Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA

CITRA DEWILIAH

PEMBIMBING KLINIK
dr.I NYOMAN SUMIATI, M.Kes, Sp.KJ
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Kaili
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Labuan
LAPORAN PSIKIATRIK

I. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis dan Heteroanamnesis ( Ibu
kandung pasien).

Keluhan utama
Mengamuk
LAPORAN PSIKIATRIK
Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien Ny.S datang ke UGD RSD Madani Palu diantar
oleh Omnya dengan keluhan marah-marah dan mengamuk sejak
1 minggu yang lalu. Pasien juga sering bicara-bicara sendiri,
gelisah dan sulit tidur sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengatakan
bahwa dirinya marah-marah dan mengamuk akibat melihat
bayangan hitam besar berupa pongko, kuntilanak, pocong,
firaun, Dajjal, mengganggu dirinya setiap melakukan aktivitas dan
ingin menyingkirkan pasien dan merasa selalu dihantui dan
ditakuti setiap hari. Ketika pasien tidur dia merasa dibangunkan
oleh seseorang yang dianggapnya penjaga yang diakui neneknya
yang dianggapnya manggirante. Pasien juga menganggap dia
adalah seorang seorang keturunan raja ningrat yang berkuasa
menjaga dunia .
LAPORAN PSIKIATRIK
Riwayat Gangguan Sekarang
Berdasarkan anamnesis yang diperoleh dari keluarga
pasien yakni Omnya, dikeluhkan pasien gelisah, takut
tinggal dirumah, jalan mondar mandir keluar rumah dan
mengatakan orang dalam rumah adalah setan, pongko.
Selalu melihat bayangan hitam, sulit tidur, mengomel-
ngomel mengatakan dia adalah seorang penjaga dunia.
Keluhan ini muncul sejak tahun 2005.
LAPORAN PSIKIATRIK

HENDAYA DISFUNGSI
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
LAPORAN PSIKIATRIK
Faktor Stressor Psikososial
Pasien merasa keluaganya tidak senang terhadap
dirinya
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat
penyakit sebelumnya
sebelumnya: ada pasien pernah dirawat di RSJ pada
tahun 2005 dan putus obat sejak 4 bulan yang lalu
LAPORAN PSIKIATRIK
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat penyakit terdahulu:
Pasien tidak pernah mengalami trauma, kejang dan sakit berat.
Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
NAPZA (-)
Merokok (-)
Alkohol (-)
Obat-obatan lainnya (-)
Riwayat gangguan sebelumnya:
Riwayat Psikiatri sebelumnya : pernah dirawat 2005 di RSJ
Madani, sembuh , kemudian putus obat 4 bulan yang lalu
LAPORAN PSIKIATRIK
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal :
Pasien lahir normal dan tanpa penyulit apapun
dalam persalinan.
Riwayat masa kanak awal (1-3 tahun)
Pertumbuhan pasien normal, sama seperti
pertumbuhan anak seusianya. Pasien dirawat oleh ibu
dan ayahnya.
LAPORAN PSIKIATRIK
Riwayat Masa Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien tumbuh normal dan bergaul seperti anak-
anak biasa. Pasien mulai sekolah dasar (SD) usia 6 tahun.
Setelah menamatkan pendidikan SD, pasien melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Menurut pasien
dibesarkan dengan baik oleh orang tuanya. Pasien
mengaku sejak kecil pasien suka bergaul dan bermain
dengan teman sebaya secara normal.
LAPORAN PSIKIATRIK

Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)


Pasien melanjutkan pendidikan ke SMA dan
menyelesaikannya. Pasien tumbuh normal dan bergaul
seperti anak remaja lainnya. Tidak ada kejadian
traumatis yang membekas.
Masa Dewasa
Pasien sampai saat ini belum menikah, pasien
tinggal bersama saudanya, pasien merupakan anak ke 6
dari 7 bersaudara
LAPORAN PSIKIATRIK
.
Situasi hidup sekarang
Saat ini pasien tinggal di rumah saudaranya di labuan

Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya


Pasien menganggap dirinya tidak sakit dan tidak butuh
pengobatan
LAPORAN PSIKIATRIK

Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien anak kedua dari 4 bersaudara. Pasien memiliki
seorang kakak laki-laki dan dua orang adik
perempuan. Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan
saudaranya. Hubungan, kasih sayang, dan komunikasi
antara pasien dengan ibu, ayah dan saudara baik.
Tidak terdapat gangguan serupa dari keluarga pasien.
LAPORAN PSIKIATRIK

Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan adik-adiknya.

Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan


Pasien tidak menyadari dirinya sakit secara penuh.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
1. Penampilan : Tampak seorang wanita berusia 40
tahun, memakai baju kaos berwarna merah , celana
panjang kain berwarna abu-abu, cukup rapi, tampak
sesuai umur raut wajah takut dan sering melihat kesana
kemari.
2. Kesadaran : compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :Gelisah
4. Pembicaraan : biasa, suara rendah, cadel, sasuai
pertanyaan
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperratif
STATUS MENTAL

Keadaan Afektif, Perasaan, dan Empati:


Afek : Eutimia
Mood : Luas
Empati : dapat diraba-rasakan.
STATUS MENTAL
Fungsi Intelektual (kognitif)
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan :
sesuai
Daya konsentrasi : Cukup
Orientasi :
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat:
Segera : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka panjang : Baik.
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif :
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
STATUS MENTAL

Gangguan Persepsi
. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : visual (+)
Auditori (+) mendengar
suara bisikan-bisikan
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
STATUS MENTAL

Proses Berpikir
1. Arus pikiran:
a. Produktivitas : cukup
b. Kontiniuitas : Asosiasi longgar
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran: waham kebesaran
(menganggap dirinya keturunan ningrat yang berkuasa
menjaga dunia)
STATUS MENTAL

Pengendalian Impuls: baik selama pemeriksaan

Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Baik

Tilikan (insight)
Derajat I : penyangkalan total terhadap penyakitnya

Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya.


Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut

Pemeriksaan Fisik :
Status internus: T : 120/80 mmHg N : 80 x/menit P :
20 x/menit S : 36,5C. Konjungtiva tidak pucat, sclera
tidak ikterus, jantung dan paru dalam batas normal,
fungsi motorik dan sensorik keempat ektremitas dalam
batas normal.
Status neurologis: pemeriksaan kaku kuduk (-), reflex
patologis (-), refles fisiologis (+), GCS ; E4M6V5, fungsi
kortikal luhur dalam batas normal, pupil bundar isokor,
reflex cahaya (+)/(+).
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Seorang pasien Ny.S datang ke UGD RSD Madani Palu diantar


oleh Omnya dengan keluhan marah-marah dan mengamuk
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga sering bicara-bicara
sendiri, gelisah dan sulit tidur sejak 2 hari yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa dirinya marah-marah dan mengamuk akibat
melihat bayangan hitam besar berupa pongko, kuntilanak,
pocong, firaun, Dajjal, mengganggu dirinya setiap melakukan
aktivitas dan ingin menyingkirkan pasien dan merasa selalu
dihantui dan ditakuti setiap hari. Ketika pasien tidur dia merasa
dibangunkan oleh seseorang yang dianggapnya penjaga yang
diakui neneknya yang dianggapnya manggirante. Pasien juga
menganggap dia adalah seorang seorang keturunan raja ningrat
yang berkuasa menjaga dunia
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Berdasarkan anamnesis yang diperoleh dari keluarga


pasien yakni Omnya, dikeluhkan pasien gelisah, takut
tinggal dirumah, jalan mondar mandir keluar rumah dan
mengatakan orang dalam rumah adalah setan, pongko.
Selalu melihat bayangan hitam, sulit tidur, mengomel-
ngomel mengatakan dia adalah seorang penjaga dunia.
Mood :Eutimia, Afek luas, Arus pikir : Asosiasi longgar,
Gangguan isi pikir Waham kebesaran menganggap
dirinya keturunan ningrat yang menjaga Dunia
Evaluasi Multi Axial
Aksis I
Kategori gangguan jiwa, ditandai dengan:
Adanya gejala klinis yang bermakna berupa pasien
marah-marah dan mengamuk, pasien kesulitan tidur
pasien juga sering mendengar bisikan-bisikan dan
waham kebesaran.
Keadaaan tersebut menimbulkan disstress bagi pasien
Keadaaan tersebut menimbulkan disabilitas dalam
sosial dan pekerjaan
Evaluasi Multi Axial
Aksis I
Gangguan Jiwa Psikotik, ditandai dengan adanya
hendaya berat dalam menilai realita: adanya halusinasi
auditorik dan waham kebesaran.

Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik: pada riwayat


penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna
dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang
mengindikasi gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini.
Evaluasi Multi Axial
Aksis I
Gangguan jiwa ini sudah ada sejak tahun tahun 2005 dan ini dapat
didagnosis sebagai skizofrenia dank arena adanya waham yang menonjol
maka didiagnosis dengan skizofrenia paranoid (F20.0)
Memenuhi kriteria umum untuk diagnostik skizofrenia
Sebagai tambahan:
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung,
bunyi tawa
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-
lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam
adalah yang paling khas
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relative tidak nyata / tidak menonjol.
Aksis II
Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III
Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV
Masalah dengan Primary support group Keluarga
Aksis V
GAF 60-51 (gejala sedang (moderate) disabilitas
sedang)
DAFTAR MASALAH
Organobiologik : tidak ditemukan adanya kelainan fisik
yang bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien
memerlukan psikofarmakologi.
Psikologik : ditemukan hendaya berat dalam menilai
realitas berupa halusinasi visual serta gangguan isi
pikir berupa waham kebesaran sehingga perlu
psikoterapi.
Sosiologik : ditemukan hendaya berat dalam bidang
sosial pekerjaan dan waktu senggang sehingga pasien
memerlukan sosioterapi.
PROGNOSIS
Pendukung ke arah baik Pendukung ke arah buruk

Genetik tidak ada Onset kronik


Faktor pencetus jelas Pernah sakit seperti ini
Penyebab/penyakit organik tidak Suportif lingkungan kurang
ada Tilikan buruk
Usia tua

Prognosis: dubia ad malam


RENCANA TERAPI
Farmakoterapi :
Risperidon 2 mg
Trihexyphenidyl 2 mg
Clozapin Tab 25 mg
RENCANA TERAPI
Psikoterapi
Ventilasi :
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga
pasien merasa lega.
Konseling :
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-
orang sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial
dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu
proses penyembuhan pasien serta melakukan
kunjungan berkala untuk berobat teratur.
RENCANA TERAPI
Sosioterapi:
Menjelaskan kepada keluarga dan orang-orang disekitar
pasien tentang penyakitnya agar memberi dorongan
dan dukungan kepada pasien untuk dapat sembuh.
PEMBAHASAN
Skizofrenia berasal dari dua kata yaitu skizo yang
artinya retak atu peca, dan frenia yang artinya jiwa,
dengan demikian, seseorang yang menderita
skizofrenia adalah seseorang yang mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian(5).
Skizofrenia adalah sekelomok reaksi psikotik yang
mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk
berfikir dan berkomunikasi, menerima dan
menginterpretasikan realitas, merasakan dan
menunjukkan emosi serta berprilaku dengan sikap yang
tidak diterima secara social
PEMBAHASAN
gangguan skizofrenia, adapun kriteria diagnostiknya:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas) :
Thought
Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda atau
Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) atau
Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya.
PEMBAHASAN
Delusion
Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar; (tentang
dirinya : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau
anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus);
Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,
yang bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat
mistik atau mukjizat;
Waham-waham menetap jenis lainnya
Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,
misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau
kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu
ada secara jelas :
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over loaded ideas)
yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama
berminggu minggu atau berbulan bulan terus menerus;
PEMBAHASAN
Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme;
Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme dan stupor;
Gejala-gejala negatif, seperti sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan
sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika
PEMBAHASAN
Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal);
Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality)
dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
PEMBAHASAN
Memenuhi kriteria umum untuk diagnostik skizofrenia Paranoid
Sebagai tambahan:
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,
mendengung, bunyi tawa
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol
Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham
dikendalikan, dipengaruhi, atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar
yang beraneka ragam adalah yang paling khas
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala
katatonik secara relative tidak nyata / tidak menonjol.
PEMBAHASAN
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika. Obat ini dibagi dalam
dua kelompok yaitu :
Dopamine reseptor antagonis (DRA) atau antipsikotika generasi I
(APG-I) atau juga antipsikotika konvensional / tipikal yang
berguna terutama untuk mengontrol gejala-gejala positif
sedangkan gejala negatif hampir tidak bermanfaat.
Serotonine-dopamine antagonist (SDA) atau antipsikotika
generasi II atau juga antipsikotika baru / atipikal bermanfaat baik
untuk gejala positif maupun negatif.
Antipsikotika Generasi Pertama / Tipikal
Fenotiazine
Semua fenotiazine mempunyai struktur yang sama yaitu tiga cincin.
Subtitusi pada rantai alifatik, seperti khlopromazin, menyebabkan
turunnya potensi AP. Obat ini cendrung menyebabkan sedasi, hipotensi,
dan efek antikolinergik. Mensubtitusi piperidine pada posisi sepuluh dapat
menghasilkan kelompok AP seperti tioridazine, obat ini mempunyai
potensi dan profil efek samping yang sama dengan fenotiazine alifatik.
Flufenazin dan trifluoperaazine merupakan AP dengan kelompok piperazin
yang disubtitusi pada posisi sepuluh. (1)
Butirofenon
Haloperidol merupakan AP yang termasuk kelompok ini. Haloperidol dan
butirofenon lain bersifat D2 antagonis yang sangat poten. Efek terhadap
sistem otonom dan efek antikolinergiknya sangat minimal. Haloperidol
merupakan piperidine yang paling sering digunakan.(2)
Difenilbutil Piperidine
Difenilbutil piperidine sama strukturnya dengan butirofenon. Pimozide,
satu-satunya difenilbutil piperidine yang tersedia
Antipsikotika Generasi Kedua / Atipikal
Clozapine
Clozapine merupakan antipsikotika pertama yang efek samping ektraprimidalnya dapat
diabaikan. Dibandingkan dengan obat-obat generasi pertama, semua APG-II mempunyai
rasio blokade serotonin (5 hidrositriptamin) (5-HT) tipe 2 (5-HT2) terhadap reseptor
dopamin tipe 2 (D2) lebih tinggi.Ia lebih banyak bekerja pada sistem dopamin
mesolimbik daripada striatum.(1)
Risperidone
Risperidone termasuk kedalam kelompok benzisoxazole. Risperidone dengan nama
dagang Risperidal tersedia dalam bentuk tablet yaitu 1 mg, 2 mg, dan 3 mg. Dosis yang
biasa digunakan antara 4-8 mg. Risperidone juga tersedia dalam bentuk depo ( long
acting ) yang dapat digunakan setiap dua minggu. Obat ini disuntikkan secara IM dan
tidak menimbulkan rasa sakit di tempat suntikan karena ia merupakan suspensi dengan
pelarut air. Risperidone merupakan antagonis kuat baik terhadap serotonin dan reseptor
D2. Resperidone juga mempuyai afinitas kuat terhadap 2 tetapi afinitas terhadap -
reseptor dan muskarinik rendah.(1)
Olanzapine
Merupakan obat yang aman dan efektif untuk mengobati skizofrenia baik simptom
positif maupun negatif. Efek sampingnya sangat ringan.(1)
Quetiapine
Quetiapine merupakan dibenzothiazepine dengan potensi memblok 5-Ht2 lebih kuat
daripada D2
Terapi Psikososial
Selain terapi obat, psikoterapi keluarga adalah aspek penting
dalam pengobatan. Pada umumnya, tujuan psikoterapi adalah
untuk membangun hubungan kolaborasi antara pasien,
keluarga, dan dokter. Melalui psikoterapi ini, maka pasien
dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan lingkunganya. (5)
Terapi Perilaku
Rencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan pada
kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik perilaku
menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan
sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan
memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi
interpersonal
Terapi Berorientasi - Keluarga
Berbagai terapi berorientasi keluarga cukup berguna dalam pengobatan
skizofrenia. Keluarga dan teman merupakan pihak yang juga sangat
berperan membantu pasien dalam bersosialisasi. Dalam kasus skizofrenia
akut, pasien harus mendapat terapi khusus dari rumah sakit. Kalau perlu,
ia harus tinggal di rumah sakit tersebut untuk beberapa lama sehingga
dokter dapat melakukan kontrol dengan teratur dan memastikan
keamanan penderita. (1)
Terapi Kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,
masalah dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mugkin
terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan
atau suportif. Terapi kelompo efektif dalam menurunkan isolasi sosial,
meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien
dengan skizofrenia
DAFTAR PUSTAKA
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya;
2013.

Sadock BJ, Sadock VA. Terapi Biologis, Dalam : Kaplan


& Sadocks: Synopsis of Psychiatry Behavioral
Sciences/ Clinical Psychiatry. 2007: Lippincott
William& Wilkins. hal. 481

Arozal & Gan, Psikotropik, Dalam : Farmakologi Dan


Terapi FK UI. 2012 : Badan Penerbit FK UI, hal.161

Anda mungkin juga menyukai