Anda di halaman 1dari 29

Hipokalemia pada Pasien

Hipertiroid

Dwi Indah Chandrasari


14 18 777 14 298
Pembimbing: dr. Winarti Arifuddin, Sp. PD
PENDAHULUAN
• Kalium penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Kalium
memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos, otot
rangka, serta otot jantung. Hal ini juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik
seluruh sistem saraf dalam tubuh. Kadar normal kalium sangat penting untuk
menjaga irama jantung normal.
• Hipokalemia merupakan kondisi di mana konsentrasi kalium (K+) dalam darah
rendah yang mana tingkat normal kalium serum adalah antara 3,5-5,0 mEq / L.
• Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid
bebas dalam sirkulasi darah.
• Hipokalemia pada hipertiroid terjadi sebagai akibat perpindahan kalium yang masif
dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler terutama sel otot. Hal ini terjadi
diyakini sebagai akibat peningkatan aktifitas pompa Na/K-ATPase.
HIPOGLIKEMIA
 DEFINISI
Hipokalemia mengacu pada kondisi di mana konsentrasi kalium (K+)
dalam darah rendah. Tingkat normal kalium serum adalah antara 3,5-5,0
mEq / L, setidaknya 95% dari kalium tubuh ditemukan di dalam sel, dengan
sisanya dalam darah. Ini gradien konsentrasi dipertahankan terutama oleh
pompa Na+/K+.

 KLASIFIKASI
• Hipokalemia ringan : Kadar kalium serum 3--3,5 mEq/L
• Hipokalemia sedang : Kadar kalium serum 2,5--3 mEq/L
• Hipokalemia berat : Kadar kalium serum < 2,5 mEq/L
• Hipokalemia yang < 2 mEq/L biasanya sudah disertai kelainan jantung
dan mengancam jiwa.
ETIOLOGI
• Deplesi Kalium : Berkurangnya asupan sampai <10 meq/hari
menghasilkan deficit kumulatif sekitar 7% - 8% dari
kalium total tubuh dalam 7 – 10 hari.
• Disfungsi Ginjal : Asidosis Tubular Ginjal (RTA)
• Kehilangan K+ Melalui Jalur Ekstra-renal : kehilangan melalui feses,
keringat, muntah-muntah, drainase lambung (suction).
• Kehilangan K+ Melalui Ginjal : diuretic dan aldosterone dapat menguras
cadangan kalium tubuh. Tiazid dan furosemide dilaporkan banyak
menyebabkan hipokalemia
• Endokrin atau Hormonal : Cushing syndrome dapat menyebabkan
kehilangan kalium.
GEJALA KLINIS
• Hipokalemia ringan sering tanpa gejala, meskipun dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah yang kecil dan kadang-kadang dapat menimbulkan aritmia jantung.
• Hipokalemia sedang, dapat menyebabkan kelemahan otot, mialgia, dan kram otot
(karena terganggu fungsi otot rangka), dan sembelit (dari terganggu fungsi otot halus).
• Hipokalemia yang lebih parah, dan hyporeflexia flaccid paralysis bisa terjadi.
• Depresi pernapasan dari kerusakan parah fungsi otot rangka ditemukan pada banyak
pasien.
• Beberapa elektrokardiografi (EKG) temuan yang terkait dengan hipokalemia mencakup
Gelombang T datar atau terbalik, gelombang U, depresi ST dan interval PR yang lebar.
Karena repolarisasi berkepanjangan dari serat Purkinje ventrikular, terbentuk
gelombang U, yang sering ditumpangkan pada gelombang T dan oleh karena itu
menghasilkan gambaran interval QT yang memanjang.
HIPERTIROID
 DEFINISI
Hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas
dan mortalitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardiovaskuler. Hipertiroid
adalah suatu keadaan dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid bebas dalam sirkulasi
darah.
Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme.
Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis kelebihan hormone tiroid yang beredar dalam
sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif.
 KLASIFIKASI
• Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
• Nodular Thyroid Disease
• Subacute Thyroiditis
• Postpartum Thyroiditis
ETIOLOGI
• Grave’s Disease : 60%-80% dari seluruh kasus
• Toxic multinodular goiter dapat 10 kali lebih sering dengan defisiensi iodine.
• Tiroiditis subakut menyebabkan onset gejala tirotoksis disebabkan oleh
kebocoran hormone dari kelenjar yang mengalami inflamasi. Cenderung
didahului oleh infeksi virus.
• Tiroiditis postpartum dapat terjadi pada 5% hingga 10% wanita pada tiga
hingga enam bulan pertama pasca melahirkan.
• Penyebab hipertiroid lainnya adalah Treatment-induced hyperthyroidism.
Salah satu penyebabnya ialah iodine-induced hypertiroidism.
GEJALA KLINIS
Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun,
gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan
sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
• Peningkatan frekuensi denyut jantung
• Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
• Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas,
keringat berlebihan
• Penurunan berat badan , peningkatan rasa lapar
• Peningkatan frekuensi buang air besar
• Peningkatan ukuran kelenjar tiroid
• Cepat letih
• Haid sedikit dan tidak tetap
• Exoptalmus.
↑TSH, ↓T4 Hipotiroidisme
↑ TSH, T4 normal Hipotirodisme yang telah diobati atau
DIAGNOSIS hipotiroidisme subklinis
↑ TSH, ↑T4 Tumor penyekresi TSH atau resistensi
• Pemeriksaan dasar yang hormone tiroid
sebaiknya dilakukan ↑ TSH, ↑T4, atau ↓T3 Konversi lambat T4 menjadi T3 (Defisiensi
adalah pengukuran T3 deiodinase, hipertiroksinemia eutiroid)
bebas dan T4 bebas. atau artefak antibody hormone tiroid.
↓ TSH, ↑ T4 atau ↑ T3 Hipertiroidisme
• Pemeriksaan kadar TSH ↓ TSH, T3 dan T4 Hipertiroidisme subklinis
normal
↓ TSH , ↓T4 Hipotiroidisme sentral (gangguan
hipotalamus atau hipofisis)
↓TSH, ↓T4 dan ↓T3 Sick eutiroidism, atau penyakit hipofisis
TSH normal, T4 Pertimbangkan adanya perubahan pada
abnormal globulin pengikat tiroid, gangguan assay,
konsumsi amiodarone, atau tumor TSH
hipofisis.
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
• Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid.
• TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
• T4 Bebas
• T3 Bebas
• USG : untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
• Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
HUBUNGAN HIPOGLIKEMIA DENGAN HIPERTIROID
• Thyrotoxic periodic paralysis (TPP) adalah paralisis lokal ataupun general yang
terjadi secara episodik dan berulang disertai dengan hipokalemia dan memiliki
kaitan dengan komplikasi tirotoksikosis. TPP merupakan suatu kondisi yang serius
dan merupakan komplikasi hipertiroidisme yang berpotensi fatal akibat dari
perpindahan kalium dalam jumlah besar dari ruang ekstraseluler ke intraseluler.
• Patogenesis TPP hingga saat ini masih belum jelas. Hipokalemia terjadi sebagai
akibat perpindahan kalium yang masif dari kompartemen ekstraseluler ke
intraseluler terutama sel otot. Hal ini terjadi diyakini sebagai akibat peningkatan
aktifitas pompa Na/K-ATPase. Berbagai data menunjukkan adanya peningkatan
dalam jumlah serta aktifitas pompa Na/K-ATPase pada pasien TPP.
• Hormon tiroid dapat meningkatkan aktifitas Na/K-ATPase pada otot rangka, hati dan
ginjal sehingga menyebabkan influx kalium ke ruang intraseluler
• Pada pasien TPP memiliki beberapa factor predisposisi (pemicu) yang
dapat meningkatkan aktifitas Na/K-ATPase, baik melalui rangsangan
hormon tiroid secara langsung, ataupun secara tidak langsung melalui
stimulasi adrenergik, insulin, intake karbohidrat tinggi dan aktifitas
fisik.
GEJALA
KLINIS
PENTALAKSANAAN
HIPOKALEMIA
• Untuk hypokalemia ringan dapat diberikan KCL oral 20 mmol/hari.
• Koreksi kalium intravena : kadar K serum >2 mEq/L, kecepatan lazim
10 mEq/jam dan maksimal 20 mEq/jam. Pada anak 0,5-1
mEq/kg/dosis dalam 1 jam
• Pada koreksi hipokalemia berat (< 2 mmol/L) : Infus yang
mengandung KCl 0,3% dan NaCl 0,9% menyediakan 40 mmol K+ /L.
• Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-
rata 50-100 mEq/hari
HIPERTIROID
• Beta blockers
• Obat Antitiroid
- Mekanisme : PTU dapat memblok konversi T4 menjadi T3 dalam
jumlah besar di perifer.
- Indikasi : merupakan 1st line terapi jangka panjang pada Grave’s
disease (di Eropa, Jepang, dan Australia), PTU merupakan pilihan
terapi pada pasien hamil dengan Grave’s disease berat; merupakan
pilihan terapi Grave’s disease pada anak dan dewasa yang menolak
menjalani terapi radioaktif iodine; pretreatment pada lansia pasien
dengan penyakit jantung sebelum pembedahan atau menjalani terapi
radioaktif; dapat digunakan selama menyusui.
• Radioaktif
- Mekanisme : terkonsentrasi pada kelenjar tiroid dan menghancurkan jaringan
tiroid
- Indikasi : memiliki high cure rates pada terapi single-dose (80%), merupakan
terapi pilihan pada Grave’s disease di US, multinodular goiter, nodul toksik, dan
pasien dengan usia > 40 tahun, serta pada pasien yang mengalami relapse
dengan terapi obat antitiroid.

• Pembedahan (Subtotal Tiroidektomi)


- Mekanisme : mengurangi massa tiroid
- Indikasi : terapi pilihan pada pasien hamil dan anak-anak dengan yang timbul
efek samping dalam penggunaan obat anti tiroid, nodul toksik pada pasien
dengan usia < 40 tahun, dan goiter yang besar dengan gejala hebat. Dapat
menjadi pilihan pada pasien yang menolak terapi radioaktif, atau gagal dalam
menjalani terapi anti-tiroid, serta dapat dilakukan dengan indikasi kosmetik.
LAPORAN KASUS
Identitas
• Nama : Ny. W
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 28 tahun
• Alamat : Jl. Setia Budi
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Pendidikan Terakhir : SMA
• Tanggal Masuk RS : 15 Mei 2019
• Tanggal Pemeriksaan : 22 Mei 2019
• Ruangan ` : Cendrawasih Bawah
• Anamnesis
• Keluhan Utama : keram-keram dan kaku pada seluruh tubuh
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien perempuan usia 28 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan Pasien juga
mengeluh sering merasa keram-keram dan kaku pada seluruh tubuhnya sejak
kurang lebih 2 minggu. Keram-keram dan kaku pada tubuh sering di rasakan pada
saat pagi hari dan terutama pada bagian anggota gerak. Pasien juga mengeluhkan
nyeri perut bagian tengah atas yang dirasakan sejak kurang lebih 2 minggu yang
lalu. Nyeri perut dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Nyeri perut disertai mual (+),
muntah (+) lebih dari 6 kali, nafsu makan menurun (+). Muntah yang di keluarkan
berisi cairan. Demam (+). Sakit Kepala (-), sesak nafas (-).. BAK lancar, BAB cair >5
kali sejak 5 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat gondok sejak 15 tahun yang
lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Pasien memiliki riwayat gondok sejak 15 tahun yang lalu dan berobat
rutin.

Riwayat penyakit dalam keluarga:


• Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum :
• SP : sakit sedang/ composmentis/ gizi kurang
• BB: 31 Kg TB: 150 cm IMT: 13,7 Kg/m2

Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 100 x/menit
• Pernapasan : 24 x/menit
• Suhu : 37,1oC

Kepala :
• Bentuk : Normocephal
• Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut
• Mata : edema palpebra (-), Pupil: Isokor 2,5 mm/2,5 mm, sklera: Ikterik (-/-), Konjungtiva : Anemis (+/+).
Refleks cahaya langsung/tidak langsung: (+/+), Exoftalmus (+/+)
• Hidung : Rhinorrhea (-), epiktaksis (-), pernapasan cuping hidung (-)
• Telinga : Otorrhea (-/-), pendengaran berkurang
• Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), stomatitis (-)
Leher :
• Kelenjar GB : pembesaran (-)
• Tiroid : pembesaran (+)
• JVP : tidak ada peningkatan
• Massa lain : tidak didapatkan

Thoraks
Paru-paru
• Inspeksi : bentuk dada kiri dan kanan simetris, retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : krepitasi (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus sama kanan dan kiri
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : Rhonki (-/-), Wh (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
• Batas Atas : ICS II linea parasternal dextra et sinistra
• Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dextra
• Batas Kiri : ICS IV linea midclavicular sinistra
• Auskultasi : BJ S1 dan S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen :
• Inspeksi : perut datar, kesan normal
• Auskultasi : peristaltic meningkat (+)
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan regio epigasterium (+)
• Anggota Gerak :
• Atas : Akral hangat (+/+), edema (+/+), tidak ada hambatan gerak
• Batas : Akral hangat (+/+), edema (+/+), tidak ada hambatan gerak
Resume
• Pasien perempuan usia 28 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan Pasien juga
mengeluh sering merasa keram-keram dan kaku pada seluruh tubuhnya sejak kurang
lebih 2 minggu. Keram-keram dan kaku pada tubuh sering di rasakan pada saat pagi hari
dan terutama pada bagian ekstremitas. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut pada regio
epigastrium yang dirasakan sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu. Nyeri perut dirasakan
seperti tertusuk-tusuk. Nyeri perut disertai nausea (+), vomitus (+) lebih dari 6 kali,
nafsu makan menurun (+). Vomitus yang di keluarkan berisi cairan. Febris (+). Cephalgia
(-), sesak nafas (-). BAK lancar, BAB cair >5 kali sejak 5 hari yang lalu. Pasien memiliki
riwayat gondok sejak 15 tahun yang lalu. Tanda-tanda vital: TD : 110/70 mmHg, N: 100
x/m, P: 24 x/m, S: 37,1oC. Didapatkan IMT : 13,7 kg/m2, mata anemis dan exoftalmus,
bibir kering, pendengaran berkurang pada kedua telinga, ada pembesaran kelenjar
tiroid pada leher, ictus cordis tampak dan teraba pada ICS IV midclavicular sinistra,
auskultasi abdomen terdengar bunyi peristaltic meningkat, palpasi abdomen nyeri
tekan epigastrium (+).
• Diagnosis Kerja
• Hipertiroid
• PEM
• Inbalance Elektrolit

• Penatalaksanaan
• KCL 40 meq/L de 500 cc NaCL 0,9%
• Ivfd Dex 5% 20 tpm
• Iv pantoprazole 1 amp/12 jam
• Inbumin 3x1
• PTU 50 mg 3x1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai