Anda di halaman 1dari 8

1

Gangguan keseimbangan merupakan salah satu


PENDAHULUAN gangguan yang sering dijumpai dan dapat mengenai
1.1 Latar Belakang segala usia. Gangguan ini dapat mengakibatkan
Gangguan keseimbangan merupakan salah satu munculnya gangguan aktivitas sehari-hari dan
gangguan yang sering kita jumpai dan dapat ketidaknyamanan
mengenai segala usia. Seringkali pasien datang
berobat walaupun tingkat gangguan keseimbangan Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di
masih dalam taraf yang ringan. Hal ini disebabkan telinga dalam (labirin), terlindung oleh tulang. Labirin
oleh terganggunya aktivitas sehari-hari dan rasa
terdiri atas labirin tulang dan labirin membran. Labirin
ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
membran terletak di dalam labirin tulang dan
bentuknya hampir menyerupai bentuk labirin tulang.
Sistem keseimbangan manusia bergantung
kepada telinga dalam, mata, dan otot dan sendi untuk Antara labirin membran dan labirin tulang terdapat
menyampaikan informasi yang dapat dipercaya perilimfa, sedangkan endolimfa terdapat di dalam
tentang pergerakan dan orientasi tubuh di dalam labirin membran. Berat jenis cairan endolimfa lebih
ruang. Alat keseimbangan terdapat di telinga dalam, tinggi daripada cairan perilimfa. Ujung daraf vestibuler
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki berada dalam labirin membran yang terapung dalam
oleh tubuh. perilimfa yang berada dalam labirin tulang.

Gangguan keseimbangan perifer adalah Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semi-sirkularis
gangguan keseimbangan yang terjadi di dalam telinga (kss),yang merupakan labirin kinetik yaitu kss
dalam. Jika telinga dalam atau elemen sistem
horizontal (lateral), kss anterior (superior) dan kss
keseimbangan lainnya rusak, dapat menyebabkan
vertigo, pusing, ketidakseimbangan dan gejala lainnya. posterior (inferior). Tiap kanalis terdapat pelebaran
Banyak gangguan yang terdapat pada telinga dalam yang berhubungan dengan utrikulus, disebut ampula.
yang bermanifestasi terhadap gangguan Di dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari
keseimbangan tubuh. sel-sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya
tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut
Berdasarkan hal di atas, maka penulis kupula. Tiga kanalis semisirkularis terletak di bidang
merasa perlu untuk membahas lebih lanjut mengenai
yang berbeda. Kanalis semisirkularis lateral terletak di
gangguan keseimbangan perifer
bidang horizontal, dan dua kanalis semisirkularis
1.2 Batasan Masalah lainnya tegak lurus dengannya dan satu sama lain.
Kanalis semisirkularis posterior sejajar dengan aksis
Clinical science session ini membahas os petrosus, sedangkan kanalis semisirkularis anterior
tentang anatomi dan fisiologi keseimbangan, serta tegak lurus dengannya. Aksis os petrosus terletak
membahas penyakit gangguan keseimbangan perifer pada sudut 450 terhadap garis tengah, maka kanalis
diantaranya BPPV dan meniere yang meliputi definisi, semisirkularis anterior satu telinga pararel dengan
epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, kanalis semisirkularis posterior telinga sisi lainnya, dan
diagnosis, tatalaksana dan prognosis. kebalikannya. Kedua kanalis semisirkularis lateralis
terletak di bidang yang sama yaitu bidang
1.3 Tujuan Penulisan horizontal.Selain 3 kanalis ini terdapat pula labirin
statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan
Tujuan penulisan Clinical science session ini
pelebaran dari labirin membran
adalah untuk mempelajari dan mengetahui anatomi
dan fisiologi keseimbangan, serta penyakit gangguan
keseimbangan perifer diantaranya BPPV dan meniere
yang meliputi definisi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana
dan prognosis.

1.3 Metode Penulisan

Clinical science session ini disusun Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang
berdasarkan studi kepustakaan dengan merujuk terhadap lingkungan di sekitarnya tergantung pada
kepada berbagai literatur. input sensorik dan reseptor vestibuler di labirin, organ
visual dan proprioseptif. Gabungan informasi ketiga
reseptor sensorik tersebut akan diolah di SSP,
TINJAUAN PUSTAKA sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada
2.1 Anatomi dan Fisiologi Keseimbangan1 saat itu
2

dewasa muda sering disebabkan akibat adanya


trauma kepala.2

Penyebab lain yang signifikan meski jarang


adalah labirinitis virus, neuritis vestibuler, pasca
stapedectomi, fistula perilimfa dan penyakit meniere.
BPPV merupakan penyakit yang hampir diderita oleh
semua usia, namun pada anak belum pernah
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan
dilaporkan2
menimbulkan perpindahan cairan endolimfa di labirin
dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. 2.2.1.4 Patogenesis
Tekukan silia menyebabkan permeabilitan membran Pada BPPV terdapat 2 mekanisme yang sering
sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke terjadi, yaitu:
dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses
depolarisasi dan akan merangsang pelepasan a. Teori kupulolithiasis
neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan
Adanya debris yang berisi kalsium karbonat
meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke
berasal dari fragmen otokonia yang terlepas dari
pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia
makula utrikulus yang berdegenerasi, menempel pada
terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi
permukaan kupula semisirkularis posterior yang
hiperpolarisasi.
letaknya langsung di bawah makula urtikulus. Debris
ini menyebabkannya lebih berat daripada endolimfe
sekitarnya, dengan demikian menjadi lebih sensitif
terhadap perubahan arah gravitasi. Bilamana pasien
berubah posisi dari duduk ke berbaring dengan kepala
tergantung, seperti pada tes Dix Hallpike, kanalis
posterior berubah posisi dari inferior ke superior,
Organ vestibular berfungsi sebagai transduser kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian
yang mengubah energi mekanik akibat rangsangan timbul nistagmus dan keluhan vertigo.4,5
otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis menjadi energi biolistrik, sehingga dapat Pergeseran massa otokonia tersebut
memberi informasi mengenai perubahan posisi tubuh membutuhkan waktu, hal ini yang menyebabkan
akibat percepatan linier atau percepatan sudut. adanya masa laten sebelum timbulnya nistagmus dan
Dengan demikian dapat memberi informasi mengenai keluhan vertigo. Gerakan posisi kepala yang berulang
semua gerak tubuh yang sedang berlangsung. akan menyebabkan otokonia terlepas dan masuk ke
dalam endolimfe, hal ini yang menyebabkan timbulnya
2.2 Penyakit Gangguan Keseimbangan Perifer fatigue, yaitu berkurangnya atau menghilangnya
2.2.1 Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) nistagmus/vertigo, disamping adanya mekanisme
2.2.1.1 Defenisi kompensasi sentral.4,5
BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer
yang sering dijumpai. Keluhan yang sering ditemui Nistagmus tersebut timbul secara paroksismal
berupa pusing berputar yang muncul secara tiba-tiba pada bidang kanalis posterior telinga yang berada
akibat adanya perubahan posisi kepala.2 pada posisi di bawah, dengan arah komponen cepat
ke atas.4,5
2.2.1.2 Epidemiologi

Secara umum, prevalensi BPPV bervariasi mulai


b. Teori kanalithiasis
dari 10,7 sampai 64 kasus per 100.000 populasi.
Partikel debris otokonia tidak melekat pada
Penyakit ini lebih sering terjadi pada usia 51-70 tahun
kupula, melainkan mengambang di dalam endolimfe
dan jarang ditemukan pada usia dibawah 35 tahun
dan bergerak bebas dalam kanalis semisirkularis. Saat
tanpa riwayat trauma kepala. Sedangkan untuk jenis
kepala direbahkan terjadi rotasi pada partikel otolit di
kelamin, perempuan lebih sering terkena (64%)
sepanjang lengkung kanalis. Pada perubahan posisi
dibanding laki-laki. Penderita yang lebih tua beresiko
kepala debris tersebut akan bergerak ke posisi paling
mengalami jatuh, depresi, dan gangguan dalam
bawah, endolimfe bergerak menjauhi ampula dan
aktivitas sehari-hari. 20% pasien yang mengeluhkan
menyebabkan kupula membelok, hal iniah yang
vertigo didiagnosis dengan BPPV di Amerika.3
menyebabkan pusing dan nistagmus. Saat kepala
2.2.1.3 Etiologi kembali ditegakkan, terjadi pembelokan kupula
sehingga pusing dan nistagmus bergerak ke arah
BPPV merupakan penyakit degeneratif yang
berlawanan.6,7
idiopatik yang sering ditemukan, kebanyakan diderita
pada usia dewasa muda dan usia lanjut. Pada usia
lanjut, penyebab paling umum adalah degenerasi
sistem vestibular dalam telinga sedangkan pada usia
3

Maneuver Dix-Hallpike
Perasat Dix-Hallpike secara garis besar terdiri
dari dua gerakan. Perasat Dix-Hallpike kanan pada
bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior kanan
dan perasat Dix-Hallpike kiri pada bidang posterior
kiri.2
Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang
memiliki masalah dengan leher dan punggung.
Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan
vertigo dan untuk melihat adanya nistagmus. Cara
melakukannya sebagai berikut :
1. Pertama-tama jelaskan pada penderita mengenai
prosedur pemeriksaan, dan vertigo mungkin akan
timbul namun menghilang setelah beberapa
detik.
2. Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat
periksa, sehingga ketika posisi terlentang kepala
ekstensi ke belakang 30o-40o , penderita diminta
tetap membuka mata untuk melihat nistagmus
yang muncul.
3. Kepala diputar menengok ke kanan 45o (kalau
kanalis semisirkularis posterior yang terlibat). Ini
2.1.1.5 Manifestasi Klinis akan menghasilkan kemungkinan bagi otolith
Pasien BPPV mengeluhkan merasa berputar untuk bergerak, kalau ia memang sedang berada
atau merasa sekelilingnya berputar saat berbaring di di kanalis semisirkularis posterior.
tempat tidur atau saat melihat ke arah atas, berguling 4. Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi
dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur, kepala penderita, penderita direbahkan sampai
mencapai sesuatu yang tinggi, menggerakan kepala kepala tergantung pada ujung tempat periksa.
ke belakang atau membungkuk. Biasanya vertigo 5. Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan
hanya berlangsung 10-20 detik. vertigo, posisi tersebut dipertahankan selama 10-
Keluhan dapat disertai rasa mual dan seringkali 15 detik.
pasien merasa cemas. Penderita biasanya dapat 6. Komponen cepat nistagmus harusnya “up-bet‟
mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya (ke arah dahi) dan ipsilateral.
dengan tidak melakukan gerakan yang dapat 7. Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa
menimbulkan vertigo.8,9 terlihat dalam arah yang berlawanan dan
penderita mengeluhkan kamar berputar kearah
2.1.1.6 Diagnosis berlawanan.
Diagnosis BPPV didapatkan berdasarkan 8. Berikutnya manuver tersebut diulang dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu sebagai kepala menoleh ke sisi kiri 45o dan seterusnya.
berikut:
Interpretasi Tes Dix Hallpike:8
Normal:
a. Anamnesis Tidak timbul vertigo dan nistagmus dengan mata
Pasien biasanya mengeluh rasa berputar dengan terbuka. Kadang-kadang dengan mata tertutup bisa
onset akut kurang dari 10-20 detik akibat perubahan terekam dengan elektronistagmografi adanya
posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik di beberapa detak nistagmus.
tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat
tidur, melihat ke atas dan belakang, dan membungkuk. Abnormal:
Timbulnya nistagmus posisional yang pada BPPV
Pada umumnya perasaan pusing berputar timbul
mempunyai 4 ciri, yaitu: ada masa laten, lamanya
sangat kuat pada awalnya dan menghilang setelah 30
kurang dari 30 detik, disertai vertigo yang lamanya
detik sedangkan serangan berulang sifatnya menjadi
sama dengan nistagmus, dan adanya fatigue, yaitu
lebih ringan. Gejala ini dirasakan berhari-hari hingga
nistagmus dan vertigo yang makin berkurang setiap
berbulan-bulan. Rasa berputar ini bisa diikuti dengan
kali manuver diulang.
mual.8,10
b. Pemeriksaan fisik
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak
ada nistagmus spontan, dan pada evaluasi neurologis
normal. Pemeriksaan fisis standar untuk BPPV adalah
Dix-Hallpike dan maneuver side lying untuk kss
posterior dan anterior. Dan untuk kss horizontal
dengan menggunakan manuver supine roll test.8
4

Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada


saat gerakan provokasi ke belakang, namun saat
gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi
nistagmus. Pada pasien BPPV setelah provokasi
ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat, ± 40
detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari
satu menit bila sebabnya kanalitiasis, pada
Pemeriksaan dapat mengidentifikasi jenis kanal kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
yang terlibat dengan mencatat arah fase cepat menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul
nistagmus yang abnormal dengan mata pasien bersamaan dengan nistagmus.2
menatap lurus kedepan:8 Supine roll test
1. Fase cepat ke atas, berputar kekanan Jika pasien memiliki riwayat yang sesuai dengan
menunjukan BPPV pada kanalis posterior kanan BPPV dan hasil tes Dix-Hallpike negatif, dokter harus
2. Fase cepat ke atas, berputar kekiri menunjukan melakukan supine roll test untuk memeriksa ada
BPPV pada kanalis posterior kiri tidaknya BPPV kanal lateral. BPPV kanal lateral atau
3. Fase cepat ke bawah, berputar kekanan
disebut juga BPPV kanal horisontal adalah BPPV
menunjukan BPPV pada kanalis anterior kanan
4. Fase cepat ke bawah, berputar kekiri terbanyak kedua. Pasien yang memiliki riwayat yang
menunjukan BPPV pada kanalis anterior kanan sesuai dengan BPPV, yakni adanya vertigo yang
diakibatkan perubahan posisi kepala, tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnosis BPPV kanal posterior
Maneuver Side Lying harus diperiksa ada tidaknya BPPV kanal lateral.11
Perasat Sidelying juga terdiri dari 2 gerakan, Dokter harus menginformasikan pada pasien
yaitu perasat Sidelying kanan yang menempatkan bahwa manuver ini bersifat provokatif dan dapat
kepala pada posisi dimana kanalis anterior kiri/kanalis menyebabkan pasien mengalami pusing yang berat
posterior kanan pada bidang tegak lurus garis selama beberapa saat. Tes ini dilakukan dengan
horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling memposisikan pasien dalam posisi supinasi atau
bawah dan perasat Sidelying kiri yang menempatkan berbaring terlentang dengan kepala pada posisi netral
kepala pada posisi dimana kanalis anterior kanan dan diikuti dengan rotasi kepala 90 derajat dengan cepat
kanalis posterior kiri pada bidang tegak lurus garis ke satu sisi dan dokter mengamati mata pasien untuk
horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling memeriksa ada tidaknya nistagmus. Setelah
bawah.2 nistagmus mereda (atau jika tidak ada nistagmus),
Cara pemeriksaannya sebagai berikut:2 kepala kembali menghadap ke atas dalam posisi
1. Pertama-tama jelaskan pada penderita mengenai supinasi. Setelah nistagmus lain mereda, kepala
prosedur pemeriksaan, dan vertigo mungkin akan kemudian diputar/ dimiringkan 90 derajat ke sisi yang
timbul namun menghilang setelah beberapa detik berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk
2. Pasien duduk dengan kepala menoleh ke kiri memeriksa ada tidaknya nistagmus.11
pada meja pemeriksan dengan kaki yang
menggantung di tepi meja, untuk melakukan
maneuver side lying kanan
3. Pasien dengan cepat dijatuhkan ke sisi kanan
dengan kepala tetap menoleh ke kiri 45 0 tunggu
hingga respon abnormal muncul
4. Pasien kembali ke posisi duduk untuk kemudian
dilakukan maneuver side lying kiri.
5. Tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal.
5

menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik.


Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada
pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara
perlahan.11,12
b. Manuver Semont

Gambar 10. Manuver Semont


Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan
2.1.1.7 Tatalaksana kanal posterior. Jika kanal posterior terkena, pasien
diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 45o ke
a. Non-Farmakologi sisi yang sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi
BPPV adalah suatu penyakit yang dapat sembuh berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit. Ada
secara spontan dalam beberapa bulan. Namun telah nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu
banyak penelitian yang membuktikan dengan pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang
pemberian terapi dengan manuver reposisi partikel/ berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi.11,12
Particle Repositioning Maneuver (PRM) dapat secara c. Manuver Lempert
efektif menghilangkan vertigo pada BPPV,
meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko
jatuh pada pasien. Keefektifan dari manuver-manuver
yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%. Beberapa
efek samping dari melakukan manuver seperti mual,
muntah, vertigo, dan nistagmus dapat terjadi, hal ini
terjadi karena adanya debris otolitith yang tersumbat
saat berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya
saat berpindah dari ampula ke kanal bifurcasio.
Setelah melakukan manuver, hendaknya pasien tetap
berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk
menghindari risiko jatuh.11
Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah
untuk mengembalikan partikel ke posisi awalnya yaitu
pada makula utrikulus. Ada lima manuver yang dapat
dilakukan tergantung dari varian BPPV nya.11
a. Manuver Epley Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan
BPPV tipe kanal lateral. Pasien berguling 360o , yang
dimulai dari posisi supinasi lalu pasien menolehkan
kepala 90o ke sisi yang sehat, diikuti dengan
membalikkan tubuh ke posisi lateral dekubitus. Lalu
kepala menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke
posisi ventral dekubitus. Pasien kemudian menoleh
lagi 90o dan tubuh kembali ke posisi lateral dekubitus
lalu kembali ke posisi supinasi. Masing-masing
gerakan dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi
lambat dari partikel-partikel sebagai respon terhadap
gravitasi.11,12
d. Brandt-Daroff exercise
Manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk
Manuver Epley adalah yang paling sering di rumah dan dapat dilakukan sendiri oleh pasien
digunakan pada kanal vertikal. Pasien diminta untuk sebagai terapi tambahan pada pasien yang tetap
menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45o , simptomatik setelah manuver Epley atau Semont.
lalu pasien berbaring dengan kepala tergantung dan Latihan ini juga dapat membantu pasien menerapkan
dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan 90o beberapa posisi sehingga dapat menjadi kebiasaan.
11,12
ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah
6

2.2.2 Meniere
2.2.2.1 Defenisi
Penyakit ini ditemukan oleh Meniere pada tahun
1861, dan diyakini bahwa penyakit ini berada di dalam
telinga. Pendapat Meniere dibuktikan oleh Hallpike
dan Cairn tahun 1938, dengan ditemukannya hidrops
endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal pasien
meniere. Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan
sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden
penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di Inggris dan
Swedia2

2.2.2.2 Etiologi
Penyebab pasti meniere belum diketahui.
Penambahan volume endolimfa diperkirakan oleh
adanya gangguan biokimia cairan endolimfa dan
gangguan klinik pada membran labirin1

2.2.2.3 Patofisiologi
Farmakologi Penyakit meniere disebabkan oleh adanya
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum.
BPPV tidak secara rutin dilakukan. Beberapa Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul
pengobatan hanya diberikan untuk jangka pendek diduga disebabkan oleh:1
untuk gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang a. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung
berat yang dapat terjadi pada pasien BPPV, seperti arteri
setelah melakukan terapi manuver. Beberapa kategori b. Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler
dari medikasi vestibular suppresan yang biasa c. Meningkatnya tekanan osmotik ruang
digunakan yaitu benzodiazepine dan antihistamine. ekstrakapiler
d. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat,
Benzodiazepine seperti diazepam dan clonazepam
sehingga terjadi penimbunan cairan endolimfa
yang memiliki efek anxiolitik, sedatif, muscle relaksan,
Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal,
anti konvulsi derivate dari efek inhibitor potensial
ditemukan pelebaran dan perubahan morfologi pada
sistem asam gamma-amino butirat. Dalam mengatasi
membran Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam
dizziness, medikasi ini bisa mengurangi sensasi rasa
skala vestibuli, terutama di daerah apeks koklea
berputar, tetapi juga dengan kompensasi pada kondisi
Helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang
vestibular perifer. Antihistamin, di sisi lain untuk
dapat menekan utrikulus. Pada awalnya pelebaran
menekan rasa mual dan muntah. Contoh antihistamin
skala media dimulai dari daerah apeks koklea,
yaitu meclizine dan diphenhydramine. Akan tetapi
kemudian dapat meluas mengenai bagian tengah dan
belum ada bukti dari literature yang menyarankan
basal koklea. Hal ini yang dapat menjelaskan
medikasi vestibular suppresan efektif sebagai
terjadinya tuli saraf nada rendah pada penyakit
pengobatan primer dari BPPV atau subsitusi dari
meniere.1
manuver reposisi.11
2.2.2.4 Gejala Klinis1
Operasi
Trias atau sindrom meniere yaitu vertigo, tinitus,
Indikasi untuk melakukan operasi adalah jika
dan tuli sensorineural terutama nada rendah.
latihan yang dijelaskan di atas tidak efektif dalam
Serangan pertama sangat berat yaitu vertigo disertai
mengendalikan gejala, gejala telah berlangsung
muntah. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai
selama satu tahun atau lebih dan diagnosis sangat
beberapa minggu. Pada serangan kedua kalinya dan
jelas. 13,14
selanjutnya dirasakan lebih ringan, tidak seperti
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik
serangan yang pertama kali.
operasi yang dapat dipilih, yaitu singular neurectomy Setiap serangan biasanya disertai gangguan
(transeksi saraf ampula posterior) dan oklusi kanal pendengaran dan dalam keadaan tidak ada serangan,
posterior semisirkular. Namun lebih dipilih teknik pendengaran dirasakan baik kembali. Gejala lain yang
dengan oklusi karena teknik neurectomi mempunyai menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh di
risiko kehilangan pendengaran yang tinggi.11 dalam telinga.

2.1.1.8 Prognosis 2.2.2.5 Diagnosis


Prognosis setelah dilakukan terapi CRP (canalith Kriteria diagnosis meniere yaitu :1
repositioning procedure) biasanya bagus. Remisi a. Vertigo hilang timbul
dapat terjadi spontan dalam 6 minggu meskipun pada b. Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli
beberapa kasus tidak terjadi. Dengan sekali saraf
c. Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari
pengobatan, tingkat rekurensi sekitar 10-25%.2
sentral
7

Bila terdapat kriteria diagnosis dan didukung oleh seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan
anamnesis, maka diagnosis meniere dapat diuretic yang menyebabkan kehilangan kalium.
ditegakkan.
Dalam kasus yang meragukan, kita dapt c. Latihan
membuktikan adanya hidrops dengan tes gliserin.
Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan
Selain itu, tes gliserin ini berguna untuk menentukan melakukan latihan sistem vestibuler ini sangat
program tindakan operatif pada pembuatan “shunt”. menolong. Kadang-kadang gejala vertigo dapat diatasi
dengan latihan yang teratur dan baik. Orang-orang
2.2.2.6 Tatalaksana yang karena profesinya menderita vertigo dapat
Tatalaksana meniere meliputi :2 diatasi dengan latihan yang intensif sehingga gejala
yang timbul tidak lagi mengganggu pekerjaan sehari-
a. Diet dan gaya hidup hari.1,5,6

Diet rendah garam memiliki efek yang kecil Ada beberapa latihan, yaitu : canalt reposition
terhadap konsentrasi sodium pada plasma, karena treatment (CRT) / epley maneuver dan brand-darroff
tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk exercise. Dari beberapa latihan ini kadang
mempertahankan level sodium dalam plasma. Untuk memerlukan seseorang untuk membantunya tapi juga
mempertahankan keseimbangan konsentrasi sodium, ada yang dapat dikerjakan sendiri. Dari beberapa
ginjal menyesuaikan kapasitas untuk kemampuan latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah
transport ion berdasarkan intake sodium. Penyesuaian CRT jika masih terasa ada sisa baru dilakukan brand-
ini diperankan oleh hormone aldosteron yang darroff exercise.
berfungsi mengontrol jumlah transport ion di ginjal
sehingga akan mempengaruhi regulasi sodium di
endolimfe sehingga mengurangi serangan penyakit 2.2.2.7 Prognosis2
Meniere.
Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan
bersifat progresif, tapi tidak fatal dan banyak pilihan
Pemakaian alcohol, rokok, coklat harus
terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini
dihentikan. Kafein dan nikotin juga merupakan
berbeda untuk tiap pasien. Beberapa pasien
stimulant vasoaktif dan menyebabkan terjadinya
mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari
vasokonstriksi dan penurunan aliran darah arteri kecil
hingga tahun. Pasien lain mengalami perurukan gejala
yang member nutrisi saraf dari telinga tengah.
secara cepat. Namun ada juga pasien yang
Olahraga yang rutin dapat menstimulasi sirkulasi aliran
perkembangan penyakitnya lambat.
darah sehingga perlu untuk dianjurkan ke pasien.
Pasien juga harus menghindari penggunaan obat-
Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini
obatan yang bersifat ototoksik seperti aspirin karena
dapat memperparah tinnitus. namun berbagai tindakan dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya serangan dan progresivitas
Selama serangan akut dianjurkan untuk penyakit. Sebaiknya pasien dengan vertigo berat
berbaring di tempat yang keras, berusaha untuk tidak disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik
bergerak, pandangan mata difiksasi pada satu objek tangga, dan berenang
tidak bergerak, jangan mencoba minum walaupun ada
perasaan mau muntah, setelah vertigo hilang pasien KESIMPULAN
diminta untuk bangun secara perlahan karena
Gangguan keseimbangan merupakan salah satu
biasanya setelah serangan akan terjadi kelelahan dan
sebaiknya pasien mencari tempat yang nyaman untuk gangguan yang sering dijumpai dan dapat mengenai
tidur selama beberapa jam untuk memulihkan segala usia. Gangguan ini dapat mengakibatkan
keseimbangan. munculnya gangguan aktivitas sehari-hari dan
ketidaknyamanan
b. Farmakologi
Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di
Untuk penyakit ini diberikan obat-obatan telinga dalam (labirin), terlindung oleh tulang. Labirin
vasodilator perifer, antihistamin, antikolinergik, steroid
terdiri atas labirin kinetik dan labirin statis. Labirin
dan diuretic untuk mengurangi tekanan pada
endolimfe. Obat-obat antiiskemia dapat pula diberikan kinetik terdiri dari kanalis semi-sirkularis (kss),yang
sebagai obat alternative dan neurotonik untuk merupakan labirin kinetik yaitu kss horizontal (lateral),
menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi kss anterior (superior) dan kss posterior (inferior),
virus dapat diberikan antivirus seperti aciklovir. sedangkan labirin statis terdiri dari utrikulus dan
sakulus.
Transquilizer seperti diazepam (valium) dapat
Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang
digunakan pada kasus akut untuk membantu
mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak terhadap lingkungan di sekitarnya tergantung pada
digunakan sebagai pengobatan jangka panjang. input sensorik dan reseptor vestibuler di labirin, organ
Antiemetic seperti prometazin tidak hanya mengurangi visual dan proprioseptif. Gabungan informasi ketiga
mual dan muntah tapi juga mengurangi gejala vertigo. reseptor sensorik tersebut akan diolah di SSP,
Diuretic seperti tiazide dapat membantu mengurangi sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada
gejala penyakit Meniere dengan menurunkan tekanan saat itu.
dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan
untuk banyak makanan yang mengandung kalium
Akibat dari gangguan keseimbangan perifer
diantaranya adalah BPPV dan meniere. BPPV adalah
8

gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai. 12. Bittar RSM, Mezzalira R, Furtado PL, Venosa
Keluhan yang sering ditemui berupa pusing berputar AR, Sampaio ALL, Oliveira CACPd. Benign
yang muncul secara tiba-tiba akibat adanya Paroxysmal Positional Vertigo: Diagnosis and
perubahan posisi kepala. Meniere adalah suatu Treatment. International Tinnitus Journal
penyakit keseimbangan perifer yang disebabkan oleh 2011;16(2):135-45.
adanya hidrops endolimfa pada koklea dan
13. Bhattacharyya N, Gubbels SP, Schwartz SR,
vestibulum. Maing-masing gangguan tersebut memiki
Edlow JA, Kashlan HE, Fife T, Holmberg JM
tatalaksana dan prognosis tersendiri.
dkk.Clinical Practice Guideline: Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (Update).
American Academy of Otolaryngology—Head
and Neck Surgery. 2017, Vol. 156(3S) S1–
DAFTAR PUSTAKA S47.
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, 14. Simhadri S, Panda N, Raghunathan M.
Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Efficacy of particle repositioning maneuver in
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. BPPV: a prospective study. Am J Otolaryngol.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2003;24:355–60.
Jakarta. 2012.
2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,
Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007.
3. Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. [online] 2010 [cited 2010
July 11th]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/
article/884261-overview
4. Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2013
june 17th]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/
article/884261-overview
5. Johnson J & Lalwani AK. Vestibular
Disorders. In : Lalwani AK, editor. Current
Diagnosis & treatment in Otolaryngology-
Head & Neck Surgery. New York : Mc Graw
Hill Companies. 2004. p 761-5
6. Anonym. Benign Paroxysmal Positional
Vertigo. [online] 2009 [cited 2013 june 17th].
Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Benign_
paroxysmal_positional_vertigo
7. Wahyudi, Kupiya Timbul.Tinjauan Pustaka:
Vertigo. CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012.
8. Johnson J & Lalwani AK. Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. In : Lalwani AK, editor.
Current Diagnosis & treatment in
Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New
York : Mc Graw Hill Companies. 2006.
9. Bull TR. Color of Atlas of ENT Diagnosis.
Edisi Ketiga. London: Mosby-Wolfe. 2000.
10. Morreira Bittar, Roseili. Benign Paroxysmal
Positional Vertigo: Diagnosis and treatment.
International Tinnitus Journal : Original
Article. 2011.
11. Purnamasari PP. Diagnosis Dan Tata
Laksana Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV). Universitas Udayana/Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai