Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS PORTOFOLIO

JIWA
GANGGUAN STRESS AKUT

Disusun Oleh :
dr. Bayu Adiputra

Pendamping Internship :
dr. Febbysinta Dewi

PROGRAM INTERNSHIP
RS ARSANI
SUNGAILIAT - BANGKA
2016 2017
PORTOFOLIO

No. ID dan Nama Peserta : dr. Bayu Adiputra


No. ID dan Nama Wahana : RS Arsani
Topik : GANGGUAN STRESS AKUT
Tanggal (kasus) : 17.12.16
Nama Pasien : Nn. MS, 19 th No. RM : 03.97.38
Tanggal Presentasi : No. dan Nama Pendamping :
dr. Febbysinta Dewi
Tempat Presentasi : RS Arsani
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Pasien Nn. MS 19 th datang dengan keluhan sering menangis dan berteriak histeris
sejak 2 jam SMRS, lemas +, mual +, muntah +, sakit kepala berdenyut +, dalam perjalanan ke
RS pasien sempat pingsan sebanyak 1x. Gejala seperti ini sudah sering dirasakan oleh pasien
sejak 2 minggu terakhir. Semuanya terjadi ketika pasien mendengar bahwa ibunya meninggal
akibat penyakit lama yang sudah diderita selama beberapa tahun terakhir ini kurang lebih 2
minggu yang lalu. Riwayat mengurung diri dan menjauhi orang lain dialami oleh pasien.
Keinginan bunuh diri disangkal.
Tujuan :
1. Mengetahui diagnosa dan tatalaksana Gangguan Stress Akut
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

RS Arsani 2
PORTOFOLIO

Data pasien : Nama : Nn. MS No. register : 03.97.38


Nama RS : RS Arsani Telp : - Terdaftar sejak : -

Data utama untuk bahan diskusi


Diagnosis/ gambaran klinis :
Pasien Nn. MS 19 th datang dengan keluhan sering menangis dan berteriak histeris
sejak 2 jam SMRS, lemas +, mual +, muntah +, sakit kepala berdenyut +, dalam
perjalanan ke RS pasien sempat pingsan sebanyak 1x. Gejala seperti ini sudah sering
dirasakan oleh pasien sejak 2 minggu terakhir. Semuanya terjadi ketika pasien mendengar
bahwa ibunya meninggal akibat penyakit lama yang sudah diderita selama beberapa tahun
terakhir ini kurang lebih 2 minggu yang lalu. Riwayat mengurung diri dan menjauhi
orang lain dialami oleh pasien. Keinginan bunuh diri disangkal.
Riwayat pengobatan :
-
Riwayat penyakit sekarang :
-
Riwayat penyakit terdahulu :
-
Riwayat pekerjaan :
Pelajar SMA
Riwayat Keluarga :
-
Kondisi lingkungan sosial dan fisik:
-

RS Arsani 3
PORTOFOLIO

8. Lain-lain :

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: kompos mentis
Keadaan umum : tampak sakit berat
Tanda vital:
TD : 120/90 mmhg
HR : 110 x/m
Pernapasan : 28 x/m
Suhu : 37.8 C
SaO2 : 99%
BB : 48 kg

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Napas cuping hidung (+)
Leher : KGB tidak teraba
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : SDV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor : BJ I-II regular, murmur (-)
Abdomen : Datar lembut,
Bising usus (+) normal
Hepar & lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Edema -/-, sianosis -/-, CRT < 2 motorik 5/5/5/5 Sensorik +/+

Diagnosis :
Gangguan Stress Akut
Terapi
Umum
Memberitahukan kepada penderita dan keluarganya tentang penyakit yang dideritanya
Edukasi pasien tentang terapi farmakologi dan non farmakologi

RS Arsani 4
PORTOFOLIO

Khusus
Nasal Canul dengan O2: 2-3 lpm
Inj Ondansetron 8mg /12 jm
Inj Omeprazol 40 mg/ 24 jm
Bedrest
Edukasi bimbingan keluarga
Observasi di IGD

Daftar Pustaka :
1. Davidson, C Gerald dkk. 2004. Psikologi Abnormal Edisi ke-9. Jakarta.
Penerbit:Rajawali Pers.
2. Durand, V Mark & H.Barlow, David. Psikologi Abnormal Edisi ke- 4. Yogyakarta.
Penerbit:Pustaka pelajar
3. S.nevid, Jeffrey dkk. 2003. Psikologi Abnormal Edisi ke-5 jilid 1. Jakarta.
Penerbit:Erlangga.
4. Bryant, R.A., & Harvey, A.G. (2000). Acute Stress Disorder: A handbook of
theory, assessment, and treatment. Washington, D.C: American Psychological
Association.
5. Bisson Jl, Deahl MP. Psychological debriefing and prevention of post traumatic
stress. More research is needed. Br J Psychiatry. 1994 Dec.165(6): 717-20.
Hasil Pembelajaran:
1. Aplikasi prosedur dan tindakan kedokteran tatalaksana Gangguan Stress Akut

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :


1. Subyektif
Pasien Nn. MS 19 th datang dengan keluhan sering menangis dan berteriak histeris
sejak 2 jam SMRS, lemas +, mual +, muntah +, sakit kepala berdenyut +, dalam perjalanan ke
RS pasien sempat pingsan sebanyak 1x. Gejala seperti ini sudah sering dirasakan oleh pasien
sejak 2 minggu terakhir. Semuanya terjadi ketika pasien mendengar bahwa ibunya meninggal
akibat penyakit lama yang sudah diderita selama beberapa tahun terakhir ini kurang lebih 2
minggu yang lalu. Riwayat mengurung diri dan menjauhi orang lain dialami oleh pasien.
Keinginan bunuh diri disangkal.
2. Obyektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda vital pada pasien ditemukan terdapat tekanan
darah 120/80 mmhg, denyut jantung 110x/m, pernapasan 28x/m dan Spo2 99% .

RS Arsani 5
PORTOFOLIO

3.Assesment
Gangguan Stress Akut adalah
4. Plan
Definisi
Reaksi stres akut dikenal juga dengan istilah gangguan stres akut, shock
psikologis atau mental shock. Reaksi stres akut merupakan suatu keadaan yang
berhubungan dengan keadaan psikis seseorang yang merupakan akibat langsung dari
suatu pengalaman traumatis yang berat. Pengalaman traumatis yang terjadi
berhubungan dengan pengalaman-pengalaman fisik maupun psikis individu.
Gangguan ini merupakan sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan
atau reaksi terhadap peristiwa yang mengerikan.
Reaksi stres akut adalah gangguan yang dianggap sebagai suatu respon maladaptif
terhadap stres berat atau stres yang berkelanjutan dimana mekanisme penyesuaian
tidak bisa mengatasinya sehingga menimbulkan problem dalam kehidupan sosialnya.
Reaksi stres akut menyebabkan seseorang mengalami ketakutan yang luar biasa
ketika diberikan stimulus yang berkaitan dengan kejadian yang dialaminya. Individu
akan mengalami penurunan respon emosional dan biasanya reaksi stres akut terjadi
setelah adanya kejadian traumatik. Keadaan ini ditandai dengan suasana perasaan
yang murung, sedih, kurangnya semangat dalam melakukan kegiatan sehari-hari
maupun kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kesenangan dan apabila sudah dalam
keadaan yang berat, akan menimbulkan gangguan dalam fungsi peran dalam
kehidupan sosial.

Etiologi
Ada beberapa kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan terjadinya gangguan
stres akut yaitu :
a. Pengalaman Traumatis
Pengalaman-pengalaman buruk yang baru saja terjadi menjadi penyebab
munculnya gangguan reaksi stres akut pada seorang individu. Kekerasan, baik itu
kekerasan secara fisik maupun kekerasan psikis, peperangan, bencana alam, dan
kecelakaan akan membawa trauma bagi seorang individu. Pengalaman buruk
tersebut akan memunculkan respon-respon pada diri invidu, baik itu respon fisik
maupun respon psikologis apabila lingkungan memberikan stresor.
b. Terjadinya Perubahan Hidup Penuh Stres Yang Baru Terjadi
Perubahan dalam hidup yang baru terjadi ikut berperan menimbulkan stres.
Misalnya, seorang individu yang kehilangan orang yang dicintai, kemudian ada

RS Arsani 6
PORTOFOLIO

stresor yang memungkinkan individu tersebut mengingat kembali orang yang ia


cintai, secara spontan memicu reaksi atau respon yang muncul dari dalam dirinya
secara tiba-tiba.
c. Adanya Konflik Dalam Diri
Konflik dalam diri berkaitan erat dengan ketidakmampuan seseorang untuk
memilih dua atau lebih macam-macam kebutuhan, keinginan serta tujuan. Stres
akan muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak
diambil

d. Tipe kepribadian Individu Yang Rentan Terhadap Gangguan Stres Akut


Tipe-tipe kepribadian pada manusia memungkinkan seseorang mengalami
gangguan stres akut. Orang yang dengan tipe kepribadian ambisius, agresif,
kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan mudah marah memiliki
tingkat prevalensi yang tinggi mengalami gangguan ini.

Kriteria Diagnostik
Harus ada kaitan waktu kejadina yang jelas antara terjadinya pengalaman stressor luar biasa
(fisik atau mental) dengan onset dari gejala, biasanya setelah beberapa menit atau segera
setelah kejadian.
Selain itu ditemukan gelaja-gejala :
a. terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala
permulaan berupa keadaan terpaku (daze), semua hal berikut dapat terlihat:
depresi, anxietas, kemarahan, kecewa, overaktif dan penarikan diri
b. pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressor-nya, gejala-gejala
dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal ini dimana
stress menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya
baru mereda setelah 24-48 jam dan biasanya hampir menghilang setelah 3
hari.
c. Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk keadaan kambuhan mendadak dari
gejala individu yang sudah menunjukkan ganggua psikiatri lainnya
d. Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan
dalam terjadinya atau beratnya reaksi stres akut.

Reaksi Fisiologis dan Psikologis Dari Reaksi Stres Akut


4.1 Reaksi Fisiologis
a. Jantung berdebar atau ritmenya tidak normal bahkan kacau.
b. Sering berkeringat dingin, bahkan telapak tangan selalu berkeringat.
c. Mengalami gangguan pernafasan yaitu sesak nafas atau nafas pendek.
d. Sering buang air kecil dan tiba-tiba sakit kepala tanpa penyebab yang jelas.

RS Arsani 7
PORTOFOLIO

e. Perut sering terasa mual, ingin muntah dan kadang-kadang disertai dengan
diare.
f. Sulit tidur dan mengalami mimpi buruk.
g. Nafsu makan berubah.
h. Libido menurun
i. Jika tidak segera ditangani, dapat meningkat menjadi depresi.
4.2 Reaksi psikologis
a. Mengalami keletihan psikologis, kemurungan, kelesuhan, dan tidak
bersemangat.
b. Gelisah, cemas, takut berlebihan dan secara terus-menerus merasa terancam.
c. Sering marah tanpa sebab yang jelas.
d. Muncul kekecewaan dan kesedihan yang berkepanjangan.
e. Pesimis, mudah lupa, daya ingat menurun dan sulit berkonsentrasi.
f. Tidak mampu mengambil keputusan.

Penatalaksanaan
5.1 Psikoterapi
a. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku dilakukan dengan mengubah perilaku yang menimbulkan
stress akut, toleransi atau adaptabilitas terhadap stress akut yang dialami,
menyeimbangkan antara aktivitas fisik dan nutrisi, serta manajemen
perencanaan, organisasi dan waktu.
b. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mengubah
pola pikir individu agar berpikir positif dan sikap yang positif, membekali diri
dengan pengetahuan tentang stres, serta menyeimbangkan antara aktivitas otak
kiri dan kanan. Pendekatan kognitif bisa juga dilakukan dengan menggunakan
metode hipnoterapi.
c. Metode Coping Stres Menggunakan Teknik Relaksasi
Relaksasi dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan semua ketegangan-
ketegangan yang selama ini dialami oleh individu. Relaksasi yang dilakukan
bisa berupa relaksasi otot-otot, relaksasi kesadaran indra dan relaksasi pikiran-
pikiran.
Semua pendekatan-pendekatan yang dilakukan bertujuan untuk merubah pola
pikir serta tingkah laku yang muncul akibat sebagai reaksi stres akut. Pendekatan
yang dilakukan bertujuan untuk merubah serta mengembalikan individu ke
keadaan semula atau keadaan yang normal. Selain itu penanganan dini terhadap
reaksi stres akut mengurangi kemungkinan seorang individu mengalami Pasca-
Traumatic Stres Disorder.

RS Arsani 8
PORTOFOLIO

5.2 Farmakologi
Terapi farmakologi digunakan jika psikoterapi berorientasi krisis atau terapi
kelompok tidak efektif dan jika individu itu berbahaya, sangat agitatif atau
psikotik
a. Benzodiazepin : efektif dan cepat mengurangi ansietas dan ketegangan serta
memperbaiki tidur. Penggunaan jangka pendek. Alternatif untuk insomnia :
trazodon dan amitriptilin dosis rendah. Diazepam 5-10 mg malam hari
b. Anti andrenergik : berguna untuk mengatasi keterjagaan berlebihan, agresifitas,
irritabililitas, memori yang intrusif dan insomnia. Hati-hati pada penyakit
kardiovaskuler dan diabetes.contoh : klonidin dan propanolol
c. SSRI : Untuk pengingatan kembali, penghindaran, keterjagaan berlebihan dan
depresi. Berguna untuk mengontrol anxietas dan iritabilitas. Mulai dengan
dosis kecil, tingkatkan perlahan, hati-hati kemungkinan terjadi anxietas,
agitasi, psikosis atau mania. Misalnya: sertralin 25 mg atau fluoxetin 10 mg
sekali sehari, dapat dinaikkan perlahan

5. Pembahasan
Pada pasien gangguan stress akut menurut DSM-IV yaitu Orang yang telah terpapar
dengan suatu kejadian traumatik dimana pasien mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan
dengan suatu kejadian masalah yang bersangkutan dengan keluarga atau kejadian-kejadian
yang berupa ancaman kematian atau kematian yang sesungguhnya cedera yang serius atau
ancaman kepada integritas fisik diri sendiri atau orang lain. Sering respon maladaptif
terhadap stres berat atau stres yang berkelanjutan dimana mekanisme penyesuaian tidak bisa
mengatasinya sehingga menimbulkan problem dalam kehidupan sosialnya. Reaksi stres akut
menyebabkan seseorang mengalami ketakutan yang luar biasa ketika diberikan stimulus yang
berkaitan dengan kejadian yang dialaminya

RS Arsani 9

Anda mungkin juga menyukai