebar-debar, dan mengeluhkan sakit ulu hatinya serta lemas. Perasaan pasien
selalu mau marah-marah.
Awal pasien mulai sulit tidur sejak mengetahui dirinya menderita penyakit
gula kirakira kurang lebih 10 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah
berobat di Puskesmas seminggu yang lalu dengan keluhan yang sama. Saat itu
pasien dikasih Alprazolam, Antalgin, dan metformin. Semenjak sudah kecurian di
rumahnya pasien semakin susah tidur, semakin merasa berdebar-debar dan mudah
kaget-kagetan.
RPM : Pasien lahir di RS, cukup bulan, dan ASI eksklusif. Perkembangan dan
pertumbuhan baik. Pendidikan terakhir pasien SMK meskipun sempat lanjut
kuliah tapi tidak menamatkannya. Pasien orang yang mudah emosi tapi semenjak
keluhan jadi semakin mudah emosi/marah.
RPK : Pasien anak ke-6 dari 8 bersaudara (♂,♂,♀,♀, ♂,♀,♂,♂). Hubungan
dengan keluarga baik. Pasien tinggal bersama keluarganya (suami dan anaknya).
Tidak ada riwayat keluhan yang sama dengan keluarga pasien.
RPS : Infeksi (-)
Trauma (-)
Kejang (-)
Riwayat penyakit gula (+)
Merokok (-)
Alkohol (-)
Napza (-)
II. Riwayat Psikiatri
Keluhan Utama : Gelisah

Riwayat Gangguan Sekarang


- Keluhan dan gejala : Pasien sulit tidur, yang dialami sejak kecurian beberapa
hari yang lalu sekitar 4 hari yang lalu. Pasien biasa gelisah, dan berjalan
mondar-mandir dalam rumah lalu duduk-duduk biasa dan sering buka jendela
rumah. Pasien sebelumnya juga sudah sering kesulitan tidur sejak mengetahui
dirinya menderita penyakit gula kurang lebih 10 tahun yang lalu. Riwayat
penyakit gula dalam keluarga memang ada yakni ibunya dan dari keluarga
ibunya. Pasien rutin mengontrol kesehatan dirinya terutama gula-nya dan rutin
mengonsumsi obat gulanya dan serta menjaga pola makannya dengan baik.
Keluhan sulit tidurnya berlangsung terus-menerus hingga Ia mengeluhkan
adanya kelainan pada dirinya yakni pusing, sakit kepala, jantung berdebar-
debar, sakit ulu hati, dan lemas.
- Hendaya /Disungsi :
Hendaya Sosial : -
Hendaya Pekerjaan : +
Hendaya waktu senggang : +
- Faktor stressor psikososial :
Adanya riwayat penyakit gula yang dideritanya sejak saat itu keluhan
mulai ada dan habis kecurian sebelumnya sehingga keluhan mulai terasa
memberat

Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Dulu :
Infeksi : - Kejang : -
Trauma : - Penyakit Gula : +

2. Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif


Merokok : -
Alkohol : -
NAPZA : -

Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya


Tidak ada

Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir di RS dan cukup bulan
2. Riwayat Masa kanak Awal-Pertengahan
a. Usia 1-3 tahun : Tidak ada keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan
b. Usia 3-5 tahun : Tidak ada keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan
c. Usia 6-11 tahun : Sesuai dengan usia sebayanya.
3. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Remajanya mulai puber saat SMA, saat remaja suka menghabiskan waktunya
dengan menari.
4. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien sempat kuliah S1 tapi berhenti. Pendidikan terakhir hanya
menamatkan SMK di SMK 1 Gowa
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) tetapi juga aktif jaga toko yang
berjualan sembako di rumahnya.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah. Hubungan dengan suaminya baik, tetapi pasien
suka marah-marah dengan suaminya.
d. Riwayat Keluarga
Pasien memiliki 3 anak dari hasil perkawinannya (♀,♀,♂)
Anak pertamanya sudah SMA dan umurnya 16 tahun, anak keduanya
masih SD umurnya 9 tahun, dan anak ketiganya umurnya 7 tahun.
e. Riwayat Kehidupan Sosial
Hubungan dengan tetangga maupun keluarga baik, meskipun pasien
jarang ikut bergabung dengan kegiatan bermasyarakat.
f. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam
g. Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal dengan keluarganya yakni suami dan anak-
anaknya. Keluhan sering muncul dan hal kecil saja bisa buat dia marah
misalnya, melarang Suaminya untuk pulang kampung untuk tiap
minggunya dan saat lagi ngobrol santai dengan suaminya biasanya
berujung pertengkaran karena mudah marah.
h. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa sakit saat ini, dan saat keluhan mulai ada pasien hanya
baring-baring saja.

III. Pemeriksaan Status Mental


A. Deskripsi umum
1. Penampilan : Seorang ♀ datang ke poli RSUD SY dengan memakai
gamis warna pink moti polkadot, jilbab pink polos,
perawakan kurus (sedang), wajah sesuai usia, dan
perawatan baik.
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor: Tenang
4. Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Cemas
2. Afek : Hipotimi
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Tidak terganggu
2. Orientasi :
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya ingat
a. Jangka Panjang : Baik
b. Jangka Sedang : Baik
c. Jangka Pendek : Baik
d. Jangka Segera : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : Pasien bisa menari dan memasak
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi :
 Halusinasi : Tidak ada
 Ilusi : Tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Arus pikiran : relevan, produktivitas baik
2. Isi pikiran : Tidak ditemukan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ditemukan
F. Pengendalian Impuls : Cukup
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma sosial : Tidak terganggu
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu
3. Penilaian realitas : Tidak terganggu
4. Tilikan : derajat 6
H. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS


Status Internus :
- TD : 110/80
- Nadi : 73
- Suhu : 36,8⁰C
- P : 18
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang ♀ datang ke poli RS Syech Yusuf dengan keluhan sulit tidur. Keluhan
dialami sejak pasien mengalami kecurian sekitar hari yang lalu dan pasien
semakin sulit tidur. Pasien gelisah saat malam hari dan terbangun di malam hari.
Pasien sulit tidur bisa hingga pagi tiba, dan pasien sering merasa pusing, jantung
berdebar-debar, dan mengeluhkan sakit ulu hatinya serta lemas. Perasaan pasien
selalu mau marah-marah.
Awal pasien mulai sulit tidur sejak mengetahui dirinya menderita penyakit
gula kirakira kurang lebih 10 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah
berobat di Puskesmas seminggu yang lalu dengan keluhan yang sama. Saat itu
pasien dikasih Alprazolam, Antalgin, dan metformin. Semenjak sudah kecurian di
rumahnya pasien semakin susah tidur, semakin merasa berdebar-debar dan mudah
kaget-kagetan.
Dari hasil pemeriksaan status mental didapatkan bahwa penampilan pasien
yakni memakai gamis warna pink moti polkadot, jilbab pink polos, perawakan
kurus (sedang), wajah sesuai usia, dan perawatan baik. Kesadaran dari pasien
adalah Compos mentis, perilaku dan aktivitas psikomotornya nampak tenang dan
sikap terhadap pemeriksa yakni kooperatif. Keadaan afektif dari pasien yang
ditemukan yaitu mood pasien cemas, afeknya nampak hipotimi, keserasian yang
ada adalah serasi dan empati dapat diraba rasakan. Fungsi Intelektual (kognitif)
dari pasien berdasarkan tara pendidikan pengetahuan umum dan kecerdasan tidak
terganggu, dengan orientasi dari pasien yakni (waktu,tempat, dan orang) adalah
baik, daya ingat juga baik, konsentrasi dan perhatian baik, pikiran abstrak juga
baik, sedangkan bakat kreatif pasien adalah pasien bisa menari dan memasak,
kemampuan menolong diri sendiri juga baik, gangguan persepsi berupa halusinasi,
ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi adalah tidak ada. Pikiran dari pasien
berdasarkan arus pikiran yaitu relevan, produktivitas baik, isi pikiran tidak
ditemukan adanya gangguan isi pikir, hendaya berbahasa juga tidak ditemukan
hendaya, pengendalian impuls cukup. Daya nilai dan tilikan dari norma sosial
tidak terganggu, uji daya nilai tidak terganggu, penilaian realitas juga tidak
terganggu sedangkan tilikan yang di dapatkan adalah derajat 6. Taraf dapat
dipercaya dari pasien adalah dapat dipercaya.
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)
Aksis I : Berdasarkan autoanamnesa, alloanamnesis dan pemeriksaan status
mental didapatkan gejala klinis yang bermakna, yakni susah tidur dengan pola
perilaku gelisah, mudah marah, pusing/sakit kepala, jantung berdebar, sakit ulu
hati, dan perasaan lemas. Sehingga menimbulkan penderitaan (distress) pada
waktu senggang dan pekerjaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya pekerjaan dan
hendaya waktu senggang berupa pekerjaan sehari-hari terganggu dan saat
senggang selalu merasa tegang dan mudah marah, sehingga digolongkan sebagai
gangguan jiwa non-psikotik. Pada riwayat penyakit sebelumnya diketahui
menderita penyakit metabolik yakni penyakit gula, sedangkan pada pemeriksaan
status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan
adanya gangguan medis umum maupun kelainan pada otak yang mengakibatkan
gangguan jiwa yang di derita pasien ini, sehingga pasien didiagnosa gangguan
jiwa non psikotik non organik. Dari pemeriksaan status mental pasien didapatkan
gejala yaitu afek yang hipotimi, dan mood yang cemas. Berdasarkan Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) didiagnosis dengan
Gangguan Stress Pasca Trauma (F43.1
Axis II : Berdasarkan autoanamnesa didapatkan kepribadian yang mengarah ke
salah satu ciri kepribadian, maka dikategorikan F60.3 Gangguan Kepribadian
Emosional Tak Stabil, yang dimana pasien sulit mengontrol emosinya dengan
mudah marah kepada keluarganya.
Axis III : berdasarkan autoanamnesa dan atau alloanamnesa di ketahui bahwa
pasien menderita penyakit metabolik yakni penyakit kadar gula.
Axis IV : tidak jelas
Axis V : GAF Scale 70-61
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
- Faktor pendukung :
o Ditemukan riwayat organobiologik
o Ada dukungan dari keluarga untuk sembuh
- Faktor Penghambat :
o Stressor masih harus diperkuat dengan anamnesis tambahan.
VIII. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka : Dumolid 5 mg 2 x 1
Proclozam 20 mg 2 x 1
Frego 5 mg 2 x1
2. Psikoterapi :
- Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
- Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya, agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara
menghadapinya serta memotivasi pasien agar meminum obat secara teratur.
- Socioteraphy : memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien sehingga tercipta
dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses
penyembuhan pasien.

IX. DISKUSI
 Karakteristik dari kategori ini adalah tidak hanya di atas identifikasi dasar
sitomatologi dan perjalanan penyakit, akan tetapi juga atas dasar salah satu dari
dua faktor pencetus:
 Suatu stres kehidupan yang luar biasa, yang menyebabkan reaksi stres
akut, atau
 Suatu perubahan penting dalam kehidupan, yang menimbulkan situasi
tidak nyaman yang berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu gangguan
penyesuaian.
 Gangguan dalam kategori ini selalu merupakan konsekuensi langsung (direct
consequence) dari stres akut yang berat atau trauma yang berkelanjutan.
Stres yang terjadi atau keadaan tidak nyaman yang berkelanjutan merupakan
faktor penyebab utama, dan tanpa hal itu gangguan tersebut tidak akan terjadi.
 Gangguan-gangguan ini dapat dianggap sebagai respon maladaptif terhadap stres
berat atau stres berkelanjutan, dimana mekanisme penyesuaian (coping
mechanism) tidak berhasil mengatasi sehingga menimbulkan masalah dalam
fungsi sosialnya.
Pedoman diagnostik F43.1 Gangguan Stres Pasca Trauma
 Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar antara beberapa
minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan).
Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu
mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saja
manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternatif kategori gangguan
lainnya.
 Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau
mimpi-mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kembali
(flashbacks)
 Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat
mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.
 Suatu “sequale” menahun yang terjadi lambat setelah stres yang luar biasa,
misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklarifikasi dalam kategori
F62.0 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami
katastrofa).

Karena pasien juga sulit mengontrol emosinya sehingga mudah marah-marah


sehingga pasien terdapat Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil yang
dimana diketahui berdasarkan PPDGJ III :
 Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidak-
stabilan emosional.
 Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan
kekurangan pengendalian diri.
AUTOANAMNESIS

DM : Permisi ibu. Saya dokter muda yang mau minta waktu ta sebentar untuk
tanya-tanya ki.
P : oh iye dok..
DM : tabe, ibu. Siapa lagi nama ta ?
P : Namaku “R” dok.
DM : Tanggal lahir ta kita ingat ?
P : Sungguminasa, 12 April 1969
DM : Bu kita orang asli mana ?
P : Saya asli sini ji dok. Orang makassar dok.
DM : Bu dimana ki tinggal ?
P : Jln. Inspeksi Kanal Pabangeang , Gowa.
DM : Bu saya yang tadi tanya-tanya ki di dalam, kita masih ingat jeka ?
P : Iya masih ingat ji. Kita yang tadi dii..
DM : Kenapa bisaki dibawa kesini ?
P : Susah ka tidur.
DM : Sejak kapan ki itu ?
P : Lama mi. Tapi sejak kecurian ka di rumah ku semakin tidak bisa ma tidur.
DM : Kita ingat kapan kejadiannya ?
P : Pas malam jumat itu.
DM : Selain susah ki tidur ada keluhan ta yang lain ?
P : Iya itu mi kalau tidak tidur ma itu langsung ka oleng, pusing ka, sakit kepala
ku dok,, terus sakit juga ulu hati ku..
DM : Kalau tidak tidur ki itu bisa sampai pagi ibu ?
P : Iye dok, sampai pagi tidak tidur-tidur ma. Biasa juga terbangun ka malam
hari baru tidak bisa ma lanjut ki lagi.
DM : Setiap hari ki itu ibu ?
P : Lama mi tidak bisa ka tidur ini dok itu mi kesini ka, karena jangan sampai
kenapa-kenapa ka. Apalagi habis mi obat ku dok jadi tambah tidak tidur ka.
DM : Ibu kapan terakhir berobat dan dimana ?
P : Satu minggu yang lalu di puskesmas dok. Baru dikasih ka obat dari sana tapi
habis mi jadi ndak bisa ma lagi tidur. Baru kesini ma lagi dengan surat
rujukan.
DM : Oh ibu rutin minumnya ? dikasih obat apa saja memangnya?
P : Iya selalu ku minum itu biar bisa tidur, itu mi yang alprazolam, antalgin dan
metformin. Ada gula ku juga dok. Dari sejak ku tahu ada gula ku sudah tidak
bisa tidur. Tapi memang ada keluaraga ku juga yang sama-sama ada gulanya.
Dari keluarga mama ku memang ada riwayat gulanya juga dok.
DM : Dari sejak kita tahu ada ada gula ta itu kita sudah susah tidur ? kapan itu ?
P : Lama mi, dari kurang lebih 10 tahun yang lalu. Susah memang meka tidur
disitu tapi tidak ji sampai kayak sekarang.
DM : Kita kalau di rumah biasa gelisah ki ?
P : Iya dok gelisah ka kalau malam.
DM : Pernah ki jalan mondar-mandir di rumah ?
P : Iya biasa ka. Jalan mondar-mandir di rumah, ke teras, duduk-duduk, baru
selalu ka mau buka jendela supaya dapat ka angin. Tapi begitu ji saja, selalu
biasa ka juga isi waktu luang dengan mengaji.
DM : Ibu ada sesuatu yang kita pikir kah sampai tidak bisa tidur ?
P : Tidak ji dok. Tidak ada ji.
DM : Kita pikir terus kah itu masalah ta yang kecurian atau masalah penyakit gula
ta selama ini makanya jadi ada keluhan ta yang sekarang ?
P : Tidak ji juga. Kalau masalah kecurian ku sudah mi ku ikhlaskan lama mi dari
sejak kecurian, karena kupikir ada ji itu rejeki yang lain, dan kalo masalah
penyakit gula ku tidak ji juga ku pikir terus.
DM : Ibu rajin minum obat gulanya dan teratur cek kadar gulanya ?
P : Iya dokter rajin, ji, selalu ja kontrol di puskesmas, dan rajin ja kontrol
makanan ku, rutin makan beras merah ku hindari mi juga itu saya yang manis-
manis.
DM : Ibu kalau keluhan lain ada bu ?
P : Iya itu mi yang kalau susah tidur malamnya, paginya langsung pusing kayak
oleng, sakit kepala ku, baru biasa juga berdebar-debar jantungku, sama sakit
ulu hati ku, terus begitu mi terganggu mi pekerjaan harian ta karena lemas
terus dirasa selalu maunya baring saja dan semakin anu ka dokter mudah ka
saya dikaget-kagetkan biar hal yang bunyi kecil saja kalau kaget ka ta’bangka
meki.
DM : Bu, nafsu makannya gimana ? baik bu atau ada penurunan nafsu makan ?
P : Baik ji, tidak ada ji penurunan nafsu makan, bagus ji makan ku.
DM : Ibu pekerjaannya apa ?
P : Di rumah ji saja, IRT. Membersihkan, memasak. Sambil jaga toko di rumah.
Tapi semenjak sakit ka malas ma juga jaga toko, karena itu mi keluhan yang
lain muncul biasa jadi digantikan sama anak-anakku.
DM : Di keluarga ta ada riwayat keluhan yang sama dengan keluhan ta yang
sekarang ?
P : Tidak ada
DM : Ibu ada tidak waktu ta kecil yang masalah pada keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan ?
P : Biasa ji kayak yang lain tidak ada ji masalah keterlambatan kayak begitu.
Normal ji.
DM : Pendidikan terakhirnya apa bu?
P : Saya sempat kuliah S1 tapi tidak selesai ka, berhenti begitu mi.
DM : Oh jadi kita terakhir pendidikan ta yang tamat sampai SMA ya bu ?
P : Iya saya SMK dulu. Saya lulusan SMK 1 Sungguminasa.
DM : Tabe’ agak privasi sedikit bu. Kapan ki pertama mulai puber bu?
P : Remaja, SMK pa kalau itu.
DM : Ibu waktu remaja suka menghabiskan waktu dengan apa? Atau apa hobi ta ?
P : Saya lulusan SMK jadi selalu ka menari.
DM : Sebelum ta sakit seperti ini bagaimana dulu kita orangnya ?
P : Biasa ji, tidak ji juga cerewet tapi tidak ji juga na pendiam.
DM : Ibu sudah menikah ?
P : Iya.
DM : Hubungan dengan suami baik bu ?
P : Oh iya hubungan dengan saumi saya baik. Cuman itu saya yang suka marah-
marahi dia. Hal kecil saja bisa buat ka marah. Misalnya saya marah karena
saya larang dia pulang kampung tiap minggu yang selalu mau ke Pangkep,
biasa juga lagi ngobrol santai tapi langsung berujung pertengkaran, karena itu
mi saya yang selalu mudah terpancing emosi ku, saya selalu marahi dia.
DM : Adami anak ta bu?
P : Iya adami. 3 anakku.
DM : Anak pertama ta apa bu ? laki-laki atau perempuan ?
P : Perempuan yang pertama.
DM : Terus bu yang berikutnya ?
P : Perempuan baru laki-laki ini yang terakhir.
DM : Oh anak pertama, kedua dan ketiga ta umur berapa ?
P : Anak pertama ku SMA mi umur 16 tahun, kalau kedua 9 tahun, baru 7 tahun.
DM : Bu hubungan dengan tetangga baik bu ? ibu aktif ikut kegiatan di lingkungan
sosial ta ? misalnya ke masjid atau ikut majelis taklim dengan tetangga?
P : Iya baik ji kalau sama orang-orang dekat rumah biasa ji baku bicara ki, tapi
tidak ikut ka saya yang begitu..
DM : Ibu sekarang ini waktu apa ? pagi/siang ?
P : Pagi menjelang siang mi ini kayaknya karena jam berapa mi juga ini, jam 11-
an mi juga kayaknya ini.
DM : Apa kita bikin tadi pagi bu?
P : Seperti biasa ji kalau di rumah pekerjaan rumah dulu diurus baru urus anak
dan suami, masakan ki, baru kesini sama ini saudaraku.
DM : Bisa ki ulangi apa yang saya bilang, mobil, baru, motor, hitam ?
P : Mobil, baru, motor, hitam
DM : Kita tahu artinya panjang tangan ?
P : Pencuri
DM : Kalau meja hijau ?
P : Meja Peradilan. Eh.. Pengadilan
DM : Ada udang di balik batu ?
P : Ada maksud tersembunyi
DM : Ibu sadar kalau keluhan ta ini berdampak pada kehidupan ta yang sekarang ?
P : Iya itu mi juga ku pikir terus ki, itu mi lagi yang bikin tambah sakit kepalaku
karena berpikir ka lagi. Jadi tambah tidak bisa ki apa-apa sekarang kalau
begini terus ki.
DM : Kalau ketemu dompet di jalan ibu mau apakan dompetnya ?
P : Cek dulu identitasnya siapa tahu dikenal ji, yah dibawakan ki kalau tidak
serahkan mi ke yang lain ke polisi misalnya untuk diamankan kalau ada surat-
surat pentingnya.
DM : Ibu kalau sendok kita tahu untuk apa ?
P : Untuk dipakai makan.
DM : Menurut ta kita sekarang sehat atau sakit ?
P : Sakit ka ini dok, makanya mauka periksakan diriku di sini supaya bisa ka
sembuh dan tidak gelisah meka lagi.
DM : Oh iye bu terima kasih atas waktunya.

Anda mungkin juga menyukai