Anda di halaman 1dari 12

Dokter Muda THT-KL1

8 Oktober 2017- 9 November 2017

Case Report Session

Benign Paroxysmal Positioning Vertigo


Harlin Farhani, Suri Hanifa Efendi, Syukriadi Hidayat, Violla Regina, Wira Norman Azika
Abstrak
Vertigo dan gangguan keseimbangan merupakan salah satu gejala terbanyak pada pasien yang mendatangi
poliklinik THT. Vertigo berkaitan dengan risiko jatuh dan paling sering pada pasien-pasien yang berusia tua dengan
masalah kesehatan kronik dan defisit neurologis. Benign paroxysmal positioning vertigo (BPPV) adalah penyebab
paling banyak dari vertigo perifer. BPPV adalah gangguan yang ditandai dengan serangan vertigo singkat dan
nistagmus terkait, yang dipresipitasi oleh perubahan posisi kepala tertentu sehubungan dengan gravitasi. Insidennya
sulit diperkirakan karena dapat hilang dengan sendirinya. Penyebab yang paling umum diketahui adalah cedera
kepala tertutup, diikuti oleh neuritis vestibular. Faktor predisposisi lainnya meliputi infeksi dan prosedur operasi
tertentu, termasuk stapedektomi dan pemasangan implan koklea. Tes Dix-Hallpike di samping tempat tidur
dikombinasikan dengan riwayat penyakit yang tepat adalah kunci dalam membuat diagnosis. Terapi lini pertama untuk
BPPV adalah manuver reposisi.

Kata kunci: BPPV, tes Dix-hallpike, manuver reposisi

Abstract
Vertigo and balance disorders are among the most common symptoms encountered in patients who visit ENT
outpatient department. This is associated with risk of falling and is compounded in elderly persons with other
neurologic deficits and chronic medical problems. BPPV is the most common cause of peripheral vertigo. Benign
paroxysmal positioning vertigo is a disorder characterized by brief attacks of vertigo, with associated nystagmus,
precipitated by certain changes in head position with respect to gravity. The incidence is difficult to estimate because
of the benign, typically self-limited course of the disease. The most common known cause was closed head injury,
followed by vestibular neuritis. Other cited predisposing events include infections and certain surgical procedures,
including stapedectomy and insertion of a cochlear implant. The Dix-Hallpike test combined with an appropriate history
is key in making the diagnosis. First-line therapy for BPPV is organized around repositioning manuvers.

Keywords: BPPV, Dix-hallpike test, repositioning manuvers

tertutup, diikuti oleh neuritis vestibular. Faktor


Pendahuluan predisposisi lainnya meliputi infeksi dan prosedur
Benign paroxysmal positioning vertigo operasi tertentu, termasuk stapedektomi dan
(BPPV) adalah gangguan yang ditandai dengan pemasangan implan koklea. Tirah baring yang
serangan vertigo singkat dan nistagmus terkait, yang berkepanjangan dan penyakit Meniere juga
dipresipitasi oleh perubahan posisi kepala tertentu merupakan faktor predisposisi. 1

sehubungan dengan gravitasi. BPPV adalah penyebab Patogenesis terjadinya BPPV adalah adanya
vertigo yang paling umum. Kejadiannya sulit endapan granular di cupula kanal semisirkularis
diperkirakan karena dapat hilang dengan sendirinya. (cupulolitiasis) atau adanya partikel yang
Kejadinanya diperkirakan berkisar antara 10,7 per mengambang bebas di kanalis semisirkularis
100.000 sampai 17,3 per 100.000 penduduk di Jepang (kanalitiasis). Pemeriksaan posisional (uji Dix-Hallpike)
dan telah dilaporkan sebanyak 64 per 100.000 dalam penting untuk mengidentifikasi BPPV. Manuver Dix-
sebuah studi populasi di Minnesota.1 Hallpike menghasilkan vertigo transien dan nistagmus
Usia rata-rata saat onset yaitu pada dekade yang bersifat diagnostik. Tes Dix-Hallpike di samping
keempat dan kelima, namun BPPV juga dapat terjadi tempat tidur dikombinasikan dengan riwayat penyakit
pada masa kanak-kanak. Secara keseluruhan, yang tepat adalah kunci dalam membuat diagnosis.
kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya Terapi lini pertama untuk BPPV adalah manuver
usia. Gejala terjadi tiba-tiba dan berakhir dalam reposisi. Untuk kanal posterior BPPV, manuver yang
hitungan detik tapi tidak pernah lebih dari satu menit. dikembangkan oleh Epley merupakan manuver yang
Pada kebanyakan kasus BPPV, tidak ada kelainan sangat efektif.1
penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi. Penyebab
yang paling umum diketahui adalah cedera kepala

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL2
8 Oktober 2017- 9 November 2017
Definisi Labirin berfungsi untuk menjaga
keseimbangan, mendeteksi perubahan posisi, dan
Benign Paroxysmal Positional Vertigo adalah
gerakan kepala. Di dalam aparatus vestibularis selain
gangguan vestibuler yang paling sering ditemui,
mengandung endolimfa dan perilimfa juga
dengan gejala rasa pusing berputar diikuti mual
mengandung sel rambut yang dapat mengalami
muntah dan keringat dingin, yang dipicu oleh
depolarisasi dan hiperpolarisasi tergantung arah
perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa
gerakan cairan . Labirin terdiri dari :
adanya keterlibatan lesi di susunan saraf pusat .2
- Labirin kinetik: Tiga kanalis semisirkularis
- Labirin statis: Organ otolit (sakulus dan utrikulus)
Anatomi dan Fisiologi Orgam Keseimbangan
yang terdapat sel-sel reseptor keseimbangan
Reseptor vestibular sebagai pengatur
pada tiap pelebarannya.
keseimbangan diatur oleh organ aparatus vestibularis
(labirin) yang berada di telinga dalam. Labirin ini Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki akan menimbulkan perpindahan cairan endolimfe di
tubuh. Labirin terbagi menjadi 2 bagian, yaitu labirin labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
tulang dan labirin membran. Labirin membran terdapat Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran
di dalam labitrin tulang dan bentuknya hampir menurut sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke
labirin tulang. Di antara labirin tulang dan labirin dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses
membran ini terdapat suatu cairan yang disebut depolarisasi dan akan merangsang pelepasan
perilimfa sedangkan di dalam labirin membran neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan
terdapat cairan yang disebut endolimfa.3 meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke
pusat keseimbangan di otak.
Sewaktu berkas silia terdorong
ke arah berlawanan, maka

terjadi hiperpolarisasi.3
Kupula adalah sensor
gerak untuk kanal semisirkular
dan ini teraktivasi oleh defleksi
yang disebabkan oleh aliran
endolimfe. Pergerakan kupula
oleh karena endolimfe dapat
menyebabkan respon, baik
berupa rangsangan atau
hambatan, tergantung pada
arah dari gerakan dan kanal
semisirkular yang terkena.
Kupula membentuk barier
yang impermeabel yang
melintasi lumen dari ampula,
sehingga partikel dalam kanal
semisirkular hanya dapat
masuk atau keluar kanal
melalui ujung yang tidak
mengandung ampula.
Ampulofugal berarti pergerakan yang
4
Gambar 1. Labirin tulang dan membran. menjauhi ampula, sedangkan ampulapetal berarti
gerakan mendekati ampula. Pada kanal semisirkular

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL3
8 Oktober 2017- 9 November 2017
posterior dan superior, defleksi utrikulofugal dari yang terlepas dari utrikulus dan masuk ke dalam
kupula bersifat merangsang (stimulatory) dan defleksi lumen posterior kanalis horizontal (kanalolitiasis),
utrikulopetal bersifat menghambat (inhibitory). Pada sedangkan nistagmus apogeotropik terjadi karena
kanal semisirkular lateral, terjadi yang sebaliknya. otokonia yang terlepas dari utrikulus menempel pada
kupula kanalis horizontal (kupulolitiasis) atau karena
Epidemiologi adanya fragmen otokonia di dalam lumen anterior
Benign Paroxysmal Positional Vertigo kanalis horizontal (kanalolitiasis apogeotropik).2
(BPPV) merupakan salah satu gangguan Neurotologi
Pada umumnya BPPV melibatkan kanalis
dimana 17% pasien datang dengan keluhan pusing.
posterior, tetapi beberapa tahun terakhir terlihat
Pada populasi umum prevalensi BPPV yaitu antara 11
peningkatan laporan insiden BPPV kanalis horizontal.
sampai 64 per 100.000 (prevalensi 2,4%). Dari
Pasien dengan keluhan dan gejala yang sesuai
kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit dan klinik di
dengan BPPV, namun tidak sesuai dengan kriteria
Amerika Serikat dengan keluhan pusing didapatkan
diagnostik BPPV kanalis posterior harus dicurigai
prevalensi 17% - 42% pasien didiagnosis BPPV. Dari
sebagai BPPV kanalis horizontal.2
segi onset BPPV biasanya diderita pada usia 50-70
tahun. Proporsi antara wanita lebih besar
Etiologi dan Faktor Risiko
dibandingkan dengan laki-laki yaitu 2,2 : 1,5. BPPV
Benign Paroxysmal Positional Vertigo diduga
merupakan bentuk dari vertigo posisional.5
disebabkan oleh perpindahan otokonia kristal (kristal
karbonat Ca yang biasanya tertanam di sakulus dan
utrikulus). Kristal tersebut merangsang sel-sel rambut
di saluran setengah lingkaran posterior, menciptakan
Klasifikasi ilusi gerak. Batu-batu kecil yang terlepas
Benign Paroxysmal Positional Vertigo terbagi atas dua (kupulolitiasis) didalam telinga bagian dalam
jenis, yaitu : menyebabkan BPPV. Batu-batu tersebut merupakan
a. Benign Paroxysmal Positional Vertigo Kanalis kristal-kristal kalsium karbonat yang normalnya terikat
Posterior pada kupula. Kupula menutupi makula, yang adalah
Benign Paroxysmal Positional Vertigo kanalis
struktur padat dalam dinding dari dua kantongkantong
posterior ini paling sering terjadi, dimana tercatat
(utrikulus dan sakulus) yang membentuk vestibulum.
bahwa BPPV tipe ini 85 sampai 90% dari kasus BPPV.
Ketika batu-batu terlepas, mereka akan mengapung
Penyebab paling sering terjadi yaitu kanalitiasis. Hal
dalam kanal semisirkular dari telinga dalam. Faktanya,
ini dikarenakan debris endolimfe yang terapung bebas
dari pemeriksaan-pemeriksaan mikroskopik telinga
cenderung jatuh ke kanal posterior karena kanal ini
bagian dalam pasienpasien yang menderita BPPV
adalah bagian vestibulum yang berada pada posisi
memperlihatkan batu-batu tersebut.
yang paling bawah saat kepala pada posisi berdiri
Alasan terlepasnya kristal kalsium dari
ataupun berbaring.6
b. Benign Paroxysmal Positional Vertigo Kanalis makula belum diketahui secara pasti. Debris kalsium

Horizontal (Lateral) sendiri dapat pecah karena beberapa penyebab


Benign Paroxysmal Positional Vertigo kanalis seperti trauma atupun infeksi virus, tapi pada banyak
horizontal pertama kali diperkenalkan oleh McClure keadaan dapat terjadi tanpa didahului trauma atau
tahun 1985 dengan karakteristik vertigo posisional penyakit lainnya. Mungkin dapat juga disebabkan oleh
yang diikuti nistagmus horizontal berubah arah. Arah perubahan protein dan matriks gelatin dari membrane
nistagmus horizontal yang terjadi dapat berupa otolith yang berhubungan dengan usia. Lepasnya
geotropik (arah gerakan fase cepat ke arah telinga di otokonia dapat juga sejalan dengan demineralisasi
posisi bawah) atau apogeotropik (arah gerakan fase tulang pada umumnya.6
cepat kearah telinga di posisi atas) selama kepala Berdasarkan penelitian, disebutkan beberapa
dipalingkan ke salah satu sisi dalam posisi telentang. faktor resiko lain yang berhubungan dengan BPPV
Nistagmus geotropik terjadi karena adanya otokonia antara lain: depresi, hipertensi, peningkatan lipid

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL4
8 Oktober 2017- 9 November 2017
darah, diabetes. Faktor resiko tersebut masih belum Ketika kepala direbahkan ke belakang, partikel ini
ada penelitian yang menghubungkannya dengan berotasi ke atas di sepanjang lengkung kanalis semi
BPPV, tetapi secara teori hal tersebut diyakini dapat sirkularis. Hal ini menyebabkan cairan endolimfe
berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah salah mengalir menjauhi ampula dan menyebabkan kupula
satunya di telinga dalam sehingga dapat menginduksi membelok (deflected), sehingga terjadilah nistagmus
terjadinya BPPV. dan pusing. Saat terjadi pembalikan rotasi saat kepala
ditegakkan kembali, terjadi pula pembelokan kupula,
Patogenesis muncul pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah
berlawanan. Digambarkan layaknya kerikil yang
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
berada dalam ban, ketika ban bergulir, kerikil akan
disebabkan oleh kalsium karbonat yang berasal dari
terangkat seberntar kemudian terjatuh kembali karena
makula pada utrikulus lepas dan bergerak dalam
gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut seolah-olah
lumen dari salah satu kanal semisirkular. Kalsium
yang memicu organ saraf menimbulkan rasa pusing.
karbonat sendiri dua kali lipat lebih padat
Dibanding dengan teori kupulolitiasis, teori ini dapat
dibandingkan endolimfe, sehingga bergerak sebagai
menerangkan keterlambatan sementara nistagmus,
respon terhadap gravitasi dan pergerakan akseleratif
karena partikel butuh waktu untuk mulai bergerak.
lain. Ketika kalsium karbonat tersebut bergerak dalam
Ketika mengulangi maneuver kepala, otolith menjadi
kanal semisirkular, akan terjadi pergerakan endolimfe
tersebar dan semakin kurang efektif dalam
yang menstimulasi ampula pada kanal yang terkena,
menimbulkan vertigo serta nistagmus. Hal ini
sehingga menyebabkan vertigo.
menerangkan konsep kelelahan dari gejala pusing.
Patomekanisme BPPV dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:7
Gejala Klinis
a. Teori Kupulolitiasis
Pada tahun 1962, Horald Schuknecht Pusing berputar yang datang tiba-tiba pada
mengemukakan teori ini dimana ditemukan partikel- perubahan posisi kepala yang dipengaruhi gravitasi,
partikel basofilik yang berisi kalsium karbonat dari keluhan dapat berlangsung singkat hanya beberapa
fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari makula detik saja ataupun lebih lama. Keluhan dapat disertai
utrikulus yang berdegenerasi dan menempel pada dengan mual dan muntah sehingga penderita khawatir
permukaan kupula. Dia menerangkan bahwa kanalis akan timbul serangan lagi, sehingga penderita akan
semiriskularis posterior menjadi sensitif akan gravitasi sangat hati-hati dalam posisi tidurnya. Vertigo jenis ini
akibat partikel yang melekat pada kupula. Sama sering berulang-ulang dan kadang dapat sembuh
halnya seperti benda berat diletakkan pada puncak dengan sendirinya.2,8
tiang, bobot ekstra itu akan menyebabkan tiang sulit
untuk tetap stabil, malah cenderung miring. Begitu Diagnosis
halnya digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing 1. Anamnesis (history-taking)9
ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi  Vertigo atau sensasi ruang berputar bila
tergantung (seperti pada tes Dix-Hallpike). Kanalis kepala digerakan
semi sirkularis posterior berubah posisi dari inferior ke  Awitan (onset) tiba-tiba/mendadak
 Episodik
superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan
 Dapat disertai gejala otonom; mual, muntah,
demikian timbul nistagmus dan keluhan pusing
keringat dingin
(vertigo). Perpindahan partikel tersebut membutuhkan  Tidak didapatkan gangguan pendengaran
waktu, hal ini menyebabkan adanya masa laten  Tidak ada gejala fokal otak (deficit neurologis)

sebelum timbulnya pusing dan nistagmus.


b. Teori Kanalitiasis 2. Pemeriksaan fisik
Pada 1980 Epley mengemukakan teori
Anamnesis BPPV dikonfirmasi dengan
kanalitiasis, partikel otolith bergerak bebas didalam
melakukan manuver provokasi untuk memastikan
kanalis semi sirkularis. Ketika kepala dalam posisi
adanya keterlibatan kanalis semisirkularis.
tegak, endapan partikel tersebut berada pada posisi
Sebelum melakukan manuver provokasi, haruslah
yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling bawah.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL5
8 Oktober 2017- 9 November 2017
diinformasikan kepada pasien bahwa tindakan tegak lurus horizontal dengan kanal posterior
yang dilakukan bertujuan untuk memprovokasi pada posisi paling bawah.8
serangan vertigonya.2 c. Maneuver head roll test
Diagnosis BPPV pada kanalis posterior BPPV kanalis semisirkularis horizontal dapat
dan anterior dapat ditegakkan dengan cara dideteksi dengan menggunakan manuver head
memprovokasi dan mengamati respon nystagmus roll test. Head roll test dilakukan dengan
yang abnormal dan respon vertigo dari kanalis memutar kepala pasien 90◦ ke sisi kiri atau
semi sirkularis yang terlibat. Pemeriksaan yang kanan pada posisi telentang dengan mengangkat
dapat dilakukan adalah perasar Dix-Hallpike atau kepala 30◦ dari garis horizontal bumi, sambil
side-lying. Perasat Dix-Hallpike lebih sering mengobservasi nistagmus yang ditimbulkan.
digunakan karena sangat sempurna untuk Setelah nistagmus yang muncul menghilang,
dilakukan Canalith Repositioning Treatment kepala pasien kembali menghadap posisi semula
(CRT). Penggunaan kacamata Frenzel akan (wajah menghadap keatas dalam posisi
sangat membantu untuk mengamati nystagmus. telentang), pada posisi ini dapat muncul kembali
nistagmus, setelah nistagmus tambahan hilang,
a. Perasat Dix-Hallpike kepala pasien dengan cepat dipalingkan 90◦
Perasat Dix-Hallpike pada garis besarnya kearah berlawanan, observasi nistagmus yang
terdiri dari dua gerakan yakni Perasat Dix- muncul. Nistagmus yang muncul pada waktu
Hallpike kanan pada bidang kanal anterior kiri melakukan manuver head roll test
dank anal posterior kanal kanan yakni dengan menggambarkan tipe BPPV kanalis horizontal.8
cara pasien duduk tegak pada meja
periksadengan kepala menoleh 45◦ kekanan. 3. Pemeriksaan Penunjang
Dengan cepat pasien dibaringkan dengan kepala  Audiometri test
Pemeriksaan audiometri tidak mempengaruhi
tetap miring 45◦ kekanan sampai kepala pasien
diagnosis BPPV. Hearing loss dapat muncul
menggantung 20-30◦ pada ujung meja periksa,
pada pasien dengan BPPV, namun tidak
tunggu 40 detik sampai respon abnormal timbul.
mempengaruhi diagnosis dan terapi BPPV.
Nilai dalam 1 menit atau sampai respon  Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG)
menghilang. Jika terdapat respon abnormal Pemeriksaan elektronistagmografi dapat
dapat langsung dilanjutkan dengan CRT. Bila membantu membedakan vertigo oleh karena
tidak ada respon abnormal dudukan pasien kelainan di sentral atau perifer. 8
kembali secara perlahan-lahan, dan lanjutkan
dengan perasat Dix-Hallpike kiri pada bidang Diagnosis Banding9
 Meniere Disease
posterior kiri.
 Disorders of vestibular function
b. Perasat side-lying
 Unspecified disorder of vestibular function
Perasat side-lying ini juga terdiri dari 2
gerakan yaitu kanan yang menempatkan kepala
Penatalaksanaan
pada posisi dimana kanalis anterior kiri / kanalis
A. Canalith Repotitional Therapy/CRT
posterior kanan pada bidang tegak lurus
Reposisi kanalit adalah suatu tindakan yang
horizontal dengan kanal posterior pada posisi
dilakukan untuk mengembalikan canalit yang terdapat
paling bawah yakni dengan cara pasien duduk
di dalam kanalis semisirkularis posterior (KSSP) atau
pada meja periksan dengan kaki menggantung di
kanalis semisirkularis anterior (KSSA) atau kanalis
tepi meja, pasien dijatuhkkan kesisi kanan
semisirkularis lateralis (KSSL) masuk kembali ke
dengan kepala ditolehkan 45◦ ke kiri, tunggu 40
dalam utrikulus.9
detik sampai timbul respon abnormal dan
Kontra indikasi:9
posisikan pasien duduk kembali untuk
 Pasien geriatri
melakukan perasat side-lying kiri yang  Wanita hamil
menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis
anterior kanan/kanalis posterior kiri pada bidang

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL6
8 Oktober 2017- 9 November 2017
 Pasien dengan fraktur yang tidak diperbolehkan 3. Setiap perpindahan posisi usahakan berhenti 30
untuk berbaring dengan cepat atau berguling kiri- detik.
kanan D. Latihan Brandt-Daroff
 Ketidakstabilan, operasi atau fraktur pada leher
 Riwayat diseksi tulang vertebra atau penyakit Dapat dilakukan dirumah tanpa bantuan
karotis unstable therapist. Pasien melakukan gerakan dari duduk ke
 Pasca retinal detachment samping yang dapat mencetuskan vertigo (dengan
Prosedur: kepala menoleh ke arah yang berlawanan) dan tahan
1. Sebaiknya dilakukan setelah hasil perasat Dix-
selama 30 detik lalu kembali keposisi duduk dan tahan
Hallpike menimbulkan respon abnormal. Pasien
selama 30 detik, lalu dengan cepat berbaring kesisi
tidak kembali duduk pada tempat tidur periksa.
2. Pemeriksa memegang kepala pasien dan yang berlawanan ( dengan kepala menoleh ke sisi
menolehkan 45 derajat ke sisi berlawanan. yang berlawanan) dan tahan selama 30 detik, lalu
Pasien kemudian direbahkan dengan tetap secara cepat duduk kembali. Lakukan secara rutin 10-
mempertahankan posisi kepala menoleh 45 20 kali, 3x sehari sampai vertigo hilang sedikitnya 2
derajat dan ujung kepala mengarah ke lantai. hari.8
Posisi dipertahankan hingga nistagmus atau
vertigo hilang. E. Medikamentosa
3. Akhirnya pasien kembali duduk dengan kepala Kurang memberikan hasil yang memuaskan
menghadap kedepan. untuk tatalaksana BPPV. Terapi medikamentosa
diberikan pada pasien dengan serangan vertigo yang
Setelah terapi ini pasien disarankan untuk tidak
disertai mual muntah hebat, sehingga belum
menunduk, berbaring, dan membungkukkan badan
memungkinkan untuk dilakukan tindakan maneuver
selama 1 hari. Pasien harus tidur posisi duduk atau
diagnostik. Preparat yang diberikan adalah golongan
bantal ditinggikan selama 5 hari.8
vestibular depresan disertai anti emetik , seperti
Betahistin 48 mg/hari dibagi 2atau 3 dosis.2
B. Manuver Semont8
1. Pasien duduk menghadap pemeriksa pada sisi
meja periksa.
2. Pemeriksa memegang kepala pasien dan
Edukasi
Setelah tindakan reposisi pasien disarankan
menengokkan kepala 45 derajat pada sisi kiri.
3. Pasien dengan cepat berbaring pada bahu agar tetap mempertahankan kepalanya pada posisi
kanan, kepala tetap dipertahankan 45 derajat ke tegak selama 24 jam, tidur dengan 2 bantal (posisi 45
sisi kiri. Pertahankan posisi hingga nistagmus derajat), sehingga kanalit tidak akan mengikuti
atau vertigo hilang. gravitasi kembali ke krus dan masuk kembali ke
4. Pasien kemudian berbaring dengan cepat dari kanalis semisirkularis posterior. Jika nistagmus tipikal
bahu kanan ke bahu kiri dengan tetap masih ada maka manuver ini diulang tiap minggu.9
mempertahankan kepala 45 derajat ke sisi kiri.
Pertahankan posisi hingga vertigo dan nistagmus Prognosis9
hilang.
5. Pasien kemudian ke posisi duduk dengan kepala
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad sanationam : dubia
tetap menengok 45 derajat ke sisi kiri
 Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
C. Metode Barbecue Roll9
1. Pasien dalam posisi terlentang dengan kepala
Laporan Kasus
menoleh 45 derajat pada sisi sakit.
2. Berguling ke sisi sehat 90 derajat kemudian Identitas Pasien:
berguling 90 derajat sehingga posisi telengkup. Nama : FZ
Kemudian berguling 90 derajat lagi dan
Jenis Kelamin : Perempuan
selanjutnya berguling lagi 90 derajat sehingga
posisi terlentang seperti awal. Umur : 75 tahun
Tanggal Masuk : 26 Oktober 2017

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL7
8 Oktober 2017- 9 November 2017
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Anamnesis Frekuensi nadi : 80 x/menit
Keluhan Utama : Frekuensi nafas : 20 x/menit
Pusing berputar sejak ± 10 jam sebelum Suhu : afebris

masuk rumah sakit.


Status Generalis
- Kepala :Normocepal
Riwayat Penyakit Sekarang:
- Kulit : Tidak ada kelainan
- Pusing berputar sejak ± 10 jam sebelum - Rambut : Tidak ada kelainan
- Mata : Konjungtiva anemis -/-,
masuk rumah sakit. Pusing berputar
sklera ikterik -/-
dirasakan pasien tiba-tiba setelah - Thorax : Suara napas vesikuler,

bangun pagi dan disertai mual muntah. rhonki -/-, wheeing -/-
- Jantung : Bunyi jantung reguler,
Pasien merasakan lingkungan sekitar murmur (-)
berputar hebat. Pasien merasakan - Abdomen : Supel, bising usus (+)
normal, hepar dan lien tidak teraba
pusing berputar terutama jika melihat ke
arah kanan dan merasa lebih baik bila Status Lokalis THT
melihat ke arah kiri Telinga

- Telinga mendenging ada. Riwayat telinga


Pemeriksaa
mendenging sejak ± 2 bulan yang lalu. Kelainan Dekstra Sinistra
- Penurunana pendengaran tidak ada n
- Leher terasa kaku tidak ada
- Badan terasa lemah tidak ada Kl.kongeni Tidak Tidak ada
- Riwayat telinga berair tidak ada
- Riwayat trauma pada kepala tidak ada Daun tal ada
- Demam tidak ada Trauma Tidak Tidakada
- Batuk dan pilek tidak ada. telinga
ada
Riwayat penyakit dahulu : Radang Tidak Tidakada
- Pasien tidak pernah mengalami keluhan ada
seperti ini sebelumnya Kl.Metabo Tidak Tidak ada
- Riwayat hipertensi tidak ada, riwayat diabetes
lik ada
mellitus dan kolesterol tinggi tidak ada Nyeri tarik Tidak Tidak ada
ada
Riwayat penyakit keluarga :
Nyeri Tidak Tidak ada
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti ini tekan ada
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita tragus
hipertensi dan diabetes mellitus Cukup Cukup Cukup
Dinding lapang (N) lapang lapang
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan Sempit - -
liang
Kebiasaan Hiperemis Tidak Tidak ada
Pasien seorang ibu rumah tangga telinga
ada
Pemeriksaan Fisik Edema Tidak Tidak ada
Tanda Vital ada
Keadaan Umum: Baik Massa Tidak Tidak ada
Kesadaran : Komposmentis kooperatif ada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL8
8 Oktober 2017- 9 November 2017
Ada / Tidak Tidak ada Pemeriksa Dekstra Sinistra
Sekret/ Tidak ada an
Bau - - Nyeri Tidak ada Tidak ada
serumen
Warna - -
tekan
Jumlah - -
Nyeri Tidak ada Tidak ada
Jenis - -
ketok
Membran timpani Rinoskopi Anterior
Warna Putih Putih
Pemeri Kelainan Dekstra Sinistra
Utuh mengkilat mengkilat
Refleks Arah jam Arah jam 7 ksaan
Cavum Sempit - -
cahaya 5
Bulging Tidak ada Tidak ada nasi
Retraksi Tidak ada Tidak ada Lapang Lapang lapang
Atrofi Tidak ada Tidak ada Lokasi - -
Jumlah Tidak ada Tidak ada Jenis - -
Sekret
Jumlah - -
perforasi Bau - -
Perforasi Jenis - - Konka Ukuran Eutrofi eutrofi
Kwadran - - Warna merah merah
Pinggir - - inferior
Mastoid Tanda Tidakada Tidakada muda muda
Permukaa Licin Licin
radang
Fistel Tidakada Tidakada n
Sikatrik Tidakada Tidakada Edema - -
Nyeritekan Tidakada Tidakada Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi
Nyeriketok Tidakada Tidakada Warna Merah Merah
media
Rinne + + muda muda
Schwabac =pemerik Permukaa Licin Licin
Tes garpu
h =pemeriks sa n
tala
a Edema Tidak ada Tidak ada
Weber Tidak ada lateralisasi Cukup Lurus
Kesimpula Normal lurus/
n deviasi
Audiometri Tidak dilakukan Permukaa Licin
Septum
n
Warna Merah muda
Hidung Spina Tidak ada
Pemerik Kelainan Dektra Sinistra Krista Tidak ada
Abses Tidak ada
saan Perforasi Tidak ada
Deformitas Tidak ada Tidak ada Lokasi Tidak ada Tidak ada
Kelainan Tidak ada Tidak ada Bentuk Tidak ada Tidak ada
kongenital Ukuran Tidak ada Tidak ada
Hidung Permukaa - -
Trauma Tidak ada Tidak ada
luar Radang Tidak ada Tidak ada n
Massa Tidak ada Tidak ada Warna - -
Massa
Konsistens - -
Sinus paranasal i

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL9
8 Oktober 2017- 9 November 2017
Mudah - -
digoyang Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
Pengaruh - -
Pemeri Dekstra Sinistra
vasokonst
ksaan
riktor
Inspeks Tidak terlihat tidak terlihat

Orofaring dan mulut i pembesaran KGB pembesaran KGB

Pemerik Kelainan Dekstra Sinistra leher, tanda leher, tanda radang

saan radang (-). (-).


Simetris/ti Palpasi Tidak teraba Tidak teraba
Simetris
Palatumdak pembesaran KGB pembesaran KGB
Warna Merah muda
mole + leher, nyeri tekan leher, nyeri tekan
Edem Tidak ada
Arkus Bercak/eks (-) (-)
Tidak ada
Faring udat
Dinding Warna Merah muda
Permukaan Tenang Tes Keseimbangan Sederhana
faring - Uji Romberg : tidak dapat dilakukan
Ukuran T1 T1 - Sharp Romberg : tidak dapat dilakukan
Warna Merah Merah - Stepping Test : tidak dapat dilakukan
Tes Koordinasi
muda muda - Past pointing test : bisa dilakukan
Permukaan Rata rata - Noise to finger : bisa dilakukan
Muara Tidak Tidak - Disdiakinesis : bisa dilakukan
Dix Hallpike : Nistagmus (+) ke kanan
Tonsil kripti melebar melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidakada Resume:
Perlengket
Anamnesis
an dengan Tidak ada Tidakada
Pusing berputar sejak ± 10 jam sebelum
pilar
masuk rumah sakit. Pusing berputar dirasakan
Warna Merah Merah
pasien tiba-tiba setelah bangun pagi dan disertai
Peritonsi muda muda
Edema Tidak ada Tidakada mual muntah. Pasien merasakan lingkungan
l
Abses Tidak ada Tidakada
sekitar berputar hebat. Pasien merasakan pusing
Lokasi Tidak ada
Bentuk berputar terutama jika melihat ke arah kanan
-
Ukuran
dan merasa lebih baik bila melihat ke arah kiri
Tumor Permukaan - Telinga mendenging ada. Riwayat telinga
Konsistensi
- mendenging sejak ± 2 bulan yang lalu. Penurunana
- pendengaran tidak ada.
Gigi Karies Pemeriksaan Fisik
Tidakada Tidakada
/Radiks Telinga:
Kesan -
Warna Merah muda Auris Dekstra : Telinga luar tidak ada kelainan
Bentuk Normal kongenital, tidak ada tanda radang, tidak ada
Deviasi Tidak ada
Lidah Massa Tidak ada trauma, tidak ada kelainan metabolik, tidak ada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL10
8 Oktober 2017- 9 November 2017
nyeri tarik pinna, tidak ada nyeri tekan tragus, Quo ad functionam : Dubia
liang telinga lapang, membran timpani utuh, Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
warna putih mengkilat, refleks cahaya (+) arah
jam 5, bulging tidak ada, retraksi tidak ada, atrofi DISKUSI
tidak ada. Seorang pasien perempuan berusia 75 tahun
datang ke IGD RSUP Dr M. Djamil Padang dengan
Auris Sinistra : Telinga luar tidak ada kelainan
diagnosis Benign Paroxysmal Potitional Vertigo
kongenital, tidak ada tanda radang, tidak ada (BPPV) posterior kanan. Diagnosis ini ditegakkan
trauma, tidak ada kelainan metabolik, tidak ada berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan, pasien datang
nyeri tarik pinna, tidak ada nyeri tekan tragus,
dengan keluhan utama pusing berputar sejak ± 10
liang telinga lapang, membran timpani utuh,
jam sebelum masuk rumah sakit. Pusing
warna putih mengkilat, refleks cahaya (+) arah
berputar dirasakan pasien tiba-tiba setelah
jam 7, bulging tidak ada, retraksi tidak ada, atrofi
bangun pagi dan disertai mual muntah. Pasien
tidak ada.
merasakan lingkungan sekitar berputar hebat.
Tes keseimbangan sederhana tidak dapat
Pasien merasakan pusing berputar terutama jika
dilakukan. Tes koordinasi dapat dilakukan. Dix
melihat ke arah kanan dan merasa lebih baik bila
Hallpike manuver nistagmus (+) ke kanan.
melihat ke arah kiri. BPPV merupakan gangguan
keseimbangan yang ditandai dengan adanya
sensasi berputar dari dunia sekelilingnya atau dirinya
sendiri yang berputar dan bersifat episodik yang
Diagnosis Kerja diprovokasi oleh gerakan kepala.9 BPPV dapat
Benign Paroxysmal Potitional Vertigo
terjadi karena terdapat debris atau partikel
posterior kanan
bebas yang terperangkap pada kanalis

Diagnosis Banding semisirkularis (kanalithiasis) ataupun melekat

- Penyakit Meniere pada kupula (kupulolothiasis). Debris tersebut


berasal dari otokonia (kristal kalsium karbonat

Pemeriksaan Anjuran : yang normalnya terdapat pada membran

- otokonia) yang terlepas dari utrikulus ataupun


sakulus. Kanalis semisirkularis terstimulasi
Tatalaksana : dengan adanya pergerakan partikel debris
Canalith Reposition Therapy sebagai respon terhadap gravitasi. Normalnya,
kanal hanya terpengaruh oleh rotasi kepala, sehingga
Edukasi: saat partikel lebih padat dari endolimfa terdapat dalam
- Tidak boleh menoleh ke kanan tiba-tiba lumen, kanal menjadi lebih sensitif terhadap gravitasi
- Tidur menggunakan 2 bantal yang merespon perubahan posisi kepala.10
Pusing berputar dirasakan pasien tiba-

Prognosis : tiba setelah bangun pagi. Hal ini sesuai dengan

Quo ad vitam : Bonam onset (awitan) BPPV yang tiba-tiba atau

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL11
8 Oktober 2017- 9 November 2017
mendadak.9 Pasien merasakan pusing berputar tumor N VIII, dan neuritis vestibuler. Terdapat trias
pada penyakit Meniere, yaitu vertigo, tinitus, dan tuli
terutama jika melihat ke arah kanan dan merasa
sensorineural terutama nada rendah. Serangan
lebih baik bila melihat ke arah kiri. Vertigo pada pertama sangat berat, yaitu vertigo disertai muntah.
BPPV diprovokasi oleh gerakan kepala.9 Pusing Setiap kali berusaha untuk berdiri, pasien merasa
mual dan lalu muntah. Hal ini berlangsung beberapa
berputar dirasakan pasien disertai mual muntah.
hari sampai beberapa minggu, meskipun keadaannya
Keluhan pusing berputar pada BPPV dapat disertai
berangsur membaik. Pada penyakit Meniere vertigo
gejala otonom, seperti mual, muntah, dan keringat
bersifat periodik yang makin mereda pada serangan
dingin.9
berikutnya. Pada setiap serangan disertai gangguan
Pada pemeriksaan fisik telinga, hidung dan
pendengaran dan dalam keadaan tidak serangan,
tenggorok tidak ditemukan kelainan. Tes penala Rinne,
pendengaran baik kembali. Gejala lain yang menyertai
Weber, dan Schwabach dilakukan pada pasien
serangan adalah tinitus, yang kadang-kadang
dengan kesimpulan pendengaran pasien normal. Tes
menetap, meskipun di luar serangan. Pada tumor N
koordinasi yang dapat dilakukan oleh pasien adalah
VIII, serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan
disdiadokinesis, nose to finger test, dan past pointing
makin lama makin kuat. Pada neuritis vestibuler,
test. Pemeriksaan koordinasi dilakukan untuk
serangan vertigo tidak periodik dan keluhan vertigo
memeriksa fungsi serebelum. Bila pasien dapat
makin lama makin hilang.8
melakukan tes koordinasi, hal ini menandakan tidak
Pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan
terdapat gangguan serebelum pada pasien.8
dengan melakukan Canalith Repositioning Treatment
Pemeriksaan keseimbangan sederhana berupa uji
(CRT) setelah dilakukan perasat Dix-Hallpike.
berjalan (stepping test), Romberg test dan sharp
Penatalaksanaan pada BPPV bertujuan untuk
Romberg test tidak dapat dilakukan oleh pasien.
mengeluarkan partikel otolit dari kanalis
Perasat Dix-Hallpike dilakukan pada pasien dan
semisirkularis atau kupula. CRT merupakan
didapatkan adanya nistagmus saat pasien menoleh ke
penatalaksanaan pilihan pertama pada BPPV dan
kanan. Diagnosis BPPV pada kanalis posterior dan
merupakan penatalaksanaan yang efektif.10 Setelah
anterior dapat ditegakkan dengan memprovokasi dan
dilakukan CRT, pasien diberikan edukasi untuk
mengamati respon nistagmus yang abnormal dan
berbaring dengan menggunakan 2 bantal. Hal ini
timbulnya keluhan vertigo berdasarkan kanalis
bertujuan agar otolit tidak akan mengikuti gravitasi
semisirkularis yang terlibat.8 Pada pasien ditemukan
kembali ke krus dan masuk ke kanalis semisirkularis
nistagmus saat pasien menoleh ke kanan,
posterior. Selain itu, pasien diedukasi agar tidak
menandakan bahwa kanalis posterior kanan terlibat.
menoleh ke kanan secara tiba-tiba agar tidak terjadi
Kanalis semisirkularis posterior paling sering terlibat
vertigo akibat perubahan posisi kepala.9 Pasien
pada suatu BPPV (80-90% kasus). Kanalis
diminta kontrol ke Poliklinik THT 3 hari kemudian.
semisirkularis horizontal terlibat pada 10% kasus,
sedangkan kanalis semisirkularis anterior terlibat pada
2% kasus.10 Pemeriksaan fisik lain yang dapat
dilakukan pada pasien BPPV adalah posturografi dan
elektronistagmografi (ENG).8
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
Kesimpulan
pasien ini adalah pemeriksaan foto polos servikal dan
Benign paroxysmal positioning vertigo
didapatkan straight cervical. Pemeriksaan penunjang
(BPPV) adalah gangguan yang ditandai dengan
lain yang dapat dilakukan pada pasien BPPV adalah
serangan vertigo singkat dan nistagmus terkait, yang
pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui
dipresipitasi oleh perubahan posisi kepala tertentu
faktor predisposisi.9
sehubungan dengan gravitasi. BPPV terbagi atas dua
Keluhan pusing berputar (vertigo) juga dapat
jenis, yaitu BPPV kanalis posterior dan kanalis
terjadi pada kelainan lain, seperti penyakit Meniere,
horizontal. Patomekanisme BPPV dapat dibagi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017


Dokter Muda THT-KL12
8 Oktober 2017- 9 November 2017
menjadi dua, yaitu teori kupulolitiasis dan
kanalolitiasis. Gejala yang timbul berupa pusing
berputar yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi
kepala yang dipengaruhi gravitasi, berlangsung
singkat hanya beberapa detik saja ataupun lebih lama,
dan dapat disertai dengan mual dan muntah. Tes Dix-
Hallpike di samping tempat tidur dikombinasikan
dengan riwayat penyakit yang tepat adalah kunci
dalam membuat diagnosis. Terapi lini pertama untuk
BPPV adalah manuver reposisi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gaur S, et al.. Efficacy of epley’s maneuver in


treating BPPV patients: a prospective
observational study. International Journal of
Otolaryngology. 2015.
2. Edward Y, Roza Y. Diagnosis dan tatalaksana
benign paroxysmal posisitional vertigo (BPPV)
Horizontal berdasarkan head roll test. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2014; 3(1): 77-82.
3. Bashiruddin J. Vertigo posisi paroksismal jinak.
Dalam: Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher. Editor: Soepardi EA,
Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Jakarta.
FKUI; 2012.
4. Netter, F.H. Atlas of human anatomy. 5th
ed. USA: Saunders Elsevier. 2010.
5. Bhattacharyya N, Baugh F R, Orvidas L. Clinical
Practice Guideline: Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. Otolaryngology-Head and
Neck Surgery. 2008;139: S47-S81.
6. Purnamasari, P. P. Diagnosis Benign
Paroxysmal Positional Vertigo. Bagian/SMF Ilmu
Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar. 2013.
7. Bashiruddin, J., Entjep H., dan Widayat A.
Gangguan Keseimbangan. Dalam: Soepardi,
E.A., et al., ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher
Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;
2010. 94-8.
8. Bashiruddin J. Vertigo Posisi paroksismal jinak.
Dalam: Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher. Editor: Soepardi EA,
Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Jakarta.
FKUI; 2007: 104-10.
9. Snow JB, Wackym PA. Ballenger's
Otorhinolaryngology: Head and Neck
Surgery. Connecticut: BC Decker Inc;
2009.
10. Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia.
Panduan Praktik Klinis Di Bidang Telinga
Hidung Tenggorok-Kepala Leher. Volume 2. Jakarta:
PERHATI-KL; 2016.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2017

Anda mungkin juga menyukai