Anda di halaman 1dari 20

KEJANG PADA Carolina

NEONATUS RS Mulya, Tangerang


OUTLINE
Definisi
Patofisiologi
Etiologi
Manifestasi klinis
Evaluasi diagnostik
Tata laksana
DEFINISI
Kejang : depolarisasi berlebihan sel-sel neuron otak yang mengakibatkan perubahan
yang bersifat paroksismal dari fungsi neuron (perilaku, fungsi motorik dan otonom)
dengan atau tanpa perubahan kesadaran

Kejang neonatus: kejang yang terjadi pada 28 hari pertama kehidupan pada bayi
cukup bulan atau 44 minggu masa konsepsi (usia kronologis + usia gestasi pada saat
lahir) pada bayi prematur
PATOFISIOLOGI
Depolarisasi : masuknya ion natrium ke dalam sel
Repolarisasi : keluarnya ion kalium ke eskstrasel
Fungsi neuron : jaga keseimbangan depolarisasi dan repolarisasi
Depolarisasi  presinap di terminal akson melepaskan neurotransmitter  berikatan
reseptor postsinaps  hasilkan potensial aksi (dapat bersifat eksitasi atau inhibisi);
Fungsi otak normal sangat bergantung dari keseimbangan antara eksitasi dan
inhibisi; keseimbangan ini membutuhkan energi yang berasal dari ATP yang
menggerakkan pompa Na-K (ion K keluar, ion Na masuk)
Beberapa teori depolarisasi berlebihan (kejang) pada neonatus:
1. Pompa Na-K tidak berfungsi  kurang energi  hipoksik iskemik dan
hipoglikemia
2. Neurotransmiter eksitasi (glutamat) berlebihan  hipoksik iskemik dan
hipoglikemia
3. Defisiensi neurotransmiter inhibisi (asam gama-aminobutirat, GABA) 
menurunnya aktivitas enzim glutamic acid decarboxylase pada defisiensi
piridoksin
4. Permeabilitas membran sel terganggu  Na banyak ke intrasel, ditemukan pada
hipokalsemia dan hipomagnesemia
Kejang neonatus berbeda dari kejang pada bayi di atas 1 bulan, anak, dan dewasa
Kejang neonatus kurang terorganisasi, hampir tidak pernah bersifat kejang umum
tonik klonik

Manifestasi kejang pada neonatus prematur berbeda dari neonatus cukup bulan
Kejang pada prematur lebih tidak terorganisasi, terkait dengan perkembangan
neuroanatomi dan neurofisiologi masa perinatal
Organisasi korteks serebri dan proses mielinisasi belum sempurna (imaturitas anatomi)
 kejang tidak dapat menyebar ke bagian otak lain  tidak terjadi kejang umum

Daerah subkorteks berkembang dulu dari pada korteks. Subkorteks sudah terhubung
dgn batang otak  manifestasi kejang gerakan oral-bukal-lingual (menghisap,
mengecap, mengunyah, drooling, gerakan bola mata dan apnu, gerakan mengayuh
sepeda)

Sinaps eksitasi berkembang lebih dahulu daripada sinaps inhibisi  mempermudah


timbul kejang
ETIOLOGI
Etiologi perlu segera diketahui karena menentukan terapi dan prognosis
MANIFESTASI KLINIS
Kejang harus dibedakan dari aktifitas normal bayi
EVALUASI DIAGNOSTIK
Riwayat kehamilan, persalinan, kejang dalam keluarga (sindrom epilepsi spt benign
familial neonatal convulsion)

Pemeriksaan penunjang:
1. Darah lengkap, gula darah, elektrolit
2. Analisis cairan serebrospinal
3. EEG/aEEG, CFM (cerebral function monitoring)
4. Pencitraan : USG/CT scan/MRI kepala
5. Kultur darah/CSS : infeksi HSV ?
Penyebab struktural
Penyebab infeksi

Inborn error of metabolism


asidosis metabolik yang menetap
laktat
amonia
asam amino serum dan urin
TATA LAKSANA
Prinsip utama :
1. Mempertahankan ventilasi dan perfusi yang adekuat
2. Mencari etiologi dan memberikan terapi sesuai

Klinisi sering memulai antikonvulsan tanpa melihat gambaran EEG; tentukan lebih
dahulu :
Epileptik (tidak diprovokasi oleh stimulus, tidak berhenti dengan tahanan)
Non epileptik (sebaliknya)
Rekomendasi obat antikonvulsan:
1. Kejang bersifat lama (>3 menit)
2. Berulang
3. Mengganggu ventilasi dan tekanan darah
Sedapat mungkin diazepam tidak digunakan karena:
1. Masa kerja yang singkat
2. Kombinasi diazepam dengan fenobarbital meningkatkan risiko gagal napas dan
kardiovaskular
3. Kisaran dosis sangat sempit
4. Pelarut diazepam mengandung natrium benzoat yang mengganggu kompleks
bilirubin-albumin
Lama pemberian obat antikonvulsan ditentukan oleh :
1. Pemeriksaan neurologi
2. Penyebab kejang
3. Gambaran EEG

Bila perlu obat antikonvulsan dapat diberikan sampai usia 3-6 bulan
KESIMPULAN
Kejang neonatus sulit dikenali

Kejang/Bukan ?
Riwayat kehamilan, persalinan faktor risiko
Tipe kejang, awitan
Evaluasi dioagnostik  etiologi ?
Obat antikonsulsan
EEG penting untuk diagnosis, menilai respons terapi, lama terapi dan prognosis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai