OLEH :
A. ST ZURAIDHA P. A.
SUPERVISOR PEMBIMBING :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas karunia-Nya sehingga penulis
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Rina Erawati, Sp.KJ, M.Kes
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Penulis
3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
No. RM : 072653
Umur : 57 Tahun
Maros
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru SD
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Sulit tidur
sulit tidur dirasakan pasien sudah sejak 10 tahun yang lalu. Pasien
4
mengaku sering terbangun dari tidurnya dan sulit untuk tidur
pasien merasa lemas. Keluhan sulit tidur ini muncul saat pasien
ingatnya menurun. Nafsu makan pasien baik. Mandi teratur dua kali
sehari.
2. Hendaya Fungsi
dikembalikan
5
Riwayat NAPZA : tidak ada
lalu yaitu tahun 2009 dimana pasien mengalami depresi dan sulit
Keluhan ini didasari rasa cemas bila terdapat suatu pekerjaan atau
pusing, khawatir, dan sulit tidur itu sendiri. Pasien tidak lagi
6
mengalami depresi, oleh dokter pasien diberikan obat alprazolam.
sebayanya.
baik
a. Riwayat Pekerjaan
Guru SD
7
b. Riwayat Pernikahan
Sudah menikah
c. Riwayat Agama
d. Riwayat Militer
f. Aktivitas Sosial
baik. Ibu pasien adalah orang yang mudah cemas juga apabila
Genogram
8
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Meninggal
habis atau ada masalah, pasien merasa cemas dan sulit tidur,
A. Deskripsi umum
1. Penampilan :
sawo matang, memakai topi hitam, baju kaos berkera warna putih
9
dengan jaket kain warna biru, celana panjang kain hitam, dan
B. Keadaan Afektif :
2. Afek : appropriate
3. Empati : baik
1. Taraf pendidikan:
tingkat pendidikannya
2. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya ingat
10
5. Pikiran abstrak : Baik
D. Gangguan Persepsi
E. Proses Berfikir
a. Arus pikiran :
a. Produktivitas : Baik
b. Kontuinitas : Relevan
b. Isi pikiran :
G. Daya Nilai
11
H. Tilikan :Derajat VI (Pasien merasa
a. Status Internus
kelainan.
b. Status Neurologi
Pupil bulat dan isokor, reflex cahaya (+)/(+). Fungsi motorik dan
warna putih dengan jaket kain warna biru, celana panjang kain
hitam, dan sandal kulit warna hitam, perawatan diri baik datang ke
poli jiwa RSUD Sayang Rakyat pada tanggal 8 April 2019 dengan
keluhan Sulit tidur. Pasien sering terbangun dari tidurnya dan sulit
12
akan penyakit hati yang ia derita dan menyebabkan pasien sulit
pusing, nyeri lambung, terkadang tangan dan kaki terasa dingin dan
rumah, takut keluar rumah dan bertemu orang asing. Pasien juga
Unhas dengan keluhan cemas dan sulit tidur. Pasien tidak lagi
13
Kemampuan menolong diri baik. Proses berpikir produktivitas baik,
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
gejala klinis berupa sulit tidur. Gejala ini diawali dengan adanya rasa
Jiwa.
dengan gangguan cemas yang diderita pasien saat ini, dan tidak
Aksis II
14
Tidak memenuhi kriteria salah satu ciri kepribadian tertentu
ciri kepribadian.
Aksis III
Aksis IV
dikembalikan.
Aksis V
Psikologik:
psikoterapi.
Sosiologi:
15
Didapatkan adanya Hendaya pada waktu senggang yaitu sulit
VII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
Faktor pendukung :
Faktor penghambat :
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan
penyakitnya, selain itu menilai efektifitas terapi dan kemungkinan
efek sampingnya.
X. DISKUSI
Dari Autoanamnesis Tn A didapatkan adanya gejala sulit
tidur. Gejala sulit tidur didasari adanya rasa cemas akibat penyakit
16
sulit tidur, pusing, nyeri lambung, terkadang tangan dan kaki terasa
17
XI . Tinjauan Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari
seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per
1.000 penduduk.1
umum dan dikaitkan dengan beban penyakit yang tinggi. biasanya disertai
18
Dengan prevalensi 12 bulan sebesar 10,3%, fobia spesifik
Gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia adalah jenis paling umum
2,2%. Wanita 1,5 sampai dua kali lebih mungkin daripada pria untuk di
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
dari Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang
berarti mencekik.4
perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut. Hal ini menggabungkan baik
emosi dan sensasi fisik yang bisa dialami ketika khawatir atau gugup
dihadapi terutama jika itu bisa berdampak besar pada hidup seseorang.
Sebagai contoh:
a. Mengikuti ujian
c. Menghadiri wawancara
20
d. Memulai pekerjaan baru
f. Memiliki bayi
tentang bagaimana seseorang akan tampil, atau apa hasilnya nanti. Untuk
waktu yang singkat seseorang mungkin bahkan sulit tidur, makan atau
2.1.2 Epidemiologi
prevalensi 10-15% pada populasi orang dewasa. Data yang jelas tentang
menyeluruh pada usia yang lebih tua dari kisaran tersebut. Sebagian
besar gejala kecemasan yang baru timbul di kemudian hari adalah karena
21
lambat yang sebenarnya sering dipicu oleh peristiwa kehidupan traumatis
2.1.3 Etiolopatofisiologi
gejala kecemasan. 6
temporal yang dekat dengan amigdala. Selain itu, mereka yang rentan
abu regional yang lebih kecil di hippocampus kanan, serta volume otak
regional yang lebih kecil di korteks prefrontal anterior kiri, terutama pada
22
aktivitas berlebih dari neuron noradrenergik yang timbul dari lokus
tepat dari dua neurotransmiter tersebut. Demikian pula, GABA juga dapat
reseptor GABA. 7
ataksia muncul. Di sisi lain, pelemahan paling ringan dari sistem GABA
yang berlebihan. 8
23
keadaan kecemasan. Agen seperti benzodiazepin, gabapentin,
24
• Sering/jarang buang air kecil mampu konsentrasi
• Diare
• Tremor
• Mungkin mengalami
serangan panik
• tekanan di rumah, di tempat kerja, atau pada kursus Anda jika Anda
• masalah perumahan
• masalah uang5
c. Diet
25
Diet Anda dapat memengaruhi suasana hati Anda sehari-hari, dan
seperti minum kafein, makan banyak gula atau pola makan yang buruk
pada umumnya. 5
atau depresi. 5
yaitu:
• Hyperthyroidism
• Hypoglycaemia
• Pheochromocytoma
• Cushing’s disease
• Porphyria
lainnya, seperti depresi, ini juga dapat membuat Anda lebih rentan
26
e. Obat-obatan
• Corticosteroids
• Salbutamol
• Sympathomimetics
• Insulin
• Thyroid hormones
• L-Dopa9
f. Genetika
yang lain. 5
2.1.6 Diagnosis
27
lainnya mendominasi tetapi tidak memenuhi kriteria penuh untuk setiap
mana dokter memilih untuk tidak menentukan alasan bahwa kriteria tidak
2.1.5 Terapi
yaitu:
a. Terapi Farmakologis
kecemasan, terutama agen yang lebih baru yang memiliki profil efek
samping yang lebih aman dan kemudahan penggunaan yang lebih tinggi
seperti TCA dan inhibitor monoamine oksidase (MAOI), juga efektif dalam
28
kecemasan situasional akut dan gangguan penyesuaian di mana durasi
clonazepam (Klonopin). 6
b. Psikoterapi
29
• Terapi kognitif meneliti bagaimana pikiran negatif, atau kognisi,
mempengaruhi kecemasan. 6
30
cobalah untuk menghindari stimulan seperti kafein dan nikotin,
31
BAB III
KESIMPULAN
perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut. Hal ini menggabungkan baik
emosi dan sensasi fisik yang bisa dialami ketika khawatir atau gugup
tentang sesuatu.
32
DAFTAR PUSTAKA
3. Goldman, Lee, MD dan Schafer, Andrew I., MD. 2016. Golman Cecil
4. Annisa, Dona Fitri. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
33
9. G. Maina, M. Mauri, A. Rossi. 2016. Individual Differences and
Psychopathology.
10. Susic, Paul. 2017. Unspecified Anxiety Disorder 300.00 (F41.9). Senior
11. Smith, Melinda, M.A., Segal, Robert, M.A. et al. 2018. Therapy for
Anxietas Disorders
12. Muslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: PT
Nuh Jaya
34