Disusun oleh:
Inggri Ocvianti Ningsih
NIM I1011131056
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SM
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Tamatan SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja (ibu rumah tangga)
Status Pernikahan : Menikah
Masuk ke RS : 13 April 2018
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Hospitalisasi
b. Non-farmakolog:
Edukasi kepatuhan minum obat, dukungan keluarga
c. Farmakologi:
Clobazam (Clofritis) 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Maproline (Sandepril) 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alprazolam (Alganax) 1 mg 1 x 1 (malam hari)
Valesco 80 mg 1 x 1 (pagi hari)
Herbeser CD 200 mg 1 x 1 (pagi hari)
IX. Follow Up Harian
14 April 2018
S: Pasien mengeluh tidak bias tidur, jantung berdebar – debar, mual, muntah 2x,
dan nyeri kepala, pasien masih merasa tertekan dan tidak berdaya. Pasien
merasa masih lemas dan tidak bersemangat, kejang (-).
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 170/10 mmHg, RR: 22x/mnt, HR: 84x/mnt,
Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung; dekorum cukup; perilaku kurang kooperatif;
pembicaraan irelevan; rapport adekuat; mood: sedih, afek: depresif, sesuai;
kesesuaian: sesuai; bentuk pikir:kurang realistik ; arus pikir: koheren ; isi
pikir: preokupasi keluhan fisik; persepsi: halusinasi (-).
A: Depresi berat dan Konvulsi Disosiatif
P: Konsul Penyakit dalam
Clofritis 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Sandepril 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alganax 1 mg 1 x 1 (malam hari)
16 September 2017
S: Pasien tidur 4 jam tadi malam, mual (+), muntah (-), nyeri kepala (+), pasien
masih mengeluh jantung berdebar – debar setelah minum obat. Pasien juga
masih merasa lemah dan sedih.
O: Kesadaran compos mentis, E4V5M6, TD: 140/90 mmHg, RR: 20x/mnt, HR:
80x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah:biasa; dekorum: cukup; perilaku: kooperatif, pembicaraan:
relevan; bentuk pikir: kurang realistik; arus pikir: koheren; persepsi: perilaku
hal (-); preokupasi keluhan fisik.
A: Depresi berat dan Konvulsi Disosiatif
P: Clofritis 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Sandepril 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alganax 1 mg 1 x 1 (malam hari)
Valesco 80 mg 1 x 1 (pagi hari)
Herbeser CD 200 mg 1 x 1 (pagi hari)
17 April 2018
S: Pasien tidur sudah lebih banyak dari sebelumnya. Pasien merasa lebih enakan
dari sebelumnya, sedih (-), rasa cemas (-). Pasien masih mengeluhkan badan
terasa ngilu dan pegal-pegal. Makan lebih banyak. kejang (-).
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 140/100 mmHg, RR: 20x/mnt, HR: 84x/mnt,
Suhu: 36,5oC.
Roman wajah normal; dekorum cukup; perilaku kooperatif; pembicaraan
relevan; rapport adekuat; mood:baik; afek: sesuai; kesesuaian: sesuai; bentuk
pikir:kurang realistik ; arus pikir:; isi pikir: preokupasi keluhan fisik; persepsi:
halusinasi (-).
A: Depresi berat dan Konvulsi Disosiatif
P: Clofritis 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Sandepril 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alganax 1 mg 1 x 1 (malam hari)
Valesco 80 mg 1 x 1 (pagi hari)
Herbeser CD 200 mg 1 x 1 (pagi hari)
18 April 2018
S: Pasien tidur sudah lebih banyak dari sebelumnya dan nyenyak serta merasa
lebih bersemangat saat bangun pagi. Pasien merasa lebih enakan dari
sebelumnya, sedih (-), rasa cemas (-). Pasien masih mengeluhkan badan terasa
ngilu. Makan lebih banyak. kejang (-).
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 130/100 mmHg, RR: 20x/mnt, HR: 84x/mnt,
Suhu: 36,5oC.
Roman wajah normal; dekorum cukup; perilaku kooperatif; pembicaraan
relevan; rapport adekuat; mood:baik; afek: sesuai; kesesuaian: sesuai; bentuk
pikir:kurang realistik ; arus pikir: koheren; isi pikir: preokupasi keluhan fisik;
persepsi: halusinasi (-).
A: Depresi berat dan Konvulsi Disosiatif
P: Clofritis 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Sandepril 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alganax 1 mg 1 x 1 (malam hari)
Valesco 80 mg 1 x 1 (pagi hari)
Herbeser CD 200 mg 1 x 1 (pagi hari)
19 April 2018
S: Pasien tidur nyenyak dan banyak serta dapat tidur disiang hari, pasien merasa
linglung saat bangun tidur. Makan (+), cemas (-), sedih (-), kejang (-).
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 140/100 mmHg, RR: 20x/mnt, HR: 84x/mnt,
Suhu: 36,5oC.
Roman wajah normal; dekorum cukup; perilaku kooperatif; pembicaraan
relevan; rapport adekuat; mood:baik; afek: sesuai; kesesuaian: sesuai; bentuk
pikir:kurang realistik ; arus pikir:koheren; isi pikir: preokupasi keluhan fisik
berkurang; persepsi: halusinasi (-).
A: Depresi berat dan Konvulsi Disosiatif
P: Clofritis 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Sandepril 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alganax 1 mg 1 x 1 (malam hari)
Valesco 80 mg 1 x 1 (pagi hari)
Herbeser CD 200 mg 1 x 1 (pagi hari)
20 April 2018
S: Pasien tidur nyenyak dan banyak serta dapat tidur disiang hari, keluhan fiski
(-). Makan (+), cemas (-), sedih (-), kejang (-).
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/mnt, HR: 84x/mnt,
Suhu: 36,5oC.
Roman wajah normal; dekorum cukup; perilaku kooperatif; pembicaraan
relevan; rapport adekuat; mood:baik; afek: sesuai; kesesuaian: sesuai; bentuk
pikir: realistik ; arus pikir:koheren; keluhan fisik berkurang; persepsi:
halusinasi (-).
A: Depresi berat dan Konvulsi Disosiatif
P: Clofritis 10 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Sandepril 25 mg 2 x 1 (pagi hari dan malam hari)
Alganax 1 mg 1 x 1 (malam hari)
Valesco 80 mg 1 x 1 (pagi hari)
Herbeser CD 200 mg 1 x 1 (pagi hari)
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. DIAGNOSIS
2.2.1 Aksis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan di atas, maka kasus ini termasuk dalam
gangguan jiwa karena adanya gangguan mood depresif dan gangguan disosiatif.
Gambaran utama episode depresif PPDGJ III antara lain:
a. Gejala utama
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktifitas.
b. Gejala lainnya
- konsentrasi dan perhatian berkurang
- harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- tidur terganggu
- nafsu makan berkurang
c. Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan
masa sekurang – kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan
tetapi periode lebih pendek dibenarkan jika gejala luaar biasa beratnya dan
berlangsung cepat.
Pedoman diagnostic menurut PPDGJ III untuk depresi berat tanpa gejala
psikotik
a. Semua 3 gejala utama depresi harus ada
b. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
c. Bila ada gejala yang penting (misalnya agitasi atau retansasi psikomotor)
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan
banyaknya gejala secara rinci
d. Episode depresi harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi
jika gejala amat berat dan beronset amat cepat, maka dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
e. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali padaa taraf yang sangat terbatas.
Pada pasien didapatkan 3 gejala utama seperti: afek depresif, kehilangan
minat dan kegembiraan serta cepat lelah saat melakukan aktivitas yang ringan.
Ditemukan 4 gejala lainnya seperti: konsentrasi dan perhatian berkurang,
gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, tidur terganggu dan nafsu
makan berkurang. Dari hasil temuan tersebut maka menunjang untuk
mendiagnosis pasien dengan depresi berat tanpa psikotik. Berdasarkan
pengakuat pasien juga didapaktkan bahwa saat ini pasien dalam proses
perceraian dengan suaminya serta tidak tinggal serumah dengan suaminya lagi.
Menurut skala peristiwa hidup dan stres menurut Holmes dan Rahe perceraian
dengan pasangan menempati urutan kedua dengan skor rata-rata 65 dalam
menyebabkan stressor. Makin besar beban stress makan akan menyebabkan
rendanya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan makin beratnya penyakit
yang timbul.
Riwayat penyakit dahulu diketahui pasien sering mengalami kejang sejak
Mei 2016 (2 tahun), dan didiagnosis dengan disosiatif. Menurut PPDGJ III
gangguan disosiatif memiliki gejala sebagai berikut:
a. Gejala utama adalah adanya kehilangan (sebagian atau keseluruhan) dari
integritas normal (dibawah kendali kesadaran) antara :
- Ingatan masa lalu
- Kesadaran identitas dan pengindraan segera (awereness of identity and
immediate sensations) dan
- Control terhadap gerak tubuh
b. Pada gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu
Untuk diagnosis pasti menurut PPDGJ III maka hal-hal berikut ini harus
ada :
1. Ciri-ciri klinis yang ditentukan untuk masing-masing gangguan
yang tercantum pada F44
2. Tidak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala
tersebut.
3. Bukti adanya penyebab psikologis dalam bentuk hubungan waktu yang jelas
dengan problem dan peristiwa yang stressful atau hubungan interpersonal
yang terganggu (meskipun disangkal pasien).
Berikut adalah klasifikasi gangguan disosiatif menurut PPDGJ III:
- F44.0 Amnesia disosiatif
- F44,1 Fugue Disosiatif
- F44.2 Stupor Disosiatif
- F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan
- F44.4 Gangguan Motorik Disosiatif
- F44.5 Konvulsi Disosiatif
Disosiatif konvulsif dapat menyerupai kejang epileptic dalam hal
gerakannya akan tetapi jarang disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh
saat serangan dan inkontinensia urin, tidak dijumpai kehilangan kesadaran
tetapi diganti dengan keadaan seperti stupor atau trans.
- F44.6 anestesia dan Kehilangan Sensorik disosiatif
- F44.7 Gangguan Disosiatif campuran
- F44.8 Ganggun Disosiatif Lain
2.2.2 Aksis II
Tidak terdapat gangguan kepribadian.
2.2.5 Aksis V
Diagnosis aksis V pada pasien ini adalah 50 - 41 gejala berat disability berat
2.3. PENATALAKSANAAN
2.4.1. Rawat Inap
Pasien diindikasikan untuk dirawat di rumah sakit untuk mencari
dan mengobati penyakit yang mendasari timbulnya gejala-gejala yang ada
pada pasien.
2.4.2. Terapi Psikososial
Terapi interpersonal dan keluarga dimaksudnya agar pasien dan keluarga
memahami kondisi fisik dan mental pasien serta keadaan yang mendasarinya
sehingga pasien dan keluarga mau mengupayakan perbaikan keadaan pasien.
2.4.3. Farmakoterapi
a. Clobazam merupakan derivat benzodiazepin. Kerja benzodiazepin
terutama merupakan interaksinya dengan reseptor penghambat
neurotransmitter yang diaktifkan oleh asam gamma amino butirat
(GABA). Mengatasi keadaan ansietas dan psikoneurotik yang disertai
ansietas serta sebagai antikonvulsan. Dibandingkan dengan
benzodiazepin lain, clobazam rnempunyai efek antikonvulsan yang
lebih spesifik dengan efek sedasi yang minimal.
b. Maprotiline (sandepril) merupakan obat antidepresan golongan
tetrasiklik. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan neurotransmisi,
noradrenergik dan serotonergik (5-HT1).
c. Alprazolam merupakan derivate benzodiazepine kerja menengah/ masa
paruh obat 10-20 jam. Alprazolam bekerja menimbulkan rasa kantuk
dengan memengaruhi reseptor GABA, yaitu sejenis penghantar sinyal
listrik saraf di otak yang menimbulkan efek menenangkan. Akibatnya,
waktu yang diperlukan untuk tidur menjadi lebih singkat.
BAB III
KESIMPULAN
1. Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa . Rujukan Ringkas dari PPDGJ III dan
DSM 5.
2. Sustrani L. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
3. Rohaendi. 2008. Treatment Of High Blood Pressure. Jakarta :Gramedia Pustaka
Utama
4. Hawari D. 2006. Managemen Stress. Cemas Dan Depresi. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Kaplan. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC; 2010.