Anda di halaman 1dari 37

TETANUS

Oleh:Steven Hilmi
Npm: 12700030
IDENTITAS
Nama : An.FR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7,5 Tahun
BB : 34 Kg
Alamat : Ngalik Desa: C
Tanggal MRS : 25 April 2016
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2016

2
ANAMNESA

Keluhan Utama :
Kaku leher (+)

3
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan terkena paku di kaki kanan 2
minggu yang lalu. Diobati di bidan. Diberi obat Corbida
+ amoxicillin tapi tidak di cuci lukanya. Luka tidak
bengkak. Minggu sore pasien kaku punggung di antar
ke puskesmas diberi asam meftamox. Dilakukan Setros.
Pada pagi hari tulang lehernya kaku, kaki kaku, susah
berjalan. Marasmus(-), trismus(-), Makan minum (+),
demam (-)

4
Riwayat Penyakit Dahulu
Vaksin lengkap
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Asma (-)

5
Riwayat Imunisasi
Lengkap

Riwayat Tumbuh Kembang


Baik.

Riwayat Alergi
Obat (-)
Makanan ( -).

Riwayat Pengobatan
Belum diberi obat sebelumnya
6
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak lemas
Kesadaran : Compos Mentis
Pengukuran Tanda Vital
Suhu : 36,8 0C
Nadi : 120 x/menit
RR : 24 x/menit
K/L : Mata : tidak cekung, air mata +
Ubun-ubun : tidak cekung
a/i/c/d = -/-/-/-
Mukosa mulut kering
Thorax : Inspeksi : Bentuk simetris, Retraksi (-).
Palpasi : Fremitus suara Simetris
Perkusi : Sonor pada semua regio pulmo
Auskultasi : Vesikuler, Rh (-/-) ; Wh (-/-)
7
Abdomen : Inspeksi : Soefl,
Auskultasi : Bising Usus meningkap (-)
Perkusi : Meteorismus (-)
Palpasi : Nyeri Tekan epigastrium (-)

Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-), CRT < 2detik

8
DIAGNOSIS BANDING
• Meningitis
• Rabies
• Abses Retroperineal

9
Tetanus ?
• Trismus (-)
• Kaku kuduk (+)
• Ketegangan otot dinding perut (-)
• Kejang tonik (+)
• Risus Sardonikus (-)
• Sulit menelan,gelisah, mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri
anggota badan (-)
• Asphyksia dan cyanosis (-)
• Panas tidak tinggi(-)
• Lekukositosis ringan ()
• Dehidrasi (-)

10
Meningitis?
• Demam (-)
• Kaku kuduk (+)
• Nyeri kepala (-)
• Kejang (+)
• Mual (-)
• Sering muntah (-)
• Nafsu makan dan minum menurun(-)
• Kernig dan laseque test(-)
11
Abses peritoneal
• Suhu badan naik (-)
• Rasa nyeri dan sukar menelan (-)
• Trismus (-)
• Kepala nyeri (-)
• Mukosa mulut merah (-)

12
DIAGNOSIS KERJA
Dari pemeriksaan yang di lakukan anak tersebut
di diagnosa kerja Suspek Tetanus generalisata

13
PLANNING
Planning diagnosis
Lab darah
Planning Terapi
Inf. D5 ½ 1500 cc
Inj. Ranitidine 2*25 mg
Ceftriaxone 2*1 mg
Gentamycine 2*50 mg
Santagesic 4*400 mg
O2 2 Lpm Nasal kanal
14
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

HB 12,5 g% Lk: 13,0 - 17 g%, Pr: 11,4 - 15,1 g%

LEUKOSIT 13.600 4.500 – 11.000

TROMBOSIT 325.000 /uL 150.000 – 450.000 /uL

PCV 38 % Lk: 40 - 50 %, Pr: 37 – 47 %

MCV 86 80 - 94

MCH 29 26 - 32

MCHC 33 32 - 36

15
FOLLOW UP

Tgl/ Jam S O A P

24/10/16 Kaku leher (+) KU : Lemah Tetanus Infus D5 ½ 1500 cc


06.00 Epistotonus(+) Kes : Baik Inj. Ranitidin 2x25
Trismus(-) TTV : mg
Demam (-) S : 37,0 0C Inj. Ceftriaxone 2x1
Inj Gentamisin 2x5
Sakit kepala(-) N : 105 x/mnt
Inj. Santagenik
Kaku abdomen(-) RR : 24 x/mnt 4x400 mg
Kejang klonik(+) O2 2 lpm nasal
Makan: Sudah mau K/L: A/I/C/D kanul
makan, sedikit -/-/-/-
Minum : Sedikit Mata tidak cekung
BAB: 1-2 kali sehari Thorax: DBN
BAK: lancar Abdomen:
dBN
Ekstremitas:
CRT< 2dtk
Akral hangat

16
FOLLOW UP

Tgl/ Jam S O A P

24/10/16 Kaku leher (+) KU : Lemah Tetanus Infus D5 ½ 1500 cc


06.00 Epistotonus(+) Kes : Baik generalisat Inj. Ranitidin 2x25
Trismus(-) TTV : a mg
Demam (-) S : 37,0 0C Inj. Ceftriaxone 2x1
Inj Gentamisin 2x5
Sakit kepala(-) N : 105 x/mnt
Inj. Santagenik
Kaku abdomen(-) RR : 24 x/mnt 4x400 mg
Kejang klonik(+) O2 2 lpm nasal
Makan: Sudah mau K/L: A/I/C/D kanul
makan, sedikit -/-/-/-
Minum : Sedikit Mata tidak cekung
BAB: 1-2 kali sehari Thorax: DBN
BAK: lancar Abdomen:
dBN
Ekstremitas:
CRT< 2dtk
Akral hangat

17
FOLLOW UP
Tgl/ Jam S O A P
25/10/16 Kel : Leher kaku KU : Lemah Tetanus Infus D5 ½ 1500 cc
06.15 Pusing(-) Kesadaran : baik generalisa Inj. Ranitidin 2x25
Demam (-) TTV : ta mg
Marasmus(-) S : 36 0C Inj. Ceftriaxone
Trismus(-) N : 88 x/mnt 2x1
Makan(+) Inj Gentamisin
Minum : lancar K/L: A/I/C/D 2x5
BAB : lancar -/-/-/- Inj. Santagenik
BAK : lancar Mata tidak cekung 4x400 mg
Thorax: DBN O2 2 lpm nasal
Abdomen: kanul
Soefl
Ekstremitas:
CRT < 2dtk
Akral hangat

18
Tgl/Jam S O A P
26/10/16 Kaku Ku : Tetanus Infus D5 ½
06.00 kuduk(+) Lemah Generalisata 1500 cc
Epistotonus(+) Kesadaran: Baik Inj. Ranitidin
Demam (-) TTV : 2x25 mg
Trismus((-) S : 37,5 0C Inj.
Makan (+) N : 100 x/mnt Ceftriaxone
Minum (+) 2x1
BAB: (+) K/L: A/I/C/D Inj
BAK: Lancar -/-/-/- Gentamisin
Mata tidak 2x5
cekung Inj.
Thorax: DBN Santagenik
Abdomen: 4x400 mg
Soefl O2 2 lpm
Ekstremitas: nasal kanul
CRT < 2dtk
Akral hangat

19
TINJAUAN
PUSTAKA

20
Tetanus
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama
kekakuan otot tanpa disertai gangguan kesadaran
akibat eksotoksin yang dihasilkan kuman
Clostridium tetani pada sinaps sambungan
sumsum tulang belakang, neuromuskular
junction, dan saraf otonom
Masa inkubasi: 3-21 hari
Spora kuman dapat bertebaran di tanah, kamar
operasi, meja operasi
21
EPIDEMIOLOGI

Penyakit tetanus biasanya timbul didaerah yang


mudah terkontaminasi dengan tanah, dan dengan
hygine serta rawat luka yang buruk

22
ETIOLOGI
CLOSTRIDIUM TETANI
• Bakteri anaerob murni, gram+, berspora, tak
berkapsul
• Bergerak, batang langsing, ujungnya membentuk
spora
• Spora tahan antiseptik, spora mati pada pemanasan
suhu 100-150 derajat celcius selama 10-15 menit
• Toksin: tetanolisin (hemolisis darah), tetanospasmin
(spasme)

23
24
25
PATOFISIOLOGI
• Kuman tidak infasif masuk melalui (berbagai luka)
• Kuman masuk dalam bentuk spora
• 60% port d entry pada kaki sebagai luka tusuk
• Spora mengeluarkan toksin: tetanolisin,dan
tetanospasmin
• Tetanospasmin: protein toksik terhadap sel syaraf,
terabsorbsi oleh organ saraf motorik di teruskan ke
sel saraf lain dan sel saraf pusat, toksin tidak bisa
dinetralkan
• Tetanolosin: Menghancurkan sel darah merah,
menambah optimal kondisi berkembangnya kuman 26
Lokal

Trismus,
 Epistotonus
Rhisus
sardonicus
Kaku otot
dinding perut
Ekstremitas atas
fleksi
Ekstremitas
bawah ekstensi

27
Generalisata

Sistem pencernaan Sistem pernapasan Sistem saraf pusat

Gangguan metabolik Kaku otot pernapasan TIK meningkat

Gangguan proses Konvulsi lebih dari 10 menit Kerusakan satu atau


pencernaan beberapa saraf pusat

hipoksia Kelumpuhan

Gagal napas

28
• Dampak pada ganglion sumsum tulang
belakang
Eksotoksin memblok jalur sinaps antagonis
sehingga mengubah keseimbangan dan koordinasi
impuls sehingga tonus otat meningkat dan jadi
kaku
•Dampak pada otak
Toksin menempel pada cerebral ganglion
menyebabkan kekakuan dan kejang
•Dampak pada saraf otonom
Mengenai sistem saraf simpatis menyebabkan
keringat berlebih, hipertermia, hipotensi, aritmia,
heart blok, takikardia 29
KLASIFIKASI
• Derajat klinis pada anak:

Penilaian Trismus Kejang Kejang spontan


rangsang

RIngan 3 cm (-) (-)

Sedang 3 cm (+) (-)

Berat 1 cm (+) (+)

30
Penilaian Spasme Gangguan Disfagia
pernapasan

RIngan - - +

Sedang + >30* /menit ringan

Berat + >40*/menit berat

31
DIAGNOSIS BANDING
Meningitis,Enchephalitis

Kejang demam sederhana, Epilepsi

Rabies, dll.

32
PENATALAKSANAAN
Umum
• Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
• Menjaga kelancaran jalan napas
• Oksigenasi
• Mengatasi kejang
Khusus
• Antibiotika
• Serum anti tetanus
33
PENATALAKSANAAN
Mengurangi Spasme atau mengatasi kejang
• Dosis diazepam 0,1-0,3 mg/kg BB interval 2-4
jam sesuai gejala klinis, usia <2 tahun: 8
mg/kg BB/hari oral dosis 2-3 mg tiap 3 jam
Untuk mengatasi kejang
• BB<10 kg: diazepam 5 mg, BB>10 kg:
diazepam 10 mg setelah kejang stop
dilanjutkan dosis maintenance

34
PENATALAKSANAAN
Antibiotika
• Lini1: Penicillin 50.000-100.000 IU/kg
BB/hari jika alergi ganti tetrasiklin 50 mg/kg
bb/hari
• Lini2: Metronidazol IV/Oral 15 mg/kg BB
dilanjutkan dengan 30 mg/kg BB/hari

35
PROGNOSIS

Angka mortalitas pada bayi mencapai 70% pada


kelompok usia lain 10-60%

36
Terimakasih

37

Anda mungkin juga menyukai